Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DASAR-DASAR LOGIKA Sesi 09-10

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DASAR-DASAR LOGIKA Sesi 09-10"— Transcript presentasi:

1 DASAR-DASAR LOGIKA Sesi 09-10
TEORI KAUSALITAS (SEBAB-AKIBAT) PART II Dan Tugas-5: Case Kausalitas dalam Film “The Boy in the Striped Pajamas”

2 DEFINISI KAUSALITAS (CAUSALITY)
Kausalitas adalah hubungan antara suatu peristiwa (penyebab) dan peristiwa kedua berikutnya (efek), dimana hal kedua ini merupakan suatu konsekuensi dari yang pertama. Meskipun penyebab dan efek yang biasanya terkait dengan peristiwa, hal-hal termasuk objek, proses, sifat, variabel, fakta, dan bahkan persoalan negara, sebetulnya menunjukkan adanya suatu hubungan kausal yang dapat menjadi subyek banyak perdebatan dan diskusi mengenai hal itu.

3 Pemahaman filosofis mengenai kausalitas telah melewati masa lebih ribuan tahun lalu. Dalam tradisi filsafat Barat, dimulai dari Aristoteles hingga topik ini tetap jadi substantif dalam filsafat kontemporer. Aristoteles membedakan antara empat “penyebab", atau lebih tepatnya empat penjelasan, yang menjawab setiap pertanyaan "mengapa?" dengan cara yang berbeda: 1) sebab material, 2) sebab formal, 3) sebab efisien dan 4) penyebab akhir. Pemikiran Aristoteles ini dikenal sebagai "empat kausalitas Aristoteles.“

4 HUBUNGAN KAUSALITAS Hukum Kausalitas atau hukum yang menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu terjadi secara kebetulan, melainkan semuanya mempunyai sebab yang mendahuluinya. Kita mengenal ada sebab yang mesti (necessary causa) dan sebab yang menjadikan (sufficient causa). Necessary Causa adalah suatu keadaan bila tidak ada maka akibatnya tidak akan terjadi tetapi dengan adanya suatu akibat bisa terjadi bisa juga tidak. Misalnya: oksigen merupakan sebab adanya kebakaran, tanpa ada oksigen tidak mungkin kebakaran bisa terjadi, tetapi jika ada oksigen kebakaran bisa terjadi bisa juga tidak .

5 Sebab yang menjadikan (sufficient causa) adalah sesuatu yang adanya menyebabkan akibat lahir, sedangkan tidak adanya, akibat tidak mungkin terlaksana. Misalnya : kompor meledak adalah sebab yang mengakibatkan seluruh rumah di gang X musnah jadi abu, namun meskipun ada kompor meledak tetapi

6 DAVID HUME Pada akhir Abad Pertengahan, kritik terhadap pemikiran Aristoteles, mengenai suatu “penyebab formal dan final,” dikritik oleh Niccolò Machiavelli, dalam bidang pemikiran politik, dan Francis Bacon, secara ilmu yang lebih general. Lalu, sebuah definisi modern banyak digunakan kausalitas itu dimunculkan oleh David Hume. Hume membantah bahwa kita menerima sebab dan akibat, melainkani dengan mengembangkan suatu kebiasaan atau pola pikir di mana kita menghubungkan dua jenis obyek atau peristiwa, selalu satu berdekatan dan terjadi setelah yang lain.

7 MAX BORN Sowa (2000), menjelaskan bahwa perkembangan hingga abad ke-20, ada tiga asumsi yang secara luas diadopsi dari pemikiran Max Born (1949) berkaitan dengan definisi kausalitas, yakni: “Postulat Kausalitas (Causality) adalah bahwa ada hukum di mana terjadinya suatu entitas B kelas tertentu tergantung dari terjadinya suatu entitas A dari kelas lain, di mana entitas kata menunjukkan setiap fisik benda, fenomena, situasi, atau peristiwa. A disebut penyebab, dan B adalah efeknya. “Postulat Antecedence adalah bahwa penyebabnya harus terjadi sebelum, atau setidaknya bersamaan dengan efek. “Postulat Kedekatan (Contiguity) adalah bahwa sebab dan akibat harus dalam hubungan ruang atau dihubungkan dengan rantai hal-antara pada kontaknya."

8 Kausalitas, Determinisme, dan Eksistensialisme
Kausalitas telah mengambil banyak perjalanan dalam pikiran manusia selama lebih dari 3000 tahun. Determinisme dan. Eksistensialisme hanyalah beberapa manifestasi dari perjalanan ini. Pandangan dunia-deterministik adalah satu di mana alam semesta tidak lebih dari rantai peristiwa berkelanjutan satu demi satu sesuai dengan hukum sebab dan akibat. Untuk memegang pandangan ini, sebagai suatu yang tak-cocok, bahwa tak ada sesuatu yang memiliki "kehendak bebas“ (free will). Namun, pandangan sebaliknya, segala sesuatu cocok” (compatibilists) mengatakan bahwa determinisme itu kompatibel dengan, atau bahkan diperlukan untuk suaqtu “kehendak bebas” tadi. Eksistensialis mengatakan orang-orang percaya bahwa sementara tidak ada makna yang telah dirancang di alam semesta ini, karenanya setiap kita dapat memberikan suatu pemaknaan bagi diri kita sendiri.

9 TUGAS-3 Case: Kausalitas dalam Film “The Boy in the Striped Pajamas”
Pertanyaan Simaklah jalan cerita (text-film) “The Boy in the Striped Pajamas” lalu susunlah plot (Sinopsisnya); Dari latar belakang sejarah PD II saat itu, apa sebab-akibat perburuan Nazi terhadap Yahudi saat itu? Apa penyebab, dan akibat yang ditimbulkan dari keputusan komandan perang (ayah) terhadap kedua anak (anaknya dan anak Yahudi dalam pakaian piyama) dalam film tersebut?

10 Pertanyaan (lanjutan)
Dalam skup (scope) yang lebih mikro, ada sebab-akibat yang terjadi dalam proses belajar-mengajar antara murid dan guru. Jika guru mengajarkan dengan indoktrinasi berbeda akibatnya jika guru mengajar dengan berbicara fakta di masyarakat. Jelaskan, apa sebab-akibat jika kelas “otoriter” dan kelas “belajar dr alam/kenyataan langsung”


Download ppt "DASAR-DASAR LOGIKA Sesi 09-10"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google