Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KOMUNIKASI DAN AKULTURASI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KOMUNIKASI DAN AKULTURASI"— Transcript presentasi:

1 KOMUNIKASI DAN AKULTURASI
Young Yun Kim

2 Apa yang akan terjadi jika seseorang lahir dan terenkulturasi dalam suatu budaya tertentu memasuki suatu budaya lain sebagai seorang imigran atau pengungsi selamanya?

3 Enkulturasi adalah proses mempelajari nilai dan norma kebudayaan yang dialami individu selama hidupnya. Menurut E. Adamson Hoebel enkulturasi adalah kondisi saat seseorang secara sadar atau pun tidak sadar mencapai kompetensi dalam budayanya dan menginternalisasi budaya tersebut.  Hasil dari proses enkulturasi adalah identitas, yaitu identitas pribadi dalam sebuah kelompok masyarakat.

4 Proses enkulturasi memiliki dua aspek utama, yaitu pendidikan formal dan informal.
Pendidikan formal dilakukan melalui sebuah lembaga pendidikan, sedangkan pendidikan informal yang disebut sebagai child training dilakukan oleh keluarga dan teman

5 Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.

6 Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.

7 Variabel – variabel komunikasi dalam akulturasi
Komunikasi Persona / Intrapersona Salah satu variabel komunikasi persona terpenting dalam akulturasi adalah kompleksitas struktur kognitif imigran dalam mempersepsi lingkungan pribumi. Selama fase awal akulturasi, persepsi seorang imigran atas lingkungan pribuminya relative sederhana; persepsi imigran atas lingkungannya yang asing itu menunjukan stereotip kasar.

8 Suatu variabel komunikasi persona lainnya dalam akulturasi adalah citra diri (self image) imigran yang berkaitan dengan citra-citra imigran tentang lingkungannya. Juga motivasi akulturasi seorang imigran terbukti fungsional dalam memudahkan proses akulturasi.

9 Komunikasi Sosial Komunikasi sosial dapat di kategorikan menjadi komunikasi antarpersona dan komunikasi massa. Komunikasi antarpersona seorang imigran dapat diamati melalui derajat partisipasinya dalam hubungan-hubungan antarpersona dengan anggota-anggota masyarakat pribumi. Fungsi akulturatif komunikasi massa akan sangat penting pada fase awal proses akulturasi seorang imigran. Komunikasi massa memainkan suatu peranan yang penting dalam memperluas pengalaman- pengalaman imigran dalam masyarakat pribumi di luar lingkungan yang dapat dijangkaunya. Melalui komunikasi massa, seorang imigran mengetahui lebih jauh lagi tentang berbagai unsur dalam system sosio-budaya pribumi.

10 Lingkungan Komunikasi
Komunikasi persona dan komunikasi sosial seorang imigran dan fungsi komunikasi- komunikasi tersebut tidak dapat sepenuhnya dipahami tanpa dihubungkan dengan lingkungan komunikasi masyarakat pribumi. Suatu kondisi lingkungan yang sangat berpengaruh pada komunikasi dan akulturasi imigran adalah adanya komunitas etniknya di daerah setempat.

11 Lembaga-lembaga etnik yang ada dapat mengatasi tekanan-tekanan situasi antarbudaya dan memudahkan akulturasi. Namun keterlibatan imigran yang ekstensif dalam komunitas etniknya tanpa komunikasi yang memadai dengan anggota-anggota masyarakat pribumi mungkin akan memgurangi intensitas dan kecepatan akulturasi imigran (Broom dan Kitsue, 1976) Pada akhirnya masyarakat pribumilah yang memberikan kebebasan atau keluwesan kepada imigran- imigran minoritas untuk menyimpang dari pola-pola budaya masyarakat pribumi yang dominan.

12 Potensi akulturasi Potensi akulturasi seorang imigran sebelum bermigrasi dapat mempermudah akulturasi yang dialaminya dalam masyarakat pribumi. Potensi akulturasi ditentukan oleh faktor-faktor berikut : Kemiripan antara budaya asli (imigran) dan budaya pribumi Usia pada saat bermigrasi Beberapa karakteristik kepribadian seperti suka bersahabat dan toleransi Pengetahuan tentang budaya pribumi sebelum bermigrasi.

13 Mempermudah akulturasi lewat komunikasi
Jika seorang imigran ingin mempertinggi kapasitas akulturatifnya dan secara sadar berusaha mempermudah proses akulturasinya, maka ia harus menyadari pentingnya komunikasi sebagai mekanisme penting untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Untuk menunjang kecakapan komunikasi dalam budaya pribumi, imigran harus mengembangkan kecakapan kognitif, afektif dan perilaku dalam berhubungan dengan lingkungan pribumi.

14 Namun imigran takkan dapat mencapai tujuan-tujuan akulturatifnya sendirian.
Masyarakat pribumi dapat lebih aktif membantu akulturasi imigran dengan mengadakan program-program latihan komunikasi.

15 Pendekatan komunikasi antarbudaya
Dalam buku liliweri

16 Pendekatan psikologi sosial
Pendekatan sosial ini sebetulnya lebih di dominasi oleh para penganut paham fungsionalis yang menekankan pendekatan yang bersifat Etik (Bernando Attias, 2000). Metode etik secara umum menyelidiki suatu obyek penelitian dari pandangan peneliti sendiri atau pandangan dari “luar” lingkungan sasaran penelitian. Pendekatan ini memandang bahwa hanya peneliti yang benar-benar bebas berada di luar lingkungan sasaran penelitian, akan melakukan penelitian dan menghasilkan kesimpulan yang obyektif.

17 Gudykunst (1997) menawarkan beberapa pilihan metode strategi pendekatan etik melalui :
Menggunakan pertanyaan langsung kepada sasaran penelitian dalam sebuah wawancara Dengan menyelidiki cara atau langkah individu mengubah pola-pola perilaku mereka untuk melakukan akomodasi dengan orang lain.

18 Pendekatan interpretatif
Pendekatan ini merupakan kebalikan dari pendekatan sebelumnya, pendekatan ini disebut pendekatan Emik. Kalau pendekatan etik “mewajibkan” peneliti berdiri “di luar” sasaran penelitian maka pendekatan Emik “mewajibkan” peneliti berada “di dalam” dan berada dan hidup “dengan” sasaran penelitian. Tujuan penelitian adalah untuk memahami dan menggambarkan perilaku manusia bukan untuk meramalkan perilaku itu sendiri.

19 Pendekatan kritis Pendekatan kritis ini menekankan pada kreativitas manusia dan berusaha mencatat secara cermat realitas kehidupan manusia yang dikonstruk melalui komunikasi. Perbedaan utama dari pendekatan ini dengan pendekatan lain terletak pada macro context yang lebih menekankan pada konteks makro seperti realitas social, politik, dan isu-isu ekonomi yang mempengaruhi komunikasi antarbudaya. Metode yang digunakan adalah textual analysis yang keuntungannya terletak pada pemilihan fokus konteks makro melalui studi sejarah.

20 Pendekatan dialektikal
Pendekatan dialektikal merupakan kombinasi tiga pendekatan sebelumnya. Bahwa sesuatuu yang disebut realitas adalah dialektikal. Dianjurkann bahwa pendekatan alternatif ini dapat dilakukan dengan memandang realitas secara objektif dan subjektif. Hanya dengan metode ini , seseorang peneliti dapat mengungkapkan komunikasi antar budaya, karna komunikasi antar budaya dapat merefleksikan semua perilaku manusia.

21 Pendekatan dialog kultural
Pendekatan ini sering di sebut juga sebagai mahzab yang menekankan pada isu - isu internasionalisme dan humanisme. Pendekatan ini sangat peduli pada analisis peran komunikasi antarbudaya dan organisasi- organisasi perdamaian internasional, seminar-seminar yang menampilkan persepsi lintas budaya. Konsekuensinya adalah dipilihnya metode dan teknik dialog antarpribadi, antar kelompok yang tidak saja antarbudaya tetapi antarbangsa.

22 Pendekatan kritik budaya
Pendekatan ini berusaha mencari dan menemukan isu – isu utama yang mendorong terjadinya konflik dalam setiap budaya sehinhgga mengakibatkan salah satu atau lebih kebudayaan terpaksa diisolasi oleh masyarakat.


Download ppt "KOMUNIKASI DAN AKULTURASI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google