Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)"— Transcript presentasi:

1 Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)

2 Pengembangan Konsep Diri
Konsep diri menjadi lebih realistis selama masa ini. Menurut Erikson, sumber utama harga diri adalah pandangan anak terhadap kemampuan produktif mereka. Kekuatan ini berkembang melalui penyelesaian konflik industry versus inferiority. Menurut penelitian Susan Harter, harga diri muncul terutama dari evaluasi diri dan dukungan sosial.

3 Perkembangan emosional
Anak-anak usia sekolah telah meginternalisasikan rasa malu dan bangga serta dapat memahami secara lebih baik dan mengatur emosi negatif. Empati dan perilaku sosial meningkat. Perkembangan emosi dipengaruhi oleh berbagai reaksi orangtua untuk memperlihatkan emosi-emosi negatif. Pengendalian emosi melibatkan kontrol yg diusahakan.

4 Hubungan orangtua dan anak
Anak-anak usia sekolah menghabiskan lebih sedikit waktu dg orangtua dan tidak terlalu dekat dg mereka dibandingkan sebelumnya, tetapi hubungan dg orangtua tetap penting. Budaya memengaruhi hubungan dan peran keluarga. Lingkungan keluarga memiliki dua unsur utama: struktur dan suasana keluarga. Suasana emosional di rumah, cara orangtua menangani persoalan disiplin dan konflik, dampak pekerjaan orangtua, kecukupan sumber daya keuangan, seluruhnya berkontribusi terhadap suasana keluarga.

5 Pengaruh orangtua yg bekerja dan kemiskinan thd kesejahteraan anak.
Dampak pekerjaan orangtua bergantung pd banyak faktor yg berkaitan dg anak, pekerjaan ibu, dan perasaan ibu mengenai pekerjaannya; apakah ibu adalah pasangan yg mendukung; status sosial ekonomi keluarga; serta jenis perawatan dan kadar pemantauan yg diterima anak. Kemiskinan dapat membahayakan perkembangan anak-anak secara tdk langsung melalui dampaknya thd kesejahteraan orangtua dan praktik pola asuh. Kemiskinan yg terus menerus mungkin membahayakan.

6 Dampak struktur keluarga pd perkembangan anak.
Saat ini banyak anak tumbuh dalam struktur keluarga modern. Jika semua hal merata, anak-anak cenderung berprestasi lebih baik dalam keluarga dua orangtua yg tradisional dibandingkan dlm keluarga dg perceraian, orangtua tunggal, orangtua tiri, atau keluarga tanpa ikatan pernikahan. Namun struktur keluarga kurang penting dibandingkan dampaknya terhadap suasana keluarga. Anak-anak yg diadopsi secara umum melakukan penyesuaian dg baik, meskipun mereka menghadapi berbagai tantangan khusus.

7 Dampak struktur kel ..... Penyesuaian anak thd perceraian bergantung pd berbagai faktor yg berkaitan dg anak, penanganan situasi orangtua, hak asuh, dan pengaturan kunjungan, situasi keuangan, hubungan dg orangtua yg tdk mendapatkan hak asuh, dan pernikahan kembali orangtua. Jumlah konflik di dalam sebuah pernikahan dan kemungkinan konflik berlanjut setelah bercerai dapat memengaruhi apakah anak-anak lebih baik jika orangtua tetap bersama.

8 Dampak struktur kel.... Pd kebanyakan perceraian, ibu mendapatkan hak asuh, meskipun hak asuh (kedua) orangtua merupakan trend yg sedang berkembang. Kualitas hubungan dg ayah yg tidak mendapatkan hak asuh lebih penting daripada frekuensi hubungan. Hak asuh bersama dapat menguntungkan anak ketika orangtua dapat bekerja sama. Hak asuh bersama yg legal lebih lazim daripada hak asuh bersama secara fisik. Meskipun perceraian orangtua meningkatkan risiko masalah jangka panjang bagi anak-anak, kebanyakan melakukan penyesuaian diri dengan cukup baik.

9 Dampak struktur kel... Anak-anak yg hanya tinggal dg satu orangtua meningkatkan risiko masalah perilaku dan akademik, sebagian besar berkaitan dg status sosial ekonomi. Anak laki-laki cenderung memiliki lebih banyak masalah daripada anak perempuan dalam melakukan penyesuaian dg perceraian dan tinggal dg orangtua tunggal, tetapi cenderung melakukan penyesuaian lebih baik thd pernikahan kembali ibu. Berbagai penelitian (di LN) menunjukkan bahwa tdk ada dampak yg negatif pd anak-anak yg tinggal dg orangtua homoseks atau lesbian.

10 Peran saudara sekandung.
Peran dan tanggung jawab saudara sekandung dlm masyarakat di negara-negara berkembang lebih terstruktur dibandingkan masyarakat di negara-negara maju. Saudara sekandung belajar mengenai penyelesaian konflik dari hubungan dg satu sama lainnya. Hubungan dg orangtua memengaruhi hubungan saudara sekandung. Hewan peliharaan membantu mengembangkan basic trust, autonomy, dan industry.

11 Hubungan dg teman sebaya.
Klp teman sebaya menjadi lebih penting pd masa ini. Mereka umumnya terdiri dari anak-anak yg serupa dalam usia, jenis kelamin, suku bangsa, dan status sosial ekonomi serta tinggal berdekatan atau pergi ke sekolah bersama-sama. Klp teman sebaya membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial, memungkinkan mereka utk menguji dan mengadopsi nilai-nilai yg bebas dari nilai orangtua, memberikan mereka rasa memiliki, serta membantu mengembangkan konsep diri dan identitas gender. Teman sebaya juga bisa mendorong konformitas dan prasangka.

12 Hubungan dg teman sebaya
Popularitas pd masa usia sekolah cenderung memengaruhi penyesuaian di masa yg akan datang. Bisa diukur secara sosiometrik atau dg persepsi status sosial, dan hasilnya bisa berbeda. Anak-anak yg populer cenderung memiliki kemampuan kognitif dan keterampilan sosial yg baik. Berbagai perilaku yg memengaruhi popularitas bisa berasal dari hubungan keluarga dan nilai-nilai budaya. Keakraban dan stabilitas pertemanan meningkat selama masa ini. Anak laki-laki cenderung memiliki banyak teman, sementara anak perempuan memiliki teman yg lebih dekat.

13 Perilaku agresif pd masa usia sekolah
Selama masa ini, agresi biasanya menurun. Agresi relasional (sosial) menjadi lebih lazim dibandingkan agresi terbuka (fisik). Agresi instrumental (utk mencapai suatu tujuan) biasanya memberikan jalan bagi agresi permusuhan (utk menyakiti target agresi), seringkali dg bias permusuhan. Anak-anak yg sangat agresif cenderung tdk populer, tetapi ini bisa berubah seiring anak-anak masuk ke masa remaja. Keagresifan didukung oleh pemaparan terhadap media kekerasan dan dapat membentang sampai kehidupan dewasa.

14 Perilaku agresif Anak-anak pada masa ini merupakan masa utama untuk penindasan, tetapi pola penindasan dan korbannya mungkin dibangun lebih awal. Korban cenderung lemah dan submisif atau suka bertengkar dan provokatif serta memiliki harga diri yg rendah. Intervensi sekolah diperlukan untuk menghentikan atau mencegah penindasan (bullying).

15 Gangguan emosional anak usia sekolah
Gangguan emosional dan perilaku tak lazim di antara anak-anak usia sekolah termasuk gangguan perilaku disruptif (menunjukkan agresi, penyimpangan atau perilaku antisosial), gangguan kecemasan, dan depresi masa kanak-kanak. Berbagai teknik perawatan yg dapat dilakukan mencakup psikoterapi individual, terapi keluarga, terapi perilaku, terapi seni, terapi bermain, dan terapi obat. Sering kali terapi digunakan dalam kombinasi.

16 Pengaruh stress kehidupan modern
Sebagai akibat dari tekanan kehidupan modern, banyak anak mengalami stres. Anak-anak cenderung khawatir mengenai sekolah, kesehatan, dan keselamatan pribadi serta mungkin trauma dg pemaparan kriminalitas, terorisme tau perang. Anak-anak yg memiliki ketahanan (resilient children) lebih mampu dari yg lain untuk bertahan terhadap stres. Berbagai faktor pelindung (protective factors) melibatkan hubungan keluarga, kemampuan kognitif, kepribadian anak, kadar risiko, dan pengalaman mengompensasi.


Download ppt "Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google