Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
INTERNATIONAL HEALTH REGULATION
IHR ADALAH PERATURAN YANG DIKELUARKAN WHO UNTUK MEMINIMKAN PENYEBARAN INFECTIOUS DISEASES DENGAN MENINGKATKAN SURVAILANS EPIDEMIOLOGI MENDETEKSI,MENGURANGI DAN MENGELIMINASI SUMBER PENYAKIT DENGAN : 1.MENINGKATKAN SANITASI SEKITAR PELABUHAN LAUT DAN UDARA SERTA POS LINTAS BATAS NEGARA 2.MEMBERANTAS INVESTASI VEKTOR 3.MELAKSANAKAN SURVAILANS EPIDEMIOLOGI DALAM LEVEL NASIONAL.
2
UJIAN EPIDEMIOLOGI (PHEIC)
1.International Health Regulation (IHR) Adalah peraturan Internasional yang dikeluarkan oleh WHO yang harus ditaati bagi negara yang menerima dan mengikuti termasuk Indonesia,dengan cara cara sebagai berikut a/l : a.Mencegah masuknya penyakit non infeksi maupun yang penyakit infeksi. b.Cara cara yang digunakan menjaga sanitasi daerah pelabuhan laut dan udara. c.Memberantas infestasi tikus serta ecto parasitnya saja d.Menjaga sanitasi dan memberantas infestasi seluruh vector penyakit didaerah pelabuhan ,daerah lintas batas serta infestasi vector dikapal. e.Mencegah penyakit baik yang infeksi maupun yang non infeksi keluar negeri.
3
PUBLIC HEALTH EMERGENCY OF INTERNATIONAL CONCERN (PHEIC) ATAU
WHA (WORLD HEALTH ASSEMBLY ) -34 ,IHR EDISI 3-TH1973 GLOBAL ERADICATION SMALL POX (DECLAREED-WHO ) ICV SMALL POX TIDAK DIPERLUKAN LAGI. PENYAKI KARANTINA TINGGAL 3.: 1.CHOLERA . 2.PES 3.YELLOW FEVER . WHA (WORLD HEALTH ASSEMBLY ) – 48 (TH1999) ADANYA RESOLUSI WHA-48.7 MEMINTA DIRJEN-WHO MEREVISI IHR TH 1969 ADANYA PENYAKIT NEW EMERGING DISEASES DAN RE-EMERGING DISEASES. I H R TH 2005 PENYAKIT YANG TERMASUK DALAM PERHATIAN INTERNASIONAL YANG DISEBUT : PUBLIC HEALTH EMERGENCY OF INTERNATIONAL CONCERN (PHEIC) ATAU KEDARURATAN KESEHATAN MASARAKAT YANG MERESAHKAN DUNIA. DENGAN CIRI CIRI PHEIC SEBAGAI BERIKUT : 1.MEMBAHAYAKAN KESEHATAN NEGARA LAIN MELALUI PERJALANAN INTERNASIONAL 2.BERPOTENSI MEMERLUKAN KERJASAMA / KOORDINASI INTERNASIONAL
4
2.International Health Regulation (IHR) th 2005 sebagai revisi dari IHR th 1969
,hal hal yang direvisi meliputi : a.Penyakit penyakit karantina dirubah istilahnya menjadi PHEIC (Public Health Emergency of Internalational Concern.) b.Penyakit penyakit yang termasuk dalam IHR 2005 hampir semua penyakit virus . c.Penyakit HIV /AID juga dimasukkan PHEIC. d.Penyakit Influensa juga merupakan penyakit PHEIC e.Penyakit morbili ternasuk PHEIC
5
PENYAKIT YANG TERMASUK PHEIC ADALAH :
PENYAKIT YANG MENYEBABKAN DAMPAK KESEHATAN MASARAKAT YANG SERIUS DAN MENYEBAR CEPAT KESELURUH DUNIA. 1.KHOLERA 2.PES PARU (PNEUMONIC PLAQUE) 3.YELLOW FEVER 4.HAEMORHAGIC FEVER KARENA VIRUS EBOLA,LASSA,MARBURG. 5.WEST NILE FEVER. 6.PENYAKIT DENGAN PERHATIAN KHUSUS NASIONAL / REGIONAL : DENGUE FEVER, RIFT VALLEY FEVER. MENINGOCOCAL DISEASE 7.PENYAKIT YANG TIDAK TERMASUK KELOMPOK DIATAS YANG TIDAK DIKENAL SUMBERNYA YANG PUNYA POTENSI PHEIC KHUSUS BILA ADA SATU KASUS YANG TAK TERDUGA : CACAR, INFLUENSA MANUSIA SUBTIPE BARU S.A.R.S. HARUS DILAPORKAN.
6
PEMERIKSAAN KEDATANGAN KAPAL LANJUTAN.
SETIAP KEDATANGAN KAPAL DARI LUAR NEGERI BAIK YANG TERJANGKIT DAN TIDAK TERJANGKIT SERTA YANG DATANG DARI DALAM NEGERI YANG DATANG DARI DAERAH TERJANGKIT PENYAKIT KARANTINA/PHEIC HARUS MEMASANG ISARAT KARANTINA ISARAT KARANTINA PADA SIANG HARI MEMASANG BENDERA ISARAT LAMPU PADA MALAM HARI. ISARAT SIANG HARI : ISARAT MALAM HARI : SEHAT Q TERJANGKIT Q Q JARAK 1,8 M TERSANGKA Q L Q SAYA BELUM DAPAT IJIN KARANTINA TERSANGKA ULAR ULAR PENGGANTI - 1
7
3.Kedatangan kapal dari daerah endemis yellow fever memasang bendera Q-Q :
a.Kapal tersebut membawa penderita yang terjangkit yellow fever b.Kapal tersebut penumpangnya ada yang diduga menderita penyakit yellow fever. c.Semua anak buah kapal boleh turun sebelum diperiksa oleh dokter pelabuhan d.Semua anak buah kapal tidak perlu divaksinasi yellow fever e.Penderita tersebut langsung diobati oleh dokter tanpa diamati lebih lanjut
8
DERATTING CERTIFICATE (DC)
DOKUMEN KESEHATAN LANJUTAN DERATTING CERTIFICATE (DC) SURAT BEBAS TIKUS INI BERLAKU 6 BULAN DIBERIKAN UNTUK KAPAL SETELAH KAPAL DIFUMIGASI IHR : DC DIGANTI SSCC (SHIP SANITATION CONTROL CERTIFICATE) DERATTING EXEMTPION CERTIFICATE (DEC) DOKUMEN INI DIBERIKAN SETELAH PEMERIKSAAN KAPAL DINYATAKAN BERSIH DARI TANDA TANDA ADANYA INFESTASI TIKUS. IHR- 2005: DEC DIGANTI SSCEC (SHIP SANITATION CONTROL EXEMPTION CERTIFICATE) BUKU KESEHATAN KAPAL BUKU INI MERUPAKAN GANTINYA MARITIM DECLARATION OF HEALTH (MDH) UNTU KAPALYANG BERLAYAR ANTAR PULAU DI WILAYAH INDONESIA. MARITIM DECLARATION OF HEATH (MDH) DOKUMEN YANG BERISI LAPORAN OLEH NAHKODA KQAPAL APAKAH DIKAPALNYA ADA/TIDAK PENDERITA PENYAKIT KARANTINA/PHEIC. GENERAL DECLARATION OF HEALTH (GENDEC) DOKUMEN YANG DIISI OLEH PILOT PESAWAT YANG DATANG DARI LUAR NEGERI TENTANG ADA/TIDAKNYA PENUMPANG YG TERSANGKA/TERJANGKIT PENYAKIT KARANTINA/PHEIC.
9
4.Kapal datang dari daerah endemis yellow fever kurang dari 30 hari
dan tidak terdapat penderita yang diduga menderita yellow fever dilakukan tindakan sbb: a.kapal diwajibkan oleh pihak KKP(Kantor Kesehatan Pelabuhan) untuk dihapus serangga ( bebas infestasi Nyamuk Aedes spp). b.Nyamuk Aedes masih dapat menularkan penyakit Yellow fever c.Semua anak buah kapal diperiksa dokemen vaksinasi terhadap Yellow fever apakah masih valid atau tidak. d.Bagi yang sudah tidak valid ataupun yang belum pernah divaksinasi Yellow fever dialkukan vaksinasi dan diawasi selama nasa inkubasi. e.Semua tindakan diatas memenuhi ketentuan peraturan di IHR.
10
PENYAKIT YANG TERMASUK PHEIC ADALAH :
PENYAKIT YANG MENYEBABKAN DAMPAK KESEHATAN MASARAKAT YANG SERIUS DAN MENYEBAR CEPAT KESELURUH DUNIA. 1.KHOLERA 2.PES PARU (PNEUMONIC PLAQUE) 3.YELLOW FEVER 4.HAEMORHAGIC FEVER KARENA VIRUS EBOLA,LASSA,MARBURG. 5.WEST NILE FEVER. 6.PENYAKIT DENGAN PERHATIAN KHUSUS NASIONAL / REGIONAL : DENGUE FEVER, RIFT VALLEY FEVER. MENINGOCOCAL DISEASE 7.PENYAKIT YANG TIDAK TERMASUK KELOMPOK DIATAS YANG TIDAK DIKENAL SUMBERNYA YANG PUNYA POTENSI PHEIC KHUSUS BILA ADA SATU KASUS YANG TAK TERDUGA : CACAR, INFLUENSA MANUSIA SUBTIPE BARU S.A.R.S. HARUS DILAPORKAN.
11
METHODS OF CONTROL A.PREVENTIVE MEASSURES 1.HEALTH EDUCATION. 2.KURANGI TEMPAT YANG OVER CROWDED (RUMAH PADAT PENGUNI VENTILASI CUKUP,SEKOLAHAN,BARAK MILITER,ASRAMA DLL) 3 VAKSINASI JENIS MULTIVALENT VACCINE TERDIRI DARI QUADRIVALENT VACCINES A,C,Y,W-135 GROUP A POTENT GROUP C AGAK LEMAH GOUP B BELUM DITEMUKAN. B.CONTROL PENDERITA,KONTAK PERSON DAN PENANGAN LINGKUNGAN 1.PENDERITA ISOLASI DAN DIOBATI. 2.KONTAK. DIBERIKAN PROPHILAXIS ANTIBIOTIC (RIFAMPICIN,SULFA .) 3.LINGKUNGAN DESINFEKSI PAKAIAN,LANTAI ,DLL. 4.SURVAILLANS SUMBER DAN KONTAK PERSON.
12
C.TINDAKAN EPIDEMIC PENGOBATAN PENDERITA YANG DIDUGA MENDERITA meningococcal meningitis ISOLASI PENDERITA KETAT. KONTAK DIBERIKAN PROPHILAXIS DRUG. CARRIER DIOBATI DENGAN ANTIBIOTICA HEALTH EDUCATION VAKSINASI MASAL PENDUDUK JENIS VAKSIN GROUP A DAN C SANGAT EFFEKTIF. D.TINDAKAN INTERNASIONAL : MEWAJIBKAN VAKSINASI MENINGITIS KE DAERAH ENDEMIS ATAU KE SAUDI (MUSIMHAJI)
13
5.Sewaktu kepulangan rombongan jemaah haji terdapat seorang yang menderita
meningitis,maka tindakan yang dilakukan dalam survaillans adalah : a.Seluruh rombongan jemaah tersebut dilakukan swab pharynxnya untuk menentukan jenis kumannya. b.Seluruh jemaah haji diberikan kartu survaillans sehingga bila sampai daerahnya tempat tinggalnya dapat dilakukan pengobatan serta dapat dipantau apakah ada yang menderita meningitis. c.Seluruh jemaah haji dalam rombongan diberikan prophilaksis antibiotika Rimpamycin 600 mg. d.Pihak Dinas Kesehatan bersama Puskesmas daerah rombongan tersebut harus malakukan survaillans para jemaahnya selama dua kali masa inkubasi penyakit meningitis tersebut. e.Semua tindakan diatas sesuai dengan peraturan dalam penanggulangan PHEIC.
14
6.Tentang meningitis yang terjadi sewaktu melakukan kegiatan haji
di Saudi Arabia : a.Penyebabnya adalah virus yang ditularkan nyamuk. b.Kebanyakan adalah kuman meningococcus strain A. c.Strain B Meningococcus vaksinnya sangat poten. d.Penderita yang punya masalah dengan vaksin (pada kehamilan muda) diberikan prophilaxis anti biotika. e.Potensi vaksin adalah seumur hidup.
15
DERATTING CERTIFICATE (DC)
DOKUMEN KESEHATAN LANJUTAN DERATTING CERTIFICATE (DC) SURAT BEBAS TIKUS INI BERLAKU 6 BULAN DIBERIKAN UNTUK KAPAL SETELAH KAPAL DIFUMIGASI IHR : DC DIGANTI SSCC (SHIP SANITATION CONTROL CERTIFICATE) DERATTING EXEMTPION CERTIFICATE (DEC) DOKUMEN INI DIBERIKAN SETELAH PEMERIKSAAN KAPAL DINYATAKAN BERSIH DARI TANDA TANDA ADANYA INFESTASI TIKUS. IHR- 2005: DEC DIGANTI SSCEC (SHIP SANITATION CONTROL EXEMPTION CERTIFICATE) BUKU KESEHATAN KAPAL BUKU INI MERUPAKAN GANTINYA MARITIM DECLARATION OF HEALTH (MDH) UNTU KAPALYANG BERLAYAR ANTAR PULAU DI WILAYAH INDONESIA. MARITIM DECLARATION OF HEATH (MDH) DOKUMEN YANG BERISI LAPORAN OLEH NAHKODA KQAPAL APAKAH DIKAPALNYA ADA/TIDAK PENDERITA PENYAKIT KARANTINA/PHEIC. GENERAL DECLARATION OF HEALTH (GENDEC) DOKUMEN YANG DIISI OLEH PILOT PESAWAT YANG DATANG DARI LUAR NEGERI TENTANG ADA/TIDAKNYA PENUMPANG YG TERSANGKA/TERJANGKIT PENYAKIT KARANTINA/PHEIC.
16
7.Sewaktu pemeriksaan kapal di pelabuhan ternyata ada tanda tanda
infestasi tikus maka tindakan kita adalah : a.Melakukan pemasangan perangkap tikus sehingga populasi tikus berkurang b.Melakukan penangkapan tikus hidup untuk diperiksa index pinjalnya. c.Kapal diberikan Derrating Certificate (DC) setelah dilakukan fumigasi. d.Kapal diberikan Ship Sanitation Control Certificate (SSCC) setelah fumigasi. e.Dokumen SSCC berlaku sampai dengan 9 bulan
17
8.Nyamuk Aedes spp. punya potensi menularkan penyakit penyakit
sebagai berikut : a.Marburg disease. b.Ebola haemorrhagic fever. c.SARS. d.West Nile Fever. e.Malaria.
18
CARA PENULARAN WEST NILE FEVER
19
DUA PILIHAN UNTUK AEDES SPECIES.
20
Severe acute respiratory syndrome (SARS)
is a respiratory disease in humans By: the SARS coronavirus (SARS-CoV). near pandemic to date, between Nov and July 2003, (WHO) 21 April 2004 report. 8,096 known infected cases and 774 deaths (C.F.R.= 9,6%) SARS from the Guangdong (China) spread 37 countries. Mortality 1 percent for people aged 24 or younger, 6 percent for those 25 to 44, 15 percent in those 45 to 64 and >> 50 percent for those over 65. For comparison, C.F.R.influenza is usually around 0.6 percent (primarily among the elderly) but can rise as high as 33 percent in locally severe epidemics of new strains. The mortality rate of the primary viral pneumonia form is about 70 percent.
21
HAEMORHAGIC FEVER (VIRUS EBOLA,LASA DAN MARBURG)
EBOLA-MARBURG DISEASES (AFRICAN HAEMORRHAGIC FEVER,MARBURG VIRUS DISEASE, EBOLA HAEMORRHAGIC FEVER) GEJALA: EBOLA-MARBURG DISEASES GEJALA: PRODROMAL PANAS,NYERI KEPALA,MUAL-MUNTAH,DIARE, PHARYNGITIS,MACULO-PAPULAR RASH HAEMORRHAGIC DIATESIS DISERTAI RENAL FAILURE,HEPATIC FAILURE GANGGUAN CNS,MULTI ORGAN DYSFUNCTION, SHOCK. LAB: TROMBOCYTOPENIA BERAT,LYMPHOPENIA AST>ALT,KADANG – HYPERAMYLASEMIA. PRIMARY CASE FATALITY RATE MARBURG = 25% EBOLA : CFR 50 – 90% DIAGNOSE : ELISA ANTIGEN REACTION, IFA TEST DARAH,HOMOGENATES ELECTRON MICROSCOOP: LIVER CELL, HATI HATI VIRUS SANGAT MENULAR.
22
PENYEBAB :VIRUS GROUP FILOVIRIDAE
MARBURG LEBAR 80 nm,PANJANG 790 nm ANTIGENICALLY >> EBOLA EBOLA LEBAR 80 nm,PANJANG 970 nm, STRAIN RESTON MENIMBULKAN PERDARAHAN FATAL. MARBURG DIKENAL(1967) DI JERMAN,YUGOSLAVIA TERTULAR DARI KERA (GREEN MONKEY) DI- UGANDA. EBOLA DIKENAL (1976) DI SUDAN,ZAIRE +/- 600 KASUS ,CFR 60%. RESERVOIR : UNKNOWN PENULARAN : PERSON TO PERSON MELALUI DARAH,SEMEN, SEKRETA,ORGAN. (PENULARAN SEMEN SETELAH 7 MINGGU RECOVERY). MASA INKUBASI : MARBURG 3-9 HR EBOLA – HR SUSCEPTIBILITY : SEMUA UMUR.
23
9.Avian Flu (flu burung) a.Avian flu tidak potensial menjadi pandemic. b.Mudah bermutasi sehingga perlu dilakukan reformulasi vaksin. c.Dapat menular melalui gigitan serangga. d.AH5N1 kurang fatal dibanding dengan AH1N1 e.Kematian akibat flu burung sering disebabkan perdarahan lambung.
24
BAHAYA AVIAN FLU AKAN MENJADI PANDEMIC
PADA MANUSIA
26
cross-species jump (avian to human)
Historically, close contact of fowl with humans has been shown epidemiologically to foster cross-species jump (avian to human) of new influenza strains (e.g., Hong Kong 1997 [AH5N1], Hong Kong 1999 [AH9N2]). New neuroaminidase and hemagglutinin subtypes develop as a result of antigenic drift, and less commonly, antigenic shift resulting in serious human influenza epidemics, reformulation of flu vaccines to protect against newer active strains. Currently 15 hemagglutinin and 9 neuraminidase subtypes have been identified in reservoir species."
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.