Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSukarno Budiaman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
LEUKEMIA Di susun oleh : Desnalia Jonida Engga Yuli Adhri Yanti
M. Ifandi Reftika Edelwis Sovia Zulfardi
2
Defenisi…. Leukemia adalah keganasan yang berasal dari sel-sel induk system hematopoietik yang mengakibatkan poliferasi sel-sel darah putih tidak terkontrol dan pada sel-sel darah merah namun sangat jarang (Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi Danielle Gale, Rn, MS hal 183)
3
Etiologi… Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu: a. Faktor genetik Terlihat pada kembar identik yang akan beresiko tinggi bila kembaran yang lain mengalami leukemia saudara sekandung dari individu yang leukemia dan individu dengan sindrom down juga beresiko terhadap terjadinya leukemia.
4
b. Penyakit yang didapat
dengan resiko terkena leukemia mencakup mielofibrosis, polisetemia vera, dan anemia refraktori sideroblastik. Mieloma multipel dan penyakit Hodgkin juga menunjukan peningkatan resiko terhadap terjadinya penyakit ini. Resiko ini dapat di hubungkan dengan penyakit dasar atau pengobatan dengan adens kemoterapi/radiasi. c. Agens kimia dan fisik merupakan resiko signifikan terhadap leukimia mencakup radiasi dan pemajanan jangka lama terhadap benzen. Agens kemoterapi kloramfenikol dan agens pengkelat (alkylating) juga beresiko.
5
Manifestasi klinis… a.Pilek tidak sembuh-sembuh b.Pucat, lesu, mudah terstimulasi c.Demam dan anorexia d.Berat badan menurun e.Ptechiae, memar tanpa sebab f.Nyeri pada tulang dan persendian g.Nyeri abdomen h.Lumphedenopathy i.Hepatosplenomegaly j.Abnormal WBC (Suriadi & Rita Yuliani, 2001: hal. 177)
6
Patofisiologi… Kemoterapi pada leukemia akut jelas meningkatkan “survival rate”. Leukemia limfoblastik akut yang tidak di obati umumnya fatal dalam 3 bulan. Studi menunjukkan lebih dari 50% anak yang di beri kemoterapi masih hidup setelah 5 tahun. Leukemia meoblastik akut lebih buruk prognosisnya, dengan pengobatan sekalipun “survival rate” rata hanya 1-2 tahun. Leukemia menahun pada umumnya lebih mudah dikendalikan dengan radias atau agens pengkelat.
7
Klasifikasi leukimia…
LEUKIMIA AKUT a. Leukemia Granulositik atau Mielositik Akut (LAG) Leukemia mielositik atau granulositi akut (LGA) bertanggung jawab atas 80%leukemia akut pada orang dewasa. Permulaan nya mungkin mendadak atau progresif dalam masa 1 sampai 6 bulan
8
Manifestasi klinis Skeletal
1. poliferasi limfosit imatur dalam sumsum tulang dan jaringan perifer serta perkembangan sel-sel normal yang banyak 2. hematopoiesis normal terhambat dan leukopenia, anemia dan terjadi trombositopenia.
9
Sistem sirkulasi 1.jumlah eritrosit dan trombosit rendah 2.jumlah leukosit rendah atau tinggi tetapi selalu termasuk sel-sel imatur Malignansi Manifestasi infiltrasi sel leukemia ke dalam organ lain lebih sering dengan LLA ketimbang leukemia bentuk lain
10
Tanda dan gejala berkaitan dengan netropenia dan trobositopenia. Ini adalah infeksi berat yang rekuren yaitu timbulnya : Tukak pada membran mukosa abses perirektal pneumenia septikemia di sertai menggil demam takikardi takipnea
11
Diagnosis LGA Ditegakkan melalui hitung darah tepi dan pemeriksaan sumsum tulang serta pemeriksaan kromosom. Hitung sel darah putih dapat meninggi, normal atau menurun disertai mieloblas dalam sirkulasi.
12
Penatalaksanaan LGA Bentuk pengobatan utama adalah kemoterapi
kombinasi vinkristin, prednison, daunorubisin, dan asparaginase digunakan untuk terapi awal kombinasi merkaptopurin, metoktreksat, vinkristin dan prednosinuntuk numatan iradiasi region serebrospinal dan suntikan intratekal dengan obat-obat kemoterapiotik membantu mencegah kekambuhan sistem saraf pusat.
13
Leukemia Limfositik Akut (LLA)
Walaupun leukemia limfositik akut (LLA) terdapat pada 20% orang dewasa yang menderita leukemia. Paling sering menyerang anak-anak di bawah umur 15 tahun, dengan puncak insidens antara umur 3 dan 4 tahun
14
Manifestasi klinis Berupa poliferasi limfoblas abnormal dalam sum-sum tulang dan tempat-tempat ekstramedular (di luar sumsum tulang, yaitu kelenjer lmfe dan limfa)
15
Tanda dan gejala Dikaitkan dengan penekanan unsur-unsur sumsum tulang normal. Karena itu, infeksi, perdarahan dan anemia merupakan manifestasi utama. Penderita penyakit ini memiliki kelenjer limfe yang membesar (limfadenopati) dan hepatos pleno megali; nyeri tulang sering terjadi –sistem saraf pusat (misalnya, sakit kepala, muntah, kejang, gangguan penglihatan) juga dapat terlibat.
16
Diagnosis LLA Di tegakkan melalui hitung sek darah lengkap, diferensiasi, hitung trombosit dan pemeriksaan sumsum tulang.
17
Leukemia kronik A. Leukemia Granulositik Kronik.
LGK awitannya lambat. Jumlah granulosit umumnya lebih dari 30000/mm3. pada 85% kasus, terdapat kelainan kromosom yang di sebut kromosom philadelphia. Kromosom philadelpia ini merupakan suatu translokasi dari bagian kromosom 22 yang panjang ke kromosom 9.
18
Manfestsi klinis Penatalaksanaan prognosis
awitan berbahaya tersembunyi selalu terdapat leukosit, kadang dalam kadar di luar batas spenome Penatalaksanaan terapi, pilihannya adalah busulfan (myleran) dan hidroksiurea, klorambusil (leukeran) saja atau dengan steroid transplantasi sum-sum tulang meningkatkan angka bertahan hidup secara signifikan obat pilihan lain : alfa-interferon dan fludarabine (fudara) prognosis secara keseluruhan, pasien dapat hidup 3-4 tahun. Kematian biasanya merupakan akibat infeksi atau hemoragi.
19
Tanda dan gejala Berkaitan dengan keadaan hipermetabolik- kelelahan, kekurangan berat badan, diaforesis meningkat dan tidak tahan panas. Limpa membesar pada 90% kasus yang mengakibatkan perasaan penuh pada abdomen dan mudah merasa kenyang.
20
pengobatan Pengobatan dengan kemoterapi intermiten di tujukan pada penekanan hematopoiesis yang berlebihan dan mengurangi ukuran limpa. Berbagai penderita berkembang progressif, fase resisten disertai pembentukan mieloblas yang berlebihan (transformasi blas). Transplantasi sumsum tulang dari individu alin (allogenik) yang di lakukan pada fase kronik LGK memberikan suatu harapan kesembuhan.
21
B. Leukemia Limfositik Kronik
Merupakan suatu gangguan limfoproliferatif yang di temukan pada kelompok umur tua(60th). Perbandingan (2:1) untuk pria. Tanda dan Gejala Pembesaran organ secara masif menyebabkan tekanan mekanik pada lambung sehingga menimbulkan gejala cepat kenyang, rasa tidak enak pada abnomen dan buang air besar tidak teratur. Mungkin terjadi infeksi kulit dan pneumonia; keadaan ini terjadi sekunder akibat adanya perubahan imunologik da netropenia
22
Pengobatan Ditujukan untuk mengurangi massa limfositik, sehingga memperbaiki pansitopenia dan melegakan rasa tidak enak yang di sebabkan oleh pembesaran organ. Di gunakan kemoterapi dengan agen-agen alkil dan kortikosteroid.
23
Manifestasi klinis LLK
1. banyak di antaranya asam ptomotik 2. manifestasi yang mungkin adalah anemia, infeksi atau pembesaran nodus limfe dan organ abdomen 3. jumlah eritosit atau trombosit mungkin normal atau menurun 4. limfositosis selalu terdapat
24
Penatalaksanaan dan Prognosis
jika ringan, LLK dapat tidak membutuhkan pengobatan. Jika gejalanya menghebat, kemoterapi dengan steroid dan klorambusil (leukeran) sering di gunakan. pasien yang tidak memberikan respons terhadap terapi yang lazim mungkin mencapai remisi dengan, mis., fludarabin monofosfat atau pentostanin imunoglobulin intravena (IGIV) merupakan pengobatan profilatik yang efektif untuk pasien tertentu rata-rata angka dapat bertahan hidup adalah 7 tahun.
25
KOMPLIKASI perdarahan dan infeksi merupakan penyebab utama kematian
pembentukan batu ginjal, anemia dan masalah gastrointestinal perdarahan berhubungan dengan tingkat trombostopenia: terjadi dengan petekie, ekimosis dan hemoragi mayor jika jumlah trombosit di bawah 20000mm3.demam atau infeksi meningkatnya perdarahan.
26
PENGKAJIAN Pengkajian pada leukemia meliputi: a.Riwayat penyakit
b.Kaji adanya tanda-tanda anemia: 1).Pucat 2).Kelemahan 3).Sesak 4).Nafas cepat c.Kaji adanya tanda-tanda leukopenia: 1).Demam 2).Infeksi d.Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia: 1).Ptechiae 2).Purpura 3).Perdarahan membran mukosa
27
Lanjutan… e.Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola:
1).Limfadenopati 2).Hepatomegali 3).Splenomegali f.Kaji adanya pembesaran testis g.Kaji adanya: 1).Hematuria 2).Hipertensi 3).Gagal ginjal 4).Inflamasi disekitar rektal 5).Nyeri (Suriadi,R dan Rita Yuliani, 2001: 178)
28
3.Diagnosa Keperawatan 1.Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh 2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia 3.Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
29
Diagnosa Keperawatan 1.Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh 2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia 3.Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
30
a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
1) Tujuan: Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi 2) Intervensi: - Pantau suhu dengan teliti Rasional: untuk mendeteksi kemungkinan infeksi - Tempatkan anak dalam ruangan khusus Rasional: untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi - Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif - Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasif Rasional: untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi - Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi Rasional: untuk intervensi dini penanganan infeksi
31
Lanjutan… Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik Rasional: rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme - Berikan periode istirahat tanpa gangguan Rasional: menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler - Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia Rasional: untuk mendukung pertahanan alami tubuh - Berikan antibiotik sesuai ketentuan Rasional: diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus
32
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
1) Tujuan: terjadi peningkatan toleransi aktifitas 2) Intervensi: - Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari Rasional: menentukan derajat dan efek ketidakmampuan
33
Lanjutan…. - Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan Rasional: menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambunganjaringan Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan Rasional: mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri
34
c. Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit
1) Tujuan: klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan 2) Intervensi: Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis Rasional: karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemia Cegah ulserasi oral dan rektal Rasiona: karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah - Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi Rasional: untuk mencegah perdarahan
35
Lanjutan… - Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut
Rasional: untuk mencegah perdarahan - Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat) Rasional: untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan - Hindari obat-obat yang mengandung aspirin Rasional: karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit - Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung Rasional: untuk mencegah perdarahan
36
implementasi Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L. 2004: hal. 331).
37
evaluasi Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L, (2004 hal ) hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah: a.Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi b.Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas. c.Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.