Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KOMPOSISI PRODUK MINYAK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KOMPOSISI PRODUK MINYAK"— Transcript presentasi:

1 KOMPOSISI PRODUK MINYAK
KIMIA HIDROKARBON KOMPOSISI PRODUK MINYAK

2 Produk-produk yang dihasilkan, berupa fraksi-fraksi sebagai berikut :
PRODUK MINYAK Pada proses pengolahan Minyak bumi tidak pernah diperoleh pemisahan senyawa-senyawa hidrokarbon murni, melainkan berupa campuran yang sangat kompleks. Produk-produk yang dihasilkan, berupa fraksi-fraksi sebagai berikut :

3 PRODUK MINYAK No Fraksi Titik didih Kegunaan oC oF 1. Fuel gas -20
-210 Bahan bakar refinery 2. Propana -40 LPG 3. Butana -11 19 Menaikkan volatilitas gasoline 4. Light naphtha -151 30    - komponen gasoline 5. Gasoline -181 30    - reformer feed stock 6. Heavy naphtha 150    300    - jet fuel

4 PRODUK MINYAK No Fraksi Titik didih Kegunaan oC oF 7. Kerosene
205    400    fuel oil 8. Stove oil 205    400    9. Light gas oil 260    500    - fuel oil furnace 10. Heavy gas oil 315    600    - komponen bahan dasar diesel 11. Lubricating oil > 400 > 750 Pelumasan 12. Vacuum gas oil 425    800    Feed stock untuk katalikik karakter 13. Residue > 600 > 1100 - heavy fuel oil - asphalt.

5 Digolongkan menjadi 3 golongan :
1. ELPIJI (LPG) Digolongkan menjadi 3 golongan : Elpiji Propana (dominan C3) Elpiji Butana (dominan C4) Elpiji Campuran terdiri dari propana dan butana

6 KOMPOSISI LPG - Etana C2H6 - iso butilena C4H8 - etilena C2H4
- trans 2-butena C4H8 - Propana C3H8 - cis 2-butena C4H8 - propilena C3H6

7 KOMPOSISI LPG - 1,3 butadiena C4H6 - Iso butana C4H10
- iso butilena C5H12 - n-butena C4H10 - n-pentana C5H12 - I-butena C4H8

8 2. GASOLINE Gasoline adalah campuran komplek hidrokarbon yang mempunyai titik didih dibawah 180 oC (355 oF), atau umumnya dibawah 200 oC (390 oF). Konstituen gasoline terdiri dari struktur molekul C4 – C12, yaitu terdiri dari parafin, olefin, naphthen dan aromatik. Prosen dari tiap golongan senyawa itu (parafin, olefin, naphthen dan aromatik) bergantung pada jenis prosesnya.

9 2. GASOLINE a. Straight run naphtha :
terdiri dari n-parafin, iso parafin, naphthen (dominan) dan aromatik. b. Thermal kraking terdiri dari n-parafin, isoparafin dan aromatik c. Katalitik kraking terdiri dari n-parafin, isoparafin, dan aromatik (sangat dominan) d. Alkilasi terdiri dari isoparafin (100 %) e. Polimerisasi terdiri dari olevin (100 %)

10 2. GASOLINE Mutu gasoline dinyatakan sebagai “angka oktana” (octane number). Angka oktana, dinyatakan dengan range skala dari 0 – 100. Makin tinggi angka oktana suatu gasoline menunjukkan karakteristik antiknocking gasoline

11 karakteristik antiknocking gasoline :
menurut ASTMD-2700 dan ASTMD-2723, disebut “motor octane number” (MON) menurut ASTMD-2699 dan ASTMD-2722, disebut “research octane number” (RON)

12 Metoda pengujian antiknock gasoline
memperbandingkan gasoline tersebut dengan campuran yang dibuat dari dua hidrokarbon murni yaitu n-heptana dan iso oktana (2, 2, 4-trimetil pentana)

13 iso oktana (2, 2, 4-trimetil pentana)
2. GASOLINE n-heptana iso oktana (2, 2, 4-trimetil pentana)

14 tetapi n-heptana mempunyai angka oktana knocking.
2. GASOLINE Iso oktana mempunyai angka oktana 100 dan mempunyai ketahanan yang paling tinggi terhadap knocking, tetapi n-heptana mempunyai angka oktana knocking.

15 Karakteristik Hidrokarbon :
2. GASOLINE Karakteristik Hidrokarbon : n-parafin mempunyai sifat knocking yang kurang baik, dan angka oktana menjadi lebih jelek dengan naiknya berat molekul. Iso parafin mempunyai angka oktana yang lebih tinggi dari bentuk isomer normalnya dan angka oktana menaik dengan bertambahnya rantai cabang.

16 2. GASOLINE Olefin mempunyai angka oktana yang lebih tinggi dari normal parafin dengan jumlah atom C yang sama. Naphthen umumnya lebih baik dari n- parafin, tetapi jarang mempunyai angka oktana yang tinggi. Aromatik umumnya mempunyai angka oktana yang tinggi.

17 2. GASOLINE Perhitungan Nilai Oktan : Misalnya, campuran dari
90 % iso oktana 10 % n-heptana, mempunyai angka oktana = 90.

18 2.a. Aviation Gasoline (AVGAS)
Trayek didih 38 – 170 OC (100 – 340 oF). Avgas tidak mengandung gas hidrokarbon (butana)

19 2.a. Aviation Gasoline (AVGAS)
Komposisinya : parafin dan isoparafin : 50 – 60 % naphthen : 20 – 30 % aromatik : 20 – 30 % tidak mengandung olefin : 10 % Sedang pada motor gasoline mengandung sampai 30 % olefin dan 40 % aromatik.

20 2.a. Aviation Gasoline (AVGAS) Sifat dari masing-masing komponen
Paraffin (pentana & heksana ) : mempunyai nilai kalor yang tinggi, dan senyawa kimia yang stabil Isoparafin (isopentana – iso) mempunyai angka oktana yang tinggi, baik dalam kondisi campuran gemuk (rich mixture) maupun campuran kurus (poor/lean mixture) bahan bakar.

21 2.a. Aviation Gasoline (AVGAS) Sifat dari masing-masing komponen
olefin : mempunyai sifat-sifat antiknock yang relatif jelek, pembentuk gum dan penyerbab terjadinya penyalaan awal naphthen mempunyai trayek didih yang baik. aromatik mempunyai sifat antiknock yang bagus

22 3. Naptha (Petroleum Solvent) Dibuat dengan cara-cara
Trayek didih 150 – 205oC, Dibuat dengan cara-cara Fraksionasi dari straight-run, kraking dan reforming distilat atau fraksionasi Crude Petroleum, Solvent ekstraksi, Hidrogenasi kraking distilat, Polimerisasi senyawa-senyawa olefinik Proses alkilasi

23 3. Naptha (Petroleum Solvent)
Penggolongan Naptha : Alifatik solvent, hidrokarbon parafinik siklo parafinik (naphthenik) Aromatik solvent hidrokarbon aromatik, umumnya berupa alkil benzena yang tersubstitusi.

24 3. Naptha (Petroleum Solvent)
Kegunaan Naphtha : Solvents (diluents) cat Sebagai dry-cleaning solvent Solvent untuk cutback asphalt Solvent dalam industri karet Solvent untuk proses industri ekstraksi.

25 4. Kerosine (Minyak Tanah)
Trayek didih 205 – 260 oC (400 – 500 oF), flash point diatas 25 oC (77 oF), digunakan untuk penerangan lampu, minyak kompor. Dahulu merupakan produk yang utama (pokok), tetapi setelah berkembangnya automobile tergeser menjadi salah satu produk mayor setelah produk gasoline.

26 4. Kerosine (Minyak Tanah)
Komposisi : hidrokarbon jenuh (parafin)  C12 atau lebih Dianjurkan : Tidak ada aromatik Tidak ada hidrokarbon tak jenuh Kandungan Sulfur rendah Dibuat langsung sebagai straight-run fraksi dan bukan dari proses kraking.

27 4. Kerosine (Minyak Tanah)
Komposisi Lain: a. Tetrahidronaphthalena

28 4. Kerosine (Minyak Tanah)
b. Disikloparafin c. Indan tersubstitusi (yaitu gabungan antara aromatik dan siklo)

29 4. Kerosine (Minyak Tanah)
d. Naphthalena (yaitu aromatik di inti) e. Biphenyl (yaitu dua inti aromatik terisolari)

30 4. Kerosine (Minyak Tanah)
data komposisi Tipe hidrokarbon % Volume - Parafin normal 23 cabang 16 monosiklo 32 disiklo 11 trisiklo - Aromatik mono-inti * 15 di-inti 3

31 5. Fuel Oil KLASIFIKASI : distilate fuel oil residual fuel oil

32 5. Fuel Oil Distilate fuel oil
hasil dari proses penguapan dan kondensasi selama distilasi trayek didih tertentu tidak mengandung komponen minyak bumi yang mempunyai titik didih tinggi (komponen asphaltik).

33 5. Fuel Oil Residual fuel oil
mengandung sejumlah residu dari Crude oil distilasi atau thermal kraking.

34 Istilah-istilah Fuel Oil:
domestic fuel oil heavy fuel oil diesel fuel oil

35 untuk keperluan rumah tangga
5. Fuel Oil a). Domestic fuel oil untuk keperluan rumah tangga Kerosene stove oil furnace fuel oil

36 digunakan dalam industri
5. Fuel Oil b). Heavy fuel oil merupakan hasil blending dari residual dan distilat, sesuai dengan tujuan kegunaan khusus. digunakan dalam industri fuel kapal (bunker oil)

37 5. Fuel Oil c). Diesel fuel oil bahan bakar motor diesel
kandungan aromatiknya kecil.

38 Minyak Pelumas (Lubricating oil)
titik didih tinggi : diatas 400 oC (750 oF) Komposisi : Hidrokarbon C25 – C40

39 Penggolongan Hidrokarbon Pelumas :
6. Minyak Pelumas Penggolongan Hidrokarbon Pelumas : hidrokarbon parafinik hidrokarbon napthenik hidrokarbon aromatik.

40 Sifat hidrokarbon parafinik
6. Minyak Pelumas Sifat hidrokarbon parafinik viskositas paling rendah indek viskositas paling tinggi. normal parafin dan parafin yang mempunyai sedikit cabang mempunyai titik beku tinggi, sehingga meninggikan titik tuang (pour point)

41 Sifat Hidrokarbon Naftenik
6. Minyak Pelumas Sifat Hidrokarbon Naftenik viskositas yang lebih tinggi dari parafin indek viskositasnya lebih rendah dari parafin naften rantai alkil panjang mempunyai indek viskositas tinggi, sedang naften rantai alkil pendek (disebut : poli-naften) mempunyai indek viskositas rendah atau medium.

42 Sifat Hidrokarbon Aromatik
6. Minyak Pelumas Sifat Hidrokarbon Aromatik viskositas yang paling tinggi viskositas indek sangat rendah aromat rantai alkil pendek mempunyai pour point yang sangat bervariasi, bergantung pada struktur. Sedang aromat rantai alkil panjang mempunyai pour point rendah.


Download ppt "KOMPOSISI PRODUK MINYAK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google