Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dasar Negara dan Ideologi Nasional

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dasar Negara dan Ideologi Nasional"— Transcript presentasi:

1 Dasar Negara dan Ideologi Nasional
Pertemuan 3 Dasar Negara dan Ideologi Nasional Mahendra P. Utama

2 PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra
Ingatkah Anda…? arti kata ‘Pancasila’ tanggal kelahiran Pancasila tokoh penyusun rumusan dasar negara pemberi nama Pancasila PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

3 PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra
Kelahiran Pancasila Pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada Mei 1945 Ketua dr. Rajiman Widyodiningrat. Anggota 62 orang dari berbagai aliran dalam gerakan kebangsaan. Dua kali sidang I : 29 Mei-1 Juni 1945 II : Juli 1945 Rumusan dasar negara dari Muhammad Yamin dan Soekarno. PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

4 Rumusan Muhammad Yamin
Rumusan secara lisan dalam pidato pada 29 Mei 1945: Peri Kebangsaan Peri Kemanusiaan Peri Ketuhanan Peri Kerakyatan Kesejahteraan Rakyat Rumusan tertulis dalam Rancangan UUD RI: Ketuhanan Yang Maha Esa Kebangsaan Persatuan Indonesia Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

5 PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra
Rumusan Soekarno Disampaikan pada 1 Juni 1945. Nasionalisme (kebangsaan) Internasionalisme (peri kemanusiaan) Mufakat (demokrasi) Kesejahteraan sosial Ketuhanan yang berkebudayaan Diberi nama PANCASILA (‘Lima sila/ azas/ dasar’). Pancasila dapat disarikan menjadi TRISILA (’Tiga azas’): Sosionasionalisme, sintesis dari kebangsaan (nasionalisme) dan perikemanusiaan (internasionalisme) Sosiodemokrasi, sintesis dari mufakat (demokrasi) dan kesejahteraan sosial Ketuhanan Trisila dapat disarikan lagi menjadi EKASILA: GOTONG ROYONG PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

6 Rumusan awal dalam Pembukaan UUD 1945
‘Piagam Jakarta’, 22 Juni 1945 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

7 PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra
Rumusan Akhir Mengakomodasi keberatan kalangan nonmuslim khususnya dari kawasan timur Indonesia terhadap rumusan sila 1. Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mensahkan RUUD menjadi UUD 1945. Diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No. 7. Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD RI Tahun 1945: Ketuhanan Yang Maha Esa Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

8 Konstitusi RIS dan UUDS
Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) berlaku dari 29 Desember 1949—17 Agustus 1950. UUD Sementara 1950 berlaku dari 17 Agustus 1950—5 Juli 1959. Ketuhanan Yang Maha Esa Peri Kemanusiaan Kebangsaan Kerakyatan Keadilan Sosial PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

9 5 Juli 1959 Dekrit Presiden Kembali ke UUD 1945
Rumusan Pancasila kembali seperti semula dan berlaku hingga sekarang PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

10 Fungsi dan kedudukan Pancasila
Jati diri bangsa Indonesia Dasar falsafah negara Indonesia Ideologi bangsa Indonesia PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

11 Pancasila jati diri bangsa
Religius, percaya kepada Tuhan. Pengakuan terhadap eksistensi manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. tercermin dalam sikap tolong menolong, menghormati orang lain, menghormati HAM, dan menjunjung kejujuran. Bhineka Tunggal Ika. Negara untuk rakyat; pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mufakat. Keseimbangan antara hak dan kewajiban; cita-cita keadilan sosial. PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

12 Pancasila dasar falsafah negara
Philosophische Grondslag Dasar nilai dan norma untuk mengatur penyelenggaraan negara. Asas kerokhanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum. Sumber hukum tertinggi, yang tertulis (konstitusi, UUD 1945) dan tidak tertulis (konvensi). TAP MPRS No. XX/MPRS/1966, TAP MPR No. V/MPR/1973 dan TAP MPR No. IX/MPR/1978: Pancasila merupakan pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta moral yang meliputi suasana kebatinan dan watak bangsa Indonesia. PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

13 Pancasila ideologi negara
Pilihan yang jelas dan menuntut komitmen untuk mewujudkannya. Berorientasi pada tindakan. Menjadi pedoman untuk mewujudkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnyakeyakinan. A nation without faith can not stand Bagian terpenting dari fungsi dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Risiko yang mungkin muncul: Orientasi pada tindakan mengandung kecenderungan menjadi doktriner. Komitmen yang berlebihan untuk melindungi dapat mengarah pada sakralisasi ideologi, atau menolak pemikiran baru ideologi yang tertutup. PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

14 Politisasi Pancasila masa Orba
Direduksi dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa. Pancasila dianggap sebagai label politik Orba. Melemahkan kepercayaan rakyat terhadap ideologi negara; mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Ketetapan SI MPR No. XVIII/1998: MPR mencabut mandat atas kewenangan Presiden untuk membudayakan Pancasila melalui P4 dan asas tunggal Pancasila. PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

15 Pancasila Paradigma bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, arah dan tujuan dari suatu perkembangan serta proses dalam suatu bidang tertentu termasuk pembangunan, reformasi, dan pendidikan. PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

16 Pancasila paradigma pembangunan
Pembangunan harus memperhatikan hakikat manusia yang monopluralists. Jasmani dan rokhani, jiwa dan raga, makhluk individu dan makhluk sosial, makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan makhluk Tuhan Pencipta Alam. Pembangunan nasional harus meliputi aspek rokhani mencakup akal, rasa, dan kehendak; aspek jasmani, individu, sosial, dan religius atau ketuhanan. PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

17 Pancasila paradigma Ipteks
Ipteks sebagai hasil budaya harus diabdikan bagi peningkatan harkat dan martabat manusia. Ipteks mengomplementasikan universalitas dan kemanusiaan; mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran dan keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia di dunia. Pengembangan Ipteks secara demokratis, menghormati kebebasan orang lain, dan terbuka dan objektif. Pengembangan Ipteks memperhatikan keseimbangan dan keadilan dalam hubungannya dengan diri sendiri, sesama, Tuhan, masyarakat/bangsa/negara, dan lingkungan alam. Penerapan Ipteks perlu mempertimbangkan akibat-akibatnya. PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

18 Pancasila paradigma Poleksosbudhankam
Basis moralitas Hankam ialah kemanusiaan yang beradab. Bertujuan untuk menjamin harkat dan martabat manusia, terutama HAM. Orientasi Hankam bukan kekuasaan dan bukan untuk kelompok warga atau kelompok politik tertentu, tetapi untuk kepentingan bangsa dan negara. PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

19 Pancasila paradigma reformasi
Reformasi dimaksudkan untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara dalam suatu sistem negara di bawah nilai-nilai Pancasila. Hakikat reformasi adalah mengembalikan tatanan kenegaraan ke arah sumber nilai yang menjadi platform kehidupan bersama bangsa Indonesia. Melakukan perubahan dengan menata kembali dalam platform yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila. PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

20 Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi Subjektif Pelaksanaan dalam kehidupan pribadi/ perseorangan setiap warganegara Indonesia. Berkait erat dengan kesadaran, ketaatan, dan kesiapan individu untuk merealisasikan Pancasila. Merupakan persyaratan bagi aktualisasi Pancasila secara objektif. PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

21 Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi Objektif Direalisasikan dalam setiap aspek penyelenggaraan negara. Legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Tafsir UUD 1945 harus dilihat dari sudut dasar filsafat negara Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV. Pelaksanaan UUD 1945 dalam undang-undang harus mengingat dasar-dasar pokok pikiran yang tercantum dalam dasar filsafat negara Indonesia. Seluruh hidup kenegaraan dan tertib hukum Indonesia didasarkan atas dan diliputi oleh asas politik dan tujuan negara. PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra

22 untuk direnungkan... Sudahkan kita menjadi pribadi-pribadi yang Pancasilais? Sudahkan Indonesia menjadi negara yang Pancasilais? PKN/Dasar dan Ideologi Negara/Mahendra


Download ppt "Dasar Negara dan Ideologi Nasional"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google