Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

FISIKA DASAR I (TKE ) Wahyu Widanarto

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "FISIKA DASAR I (TKE ) Wahyu Widanarto"— Transcript presentasi:

1 FISIKA DASAR I (TKE 071102) Wahyu Widanarto
Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Teknik Unsoed Jl. dr. Soeparno No. 61 Purwokerto

2 GBPP 1. Mekanika titik massa : Vektor, kelajuan, kecepatan, percepatan, ketiga hukum Newton, gravitasi, tenaga, momentum. 2. Mekanika Benda Tegar : Kecepatan dan percepatan angular, tenaga dan momentum benda tegar. 3. Getaran : Getaran selaras, persamaan differensial getaran selaras, bandul matematik, bandul fisis, tenaga getaran selaras. 4. Mekanika Zat Alir : Tekanan zat alir, jeluk dan tekanan, arus fluida tanpa kekentalan. 5. Kalor : Suhu, kalor rambatan kalor, tara kalor mekanik, hukum keadaan gas sempurna dan perubahannya, teori kinetik gas. W. Widanarto Fisika Dasar I

3 Gerak dibagi menjadi 3 tipe yaitu translasi, rotasi dan vibrasi
Kinematika Kinematika merupakan bagian dari mekanika klasik yang mempelajari tentang gerak dalam bentuk ruang dan waktu dengan mengabaikan agen yang menyebabkan gerak itu sendiri. Gerak menggambarkan sebuah perubahan posisi secara terus menerus dari sebuah objek. Besaran fisika yang penting dalam kinematika: posisi, perubahan jarak, kecepatan dan percepatan Gerak dibagi menjadi 3 tipe yaitu translasi, rotasi dan vibrasi W. Widanarto FISIKA

4 Gerak Dalam Satu Dimensi
Posisi, Kecepatan dan laju The motion of a particle is completely known if the particle’s position in space is known at all times. A particle’s position is the location of the particle with respect to a chosen reference point that we can consider to be the origin of a coordinate system. W. Widanarto FISIKA

5 Grafik posisi terhadap waktu dari sebuah partikel
W. Widanarto FISIKA

6 Kecepatan rata-rata W. Widanarto FISIKA

7 Laju (Speed) W. Widanarto FISIKA

8 W. Widanarto FISIKA

9 Kecepatan dan Laju Sesaat
W. Widanarto FISIKA

10 Percepatan W. Widanarto FISIKA

11 Contoh kecepatan rata-rata dan sesaat
W. Widanarto FISIKA

12 Contoh percepatan rata-rata dan sesaat
W. Widanarto FISIKA

13 Gerak satu dimensi dengan percepatan konstan
W. Widanarto FISIKA

14 Posisi benda sebagai fungsi waktu
W. Widanarto FISIKA

15 Kecepatan sebagai fungsi posisi
W. Widanarto FISIKA

16 Penurunan persamaan kinematika dengan kalkulus
W. Widanarto FISIKA

17 Konsep Gaya What happens when several forces act simultaneously on an object? In this case, the object accelerates only if the net force acting on it is not equal to zero. The net force acting on an object is defined as the vector sum of all forces acting on the object. (We sometimes refer to the net force as the total force, the resultant force, or the unbalanced force.) If the net force exerted on an object is zero, the acceleration of the object is zero and its velocity remains constant. If the net force acting on the object is zero, the object either remains at rest or continues to move with constant velocity. When the velocity of an object is constant (including when the object is at rest), the object is said to be in equilibrium. W. Widanarto FISIKA

18 Gaya kontak dan medan W. Widanarto FISIKA

19 Pengukuran Gaya W. Widanarto FISIKA

20 Besar percepatan sebuah objek berbanding terbalik dengan massanya
Hukum Newton Hukum Newton I Jika tidak ada gaya eksternal, maka benda diam akan tetap diam dan benda bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan. F = 0 dan a = 0 Hukum Newton II Massa merupakan sifat sebuah objek yang menunjukkan berapa besar resistansi sebuah objek untuk mengubah kecepatannya. Besar percepatan sebuah objek berbanding terbalik dengan massanya Hubungan antara massa, percepatan dan gaya dinyatakan dalam:  F = Ma Hukum Newton III Jika dua buah objek berinteraksi, maka gaya F12 yang dilakukan objek 1 ke objek 2 besarnya sama dan arahnya berlawanan dengan gaya F21 yang dilakukan objek 2 ke objek 1 F12 = - F21 W. Widanarto FISIKA

21 Contoh A hockey puck having a mass of 0.30 kg slides on the horizontal, frictionless surface of an ice rink. Two hockey sticks strike the puck simultaneously, exerting the forces on the puck shown in Figure . The force F1 has a magnitude of 5.0 N, and the force F2 has a magnitude of 8.0 N. Determine both the magnitude and the direction of the puck’s acceleration. W. Widanarto FISIKA

22 Gaya Gravitasi dan Berat
All objects are attracted to the Earth. The attractive force exerted by the Earth on an object is called the gravitational force Fg This force is directed toward the center of the Earth and its magnitude is called the weight of the object. A freely falling object experiences an acceleration g acting toward the center of the Earth. Applying Newton’s second law F = ma to a freely falling object of mass m, with a = g and  F = Fg Fg=mg W. Widanarto FISIKA

23 Benda dalam keadaan setimbang
W. Widanarto FISIKA

24 Benda yang dikenai gaya total
W. Widanarto FISIKA

25 A traffic light weighing 122 N hangs from a cable tied to two other cables fastened to a support, as in Figure 5.10a. The upper cables make angles of 37.0° and 53.0° with the horizontal. These upper cables are not as strong as the vertical cable, and will break if the tension in them exceeds 100 N. Will the traffic light remain hanging in this situation, or will one of the cables break? W. Widanarto FISIKA

26 A car of mass m is on an icy driveway inclined at an angle 
A car of mass m is on an icy driveway inclined at an angle . Find the acceleration of the car, assuming that the driveway is frictionless. W. Widanarto FISIKA

27 A ball of mass m1 and a block of mass m2 are attached by a lightweight cord that passes over a frictionless pulley of negligible mass. The block lies on a frictionless incline of angle . Find the magnitude of the acceleration of the two objects and the tension in the cord. W. Widanarto FISIKA

28 Hukum 3 Newton W. Widanarto FISIKA

29 Kerja yang dilakukan oleh gaya konstan
Kerja yang dilakukkan pada sistem oleh gaya konstan merupakan perkalian besarnya gaya, perubahan jarak dan cos .  merupakan sudut yang dibentuk oleh vektor gaya dan perubahan jarak W. Widanarto FISIKA

30 W. Widanarto FISIKA

31 Perkalian dot dari vektor satuan
Perkalian dot dari vektor A dan B : W. Widanarto FISIKA

32 W. Widanarto FISIKA

33 Kerja yang dilakukan oleh variasi gaya
W. Widanarto FISIKA

34 Kerja/Usaha yang dilakukan oleh gaya Fx untuk memindahkan partikel dari xi ke xf
W. Widanarto FISIKA

35 A force acting on a particle varies with x, as shown in Figure
A force acting on a particle varies with x, as shown in Figure. Calculate the work done by the force as the particle moves from x = 0 to x = 6.0 m. W. Widanarto FISIKA

36 Kerja yang dilakukkan oleh pegas
X : posisi balok relatif terhadap titik setimbang k : konstata pegas Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya yang digunakan pegas selalu berlawanan arah dengan perpindahan balok dari titik setimbang. W. Widanarto FISIKA

37 W. Widanarto FISIKA

38 Energi kinetik dan Teorema Kerja-Energi Kinetik
Menggambarkan energi yang berhubungan dengan gerak partikel yang disebut energi kinetik Dalam kasus dimana kerja dilakukan pada sebuah sistem dan perubahan dalam sistem hanya kelajuannnya, maka kerja yang dilakukan oleh gaya total sama dengan perubahan energi kinetiknya W. Widanarto FISIKA

39 The work–kinetic energy theorem relates work to a change in the speed of an object, not a change in its velocity. For example, if an object is in uniform circular motion, the speed is constant. Even though the velocity is changing, no work is done by the force causing the circular motion. A 6.0-kg block initially at rest is pulled to the right along a horizontal, frictionless surface by a constant horizontal force of 12 N. Find the speed of the block after it has moved 3.0 m. W. Widanarto FISIKA

40 DAYA dan W. Widanarto FISIKA

41 W. Widanarto FISIKA

42 W. Widanarto FISIKA

43 Gaya Gesek Kinetik W. Widanarto FISIKA

44 W. Widanarto FISIKA

45 Contoh soal W. Widanarto FISIKA

46 Energi Potensial W. Widanarto FISIKA
Konsep energi potensial dapat digunakan jika gaya yang bekerja pada sistem merupakan gaya konservatif. Jika hanya gaya konservatif yang bekerja maka energi kinetik meningkat sebanding dengan hilangnya energi potensial. Kesetimbangan antara kedua bentuk energi ini dikenal sebagai prisip kekekalan energi mekanik W. Widanarto FISIKA

47 Kekekalan Energi W. Widanarto FISIKA
Kekekalan energi untuk sistem terisolasi W. Widanarto FISIKA

48 Bandul Matematis Tentukan kecepatan pendulum ketika berada pada titik
terendah (B) - Tentukan tegangan tali TB pada titik B W. Widanarto FISIKA

49 Contoh W. Widanarto FISIKA

50 Getaran Selaras / Simple harmonic motion
Periodic motion is motion of an object that regularly repeats—the object returns to a given position after a fixed time interval. Familiar objects that exhibit periodic motion include a pendulum and a beach ball floating on the waves at a beach. The back and forth movements of such an object are called oscillations. We will focus our attention on a special case of periodic motion called simple harmonic motion. Simple harmonic motion also forms the basis for our understanding of mechanical waves. Sound waves, seismic waves, waves on stretched strings, and water waves are all produced by some source of oscillation. The molecules in a solid oscillate about their equilibrium positions; electromagnetic waves, such as light waves, radar, and radio waves, are characterized by oscillating electric and magnetic field vectors; and in alternating-current electrical circuits, voltage, current, and electric charge vary periodically with time. W. Widanarto Fisika Dasar I

51 Gerak Harmonik Sederhana
As a model for simple harmonic motion, consider a block of mass m attached to the end of a spring, with the block free to move on a horizontal, frictionless surface. (a) When the block is displaced to the right of equilibrium (x > 0), the force exerted by the spring acts to the left. (b) When the block is at its equilibrium position (x = 0), the force exerted by the spring is zero. (c) When the block is displaced to the left of equilibrium (x < 0), the force exerted by the spring acts to the right. Hukum Hook Dan Newton II W. Widanarto Fisika Dasar I

52 Gerak Harmonik Sederhana
That is, the acceleration is proportional to the position of the block, and its direction is opposite the direction of the displacement from equilibrium. Systems that behave in this way are said to exhibit simple harmonic motion. An object moves with simple harmonic motion whenever its acceleration is proportional to its position and is oppositely directed to the displacement from equilibrium. W. Widanarto Fisika Dasar I

53 Gambaran secara matematik dari GHS
Percepatan : What we now require is a mathematical solution to Equation that is, a function x(t) that satisfies this second-order differential equation. This is a mathematical representation of the position of the particle as a function of time. We seek a function x(t) whose second derivative is the same as the original function with a negative sign and multiplied by 2. The trigonometric functions sine and cosine exhibit this behavior, so we can build a solution around one or both of these. The following cosine function is a solution to the differential equation: W. Widanarto Fisika Dasar I

54 The parameters A,, and  are constants of the motion
The parameters A,, and  are constants of the motion. In order to give physical significance to these constants, it is convenient to form a graphical representation of the motion by plotting x as a function of t. First, note that A, called the amplitude of the motion, is simply the maximum value of the position of the particle in either the positive or negative x direction. The constant  is called the angular frequency, and has units of rad/s. It is a measure of how rapidly the oscillations are occurring—the more oscillations per unit time, the higher is the value of . The angular frequency is (t + ) is called the phase of the motion The constant angle  is called the phase constant (or initial phase angle) W. Widanarto Fisika Dasar I

55 GHS W. Widanarto Fisika Dasar I

56 Periode dan frekuensi GHS pada pegas
the period and frequency of the motion for the particle–spring system in terms of the characteristics m and k of the system as W. Widanarto Fisika Dasar I

57 Percepatan dan kecepatan benda dalam GHS
W. Widanarto Fisika Dasar I

58 Energi GHS Kinetic energy and potential energy versus time for a simple harmonic oscillator with  = 0. Kinetic energy and potential energy versus position for a simple harmonic oscillator. In either plot, note that K + U = constant. W. Widanarto Fisika Dasar I

59 GHS untuk Sistem Pegas dan Bandul
W. Widanarto Fisika Dasar I

60 Bandul Matematik The simple pendulum is another mechanical system that exhibits periodic motion. The motion occurs in the vertical plane and is driven by the gravitational force The forces acting on the bob are the force T exerted by the string and the gravitational force mg. W. Widanarto Fisika Dasar I

61 Frekuensi sudut Periode
the period and frequency of a simple pendulum depend only on the length of the string and the acceleration due to gravity. W. Widanarto Fisika Dasar I

62 W. Widanarto Fisika Dasar I

63 Bandul Fisis Consider a rigid object pivoted at a point O that is a distance d from the center of mass . The gravitational force provides a torque about an axis through O, and the magnitude of that torque is mgd sin. Using the rotational form of Newton’s second law,  = I, where I is the moment of inertia about the axis through O The negative sign indicates that the torque about O tends to decrease . That is, the gravitational force produces a restoring torque. If we again assume that  is small, the approximation sin is valid, and the equation of motion reduces to max is the maximum angular position W. Widanarto Fisika Dasar I

64 Frekuensi sudut Periode
A uniform rod of mass M and length L is pivoted about one end and oscillates in a vertical plane. Find the period of oscillation if the amplitude of the motion is small. W. Widanarto Fisika Dasar I

65 Osilasi Teredam Retarding force is proportional to the speed of the moving object and acts in the direction opposite the motion. The retarding force can be expressed as R = - b v (where b is a constant called the damping coefficient) and the restoring force of the system is –kx. Newton’s second law as One example of a damped oscillator is an object attached to a spring and submersed in a viscous liquid. W. Widanarto Fisika Dasar I

66 when the retarding force is small, the oscillatory character of the motion is preserved but the amplitude decreases in time, with the result that the motion ultimately ceases. Any system that behaves in this way is known as a damped oscillator. The dashed blue lines in Figure, which define the envelope of the oscillatory curve, represent the exponential factor in Equation This envelope shows that the amplitude decays exponentially withtime. W. Widanarto Fisika Dasar I

67 An underdamped oscillator a critically damped oscillator
an overdamped oscillator W. Widanarto Fisika Dasar I

68 W. Widanarto Fisika Dasar I

69 Mekanik Elektromagnetik Gelombang Suara Gempa Bumi
Gelombang pada dawai Gelombang Air Laut dll Cahaya Sinar X Gelombang Radio dll. W. Widanarto Fisika Dasar I

70 Gelombang Mekanik Timbul : Perlu usikan sebagai sumber
Perlu medium yang dapat diusik Perlu adanya mekanisme penjalaran usikan W. Widanarto Fisika Dasar I

71 Gel. Transversal Gel. Longitudinal Tipe Gelombang
Gerak partikel yang terusik tegak lurus arah penjalaran Gel. Longitudinal Gerak partikel yang terusik sejajar arah penjalaran W. Widanarto Fisika Dasar I

72 Karakteristik Gelombang
Panjang Gelombang (l) Jarak minimum antara dua titik pada gelombang yang berperilaku identik. Frekwensi (f ) Jumlah pengulangan usikan persatuan waktu. Cepatrambat Gelombang (v) Jarak penjalaran usikan yang ditempuh dalam satu satuan waktu. W. Widanarto Fisika Dasar I

73 Fungsi Gelombang W. Widanarto Fisika Dasar I

74 Gelombang Sinus If the wave moves to the right with a speed v, then the wave function at some later time t is W. Widanarto Fisika Dasar I

75 By definition, the wave travels a distance of one wavelength in one period T. Therefore, the wave speed, wavelength, and period are related by the expression: : Bilangan gelombang : Frekuensi sudut assumes that the vertical position y of an element of the medium is zero at x = 0 and t = 0 W. Widanarto Fisika Dasar I

76 Contoh W. Widanarto Fisika Dasar I

77 Contoh A sinusoidal wave traveling in the positive x direction has an amplitude of 15.0 cm, a wavelength of 40.0 cm, and a frequency of 8.00 Hz. The vertical position of an element of the medium at t = 0 and x = 0 is also 15.0 cm. (A) Find the wave number k, period T, angular frequency , and speed v of the wave. (B) Determine the phase constant  and write a general expression for the wave function. W. Widanarto Fisika Dasar I

78 Gelombang Sinusoidal pada String
W. Widanarto Fisika Dasar I

79 Kecepatan Gelombang pada String
W. Widanarto Fisika Dasar I

80 To obtain the speed v of a wave on a stretched string, it is convenient to describe the motion of a small element of the string in a moving frame of reference. In the moving frame of reference, the small element of length s moves to the left with speed v. The net force on the element is in the radial direction because the horizontal components of the tension force cancel. W. Widanarto Fisika Dasar I

81 Reflection W. Widanarto Fisika Dasar I

82 Transmission W. Widanarto Fisika Dasar I

83 Superposisi dan Interferensi Gel.
W. Widanarto Fisika Dasar I

84 Rata-rata Transfer Energi Oleh Gel. Sinus pada String
A sinusoidal wave traveling along the x axis on a stretched string. Every element moves vertically, and every element has the same total energy. (a) A pulse traveling to the right on a stretched string that has an object suspended from it. (b) Energy is transmitted to the suspended object when the pulse arrives. W. Widanarto Fisika Dasar I

85 Contoh W. Widanarto Fisika Dasar I

86 Gelombang Bunyi/Suara
Tiga Aspek Gelombang Bunyi Sumber bunyi. Sumber dari gelombang bunyi adalah objek yang bergetar. Energi ditransfer dari sumber dalam bentuk gelombang bunyi longitudinal. Bunyi dideteksi oleh telinga atau sebuah instrumen. Berdasarkan frekuensinya gelombang bunyi dibagi menjadi 3 Gelombang bunyi yang dapat didengar manusia ( Hz) Gelombang infrasonik (< 20Hz) Gelombang ultrasonik (> Hz) W. Widanarto Fisika Dasar I

87 Perambatan Gel. Bunyi/Suara
W. Widanarto Fisika Dasar I

88 Interferensi Gel. Bunyi/Suara
W. Widanarto Fisika Dasar I

89 Kecepatan Gelombang Bunyi
Gerak pulsa longitudinal melalui sebuah gas terkompressi Kompresi dihasilkan oleh gerakan piston Kecepatan gelombang bunyi dalam sebuah medium tergantung pada kompresibilitas dan kerapatan medium Modulus Bulk B Kerapatan medium  Temperatur medium 331 m/s kecepatan bunyi dalam udara pada suhu 0°C W. Widanarto Fisika Dasar I

90 The propagation speeds of traveling waves are characteristic of the media in which they travel and are generally not dependent upon the other wave characteristics such as frequency, period, and amplitude. The speed of sound in air and other gases, liquids, and solids is predictable from their density and elastic properties of the media (bulk modulus). W. Widanarto Fisika Dasar I

91 Gelombang Bunyi Periodik
Piston berosilasi sinusoidal Daerah terkompresi dan tidak disetup secara kontinyu Jarak antara daerah terkompresi berturut-turut disebut panjang gelombang  Jika s(x,t) merupakan posisi dari elemen yang kecil relatif terhadap posisi setimbangnya, maka fungsi posisi harmonik dapat dinyatakan sebagai: Smax merupakan posisi maksimum dari elemen relatif terhadap posisi setimbangnya atau disebut amplitudo gelombang k adalah bilangan gelombang 2/  frekuensi anguler 2f W. Widanarto Fisika Dasar I

92 Tekanan Gas Variasi tekanan gas yang diukur dari nilai setimbangnya juga periodik Pmax= Amplitudo tekanan Maksimum perubahan tekanan dari nilai setimbangnya W. Widanarto Fisika Dasar I

93 Intesitas Gelombang Bunyi Periodik
Intesitas didefinisikan sebagai energi yang dibawa gelombang persatuan waktu melewati satuan luas tegak lurus terhadap arah penjalaran gelombang (W/m2) Intensitas sebagai fungsi amplitudo tekanan Intensitas Gelombang Spherical W. Widanarto Fisika Dasar I

94 Tingkat Intensitas Bunyi
Intensitas yang yang dapat didengar : W/m2 I = Intensitas Sumber Io= Intensitas ambang= 10-12W/m2 Di udara terbuka, pengurangan intensitas I 1/r1 I1r1 = I2r2 (r jarak dengan sumber) W. Widanarto Fisika Dasar I

95 Intensitas bunyi di suatu tempat adalah 10-5 W/m2
Intensitas bunyi di suatu tempat adalah 10-5 W/m2. Tentukanlah Taraf intensitas bunyi di tempat tersebut, jika diketahui intensitas ambang pendengaran I0= W/m2 Suatu bunyi yang panjang gelombangnya λ = 2,5 m merambat pada zat padat yang memiliki modulus Young E =1010 N/m2 dan massa jenisnya ρ = 1000 kg/m3. Tentukan : a. cepat rambat bunyi b. panjang gelombang bunyi Intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak 9 m dari sumber bunyi adalah W/m2. Tentukanlah intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak 18 m dari sumber bunyi tersebut ! 4. Taraf intensitas bunyi sebuah mesin adalah 50 dB. Tentukanlah Taraf intensitas bunyi dari sepuluh buah mesin sejenis jika dibunyikan bersama-sama. Diketahui intensitas ambang pendengaran I0= W/m2 ! W. Widanarto Fisika Dasar I

96 Efek Doppler W. Widanarto Fisika Dasar I

97 Cepat rambat bunyi di udara pada suhu tertentu 300 m/s
Cepat rambat bunyi di udara pada suhu tertentu 300 m/s. Jika pendengar diam, sedangkan sumber bunyi bergerak menjauhi pendengar dengan kecepatan 60 m/s, frekuensi bunyi 108 hertz, maka frekuensi yang didengar pendengar. W. Widanarto Fisika Dasar I

98 W. Widanarto Fisika Dasar I

99 W. Widanarto Fisika Dasar I

100 Gaya Pada Sebuah DAM Tentukan resultan gaya yang bekerja pada DAM akibat air? W. Widanarto Fisika Dasar I

101 Dinamika Fluida 1. Steady atau laminar, jika setiap partikel mengikuti lintasan licin sehingga lintasan dari partikel yang berbeda tidak saling berpotongan. Aliran steady, kecapatan partikel fluida yang melalui sembarang titik selalu konstan terhadap waktu. 2. Turbulent merupakan aliran irregular. Sebuah partikel dlm aliran laminar mengikuti garis aliran dan pada setiap titik sepanjang lintasannya kecepatan partikel merupakan tangensial terhadap garis aliran Pertama-tama asap bergerak dlm aliran laminar, lalu dlm aliran turbulent W. Widanarto Fisika Dasar I

102 Viskositas Viskositas biasanya digunakan untuk menggambarkan aliran fluida untuk mengkarakterisasi derajat dari gesekan internal dalam fluida. Gesekan internal atau gaya viskous dihubungkan dengan hambatan. Viskositas menyebabkan bagian energi kinetik dari sebuah fluida diúbah menjadi energi dalam. Aliran Fluida ideal: W. Widanarto Fisika Dasar I

103 Persamaan Kontinyuitas Fluida
W. Widanarto Fisika Dasar I

104 Persamaan Bernoulli W. Widanarto Fisika Dasar I
Salah satu persamaan fundamental dalam persoalan dinamika fluida adalah persamaan Bernoulli. Persamaan ini memberikan hubungan antara tekanan, kecepatan dan ketinggian pada titik-titik sepanjang garis alir. Penurunan persamaan Bernoulli dapat dilakukkan dengan menggunakan kekekalan energi. Fluida yang memenuhi hukum Bernoulli adalah fluida ideal yang karakteristiknya: mengalir dengan garis-garis arus atau aliran tunak, tak termampatkan dan tak kental W. Widanarto Fisika Dasar I

105 Pipa Venturi Pipa venturi dapat digunakan untuk mengukur kecepatan aliran dari fluida tak termampatkan. Tentukan kecepatan aliran pada titik 2 jika beda tekanan P1 – P2 diketahui. Pipa horisontal oleh karena itu y1=y2 W. Widanarto Fisika Dasar I

106 Hukum Torricelli W. Widanarto Fisika Dasar I

107 Contoh W. Widanarto Fisika Dasar I

108 Temperatur Konsep temperatur biasanya dihubungkan dengan bagaimana panas atau dinginnya suatu objek ketika disentuh. Indera manusia hanya memberikan indikasi qualitatif dari temperatur. Kontak thermal menggambarkan bahwa 2 objek diletakkan dalam sebuah tempat terisolasi sehingga kedua objek tsb saling berinteraksi satu sama lain tetapi tidak dengan lingkungan sekitarnya. Kesetimbangan thermal merupakan situasi dimana tidak ada pertukaran energi akibat radiasi panas atau elektromagnetik jika kedua objek diletakkan dalam kontak thermal. Temperatur merupakan sifat yang menentukan apakah sebuah objek dalam kesetimbangan thermal dengan okjek lain W. Widanarto Fisika Dasar I

109 Zeroth Law Of Thermodynamics
W. Widanarto Fisika Dasar I

110 Thermometer Thermometer merupakan sebuah divais yang digunakan untuk mengukur temperatur sebuah sistem. Semua thermometer berbasis pada prinsip bahwa beberapa sifat-sifat fisika dari sebuah sistem berubah sebagai fungsi temperatur sistem Sifat-sifat fisika yang berubah akibat temperatur: Volume zat cair, dimensi benda tegar, tekanan gas pada volume konstan, volume gas pada tekanan konstan, hambatan listrik sebuah konduktor, warna dari objek W. Widanarto Fisika Dasar I

111 Themometer Gas Volume Konstan
W. Widanarto Fisika Dasar I

112 Skala Temperatur Celcius, Fahrenheit, Kelvin
W. Widanarto Fisika Dasar I

113 Pemuaian benda tegar dan cair
Pemuaian thermal merupakan konsekuensi perubahan rata-rata jarak pisah antara atom-atom dalam sebuah objek W. Widanarto Fisika Dasar I

114 Pemuaian pada metal yang homogen
W. Widanarto Fisika Dasar I

115 Pemuaian volume dan luas
W. Widanarto Fisika Dasar I

116 Contoh: Metal dan Kuningan
W. Widanarto Fisika Dasar I

117 Kapasitas Kalor, Kalor Jenis dan Kalor Laten
Kapasitas kalor (C) : Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari suatu sampel bahan sebesar 1 Co. Q = C T Kalor jenis (c) : Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari 1 gr massa bahan sebesar 1 Co. Q = m c T Kalor Laten (L) : Transfer energi tidak menghasilkan perubahan temperatur W. Widanarto Fisika Dasar I

118 W. Widanarto Fisika Dasar I

119 Plot temperatur terhadap penambahan energi jika 1 gram es dengan temperatur -30°C diubah menjadi uap dengan temperatur 120°C W. Widanarto Fisika Dasar I

120 Gas Ideal W. Widanarto Fisika Dasar I

121 Usaha dan Panas Dalam Proses Thermodinamik
W. Widanarto Fisika Dasar I

122 Hukum Pertama Thermodinamik
W. Widanarto Fisika Dasar I

123 Ekspansi Isothermal pada gas ideal
W. Widanarto Fisika Dasar I

124 Teori Kinetik Gas Asumsi model molekular dari gas ideal
W. Widanarto Fisika Dasar I

125 Hubungan antara tekanan dan energi kinetik molekul
Tekanan gas sebanding dengan jumlah molekul per satuan volume dan energi kinetik translasi rata-rata dari molekul W. Widanarto Fisika Dasar I

126 W. Widanarto Fisika Dasar I


Download ppt "FISIKA DASAR I (TKE ) Wahyu Widanarto"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google