Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
MENENTUKAN SUBJEK PENELITIAN
2
PRINSIP DASAR Istilah yang digunakan: subjek, partisipan, informan, sasaran penelitian (sampel berkonotasi jumlah) Dengan fokus pada kedalaman dan proses maka cenderung digunakan sedikit subjek Kasus tunggal bisa digunakan jk langka dan dapat diperoleh data secara mendalam, misal: kasus trauma perkosaan
3
Prinsip dasar...... Penelitian kualitatif memiliki pedoman ttg bagaimana memilih subjek penelitian meskipun bukan dalam bentuk baku, Penelitian kualitatif memiliki dasar filosofis berbeda, tidak menekankan generalisasi hasil melalui pengambilan sampel secara acak, melainkan berupaya memahami sudut pandang dan konteks subjek penelitian secara mendalam
4
Prinsip dasar ..... Miles & Huberman: penelitian kualitatif dianalogikan dg proses penyelidikan (investigasi), harus diperoleh gambaran dan ‘sense’ tentang fenomena yang diteliti. Sampel teoritis (theoretical sampling): pengambilan data dikendalikan dengan konsep (pemahaman teoritis) yang muncul dan berkembang sejalan dengan pengambilan data itu sendiri.
5
Strauss & Corbin: pengambilan sampel dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang telah terbukti relevan. Relevansi tsb mengindikasi bhw konsep tersebut signifikan bagi penelitian, krn: Berulang kali muncul Dalam proses koding, konsep tsb tampil dalam kategori Dengan pengambilan sampel teoritis akan didapat unit-unit baru dalam sampelnya sampai penelitian mencapai titik jenuh (saturation point), yaitu adanya penambahan sampel tidak lagi memberikan tambahan informasi baru dalam analisis.
6
Saat terpenuhinya gambaran relatif untuk dari gejala yang diteliti keterpenuhan teoritis (theoretical closure)
7
Karakteristik prosedur penentuan subjek
Diarahkan tidak pada jumlah sampel besar, melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal tetapi dapat berubah sesuai dengan pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian. Tidak diarahkan pada keterwakilan dalam arti jumlah atau peristiwa acak melainkan pada kecocokan konteks (Sarantakos, 1993)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.