Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PRINSIP KONSERVASI (EKOLOGI HEWAN)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PRINSIP KONSERVASI (EKOLOGI HEWAN)"— Transcript presentasi:

1 PRINSIP KONSERVASI (EKOLOGI HEWAN)

2 Apa itu konservasi?

3 Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan.

4 Lima prinsip dasar Pengelolaan Konservasi
Proses ekologis seharusnya dapat dikontrol Tujuan dan sasaran hendaknya dibuat dari sistem pemahaman ekologi. Ancaman luar hendaknya dapat diminimalkan dan manfaat dari luar dapat dimaksimalkan Proses evolusi hendaknya dapat dipertahankan Pengelolaan hedaknya bersifat adaptif dan meminimalkan kerusakan SDA dan lingkungan

5 Indonesia perlu konservasi (hewan)?

6 FAKTA

7 KATEGORI STATUS SPECIES by IUCN (The World Conservation Union)
Extinct (Punah): Spesies yang tidak ditemukan lagi di alam Harimau jawa Harimau bali

8 Critically Endangered (CR; Kritis) adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang menghadapi risiko kepunahan di waktu dekat. Elang Jawa Harimau Sumatra Jalak Bali Badak Jawa penyu

9 Endangered (EN; Genting atau Terancam) adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar yang tinggi pada waktu yang akan datang. Trenggiling Maleo Banteng Anoa tapir Bekantan

10 Vulnerable (VU; Rentan) adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang. Kakak Tua Maluku Kasuari Merak Hijau

11 Near Threatened (NT; Hampir Terancam) adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang mungkin berada dalam keadaan terancam atau mendekati terancam kepunahan, meski tidak masuk ke dalam status terancam. Punai Sumba Alap-alap Doria

12 Least Concern (LC; Berisiko Rendah) adalah kategori IUCN yang diberikan untuk spesies yang telah dievaluasi namun tidak masuk ke dalam kategori manapun. Ayam Hutan Merah Landak Ayam Hutan Hijau

13 Data Deficient (DD; Informasi Kurang), Sebuah takson dinyatakan “informasi kurang” ketika informasi yang ada kurang memadai untuk membuat perkiraan akan risiko kepunahannya berdasarkan distribusi dan status populasi. Punggok Papua Todirhamphus nigrocyaneus

14 Not Evaluated (NE; Belum dievaluasi); Sebuah takson dinyatakan “belum dievaluasi” ketika tidak dievaluasi untuk kriteria-kriteria di atas. Punggok Togian

15 Apa yang harus dikonservasi?
SPECIES HABITAT/kawasan MANAGEMENT

16 Tiga kegiatan pokok konservasi SDA hayati dan ekosistemnya
Perlindungan sistem penyangga kehidupan Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya UU No 5 Th 1990 Tentang Konservasi SDA dan Ekosistem

17 Sistem penyangga kehidupan merupakan suatu proses alami dari berbagai unsur hayati, dan non hayati yang menjamin kelangsungan kehidupan makhluk. Wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan tersebut berupa Kawasan Suaka Alam (Cagar Alam; Suaka Margasatwa) dan Kawasan Pelestarian Alam (Taman Nasional; Taman Hutan Raya; Taman Wisata Alam) yang pengelolaannya dilakukan dengan membagi kawasan ke dalam:  1. Zona Pengelolaan Pada Taman Nasional  2. Blok Pengelolaan Pada Cagar Alam,      Blok Pengelolaan Suaka Marga Satwa,      Blok Pengelolaan Taman Hutan Raya,      Blok Pengelolaan Taman Wisata Alam. 

18 ZONASI PENGELOLAN PADA TAMAN NASIONAL
Zona Inti  kawasan Taman Nasional yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan adanya perubahan berupa mengurangi, menghilangkan fungsi dan menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli.  Zona Rimba  bagian Taman Nasional yang ditetapkan karena letak, kondisi dan potensinya mampu mendukung kepentingan pelestarian pada zona inti dan zona pemanfaatan. 

19 Zona Pemanfaatan  bagian dari Taman Nasional yang ditetapkan karena letak, kondisi dan potensi alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam dan kondisi lingkungan lainnya.  Zona Lainnya  Zona Tradisional Zona Perlindungan Bahari Zona Rehabilitasi Zona Religi, Budaya Dan Sejarah Zona Khusus Zona

20 Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur Taman Nasional Lorentz di Papua Barat

21 Cagar Alam Pananjung Pangandaran di Jawa Barat
Cagar alam adalah suatu kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Cagar Alam Pananjung Pangandaran di Jawa Barat

22 Perlindungan Sistem Penyangga kehidupan
Perlindungan sistem penyangga kehidupan ditujukan bagi terpeliharanya proses ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia

23 Wilayah sistem penyangga kehidupan yang mengalami kerusakan secara alami dan/atau oleh karena pemanfaatannya serta oleh sebab lainnya diikuti dengan upaya rehablitasi yang terencana dan berkesinambungan

24 Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.  KAWASAN SUAKA ALAM (Cagar Alam dan Suaka Margasatwa) Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa: (1) Yang dilindungi diatur oleh PP (2) Tidak dilindungi

25 Pemanfaatan Secara Lestari SDA Hayati dan ekosistemnya
Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam (Taman Nasional dan Taman Wisata Alam/Ekowisata) Pemanfaatan Jenis tumbuhan dan satwa liar (diatur oleh PP): a. Pengkajian, penelitian b. Penangkaran c. Perburuan/penangkapan d. Perdagangan e. Peragaan f. Pertukaran g. Budidaya komoditi obat-obatan h. Pemeliharaan untuk kesenangan

26 EKOLOGI POPULASI

27 INDIVIDU

28 POPULASI

29 KOMUNITAS

30 EKOSISTEM

31 Kepadatan populasi lazimnya disebut “POPULASI“ saja.
Organisme yg hidup didarat dipakai satuan luas, misal per m2 / Ha / rumpun. Organisme air  digunakan satuan per m3 atau l. Contoh : 1) Padat populasi wereng batang coklat padi per rumpun pada MH 2010/2011 di sawah Gunung Anyar sebanyak 6 ekor. 2) Padat populasi walang sangit MK 2010/2011 di sawah Rungkut sebanyak 4 ekor/m2. Padat / jumlah tanaman padi per Ha = rumpun (jarak tanam 25 x 25 cm) Padat populasi penduduk 1500 org / km2 Kepadatan populasi lazimnya disebut “POPULASI“ saja.

32 Perubahan Populasi Populasi sp serangga  selalu berubah sejalan perubahan lingkungan & waktu. Sedangkan populasi tanaman relatif tetap. Demikian pula komposisi kelompok usia/stadium & jenis kelamin juga berubah-ubah. Contoh : Populasi hama wereng coklat padi pd kondisi lingkungan tertentu terdiri 30% jantan, 50% betina, nimfe 10% dan telur 10%. Pada saat lain komposisi berubah jantan 10%, betina 20%, nimfe 40% dan telur 30%. Umumnya menjelang akhir MH  persentase telur tinggi, awal MK  persentase larva meningkat. Hal diatas dipengaruhi  cara hidup, biologi dan frekuensi berbiak serangga.

33 Penyebab perubahan populasi serangga / hewan / manusia
Natalitas Migrasi Mortalitas

34 Ada beberapa macam penyebab perubahan populasi serangga / hewan / manusia , yaitu :
a. Natalitas 1) Pengertian Artinya tingkat kelahiran (latin : natus = lahir). Dalam ekologi, natalis  digunakan utk menunjukkan kemampuan suatu populasi menambah jumlahnya. Natalitas  menggambarkan tingkat kelahiran, yaitu bertambahnya individu baru akibat kelahiran atau menetas dari telur. Dengan demikian natalitas selalu positif atau paling tidak = 0 dan tidak pernah negatif.

35 b. Mortalitas 1) Pengertian Tingkat kematian (latin = mortalis = dapat mati) Dalam ekologi istilah mortalitas digunakan utk menunjukkan kemampuan suatu populasi menjadi lebih kecil karena kematian. Mortalitas lawan Natalitas.

36 Tingkat mortalitas tdk mungkin = nol, disebabkan walaupun lingkungan baik, kematian tetap ada.
Kematian serangga dapat disebabkkan oleh umur dan tua, walaupun kondisinya ideal. Variasi mortalitas, sehubungan umur tiap sp serangga berbeda. Ada sp serangga, mortalitas banyak terjadi pada stadium telur/larva, tetapi sp lain pada stadium pupa / imago.

37 c. Migrasi 1) Pengertian Kata lain migrare, berarti perpindahan dari tempat yg satu ke tempat yg lain. Dalam populasi ada faktor kematian & kelahiran, tetapi sering kali terjadi perubahan jumlah anggota populasi karena ada perpindahan anggota dari populasi ke populasi lain dari sp yang sama. 2) Bentuk Perubahan a. Imigrasi (latin : in = ke dlm & migrate) yaitu kedatangan individu-2 baru ke dlm batas-2 tempat populasi, sehingga populasi bertambah. b. Emigrasi (latin : e = ke luar, dan migrare). yaitu kepergian individu dari luar batas-2 tempat populasi tadi sehingga populasinya berkurang.

38


Download ppt "PRINSIP KONSERVASI (EKOLOGI HEWAN)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google