Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

3.1 Operasi Dasar Citra : Global

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "3.1 Operasi Dasar Citra : Global"— Transcript presentasi:

1 3.1 Operasi Dasar Citra : Global

2 CAPAIAN PEMBELAJARAN Memahami Operasi Dasar Citra Digital dalam level Global: Histogram Kecerahan Kontras Pemetaan Non Linear

3 Menggunakan Histogram Citra
Histogram citra merupakan diagram yang menggambarkan frekuensi setiap nilai intensitas yang muncul di seluruh piksel citra.

4 Contoh cara membuat histogram citra innsbruck.png.

5 Citra Innsbruck.png & Histogram

6 Cara Mudah mengamati histogram
Untuk mengamati histogram dengan mudah, dapat memanfaatkan fungsi bawaan bernama imhist Contoh penggunaannya: >> Img=imread('C:\Image\innsbruck.png');  >> imhist(Img); 

7 Mengetahui nilai histogram
Untuk mengetahui nilai histogram, diperlukan perintah seperti berikut: >> [Histog, aras] = imhist(Img);  Dengan cara seperti itu, Histog berupa larik yang berisi jumlah piksel setiap nilai aras dalam argumen aras. Namun, diagram tidak dibuat.

8 Histogram Pada Citra Berwarna
Khusus pada citra berwarna, histogram dapat diterapkan pada gabungan komponen-komponen RGB penyusunnya ataupun per komponen. Gambar 3 menunjukkan contoh mengenai hal itu. Pada gambar tersebut, I menyatakan histogram gabungan intensitas warna, R untuk komponen warna merah, G untuk komponen warna hijau, dan B untuk komponen warna biru.  Gambar 3 Histogram pada citra berwarna secara menyeluruh (I), merah (R), hijau (G), dan biru (B)

9 Meningkatkan Kecerahan
Operasi untuk meningkatkan kecerahan Citra ( Brigthness )seringkali diperlukan dengan tujuan untuk membuat gambar menjadi lebih terang. Contoh pada gambar 4, Citra tersebut dapat dicerahkan dengan memberikan perintah seperti berikut. >> Img = imread('C:\Image\absam.png');  >> C = Img + 60;  >> imshow(C); 

10 Histogram Pada peningkatan Citra

11 Peningkatan Kecerahan Citra Berwarna
Secara prinsip, sama dengan peningkatan pada citra berskala keabuan. Namun penambahan konstanta perlu dilakukan pada ketiga komponen penyusun warnanya. Contoh: >> RGB = imread('c:\Image\bunga.png');  >> RGB2 = RGB + 80; 

12 Meregangkan Kontras

13 Meregangkan Kontras dengan fungsi : 
>> Img = imread('C:\Image\gembala.png');  >> K = 2.5 * Img; 

14 Kombinasi Kecerahan dan Kontras

15 Pemetaan Nonlinear Pada pengolahan citra, terkadang diperlukan pemetaan intensitas piksel yang tidak menggunakan cara linear, melainkan menggunakan pendekatan nonlinear. Jika suatu citra berisi bagian yang cerah dan gelap yang cukup ekstrem, akan lebih baik Jika menggunakan cara nonlinear.

16 Kode yang digunakan untuk melakukan pemetaan di atas seperti berikut :
>> Img = imread('C:\Image\gembala.png');  >> C = log(1+double(Img));  >> C2 = im2uint8(mat2gray(C));  Penambahan angka 1 pada fungsi log dimaksudkan untuk menghindari kegagalan dalam menghitung logaritma alami untuk bilangan nol. Karena fungsi log bekerja pada area bilangan real maka penggunaan double(Img) diperlukan. Selanjutnya, mengingat hasil pada C berupa bilangan real, diperlukan konversi balik ke tipe uint8 (8 bit). Hal ini dikerjakan melalui C2 = im2uint8(mat2gray(C));

17 Daftar Pustaka Kadir, Abdul, Susanto,A., “Pengolahan Citra, Teori Dan Aplikasi”, Andi, Yogyakarta, 2013.


Download ppt "3.1 Operasi Dasar Citra : Global"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google