Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Restrukturalisasi Usaha: Mundurnya Perikanan Laut Jawa

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Restrukturalisasi Usaha: Mundurnya Perikanan Laut Jawa"— Transcript presentasi:

1 Restrukturalisasi Usaha: Mundurnya Perikanan Laut Jawa 1880-1905
Siti Lailatul Mufadah ( ) Istiadatus Sholihah ( ) Rizka Laili K. ( ) Mustikawati ( )

2 Mundurnya Perikanan Laut Jawa
Pada tahun 1880 retrukturalisasi di bidang perikanan Penghapusan Sewa Penangkapan Ikan 1 2 Restrukturalisasi penangkapan ikan 3 P erluasan usaha tambak abad ke-19 4 Perubahan sektor peerikanan

3 Issu penghapusan sewa penangkapan ikan
Hal ini terjadi karena sektor penangkapan ikan menguntungkan Patcher, bukan kas negara Pendapat pemerintah tentang sewa penagkapan ikan bersinggungan dengan dewan Raad van Nederlandsch Indie Raad Van Nederlandsch Indie menilai Patcher mempunyai peran yang besar dalam tumbuhnya usaha pengankapan ikan di sepanjang Pantai Utara Jawa

4 Munculnya Persoalan Baru
pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan mempertimbangkan pendapat Directeur der Middelen en Domeinen Penerapan pajak atas usaha penangkapan ikan dan menaikkan harga garam, menaikkan penjualan beberapa barang: pajak penjualan arak, dan minuman keras, pajak pemotongan hewan, daan pajak penjualan bakau Jawa Content Layouts

5 Description of the products
Penetapan Kebijakan Akhirnya kebijakan Penghapusan Sewa pengakapan ikan resmi dihapuskan pada 1 Januari 1863 Baru diterapkan secara efektif pada 1 Januari 1984 Description of the products

6 Perubahan struktur Usaha Penagkapan Ikan
Imbas penghapusan sewa penagkapan ikan bukan hanya dirasakan nelayan Kedudukan para Patcher tergser bukan sebagai penanam modal lagi Dampak <1864 Dampak Dampak Investasi menurun produksi ikan pengasianan ikan menurun. pendapatan patcher tidak menentu, hanya terlibat usaha untuk mengembalikan modal Dampak

7 munculnya kongsi-kongsi Cina di Jakarta.
Fenomena Yang Muncul perahu besar untuk usaha perikanan lepas pantai mengalami penurunan yang tajam Bukan hanya di Anyer keadaan usaha penangkapan ikan mengalami kemunduran yang drastis jumlah peluncuran perahu tak sebanding jumlah perahu nelayan masa sebelumnya munculnya kongsi-kongsi Cina di Jakarta.

8 Industri Pengolahan Ikan

9 Pada Suatu saat jumlah perahu nelayan yang mengalami pengurangan, industri pengolahan ikan juga mengalami pergeseran, khususnya industri pengasinan ikan. Garam bisa dikatakan merupakan satu-satunya alternatif untuk bahan pengawet ikan. Karena saat itu penggunaan es belum dikenal.

10 Tersedia dan tidaknya garam pada gilirannya sangat menentukan.
Makin tersedia garam untuk pengolahan ikan dan makin baik sistem pengawetan yang dilakukan maka produksi ikan yang akan dihasilkan makin dapat bertahan lama .

11 NAMUN… Harga garam untuk konsumsi sangat tinggi.
Harga patokan ini ternyata berlaku hanya di gudang-gudang tempat penyimpanan garam. Harga diluar biasanya lebih mahal daripada harga patokan. Di gudang-gudang garam di Jakarta misalnya perpikul garam berharga f 6, 72. Di luar gudang, harga garam ini per pikul menjadi sebesar f 7,33

12 SEHINGGA….. Sejak dihapuskannya sistem sewa dan tidak ada alternatif lain untuk mendapatkan garam bahan pengawet ikan, para pachter mulai membatasi penerimaan ikan-ikan segar yang dihasilkan oleh perahu-perahu dan ada yang akhirnya mereka meninggalkan usaha ini. Industri pengasinan ikan pada masa-masa ini telah mengalami kerusuhan, dan tidak lagi bangkta lagisampai 1920-an

13 TEKNIK TANAH PADEG Akibat dari tingginya harga garam, maka di Wilayah Jawa Timur berkembang teknik pengasinan ikan menggunakan tanah padeg, tanah yang mengandung banyak garam. ALTERNATIF LAIN : PEMINDANGAN Pemindangan berbeda dengan proses pengasinan, pemindangan merupakan sistem pengawetan yang dilakukan dengan merebus ikanselam beberapa waktu sampai masak. Penggunaaan garam pada tahap perebusan sangat sedikit, sekitar 5% dari berat ikan

14 GARAM SELUNDUPAN Namun tidak semua industri pengasinan ikan mengalami keruntuhan. Di daerah-daerah yang memperoleh garam selundupan, industri pengasinan ikan masih dapat bertahan Nelayan di Bawean umumnya menggunakan garam selundupan baik yang berasal dari Jawa Timur sendiri ataupun dari Sulawesi.

15 PERDAGANGAN IKAN Selepas tahun 1870, aktivitas perdagangan ikan berubah pula secara drastis. Pada maa-masa ini, para pachter tidak lagi mendominasi perdagangan ikan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Para pedagang bakulan atau pedagang pengecer merupakan tempat penyaluran utama ikan hasil tangkapan, dan merupakan pelaku utama dalam aktivitas perdagangan ikan. Persaingan di antara nelayan dalam menjual hasil tangkapan menjadi sangat keras karena banyaknya penawaran dan singkatnya pasar.

16 Masyarakat Jawa dalam keadaan khusus tertentu tampaknya cukup banyak mengkonsumsi daging daripada ikan. Pada saat-saat misalnya persediaan padi atau jagung cukup, konsumsi ikan tinggi. Pada saat pusat-pusat penangkapan ikan pantai utara Jawa tidak lagi dapat mensupali ikan asin ke daerah pedalaman, Jawa sebenarnya mengalami kekurangan ikan asin.

17 Dalam konteks ini, Siam dan Bagansiapiapi muncul sebagai daerah-daerah pemasok ikan asin terpenting untuk Jawa. Sulawesi selatan dengan pelabuhan Makasarnya bisa dikatakan pusat aktivitas perdagaangan ikan antar pulau di Indonesia bagian timur

18 Singkatnya, runtuhnya industri pengasinan ikan dan perdagangan ikan asin yang berpusat pada pachrer berakibat tumbuhnya perdagangan ikan antar pulaudan mpor ikan dengan Jawa sebagai daerah pemasaran utamanya.

19 Usaha Penangkapan Ikan dan Liberalisasi Ekonomi
demikian laju penanaman swasta Belanda dan modal swasta lainnya meningkat sehingga mengakibatkan komersialisasi secara luas di tanah jajahan. Meluasnya komersialisasi ekonomi dan semakin terbukanya berbagai sektor usaha bagi perusahaan swasta membuat sektor penangkapan ikan semakin menurun produktivitasnya. Maka wajar kiranya jika sebagian besar pemilik modal yang kehilangan posisi strategis di sektor penangkapan ikan meninggalkan usaha ini dan mencari peluang di sektor usaha lain Perubahan ekonomi di Indonesia menjadi semakin cepat seiring dengan perubahan fundamental pada kebijakan pemerintah kolonial yakni transformasi politik konservatif kepolitik liberal. Pergeseran ini kemudian diikuti dengan perubahan kebijakan politik drainage, yakni politik eksploitasi tanaman jajahan yang semual dikelola oleh perusahan negara diganti perusahaan swasta.

20 Contoh Peristiwa di Berbagai Daerah yang Mengalami Kemunduran di Bidang Penangkapan Ikan :
Pembukaan jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden membuat penangkapan ikan di Pekalongan menjadi lesu Pada periode yang sama, jumlah desa nelayan dan nelayan di Pasuruan dan Besuki turun drastsc karena terserapnya tenaga kerja nelayan menjadi buruh perkebunan. Usaha penangkapan ikan di Surabaya mengalami kemunduran setelah dilarangnya pemasangan alat tangkap sero, branjang, dan alat sejenis di perairan sekitar daerah tersebut untuk kepentingan keamanan lalu lintas kapal Di Rembang yang juga mengalami penurunan di sektor penangkapan ikan karena adanya pelarangan penebangan kayu jati dan berkurangnya garam sebagai bahan pengawet ikan.

21 Fakta Menarik Lain,,, Perubahan lain yang cukup menarik adalah meluasnya usaha tambak dengan cepat sejak 1860-an. Pajak tambak juga meningkat di Jawa hampir dua kali lipat dalam periode 15 tahun. Kenaikan pajak tambak ini disebabkan semakin meluasnya usaha tambak di Jawa. Menurut Van Spall pembukaan tambak baru dilakukan dengan berbagi cara misalnya dilakukan nelayan-nelayan sendiri, secara gotong royong dengan keluarga. Misalnya di Surabaya pembukaan tambak dilakukan secara kelompok. KESIMPULAN : Jadi dapat disimpulkan bahwa pada masa itu, perkembangan pada sektor usaha pertambakan mengalami kemajuan yang cukup signifikan karena kurang menguntungkannya sektor penagkapan ikan pada masa itu. Melihat kondisi ini, maka tidak mengherankan jika banyak penduduk di daerah pantai yang terlibat dalam usaha pertambakan atau pada industri pertanian menyebabkan kurangnya nelayan penagkapan ikan dan investasi yang tertanamkan pada sektor penangkapan ikan, hal inilah yang pada akhirnya mempengaruhi skala usaha penangkapan ikan yang ada.

22 Bergeser ke Usaha Penangkapan Ikan Dekat Pantai
Konsekuensi dari berkurangnya investasi modal dan menyusutnya jumlah nelayan adalah mundurnya usaha penangkapan ikan lepas pantai. Secara perlahan terjadi pergeseran dari penagkapan ikan skala besar menjadi penangkapan ikan berskala kecil. Sementara jumlah perahu besar semakin sedikit, perahu-perahu kecil semakin banyak sehingga usaha pengkapan ikan di Jawa didominasi oleh usaha penangkapan ikan lepas pantai. Pergeseran penagkapan ikan lepas pantai menjadi penagkapan ikan dekat pantai menyebakan terjadinya overfishing dekat pantai sehingga mempengaruhi produksi ikan. Gejala menurunya produksi iakan ini terjadi di berbagai daerah seperti Cirebon, Jakarta, Karawang, Tegal, Pekalongan, Probolinggo, dan juga wilayah lainnya.

23 Produksi Ikan Konsumsi Ikan Ikan Impor

24 PRODUKSI IKAN Isu mengenai masalah memburuknya perekonomian menjelang akhir abad ke 19 yang berpengaruh terhadap merosotnya usaha penangkapan ikan dan produksi ikan Keadaan masyarakat Jawa dan Madura pada saat itu Dampak pertumbuhan penduduk Jawa dan Madura Bagaimana produksi ikan?

25 KONSUMSI IKAN Konsumsi Ikan penduduk Jawa dan Madura

26 IKAN IMPOR Penyebab adanya ikan impor Kondisi Masyarakat Jawa Barat
Kondisi Masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur Kondisi Masyarakat Luar Pulau Jawa

27

28 BAGANSIAPIAPI

29 Oey I Tam (pacter Penjualan garam)
Nelayan-Nelayan Cina Ekpor dan Impor

30 Thank You! For your attention


Download ppt "Restrukturalisasi Usaha: Mundurnya Perikanan Laut Jawa"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google