Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
ILMU TERNAK PERAH Pendahuluan
Tridjoko Wisnu Murti
2
Kedudukan susu dalam Al Qur’an
3
Struktur populasi penduduk Indonesia dibawah 25 th
4
Piramida Pangan
5
Konsumsi Pangan tiap manusia Indonesia
6
TERNAK PERAH PENGHASIL SUSU Sistem Produksi Susu di Dunia
Susu yang diperdagangkan sekarang ini umumnya dihasilkan dari ternak perah: sapi, kerbau, kambing, dan domba. Pada beberapa daerah seperti Afrika Sahara dan Timur tengah, maka onta juga diperah (gbr) Sistem produksi susu selalu terkait sistem pertaniannya dan dapat dikelompokkan: Sistem nomad/ nomaden (berpindah-pindah) Sistem migrasi musiman (transhuman) Sistem menetap (sedentary)
8
1.Sistem Nomad Pada sistem ini tergolong sebagai sistem kehidupan tertua yang ada. Ciri khas utamanya adalah terjadi perpindahan terus menerus keluarga/ suku bangsa dengan kelompokm ternaknya dengan memanfaatkan musim yang selalu berubah, terkait dengan kebutuhan HMT dan persediaan pangan/ perdagangan dan air. Beberapa suku bangsa di dunia masih menjalankan hal semacam ini, antara lain: Gipsy di Eropa, Monggolia di Asia Utara ,Boran di perbatasan Kenya-Somalia, Tuareg di perbatasan Nigeria, Niger, Aljazair dan Mali dll. Para nomad tadi akan menggunakan wilayah semi arid atau bahkan cukup kering yang umumnya kurang cocok untuk tempat tinggal. Mereka menempati wilayah itu untuk beberapa waktu (bl/ th) dan kemudian berpindah ke tempat lainnya yang kemudian pula akan ditinggalkan lagi. Prinsip Nomad ini sebenarnya ramah lingkungan karena tidak merusak alam, tetapi menyesuaikan dengan alam yang ada. Para nomad ini tidak punya tempat tinggal tetap, tidak punya lahan pertanian dan sering tidak memperhatikan perbatasan politik suatu Negara, sehingga menimbulkan konflik kepentingan
9
2.Sistem Migrasi musiman
Tujuan yang sering ditampilkan dengan sistem ini adalah menggembalakan ke pastura yang jauh dari tempat tinggalnya selama musim hujan dan menyisakan sesudah panen disekitar peternakannya untuk persediaan selama musim kering. Kadang hal semacam itu dipraktikkan dengan cara sedikit berbeda, seperti penggembalaan sapi perah ras Brown Swiss di pegunungan Alpen jauh dari tempat tinggal peternaknya selama musim panas, kemudian dibawa turun ke peternaknya selama musim lainnya, karena akses jalan di pegunungan sudah sulit dilalui selama musim lainnya itu. Di Afrika sistem nomad musiman mencapai 35 % dari areal merumput yang ada. Hal itu tidak terlepas dari iklim dan sifat asli ternak seperti di daerah Sarengeti-Kenya.
10
b.Terkait sebagai subsisten pertanian
3. Sistem menetap. a. Terkait pola pertanian bebas Sistem menetap untuk pemeliharaan ternak perah penghasil susu berbeda-beda karena wilayah, tergantung kondisi iklim, dan juga tingkat kemajuan Negara itu. Hal ini terjadi karena tingkat kepadatan penduduk yang menyebabkan tidak mungkin terjadi migrasi itu, disamping keterbatasan lahan dan keadaan pasar b.Terkait sebagai subsisten pertanian Sistem ini banyak diterapkan di Negara tropika basah dimana tersedia hujan secara cukup ataupun ada cukup banyak irigasi. Dalam sistem ini ternaqk, khususnya sapi memakan limbah pertanian tanaman pangan dan apa yang tinggal di lading sehabis panen. Peternakan subsisten pertanian ini biasanya memelihara selain sapi, juga kerbau atau kambing dan domba dengan jumlah terbatas tergantung kepemilikan lahan dan kemampuan mencari dan membawa pakan
11
c.Sistem terkait perkebunan
Sistem ini banyak dikembangkan di daerah tropika seperti Malaysia, khususnya untuk produksi daging. Limbah perkebunan, khususnya kelapa sawit dan tebuA) mempunyai arti penting bagi pakan ternak khususnya sapi Bali dan Kerbau perah Ras Murrah. d. Sistem Ranch Sistem ini adalah bentuk komersial dari pastoral yang diadaptasikan dengan kebutuhan dan tata ruang urban. Sistem ini banyak dilakukan di daerah dengan kualitas tanah miskin, sedikit hujan dan pola peternakan yang dilakukan adalah ekstensif total (digembalakan di padang pastura). Sistem ini banyak dilakukan di daerah Monggolia, Amerika Utara, Australia dan juga Selandia Baru, dengan pengaturan tergantung kualitas tanah dan curah hujannya itu Grazing dairy systems: Australia, New Zealand, and Argentina Confinement dairy systems: Wisconsin and The Netherlands
12
PERAN SAPI PERAH DALAM PRODUKSI PANGAN
TERNAK PERAH RUMINANSIA MAMALIA • Hewan yang menghasilkan susu • PENGHASIL SUSU • PROTEIN HEWANI • ASAM AMINO Produksi susu ternak perah melebihi kebutuhan untuk anaknya
13
KEUNGGULAN TERNAK RUMINANSIA
Mampu mencukupi kebutuhan energi dan protein dari hijauan berserat kasar, sisa pertanian dan nitrogen non protein Memanfaatkan lahan kurang produktif untuk produksi hijauan pakan Mempunyai efisiensi yang tinggi untuk mengkonversi protein pakan menjadi protein susu Selain menghasilkan susu juga menghasilkan daging
14
Konsumsi protein hewani:
Konsumsi protein (g/kap/hari) Neg. maju Neg. berkembang 1970 44 9 2000 54.7 10.9 Target konsumsi (g/kap/hari) FAO NASLIPI 1979 15 (5 g dari ternak) 4 g protein dari ternak
16
Map of Dairy Regions in the world
17
Milk Production in the world
Worldwide, milk production was estimated to be 547 million metric tons ( trillion pounds) in The perishable nature of milk (and some dairy products) compared to grain for example, explains why milk is essentially consumed where it is produced. International trade is limited to about 6 percent of total world milk production. Although cows produce the majority of milk (86 percent), buffalo milk production has more thandoubled in the last twenty years and accounted for more than 10 percent of world milk production in 1998. Europe is the most important dairy region of the world, accounting for more than 40 percent of the total world production. South Asia, including India (one of the world's largest producing countries), North America and the Caribbean also have large shares of world milk production. In contrast, Oceania (New Zealand and Australia), Near East, North Africa, East Asia (including China), and Southeast Asia contribute only a small share of world milk production.
18
Ukuran intensifikasi beberapa negara produsen susu (1997)
19
Eksportir dan Importir
Net exporters of dairy products include Oceania (New Zealand and Australia), the European Union, eastern Europe (excluding the former USSR) and North America. Remarkably, Oceania produces only 4 percent of world's milk production, but accounts for 33 percent of world exports of dairy products. Net importers of dairy products include the former USSR, South Asia, East Asia, Southeast Asia, parts of Latin America and the Caribbean, and the Near East and NorthAfrica.
20
Australia Although dairy farming is carried out in every state of Australia, most dairy farming takes place in the southern, eastern and coastal districts. About 60 percent of all milk is produced within the state of Victoria. Other important states for dairy production in the coastal southeastern area are New South Wales and the island of Tasmania. Australia has about 13,700 dairy farms and the number is declining. Most farms are specialized dairy operations, but some may also maintain small beef operations. While the average herd has 144 cows, many herds have over 200 cows.
21
NEW ZEALAND Historically, dairy farming started on North Island. Large dairy regions are Waikato in central North Island and Taranaki in southwestern North Island. The increase in land values in North Island resulted in a shift of dairy farming to South Island. Dairy farming takes place in the northern regions of South Island, because mountains, and probably cold weather, make dairy farming difficult in the southern parts of South Island.(15) Figure 6.1 shows where most dairy cattle are located in New Zealand. Today, about 84 percent of the milk is produced on NorthIsland and 16 percent on South Island.
22
TARANAKI- NEW ZEALAND
25
ARGENTINA Argentina’s land area is about 2,800,000 square kilometers (280 million hectares) but only about nine percent of the country's land area is arable. Of the country’s land area, about 52 percent is used for pasturing cattle and sheep, about 22 percent for woodland, and about four percent for permanent crops. The dairy sector in Argentina has undergone a structural development, which has gathered speed within the past 10 years. Argentine milk production has increased from 6.3 million metric tons (13.9 billion pounds) in 1990 to 9.7 million metric tons (21.3 billion pounds) in In1996 there were 2.4 million cows on approximately 19,000 dairy farms. Average milk production in 1998 was 3,500 liters per cow, with 3.5 percent fat content and 3.1 percent protein.
26
Colombia
27
THE NETHERLANDS For a long time, dairy farming has been one of the most developed sectors of Dutch agriculture. The sector remained strong despite the introduction of the quota system in 1984 because small, inefficient producers went out of business leaving the industry with larger, more efficient operations. The quota limited milk production on each farm, but milk price was also heavily supported. Thus, producers who remained in business have enjoyed a comfortable profit margin. However, those who wish to expand have additional costs, because in addition to all other investments associated with herd expansion, they must purchase quota at high prices. Since the introduction of milk quota, average milk production per cow has increased byabout 1,600 kilograms through better management, better feeding, stronger selection and genetic improvement. The average milk production per cow per year was about 6,867 kilograms in 1997.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.