Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRatna Muljana Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
PERSIAPAN UNTUK PENGINJILAN DAN KESAKSIAN
Lesson 8 for May 26, 2012
2
PERLUNYA PELATIHAN Mengamati. Melakukan.
Para rasul tidak menjadi penginjil ("penjala manusia") dengan inisiatif sendiri atau belajar, tapi Yesus mengajarkan mereka bagaimana mereka harus melakukan pekerjaan itu. Belajar dan metode sangat diperlukan, tetapi tidaklah cukup untuk mempersiapkan kita untuk memberitakan Injil. Bantuan dan bimbingan Roh Kudus diperlukan untuk memenuhi secara tepat pekerjaan itu. “Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.”” (Matius 4: 19) Selain persiapan teoritis, Yesus mengajarkan para rasul dengan menggunakan dua teknik: Mengamati. Melakukan.
3
BELAJAR MELALUI PENGAMATAN
Ketika Yohanes Pembaptis berada dalam penjara, Yesus tidak menjawab murid yang dikirim Yohanes Pembaptis untuk bertanya kepada-Nya jika Dia adalah Kristus. Dia malah mengundang mereka untuk mengamati apa yang sedang Ia kerjakan sehingga mereka bisa menarik kesimpulan sendiri. “Yesus menjawab mereka: ''Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.”” (Matius 11: 4-6) Pelatihan kita dimulai dengan Yesus: Mengamati Nya, membaca Firman-Nya, mengamati bagaimana Dia hidup di Bumi ini, menjadikan Dia sebagai teladan kita. “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan” (Ibrani 12: 2)
4
BELAJAR MELALUI PENGAMATAN
Apa yang para rasul bisa pelajari setelah mengamati (dan menjadi bagian dari) mukjizat dari memperbanyak roti dan ikan setelah Yesus berkhotbah? Baca cerita di empat Injil sebelum menjawabnya, Matius 14:13-21; Markus 6:30-34; Lukas 9:10-17; Yohanes 6:1-14. Menikmati saat-saat istirahat. Bagaimana bereaksi terhadap situasi tertekan. Mengajar dan membantu yang lain. Bagaimana menghadapi peristiwa yang tak terduga. Merasa kasihan dan perhatian terhadap orang lain. Memahami kebutuhan. Percaya kepada Yesus dan bekerja sama dengan-Nya. Mengatur dan membagi-bagikan. Meminta bantuan Tuhan dengan berdoa. Melayani. Berbagi apa yang kita miliki. Tidak menghabiskan dengan sia-sia. Dll…
5
BELAJAR MELALUI PRAKTIK KERJA
Elang membawa anak-anaknya pada sayap mereka sehingga mereka terbiasa terbang. Pada saat tertentu, induk elang membiarkan anak-anaknya jatuh sehingga mereka dapat belajar untuk terbang sendiri. Setelah itu, induk elang mengangkat kembali anak-anaknya dan melakukan lagi hal yang sama. Itulah belajar dari praktik kerja (learning by doing), belajar dari pengalaman (learning by experiencing). Yesus tidak puas hanya dengan membuat murid-Nya belajar dengan mendengarkan atau dengan membantu-Nya dalam pekerjaan-Nya. Dia mengutus mereka sendiri untuk mempraktekkan apa yang mereka telah pelajari setelah memberikan beberapa petunjuk khusus. “Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: ''Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.’”” (Matius 10: 5-7) “Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya… Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.” (Lukas 10:1-3) Setelah para rasul dan tujuh puluh murid datang dari misi mereka, Yesus mendengarkan laporan mereka. Kemudian, Dia mengajar mereka untuk belajar dari kegagalan dan keberhasilan.
6
BELAJAR MELALUI KEGAGALAN
Kadangkala kita gagal mencapai semua tujuan penginjilan yang sudah ditetapkan. Apakah ini berarti kita telah gagal sama sekali? Tentu tidak. Strategi apa pun yang kita gunakan untuk memenangkan jiwa, akan ada kesuksesan maupun kegagalan. Mungkin juga kita menetapkan target yang terlalu tinggi. Misalnya, jika kita gagal mencapai target baptisan, mungkin saja kita membuat target yang tidak realistis; atau kegiatan itu lebih merupakan upaya penaburan benih dan bukan berfokus pada penuaian. Singkatnya, sekalipun kita berpikir bahwa tuaian itu sudah sangat matang, mungkin saja saat itu kita baru tiba pada tahap menabur. Di lain sisi, kita harus sadar bahwa ada musuh yang sangat aktif. “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8)
7
BELAJAR MELALUI KEGAGALAN
Apakah yang para murid lakukan setelah gagal dalam mengusir setan karena kurangnya iman mereka (Matius 17:14-20)? Ketika mereka bertanya kepada Yesus, "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?", mereka pergi kepada Satu-satunya yang dapat menjelaskan mereka tentang kesalahan mereka. Kita juga harus datang kepada Allah ketika kita gagal, sehingga kita dapat meningkatkan pekerjaan penginjilan kita dengan doa kerendahan hati.
8
BELAJAR MELALUI KEBERHASILAN
“Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: ''Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.”” (Lukas 10:17) Melalui keberhasilan kita… Kita belajar mana khotbah yang cocok dengan tempat yang terbaik, iklan apa yang menarik perhatian orang banyak dan sejumlah pilihan praktis dan prosedural lainnya yang paling sesuai dengan situasi dan lingkungan kita. Kita belajar sejauh mana Allah sudah terlibat dan ingin terlibat dalam usaha kita. Kita belajar untuk lebih percaya kepadaNya. Kita belajar pentingnya kerja sama yang erat dengan Allah dalam kerohanian saat kita mencoba menjangkau jiwa-jiwa yang baginya Kristus telah mati… …karena tidak seorang pun yang Anda layani luput dari perhatian Yesus, Yesus mati untuk semua manusia dan ingin menyelamatkan semua manusia. Betapa pentingnya kebenaran ini sehingga kita harus selalu mengingatnya.
9
“Dalam hubungan mereka dengan Tuhan, para murid memperoleh pelatihan praktis untuk pekerjaan misionaris. Mereka melihat bagaimana Ia memaparkan kebenaran, dan bagaimana Ia berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan membingungkan yang muncul dalam pelayanan-Nya. Mereka melihat pelayanan-Nya dalam penyembuhan orang sakit di mana pun Ia pergi, mereka mendengar-Nya memberitakan Injil kepada orang miskin. Di zaman kita, dari catatan hidup-Nya, semua harus mempelajari metode bekerja-Nya.” E.G.W. (Evangelism, cp. 5, “The City Field Training School”, pg. 109)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.