Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ENKRIPSI KONVENSIONAL (2)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ENKRIPSI KONVENSIONAL (2)"— Transcript presentasi:

1 ENKRIPSI KONVENSIONAL (2)

2 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Playfair Menggunakan matriks ukuran 5 x 5 Matriks dibentuk dari huruf kata kunci (dikurangi duplikasi) dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah dan kemudian mengisi sisa yang masih kosong dengan sisa huruf alfabet secara berurutan Huruf I dan J dihitung sebagai satu huruf RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

3 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Playfair (2) Contoh : Kata kunci : monarchy M O N A R C H Y B D E F G I/J K L P Q S T U V W X Z RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

4 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Playfair (3) Aturan enkripsi : Plaintext dienkripsi tiap dua huruf Huruf plaintext yang berulang dipisahkan dengan huruf pengganti, misalnya X, sehingga kata balloon akan menjadi ba lx lo on Huruf plaintext yang berada dalam satu baris diganti dengan huruf sebelah kanannya. Sebagai contohnya adalah ar akan dienkripsi RM Huruf plaintext yang berada dalam satu kolom diganti dengan huruf di bawahnya. Sebagai contohnya adalah mu dienkripsi dengan CM RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

5 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Playfair (4) Selain itu, setiap huruf plaintext diganti dengan huruf yang terletak pada perpotongan kolom dan baris huruf yang bersangkutan Contoh : hs dienkripsi menjadi BP ea dienkripsi menjadi IM (JM) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

6 Polyalphabetic Ciphers
Menggunakan beberapa alfabet cipher Mempersulit cryptanalyst untuk menebak isi dari pesan Menggunakan kunci berupa kata Algoritma yang ada : Vigenere, Beauford, dan Variant-Beauford RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

7 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Vigenere Ciphers Algoritma : Menggunakan tabel/matriks Vigenere Kata kunci ditulis berulang sepanjang plaintext Enkripsi : Jika diberikan sebuah huruf kunci x dan sebuah huruf plaintext y, maka huruf ciphertextnya diperoleh dari perpotongan dari baris x dengan kolom y Dekripsi : Huruf kunci akan sebagai penunjuk baris dan posisi huruf ciphertext akan menunjukkan kolom, sehingga huruf plaintextnya akan berada di atas huruf tersebut RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

8 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Vigenere Ciphers (2) Matriks Vigenere (hanya ditampilkan sebagian) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

9 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Vigenere Ciphers (3) Contoh : Kunci : deceptivedeceptivedeceptive Plaintext : wearediscoveredsaveyourself Ciphertext : ZICVTWQNGRZGVTWAVZHCQYGLMGJ RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

10 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Vigenere Ciphers (4) Alternatif : kata kunci tidak diulang tetapi disambung dengan plaintext Contoh : Kunci : deceptivewearediscoveredsav Plaintext : wearediscoveredsaveyourself Ciphertext : ZICVTWQNGKZEIIGASXSTSLVVWLA RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

11 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Teknik Transposisi Transposisi baris : Plaintext ditulis ke kanan kemudian ke bawah sesuai kunci yang ada sehingga membentuk suatu matriks Kolom yang terbentuk saling dipertukarkan Ciphertext diperoleh dengan membaca ke kanan matriks baru RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

12 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Teknik Transposisi (2) Contoh : RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

13 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Modern Block Ciphers Prinsip : Pesan dipecah menjadi beberapa blok Setiap blok kemudian dienkripsi Algoritma : Substitusi-Permutasi Feistel, Lucifer, DES RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

14 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Permutasi Prinsip dasar : Mempertukarkan posisi bit. Terdapat tiga jenis : permutasi langsung, permutasi terkompres dan permutasi terekspansi RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

15 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Substitusi Prinsip dasar : Mengganti n bit dengan n bit lainnya Dilakukan dengan kombinasi dari P-boxes, enkoder dan dekoder RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

16 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Feistel Ciphers Penemu : Host Feistel tahun 70-an Prinsip dasar : Memecah blok input menjadi dua bagian, L(i-1) dan R(i-1) Hanya menggunan R(i-1) pada langkah ke-i Fungsi g merupakan operasi S-P yang diatur oleh K(i) atau subkey ke-i Rumusan : L(i) = R(i-1) R(i) = L(i-1) XOR g(K(i), R(i-1)) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

17 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Feistel Ciphers (2) Satu langkah Feistel Cipher RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

18 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Lucifer Penemu : Host Feistel tahun 70-an Prinsip dasar : Lucifer adalah Feistel cipher yang menggunakan kunci 128 bit dan data 128 bit Subkey yang digunakan untuk tiap langkah diambil dari bagian kiri dari kunci Kunci diputar ke kiri 56 bit, sehingga semua bit digunakan RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

19 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Lucifer (2) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

20 Data Encryption Standard (DES)
Dikembangkan oleh NBS (National Bureau of Standards) yang sekarang dikenal dengan NIST (National Institue of standard Technology) Diterima sebagai standard (US) tahun 1976 Prinsip dasar : Menggunakan blok data sebesar 64 bit Menggunakan kunci 56 bit Terdapat 16 langkah kompleks RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

21 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
DES (2) Algoritma keseluruhan : RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

22 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
DES (3) Algoritma pembangkitan kunci : RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

23 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
DES (4) Algoritma sebuah langkah dari 16 langkah : RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

24 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
DES (5) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

25 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
DES (6) Kekuatan DES : Ukuran kunci = 56 bit Brute force = 255 tahap Differential cryptanalysis = 247 tahap Linera cryptanalysis = 243 tahap RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

26 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
DES (7) Alternatif perbaikan DES : Double DES C = EK2 [EK1[P]] P = DK1 [DK2[C]] Triple DES C = EK1 [DK2[EK1[P]]] P = DK1 [EK2[DK1[C]]] RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

27 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
DES (8) Mode operasi : Electronic Codebook (ECB) Cipher Block Chaining (CBC) Cipher Feedback (CFB) Output Feedback (OFB) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

28 Electronic Codebook (EBC)
RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

29 Cipher Block Chaining (CBC)
RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

30 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Cipher Feedback (CFB) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY

31 RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY
Output Feedback (OFB) RJB. Wahju Agung W. - T. Informatika UAJY


Download ppt "ENKRIPSI KONVENSIONAL (2)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google