Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PERUMUSAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
2
Definisi: Goods & Scates (1954): hipotesis adalah suatu taksiran atau referensi yang dapat menerangkan fakta atau kondisi yang diamati, yang diterima untuk sementara, dan digunakan sebagai petunjuk bagi langkah penelitian selanjutnya. Trelease (1960): hipotesis adalah suatu keterangan sementara dari fakta yang diamati. Kerlinger (1973): hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel. Nazir (1988): hiptesis adalah jawaban sementara dari permasalahan penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris.
3
Kegunaan Hipotesis: Memberikan batasan dan mem-perkecil jangkauan dan kerja penelitian. Mensiagakan peneliti guna meng-hadapi fakta dan hubungan antar fakta yang adakalanya hilang dari perhatian peneliti. Sebagai alat menyatukan fakta yang bercerai-berai ke dalam suatu kesatuan yang menyeluruh. Sebagai panduan dalam peng-ujian dan penyesuaian dengan fakta maupun antar fakta.
4
Apakah Hipotesis Diperlukan?
YA, jika penelitian berkaitan dengan verifikasi, di mana langkah pokok dituntun oleh komponen “masalah-hipotesis-data-analisis-kesimpulan” TIDAK, jika penelitian yang dilakukan masih bersifat eks-ploratif dan deskriptif atau penelitian masih bersifat pen-dahuluan.
5
Ciri-ciri Hipotesis yang Baik ???
Menyatakan hubungan antar variabel. Sesuai dengan fakta. Berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Dapat diuji. Sederhana. Dapat menjelaskan fakta.
6
Hipotesis harus menyatakan hubungan antar variabel, artinya hipotesis harus berisikan dua atau lebih variabel yang dapat diukur atau berpotensi dapat diukur. Hipotesis harus sesuai dengan fakta, artinya hipotesis harus mengandung konsep dan variabel yang jelas dan tidak berisikan hal-hal yang bersifat metafisis. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, artinya hipotesis harus berada dalam cakupan ilmu pengetahuan yang diteliti.
7
Hipotesis harus dapat diuji, artinya hipotesis harus spesifik (tidak bersifat umum) sehingga dapat diuji menggunakan alat uji yang tepat. Hipotesis harus sederhana, artinya hipotesis harus dikemukakan dengan kalimat sederhana sehingga kecil kemungkinan untuk terjadi salah penafsiran. Hipotesis harus dapat men-jelaskan fakta, artinya hipotesis harus masuk akal, tidak berten-tangan dengan hukum alam, dan dapat diverifikasi secara deduktif maupun induktif.
8
Jenis Hipotesis Berdasarkan pendekatannya, hipotesis dapat dibedakan atas: Hipotesis hubungan Hipotesis perbedaan Hipotesis kerja Hipotesis nol Hipotesis akal sehat (common sense) Hipotesis ideal
9
Hipotesis hubungan, menyatakan dua atau lebih variabel yang saling berhubungan mendasari penelitian korelasi ataupun regresi. Hipotesis perbedaan, menyatakan ketidaksama-an dua atau lebih variabel mendasari penelitian komparatif. Hipotesis kerja, diuji untuk diterima (biasanya untuk penelitian non eksperimental), contoh: “Apabila lingkungan bersih, maka insiden malaria akan berkurang”.
10
Hipotesis nol, diuji untuk di-tolak (biasanya untuk penelitian eksperimental), contoh: “Tidak ada perbedaan pengaruh antara antibiotik A dengan antibiotik B terhadap perkembangan kultur in vitro Escherichia coli”. Hipotesis akal sehat (common sense), menyata-kan terkaan bersahaja atau sederhana tentang suatu dalil atau pemikiran. Hipotesis ideal, menyatakan hubungan yang kompleks tentang suatu dalil atau pemikiran.
11
Bagaimana Menggali dan Merumuskan Hipotesis ?
Beberapa sumber hipotesis (Goods & Scates, 1954): Ilmu pengetahuan Wawasan Imajinasi Literatur Kebiasaan Data Analogi/kesamaan
12
Alur proses perumusan hipotesis
Masalah Penelitian Data Empirik Model Matematik Hipotetik Simulasi Verifikasi Alur proses perumusan hipotesis
13
Beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis:
Hipotesis hendaknya jelas, padat dan spesifik. Hipotesis hendaknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif/pernyataan. Hipotesis hendaknya menyatakan hubungan dua atau lebih variabel. Hipotesis hendaknya dapat diuji. Hipotesis hendaknya memiliki kerangka teori.
14
Pengujian Hipotesis pada Penelitian Hayati
Uji hipotesis adalah prosedur statistik untuk me-nunjukkan kesahihan suatu hipotesis. Uji hipotesis diperlukan karena penelitian dilakukan terhadap sampel, sedangkan hasilnya akan digeneralisasikan pada populasi. Hipotesis yang banyak diguna-kan pada penelitian klinis ada-lah hipotesis nol.
15
Beberapa terminologi:
Kesalahan tipe I atau (positif semu): apabila pada sampel diperoleh hubungan ataupun perbedaan, padahal sebenarnya di dalam populasi hubungan ataupun perbedaan tersebut tidak ada. Besarnya nilai = 0,01 – 0,05. Kesalahan tipe II atau (negatif semu): apabila pada sampel tidak ditemukan hubungan ataupun perbedaan, padahal di dalam populasi hubungan ataupun perbedaan tersebut sebenarnya ada. Besar nilai = 0,05 – 0,20.
16
Power: kemampuan suatu uji hipotesis untuk menemukan hubungan ataupun perbedaan bila hubungan ataupun perbedaan tersebut memang ada di dalam populasi. Besarnya power adalah 1 - . Nilai p: adalah besarnya kemungkinan untuk mendapatkan hasil (atau hasil yang lebih ekstrim) apabila hipotesis nol benar atau besarnya kemungkinan bah-wa hasil yang diperoleh (atau hasil yang lebih ekstrim) disebabkan semata-mata oleh faktor peluang apabila hipotesis nol benar.
17
Keadaan di dalam populasi
Diagram uji hipotesis (uji H0) Keadaan di dalam populasi Berbeda Tidak berbeda Uji hipotesis di dalam sampel Tolak H0 Power (1 - ) Terima H0 (1 - )
18
Contoh kasus: Perbandingan tingkat angka kematian pada serangga yang diberi perlakuan insektisida hayati dan pestisida sintetik. Insektisida Hidup Mati Jumlah Sintetik 60 (60%) 40 (40%) 100 Hayati 75 (75%) 25 (25%) 135 65 200 2 = 4,467; df = 1; p = 0,035 Dari tabel di atas terlihat bahwa uji hipotesis terhadap perbedaan kematian serangga pada kedua perlakuan adalah sebesar 15% (75% – 60%) menghasilkan nilai p sebesar 0,035. Apa artinya…..??
19
Nilai p dapat diinterpretasikan dalam berbagai cara:
Jika pestisida sintetik dan pestisida hayati sama efektifnya, maka terdapat peluang sebesar 0,035 (3,5%) untuk mendapatkan beda serangga hidup sebesar 15% atau lebih. Jika pestisida sintetik tidak berbeda dengan pestisida hayati, maka terdapat peluang sebesar 0,035 (3,5%) untuk mendapatkan beda kematian sebesar 15% atau lebih.
20
Beberapa metoda uji hipotesis yang banyak digunakan dalam penelitian hayati:
Uji untuk satu variabel bebas (univariat). Uji untuk satu variabel bebas dan satu variabel tergantung (bivariat). Uji untuk lebih dari satu variabel bebas (multivariat). Uji hubungan antara dua variabel numerik.
21
Uji univariat dan bivariat:
Perbandingan nilai tengah dua kelompok dengan Uji-t Perbandingan nilai tengah lebih dari dua kelompok dengan uji 2 dan uji Fisher. Uji multivariat: Regresi berganda. Regresi logistik. Hubungan dua variabel numerik: Uji korelasi. Regresi linear.
22
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.