Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Pemeriksaan penunjang vertigo
Dionissa shabira
2
Pemeriksaan penunjang vertigo meliputi:
tes audiologik vestibular testing evalusi laboratories evalusi radiologis
3
Pemeriksaan audiometri
Abnormalitas memberikan kesan vertigo otologik. Sering cukup untuk penegakkan diagnosis. Upaya untuk memisahkan otologik dari sumber vertigo lain. Berfungsi untuk menilai pendengaran.
4
Normal : 0- 25 dB Tuli ringan : 26-40dB Tuli sedang : 41-60dB
AD = AD500+AD1000+AD2000+AD4000 4 Normal : dB Tuli ringan : 26-40dB Tuli sedang : 41-60dB Tuli berat : dB Sangat berat : > 90dB
6
Brainstem Auditory Evoked Potensial (BAEP).
Test nurofisiologi ini dipergunakan bila diduga adanya carebello pontine tumor, terutama neuroma akus tikus atau multiple sklerosis. Kombinasi pemeriksaan BERA dan CT Scan dapat menunjukkan konfirmasi diagnostik tumor
7
Electrocochleografi (ECOG)
sebuah potensi bangkitan yang menggunakan electrode perekam yang diposisikan dalam gendang telinga. ECOG membutuhkan frekuensi pendengaran yang tinggi. ECOG yang abnormal memberi kesan penyakit Meniere. ECOG itu sulit dan interpretasi dari hasil harus memnuhi penilaian bentuk gelombang.
8
Tes Elektronystagmography (ENG)
ENG merupakan prosedur beruntun yang dapat mengidentifikasi vestibular asimetris (seperti yang disebabkan oleh neuritis vestibular) dan membuktikan nistagmus spontan dan posisi (seperti yang disebabkan oleh BPPV). ENG adalah tes yang panjang dan sulit. Jika ada hasil yang abnormal dan tidak sesuai dengan gejala klinis sebaiknya dikonfirmasi denga tes kursi putar dan dikombinasi dengan tes VEMP
9
Kelebihan ENG antara lain:
ENG merekam gerakan bola mata berdasarkan perbedaan potensial listrik antara retina dan kornea. Kelebihan ENG antara lain: Menilai perubahan gerakan mata dalam keadaan mata terbuka atau tertutup, pada ruangan terang maupun gelap. Menentukan nistagmus fisiologis atau patologis Dalam keadaan fisiologis, orang normal bila melirik lebih dari 400 angular akan timbul nistagmus. Bila terjadi nistagmus saat lirikan mata dikurangi menjadi 300 atau lebih kecil lagi, hal tersebut merupakan keadaan patologis
10
Menentukan lokasi lesi
Nistagmus dengan arah ke atas (up-beat nystagmus), sumber lesi terdapat di batang otak bagian atas (sekitar pons varolii). Pada down-beat nystagmus, sumber lesi terdapat di medulla oblongata. Nistagmus dengan arah yang berubah (rebound nystagmus) setiap detik dan dipengaruhi lirikan mata, sering disebabkan lesi kronis di cerebellum atau olivopontocerelum dan sekitarnya. Internuclear Ophtalmoplegia, disebabkan lesi di fasciculus longitudinalis medialis, di antara formatio reticularis dengan inti nervus oculomotorius, atau di antara inti-inti nervus abducent dengan nervus oculomotorius.
11
Vestibular evoked myogenic potentials
VEMP merupakan tes vestibular dasar karena ini memberikan keseimbangan yang baik untuk keperluan diagnostic dan toleransi pasien. Tes ini sensitif terhadap sindrom dehiscence kanal superior. Kehilangan vestibular bilateral dan neuroma kaustik. VEMP secara umum normal pada neuritis dan penyakit Menier.
12
Posturografi adalah sebuah instrument dari tes Romberg. Ini sangat berguna untuk malingering dan juga mempunyai kegunaan melihat perkembangan orang- orang yang menjalani pengobatan.
13
Dikatakan terdapat gangguan keseimbangan bila terlihat ayun tubuh berlebihan, melangkah atau sampai jatuh sehingga perlu berpegangan. Untuk mendapatkan gambaran yang benar tentang gangguan keseimbangan karena gangguan vestibuler, maka input visual diganggu dengan menutup mata dan input proprioseptif dihilangkan dengan berdiri diatas alas tumpuan yang tidak stabil. dapat menilai secara obyektif dan kuantitatif kemampuan keseimbangan postural seseorang.
14
(4) Berdiri tenang di atas alas busa 10 cm dengan mata tertutup, dalam keadaan ini input visual dan proprioseptif diganggu, jadi hanya organ vestibuler saja yang bekerja, bila terdapat pemanjangan ayun tubuh berarti terjadi gangguan keseimbangan (3) Berdiri di atas alas busa 10 cm dengan mata terbuka, memandang titik tertentu, dalam keadaan ini input proprioseptif diganggu, (2) Berdiri di atas alas dengan mata tertutup, dalam keadaan ini input visual diganggu, (1) Berdiri di atas alas dengan mata terbuka memandang titik tertentu, dalam pemeriksaan ini ketiga input sensori bekerja sama, Pasien diminta berdiri tenang dengan tumit sejajar di atas alat, mata memandang ke satu titik di muka, kemudian dilakukan perekaman pada empat kondisi, masing-masing selama 60 detik.
15
Radiologis Rontgen cranium Rongent cervical
16
CT SCAN CT Scan tulang temporal memberikan resolusi tinggi dari struktur telinga daripada MRI dan juga lebih baik untuk evaluasi lesi yang melibatkan tulang. CT tulang temporal mutlak dibutuhkan untuk diagnosis dehiscence canal superior. CT scan dengan potongan hingga ke fossa posterior dapat digunakan jika tidak tersedia MRI. CT Scan terbatas karena resolusi yang lebih buruk dan adanya artifak tulang
17
MRI MRI kepala, mengevaluasi kesatuan struktural batang otak, serebelum, periventrikuler substansia alba, dan kompleks nervus VIII MRI adalah pencitraan terpilih, terutama untuk mendiagnosisinfark, perdarahan, tumor, dan lesi substansi alba seperti sklerosismutiple MRI tidak secara rutin dibutuhkan untuk evaluasi vertigo tanpa penemuan neurologis yang lain berkaitan.
18
Angiografi intraarterial dahulu digunakan untuk mendiagnosis oklusi di sistem vertebrobasilar. Namun, sekarang telah berkembang CT angiografi, MRA, dan DopplerUSG menggantikan angiografi intrarterial.
19
Transcranial color doppler sonography (TCDS)
20
Magnetic Resonance Angiography (MRA)
21
TERIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.