Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI"— Transcript presentasi:

1 PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Kelompok 14 Meliana P. Titin Gusnul Inayah Virda Rizky .A

2 PRINSIP 1 : Komunikasi Adalah Proses Simbolik
Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti dikatakan Susanne K. Langer adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama, misalnya memasang bendera dihalaman rumah untuk menyatakan penghormatan atau kecintaan kepada negara.

3 Lambang adalah salah satu kategori tanda
Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan tanda dengan objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks, namun ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan. Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga dimensi) yang menyerupai apa yang di representasikannya ditandai dengan kemiripan. Misalnya patung Soekarno adalah ikon Soekarno, foto Anda pada KTP adalah ikon Anda, rambu-rambu lalu lintas menunjukan arah, adanya pom bensin dll. Gambar 1.1 : Patung Soekarno adalah ikon Soekarno Gambar 1.2 : Rambu-rambu lalu lintas adalah ikon

4 Berbeda dengan lambang dan ikon, indeks adalah tanda yang secara alamiah mempresentasikan objek lainnya, istilah lainnya adalah sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari disebut juga gejala (symptom). Misalnya awan gelap adalah indeks hujan yang akan turun, asap adalah indeks api, menguap gejala ngantuk atau bosan dll. Lambang mempunyai beberapa sifat seperti berikut 1. Lambang bersifat sebarang, manasuka, atau sewenang-wenang Apa saja bisa dijadikan lambang, bergantung pada kesepakatan bersama. Kata-kata lisan atau tulisan, isyarat anggota tubuh, makanan dan cara makan, tempat tinggal, jabatan, olahraga, hobi, peristiwa, hewan, tumbuhan, gedung, alat (artefak), angka, bunyi, waktu dsb.

5 2. Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna; kitalah yang memberi makna pada lambang Makna sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada lambang itu sendiri. Kalaupun ada orang yang mengatakan bahwa kata-kata mempunyai makna, yang di maksudkan sebenarnya bahwa kata-kata itu mendorong orang untuk memberi makna (yang telah disetujui bersama) terhadap kata-kata itu. Dengan kata lain, sebenarnya tidak ada hubungan yang alami antara lambang dengan referent (objek yang dirujuknya). Misalnya Anda dapat mengatakan bahwa Anda tentara karena memakai baju tentara, meskipun Anda bukan tentara.

6 3. Lambang itu bervariasi Lambang bervariasi dari suatu budaya ke budaya lain, dari suatu tempat ke tempat lain, dan dari suatu konteks waktu ke konteks waktu lain. Begitu juga makna yang diberikan pada lambang tersebut. Misalnya orang Indonesia menggunakan kata buku, orang Jepang hon, orang Inggris book, orang Jerman buch, orang Belanda boek, dan orang Arab kitab. Makna yang diberikan pada suatu lambang boleh jadi berubah dalam perjalanan waktu, meskipun perubahan itu berjalan lambat. Misalnya panggilan Bung yang pada zaman revolusi lazim digunakan dan berkonotasi positif karena menunjukan kesederajatan kini tidak populer lagi, kecuali digunakan oleh penyaji acara olahraga ketika bicara dengan narasumbernya di studio TV.

7 PRINSIP 2 : Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
Kita tidak dapat tidak berkomunikasi (We cannot not communicate). Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Alih-alih, komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri. Karena setiap perilaku punya potensi untuk ditafsirkan. Jadi walaupun kita tidak berbicara satu patah kata pun kepada orang lain, tapi kita tersenyum atau cemberut itu menunjukan komunikasi yang disebut feedback atas informasi yang diberikan oleh orang lain. Misalnya tersenyum di tafsirkan bahagia; cemberut di tafsirkan ngambek, dan ketika kita berdiam diri sekalipun seperti mengundurkan diri dari komunikasi dan lalu menyendiri, sebenarnya kita mengkomunikasikan banyak pesan.

8 PRINSIP 3 : Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan
Dimensi isi disandi secara verbal sementara dimensi hubungan disandi nonverbal. Disandi isi merupakan apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan yaitu bagaimana cara mengatakannya dan juga mengisyaraktkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.

9 Contohnya adalah, kalimat “Aku benci kamu” yang diucapkan dengan nada menggoda mungkin sekali justru berarti sebaliknya. Seorang gadis yang mengatakan “Ih jahat,kamu,” kepada seorang teman prianya seraya mencubit sang pemuda, sebenarnya tidak memasukan kata jahat itu dalam arti sebenarnya, melainkan mungkin sebaliknya, sebagai tanda gemas campur senang kepada sang pemuda. Tidak semua orang menyadari bahwa pesan yang sama bisa ditafsirkan berbeda bila disampaikan dengan cara berbeda. Contohnya Ketika para aktifis Pantai Rakyat Demokrat (DPR0 diperiksa dipengadilan di Jakarta tahun 1997, Prof. Dr. Deliar Noer, seorang saksi ahli mengemukakan bahwa pernyataan manifesto politik partai tersebut, meskipun terkesan keras, adalah hal yang biasa atau wajar karena diekspresikan oleh anak-anak muda.

10 Namun rupanya pemerintah dan pengadulian mentafsirkan lain, seorang aktifis DPR pun termasuk pemimpinnya Budiman Sudjatmiko, masuk penjara. Sebenarnya apa yang dikatakan saksi itu adalah hal yang lumrah dan banyak benarnya. Dalam komunikasi massa. Dimensi ini merunjuk pada isi pesan, sedangkan dimensi hubungan merunjuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Pengaruh berita atau artikel dalam surat kabar, misalnya bukan hanya bergantung pada isinya, namun juga pada penulisnya, tata letak (lay out)nya, jenis huruf yang digunakan, warna tulisan, dan sebaginya. Pesan yang sama dapat menimbulkan pengaruh berbeda bila disampaikan orang berbeda. Biasanya artikel yang sudah ditulis orang yang sudah dikenal maka dianggap lebih berbobot bila dibandingkan dengan tulisan orang yang belum dikenal.

11 Bisa dimengerti bila direktur surat kabar atau majalah akan lebih memprioritaskan tulisan orang-orang yang sudah dikenal sabelumnya. Juga bisa dimengerti bila pernyataan seorang tokoh akan dianggap penting, dan karena itu diliput media massa meskipun pernyataannya bukan hal baru. Pengaruh pesan juga berbeda bila disajikan dengan media yang berbeda. Cerita yang penuh dengan kekerasan dan sensualitas yang disajikan televise boleh jadi ditimbulkan pengaruh yang jauh lebih hebat. Misalnya dalam bentuk peniruan oleh anak-anak atau remaja.

12 PRINSIP 4 : Komunikasi Berlangsung dalamBerbagai Tingkat Kesenjangan
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesenjangan, dari komunikasi tidak sengaja sama sekali (misalnya ketika anda melamun sementara orang memperhatikan anda) sehingga komunikasi yang benar-benar direncanakan dan disadari (ketika anda menyampaika pidato). Kesenjangan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial ditafsirkan orang lain. Kita tak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita.

13 Dalam berkomunikasi, biasanya kesadaran kita lebih tinggi dalam situasi khusus daripada dalam situasi rutin, misalnya ketika anda sedang diuji secara lisan oleh dosen anda atau ketika anda berdialog dengan orang asing dengan bahasa inggris dibandingkan dengan ketika anda bersendra gurau dengan kawan-kawan atau keluarga anda. Akan tetapi konsep kesenjangan sebenarnya pelik juga. Misalnya apakah seorang dosen memberikan kuliah “Pengantar Ilmu Komunikasi” ia betul-betul mengejanya sehingga dari menit ke menit ia tahu persis kata-kata yang akan diucapkannya, intonasi, ekspresi wajahnya, postur tubuh dan gerak-gerik anggota tubuh yang akan ditampilkannya. Dalam komunikasi sehari-hari, terkadang kita mengucapkan pesan verbal yang tidak kita sengaja. Namun lebih banyak lagi pesan nonverbal yang kita tunjukan tanpa kita sengaja. Misalnya seorang mahasiswa bisa tanpa sengaja bertolak pinggang dengan sebelah lengannya.

14 Ketika presentasi dihadapan suatu tim dosen, sebagai kompensasi dari kegugupannya, yang boleh dispersepsi oleh tim dosen itu sebagai wujud kegugupannya atau kekurangsopanan bahkan keangkuhan. Atau mahasiswi berpakaian ketat sehingga menampakan lekukan bagian-bagian tertentu tubuhnya ketika ia maju kedepan untuk menyerahkan hasil ujian kepada dosen pengawas, yang diikuti pandangan mata beberapa mahasiswa yang menafsirkan cara ia berpakaian tersebut. Misalnya bahwa mahasiswi itu nakal, murahan, berani penggoda, dan sebagainya. Perilaku nonverbal lainnya seperti postur tubuh yang tegap , cara berjalan yang mantap ketika menuju podium untuk berpidato, jabatan tangan yang kuat, gerakan tangan yang bebas saat berbicara,kontak mata, dan cara berpakaian dengan rapi, boleh jadi berkomunikasikan suatu pesan, misalnya rasa percaya diri.

15 Sebaliknya, orang yang jabatan tangannya lemah, badan membungkuk, kepala menunduk, secara pelan, dan berpakain kusut, dan dipersepsi sebagai orang ynag kurang percaya diri, meskipun belum tentu anggapan itu benar 100%. Jadi, niat atau kesenjangan bukanlah syarat mutlak bagi seseorang untuk berkomunikasi. Dalam komunikasi antara orang-orang berbeda budaya ketidaksenggan berkomunikasi ini lebih relevan lagi untuk kita perhatikan. Banyak kesalahpahaman terhadap antarbudaya sebenarnya disebabkan oleh perilku seseorang yang tidak sengaja yang dipersepsi ditafsirkan dan direspon oleh orang dari budaya lain.

16 PRINSIP 5 : Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk iklim, suhu, intensitas cahaya dsb), waktu, sosial, dan psikologis. Misalnya topik-topik yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti “lelucon,” “acara televisi,” “mobil,” “bisnis,” atau “perdagangan” terasa kurang sopan bila dikemukakan di masjid. Tertawa terbahak-bahak atau memakai pakaian dengan warna menyala, seperti merah wajar dipakai dalam suatu pesta, tapi kurang beradab bila hal itu ditampakan dalam acara pemakaman.

17 Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan
Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Misalnya dering telepon pada tengah malam akan dipersepsikan lain dibandingkan dengan dering telepon pada siang hari. Kehadiran orang lain, sebagai konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang yang berkomunikasi. Misalnya, dua orang yang diam-diam berkonflik akan merasa canggung bila tidak ada orang sama sekali di dekat mereka. Namun hubungan mereka akan sedikit mencair bila ada satu atau beberapa orang diantara mereka.

18 PRINSIP 6 : Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya, orang yang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Misalnya Anda tidak dapat menyapa orang tua atau dosen Anda dengan “Kamu” atau “Elu,” tahu apa yang harus dikatakan (“Terima Kasih”) ketika Anda menerima hadiah dari orang lain atau ketika Anda menyenggol seseorang tanpa sengaja (“Maaf”), tahu aturan jam berapa Anda harus menelepon atau bertamu kepada seseorang atau seberapa lama toleransi keterlambatan Anda ketika Anda bertemu dengan seseorang.

19 Intinya hingga derajat tertentu ada keteraturan pada perilaku komunikasi manusia. Perilaku manusia, minimal secara parsial dapat diramalkan.

20 Ada Pertanyaan?

21 Riski: Keistimewaan lambang-lambang
Anasty : kenapa sehari hari sering menggunakan komunikasi non verbal? Biyagi : Bagaimana maksudnya perilaku manusia yang dapat di ramalkan, contohnya

22 Kesimpulan Prinsip-prinsip komunikasi ada 12, namun yang di bahas dalam makalah ini hanya ada 6, diantaranya : Komunikasi sebagai proses simbolik, Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi, Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan, Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesenjangan, komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu, Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. Jadi komunikasi itu bisa mencangkup banyak sekali hal seperti simbol, lambang, ikon, bahkan orang yang diam pun menunjukan banyak sekali pesan yang banyak di persepsikan orang-orang. Komunikasi mempunyai aturannya sendiri, dan komunikasi terikat dengan ruang dan waktu.


Download ppt "PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google