Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KOLABORASI PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KOLABORASI PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT"— Transcript presentasi:

1 KOLABORASI PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT
Dept. Radioterapi 15 Oktober 2015

2 Identifikasi Masalah Pelayanan pasien sesuai standard respontime
Penentuan captain untuk pasien dengan multi kasus HD elektif  HD IGD difungsikan sebagai emergensi atau backup?  utamakan safety sebelum efisiensi Skrining pemeriksaan diagnostik oleh residen belum selektif, terkadang over pemeriksaan Supervisi kinerja PPDS oleh DPJP di ruang gawat darurat belum berjalan

3 Identifikasi Masalah (2)
Tim paliatif anak : alur proses pelaporan dan keputusan withdrawl Code blue pasien psikiatri

4 Hasil Pembahasan Forensik (dr. Yuli) PKT
Respontime penyelesaian visum, administrasi diselesaiakan dari Petugas PKT, penyimpanan file juga di PKT, respontime 7 hari tapi pelaksanaannya bisa sampai 1 bulan. Banyak departemen yang terlibat, siapa yang memfollow up?? Captainnya siapa??

5 Hasil Pembahasan (2) Penganiayaan
Administrasi dikerjakan oleh Forensik Perlu “case manager” untuk pengaturan Konsul Terkait biaya : Derajat luka ringan dan bisa langsung butuh visum  visum luka ringan Rp.800ribu pasien sering komplain. Bisa tidak, kalau dari triase bisa langsung ke PKT tidak perlu asses di IMET.

6 Hasil Pembahasan (2) Psikiatri
Banyak pasien psikiatri masuk igd tidak terskrining di IMET dan langsung masuk ke bagian psikiatri. Seperti adanya gangguan intrakranial. Pemeriksaan standard untuk pasien psikiatri.. Ambulans untuk pasien psikiatri, bisa juga menggunakan kursi roda dan brankard khusus untuk pasien psikiatri. Kebutuhan pasien psikiatri akan ICU dan HCU Konsul pasien psikiatri dengan gangguan fisik tidak jelas alurnya apakah langsung ke departemen atau melaui IMET

7 Psikiatri (cont.2) Pasien gaduh gelisah ditangani terlebih dahulu oleh Psikiatri baru diperiksa oleh IMET.

8 Hasil Pembahasan (2) THT
Sterilisasi alat-alat instrumen THT sering tidak kembali lagi, residen sering membawa alat sendiri. Pencatatan serah terima Pemilihan captain DPJP utama : harusnya mengacu kepada diagnosa primer. Pada pasien trauma mis. Trauma wajah. Meskipun tht ada bagian, namun hanya dikonsul karena pasien trauma masuk ke bagian bedah Ketersediaan sarana prasarana : kursi pemeriksaan

9 Kebidanan (dr Budi Is) Peran korporat dalam penanganan kasus-kasus sulit. Skrining pasien-pasien yang tidak masuk dalam kategori tersier dan kwartier adalah wewenang korporat. Pemecahan masalah karena overcapacity di IGD harus dikawal oleh korporat karena kami (unit kerja) tidak boleh menolak pasien. Skrining rujukan pasien di triase harus strict  masuk ke IGD hanya untuk kasus-kasus definitif  koordinasi dengan rumah sakit jejaring (rujuka balik). Oleh karena itu, perlu optimalisasi fungsi SPGDT.

10 IPD Ruang rawat Kondisi pasien kurang baik masuk ke ruang boarding  beberapa hari kemudian perburukan kondisi dan masuk resusitasi kembali Pasien dengan kebutuhan ruang isolasi, namun ruang isolasi tidak cukup Ruang resusitasi : LOS tidak boleh lama-lama, harus tepat menentukan prognosis  koordinasi dengan Tim Paliatif. Diperlukan tim paliatif pada pasien yang sudah tidak memungkinkan kondisinya

11 Anestesi Ketersediaan sarana dan prasarana Ruang isolasi : pasien butuh isolasi dengan kondisi pasien tidak baik prosedurnya bagaimana?? Ruang isolasi butuh alat-alat anestesi khusus (perawat yang proper dalam menggunakan alat-alat anestesi, khususnya untuk ruang resusitasi dan OK IGD) IGD ramah anak

12 Radiologi KSO alat radiologi yg di IGD akan difasilitasi oleh Radiologi, business proses apa yang diinginkan oleh radiologi IGD. Radiografer dibawah koord Dept Radiologi Respontime : usulan penyambungan digital dari IGD ke Dept Rad, Pemeriksaan radiologi belum terdigitalisasi

13 Radioterapi Respontime pemeriksaan pasien dengan hemodinamik tidak stabil, delay tindakan.

14 Anak Tindakan bedah lebih banyak di IGD, non bedah di Kiara. Standard pengisian formulir tidak terisi : perawat anak hanya ada 2 orang per shift. Pengambilan obat hanya perawat, PPDS tidak boleh membantu Hal-hal yang membebani PPDS : Acc obat-obat khusus/ coding, mengantar pemeriksaan penunjang, mencari rumah sakit rujukan.

15 Anak (cont.2) Pasien anak kritikal overlaping dengan intensivis anak dan anestesi Adanya PICU di IGD harus dibuat rotasi jaga intensivis anak supaya tidak overlap dg anestesi

16 Admisi SPGDT harus berkolaborasi dengan PARI Usulan SPGDT dibawah koordinasi IGD Tim IMET : mohon diidentifikasi DPJP Utamanya (terkait remunerasi) Ged. A bingung siapa yang mempunyai wewenang untuk membuka ruang transisi (penyebab terhambatnya transfer pasien dari IGD ke Ged. A) Pasien dengan kebutuhan isolasi tempat isolasi terbatas, mau bagaimana? Jika waktu di IGD (8jam) sudah lewat namun keadaan tidak memungkinkan untuk dilakukan transfer (ada code blue) bagaimana ?

17 PA Sampel untuk pemeriksaan operasi sering diakumulasi sehingga hasil pemeriksaan sering dikeluhkan lama (runner bag. PA tidak ada)

18 Neurologi Ada layanan khusus trombolisis, belum ada SPO khusus (IGD, Farmasi, Radiologi). Dibawah 6 jam harus dilakukan. Diperlukan pertimbangan tarif.

19 Tindaklanjut : Senin  rapat yanmed, 5 unit kerja, DMK  identifikasi penyelesaian masalah dan PIC  pkl WIB di Ruang rapat Direksi Selasa  pengiriman alur dan bisnis proses unit kerja ke Departemen, dengan pembagian bedah dan non bedah untuk memberikan masukan PIC : Yanmed 1 mgg  follow up progress report penyelesaian masalah


Download ppt "KOLABORASI PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google