Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

METODOLOGI POLLING Pertemuan 11

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "METODOLOGI POLLING Pertemuan 11"— Transcript presentasi:

1

2 METODOLOGI POLLING Pertemuan 11
Matakuliah : O Opini Publik Tahun : 2009 METODOLOGI POLLING Pertemuan 11

3 Mahasiswa dapat mengukur opini publik dengan metodologi polling
Tujuan Mahasiswa dapat mengukur opini publik dengan metodologi polling Bina Nusantara University

4 Materi Definisi Polling Desain Polling Ilmiah
Bina Nusantara University

5 DEFINISI POLLING Polling sering didefinisikan sebagai suatu penelitian (survey) dengan menanyakan kepada masyarakat mengenai pendapatnya terhadap suatu isu/masalah tertentu. Polling secara metodologis adalah sebuah teknik untukmenyelidiki apa yang dipikirkan orang terhadap isu/masalah yang muncul. Pollingdilakukan untuk mengetahui bagaimana pendapat yang berkembang dalam masyarakat terhadap suatu isu. Polling adalah suatumetode untuk mengetahui pendapat umum. Polling merupakan ekspresi sekaligusmetode untuk mengetahui pendapat umum terhadap suatu isu Bina Nusantara University

6 DESAIN POLLING ILMIAH Tahap-tahap Polling
Tahap awal dari semua kegiatan polling adalah merancang desain polling.Desain yang dibuat ini menjadi dasar pelaksanaan polling yang akan dilakukan.Apa tujuan polling, topik apa yang diangkat dan metode dipakai direncanakansecara teliti dan saksama. Kegiatan membuat desain polling ini dapat dilakukandibelakang meja, dengan mengadakan diskusi tim peneliti. Mengidentifikasi tujuan polling. Massalah penting dalam polling adalahmerumuskan dengan tepat tujuan polling yang kita buat. Tujuan yang kitaterapkan ini pada akhirnya akan menentukan semua instrument polling yangdigunakan: target populasi, tipe informasi, waktu wawancara dan metodewawancara yang dipakai. Bina Nusantara University

7 Populasi polling. Populasi polling ditentukan oleh topik dan tujuan pollingyang akan dibuat. Kalau kita ingin mengetahui sikap masyarakat terhadaplikuidasi bank, maka populasi yang relevan adalah para pemilik rekeningtabungan di bank. Kalau kita ingin mengetahui bagaimana pendapatmasyarakat terhadap pelaksanaan pemilu, maka populasi yang relevan adalahpara pemilih pemilu.Peneliti perlu memutuskan apakah tema polling dan pertanyaan yang akandibuat relevan untuk setiap orang. Penelitian perlu menyadari bahwa tidaksetiap isu penting bagi setiap orang, tema polling tertentu kadang tidak dapatditerapkan untuk semua orang. Bina Nusantara University

8 Menentukan teknik penarikan sampel
Menentukan teknik penarikan sampel. Teknik penarikan sampel apa yang akan dipakai ditentukan sebelum polling dikerjakan. Pertimbangan yang dipakai untuk menentukan teknik penarikan sampel di antaranya ada atautidak tersedianya derangka sampel. Apabila kerangka sampel ini telah tersedia kita dapat memutuskan memakai sampel acak sederhana atau sistematis.Tetapi apabila kerangka sampel yang memuat anggota populasi ini tidaktersedia, kita dapat memakai sampel klaster – jika menyusun kerangka sampelitu membutuhkan waktu lama dan dana besar. Pertimbangan lain adalahapakah populasi itu cukup menyebar atau mengumpul. Jika populasimenyebar, lebih efektif apabila memakai sampel klaster, tetapi jika populasimengumpul, sampel acak sederhana atau stratifikasi dapat dipakai. Di luarpertimbangan metode itu, peneliti juga perlu mempertimbangkan dana, waktudan sumber daya manusia yang tersedia Bina Nusantara University

9 Menentukan tipe informasi
Menentukan tipe informasi. Dalam polling, cara untuk mengetahuipendapat/perilaku adalah dengan bertanya, data tidak diperoleh denganobservasi atau partisipasi tetapi dengan menanyakan langsung kepadaresponden. Dengan suatu daftar pertayaan (kuesioner) kita bertanya apa yangmereka rasakan atau pikirkan terhadap isu-isu tertentu yang muncul.Karenanya kuesioner mempunyai dua fungsi. Pertama, sebagai alat di mana data itu diperoleh. Data mengenai umur, sikap, pedapat, diperoleh lewatkuesioner. Kedua, kuesioner itu juga alat untuk “mengukur” pendapat seseorang. Dengan instrument itu, pendapat orang yang ada dipikiran dikeluarkan. Instrument itu juga yang mengkategorikan apakah pendapat itusetuju, tidak setuju, dan sebagainya Bina Nusantara University

10 Waktu wawancara. Desain polling juga harus mempertimbangkan apakahpolling dibuat untuk sekali waktu (survey cross-sectional) ataukah rangkaian waktu (survey longitudinal). Perbedaan utama desain polling cross sectional dan longitudinal adalah padasurvei longitudinal harus menanyakan secara tepat pertanyaan yang samasetiap waktu, dan melihat perubahan yang dapat dipilih setiap waktu. Bina Nusantara University

11 Menentukan metode wawancara
Menentukan metode wawancara. Metode wawancara ditentukan sebelumpolling dijalankan – apakah memakai metode wawancara langsung, lewatsurat atau wawancara lewat telepon. Kalau menghendaki hasilpolling cepat dipublikasikan maka dibutuhkan metode wawancara yang cepatyakni lewat telepon. Pertimbangan lain adalah bagaimana kedalaman suatuinformasi yang dibutuhkan. Kalau polling bertujuan mendapatkan informasiyang lebih akurat maka wawancara langsung adalah yang paling tepat. Hal inikarena dalam wawancara langsung, peneliti dapat leluasa untuk mendapatkaninformasi dari responden. Sementara kalau polling hanya bertujuan untukmemotret pendapat masyarakat, maka polling lewat telepon dapatdipertimbangkan untuk dipakai Bina Nusantara University

12 2. KENAPA PERLU SAMPEL. Ada dua alasan kenapa kita memakai sampel
2.KENAPA PERLU SAMPEL? Ada dua alasan kenapa kita memakai sampel. Pertama, berhubungandengan waktu dan biaya. Dengan sampel, waktu yang diperlukan dalampelaksanaan polling menjadi lebih singkat sehingga kecepatan hasil dari pollingdapat lebih terjamin. Pemakaian sampel juga dapat menekan biaya yang seringmenjadi kendala dalam pelaksanaan polling. Kedua, secara metodologis hasil dari suatu survei yang memakai sampel seringkali bahkan lebih akurat dibandingkandengan sensus – yang mewawancarai seluruh anggota populasi. Penelitian dengan tipe sensus mengartikan lebih banyak yang harus diwawancarai, sehingga kemungkinan kesalahan juga semakin besar Bina Nusantara University

13 Bagaimana mungkin menggunakan beberapa orang untuk menggeneralisasikan secara akurat pendapat banyak orang? Ini tidak didasarkanpada sulap tetapi logika statistik yang telah terbukti berkali-kali dalam kenyataanempiris. Meskipun demikian, seorang peneliti tidak dapat hanya menggunakansampel untuk kemudian menggeneralisasikan hasilnya pada populasi. Sampelyang diambil dipilih menurut prosedur yang akurat, dan dengan batas-bataskesalahan tertentu. Kalau prinsip sampling diterapkan dengan benar maka hasildari suatu polling tidak akan jauh berbeda dengan hasil kalau mewawancaraisemua populasi Bina Nusantara University

14 Langkah-Langkah dalam menentukan sampel :
Menentukan target populasi. Kriteria yang relavan untuk mendefinisikan target populasi itumemasukkan katagori diantaranya wilayah, umur, jenis kelamin, pendidikan,batas-batas kriteria itu diberikan secara eksplisit dalam menentukan targetpopulasi, yang akan memasukkan orang sesuai dengan target populasi dan mengeluarkannya bagi yang tidak sesuai. Membuat kerangka Sampel. Karena populasi adalah konsep abstrak, peneliti membutuhkan estimasi (memperkirakan) populasi. Seorang peneliti mengoperasionalisasikan sebuah populasi dengan membuat sebuah daftar yangmemperkirakan semua elemen dalam populasi. Setelah target populasididefinisikan secara jelas, peneliti kemudian membuat kerangka yang lebihoperasional. Untuk menarik sampel dari target populasi, kita membutuhkan nama-nama dari anggota target populasi. Bina Nusantara University

15 3. MENYUSUN KUESIONER Merumuskan pertanyaan merupakan aspek penting dalam polling, yakni membuatpertanyaan yang tepat yang dapat dipersepsi sama oleh semua responden. Penelitipolling harus mengingat kata-kata ini: Pendapat responden kemungkinan bukan gambaran dari sikap responden, tetapi hanya jawaban dari pertanyaan yangdiajukan oleh peneliti. Polling menanyakan sesuatu yang subjektif, yakni pendapat/pandanganseseorang mengenai suatu isu tertentu, padahal hasil polling berpretensi untukmendapatkan hasil yang objektif. Pendapat seseorang amat bergantung kepada pertanyaan yang kita berikan. Pertanyaan yang salah, akan menghasilkan jawabanyang salah. Di sini kita bertemu dengan dua konsep yang sentral yakni validitasdan reliabilitas Bina Nusantara University

16 Bagaimana kuesioner yang baik itu?
Bisa ditafsirkan sama oleh berapa pun responden. Tidak bias dalam pernyataannya Menghindari pertanyaan bermakna ganda Menghindari pertanyaan yang tidak dapat dipahami Bina Nusantara University


Download ppt "METODOLOGI POLLING Pertemuan 11"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google