Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehWidya Agusalim Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
MATERI : EKONOMI PEMBANGUNANDALAM PERSPEKTIF ISLAM
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pengembangan Bisnis dan Manajemen (STIE PBM), Jakarta MATERI : EKONOMI PEMBANGUNANDALAM PERSPEKTIF ISLAM
2
LATAR BELAKANG (1) Islam sebagai suatu ajaran tentang sistem kehidupan yang meliputi hubungan antara Pencipta (al-khaliq) dengan seluruh ciptaan-Nya (makhluk) dan antar ciptaan itu sendiri pada dasarnya dapat didekati melalui dua sumber utama, yaitu sumber wahyu (al-Qur’an dan al-Hadist) dan sumber ilmu pengetahuan.
3
LATAR BELAKANG (2) Konsep Islam bersifat proporsional dan dinamis ke suatu tatanan masyarakat yang harmonis, seimbang, adil dan sejahtera penuh limpahan rahmat sang al- khaliq. Konsep ekonomi dalam Islam terus diperlukan pengkajian melalui cara menggali kaidah-kaidah dalam ilmu ekonomi Islam dengan tetap berpedoman pada dua sumber utama wahyu.
4
CIRI KHAS EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM (1)
Aspek Sumber, ada dua sumber untuk menggali konsep-konsep, yaitu sumber wahyu (naqli) dan sumber sains (aqli atau ijtihad). Aspek Isi, sistem perekonomian yang utuh (terpadu, integrated) dengan tujuan kesejahteraan manusia sebagai makhluk individual-sosial, lahir- batin, material-spiritual, dari generasi-ke generasi, dunia-akhirat. Sistem ini terdiri dari tiga komponen yang tak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain, yaitu:
5
CIRI KHAS EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM (2)
Tata Nilai: Tata Nilai Fundamental, tata nilai yang seharusnya manunggal pada diri manusia dan selalu tercermin dalam segala aspek kehidupannya. Contohnya: nilai taqwa (al Baqarah, 2-5, 177; al Hujurat, 131; an Nisa, 59; Ali Imran, 112). Tata Nilai Instrumental, tata nilai yang seharusnya manunggal pada diri manusia yang khusus berhubungan dengan aktivitas ekonomi baik langsung maupun tidak langsung, yang merupakan refleksi dari tata nilai fundamental. Contohnya: menepati janji (al Maidah, 1; al Isra’, 34); berprestasi tinggi (al Insyirah, 7- 8); tidak boros dan tidak kikir (al Furqon, 27); tidak merusak lingkungan hidup (Hud, 6); menepati timbangan (al Muthaffifin, 3; al Isra’, 35); asas tolong menolong (al Maidah, 2); dan demokrasi ekonomi (al Hasyr, 7).
6
CIRI KHAS EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM (3)
2) Sumber Daya Ekonomi: Sumber Daya Manusia, manusia sebagai khalifah (al Baqarah, 30; al An’am, 165; manusia dengan struktur yang paling sempurna, 26). Sumber Daya Alam: tanah, air, sinar matahari, minyak, batu bara, panas bumi dan lain-lain yang dikelola secara efisien dan efektif (al Baqarah, 29). Sumber Daya Lainnya: baitulmaal (lembaga perbendaharaan negara); zakat, infaq, shadaqoh, wakaf, pajak; lembaga perbankan syariah; lembaga keuangan non perbankan syariah (pasar modal, asuransi, koperasi, pegadaian, dsb.); lembaga ekonomi lainnya;
7
CIRI KHAS EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM (4)
3) Suasana lingkungan hidup yang harmonis, tanda-tandanya: Ukhuwah islamiyyah; Pemerintah yang adil, bersih, bersih, stabil, berwibawa dan ditaati (an Nisa’, 59); Penyelesaian terhadap tindak pidana secara efektif dan edukatif; Pengaturan semua sistem dan sub sistem kelembagaaan yang terarah dan terpadu menuju kelestarian lingkungan hidup; Penyelenggaraan sistem hukum yang menjamin keadilan.
8
PRINSIP-PRINSIP OPERASIONAL EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM (1)
Pembentukan baitul maal sebagai salah satu bentuk efektif pendorong roda pembangunan ekonomi negara. Sumber baitul maal dari usaha-usaha halal baik individu maupun kelompok dan penggalian sumber-sumber kekayaan negara. Penarikan ZIS dan Wakaf bagi anggota masyarakat yang mampu dan wajib membayarnya bagi zakat. ZIS dan Wakaf ditarik dan dikelola pemerintah untuk dipakai bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat dengan pola distribusi yang sudah ditentukan dalam Islam sebagai modal untuk pembangunan ekonomi masyarakat dan mengangkat kesulitan ekonomi masyarakat.
9
PRINSIP-PRINSIP OPERASIONAL EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM (2)
Pengaturan yang jelas akan tanggungjawab pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota masyarakat, dimana seorang kepala keluarga harus menanggung kebutuhan ekonomi anggota keluarganya. Meskipun seorang istri mungkin ‘kaya’ sehingga secara materi tidak memerlukan lagi nafkah dari suami; Adanya ketegasan dalam setiap bentuk transaksi sehingga penyelewengan dalam transaksi ekonomi harus dikenakan sanksi;
10
PRINSIP-PRINSIP OPERASIONAL EKONOMI PEMBANGUNAN ISLAM (3)
Pengaturan terhadap pemilihan barang-barang ekonomis yang boleh dilibatkan dalam kegiatan- kegiatan ekonomi sehingga barang-barang yang dilarang dikonsumsi menurut Islam tidak boleh diperjualbelikan. Seperti minuman keras, obat-obat psikotropika, babi & anjing, dsb. Pengaturan yang jelas sistem waris mewaris dan Pelarangan terhadap sistem riba yang banyak menjerat anggota masyarakat yang sedang memperoleh kesulitan ekonomi, dengan melalui lembaga keuangan bank dan non bank bersistem syariah.
11
PENCIPTAAN SUASANA HARMONIS DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI ISLAM (1)
Penciptaan suasana harmonis dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sehingga pelaku- pelaku ekonomi melakukan kegaitannya dengan tenang dan intensif, melalui a.l.: a) Perlunya pemerintahan yang bersih dan ditaati oleh masyarakat (an Nisa’, 59); b) Pengaturan terhadap macam kerja yang boleh dikerjakan sehingga kegiatan yang tidak boleh seperti perjudian, pelacuran, peramalan/ perdukunan baik melalui media tradisional maupun modern (SMS, online lewat internet, dsb) harus dilarang oleh negara;
12
PENCIPTAAN SUASANA HARMONIS DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI ISLAM (2)
c) Pengaturan yang keras dan bersifat preventif edukatif terhadap tindak pidana terutama kepada pelanggaran terhadap hak milik yang diakui, seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan termasuk kegiatan hubungan sesama jenis (homo, lesbi).
13
TERIMA KASIH Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Pengembangan Bisnis dan Manajemen (STIE PBM), Jakarta
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.