Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
MEMAHAMI PERBEDAAN-PERBEDAAN BUDAYA
2
Juan Marin bertemu dengan Lei Peng membicarakan kesepakatan bisnis
Juan Marin bertemu dengan Lei Peng membicarakan kesepakatan bisnis. Marin ingin membuka restoran Cina di Mexico City dan ingin mengajak Lei Peng bergabung dengannya, yang mana Lei Peng sudah sukses dengan beberapa restoran Cina-nya di Hong Kong dan Los Angeles, California. Tetapi Marin menemukan beberapa hal yang mengejutkannya tentang calon partnernya sewaktu mereka bernegosiasi saat bertemu restoran Lei Peng di Los Angeles. Lei Peng mengingatkan bahwa Marin harus membuat akuarium ikan pada pintu masuk restorannya, ”kenapa?” kata Marin, ”Kita kan tidak hanya berjualan ikan saja, nanti orang yang lewat akan melihat restoran ini hanya menjual ikan saja”, tambah Marin. ”Kamu butuh ikan”, demikian Lei Peng menekankan, ”kamu membutuhkannya karena itu bagus untuk bisnis”, Lei Peng menjelaskan dengan mengatakan bahwa ”memiliki ikan” atau dalam phrase Cinanya ’yo yu’ itu artinya ”mendapatkan keuntungan setelah pengeluaran”, oleh sebab itu restoran Juan Marin harus memiliki akuarium ikan. Marin merasa takjub dan merasa bahwa orang Cina mau mengeluarkan dana lebih untuk meletakkan akuarium di depan restorannya hanya karena berkait dengan phrase tertentu saja. Sewaktu mereka berdua berdiskusi, Marin mengamati bahwa beberapa kali karyawan Lei Peng menginterupsinya dengan memberikan telpon yang berdering untuk Lei Peng, kemudian menyediakan teh dan juga sesekali bertanya pada Lei Peng. Bagi Marin hal ini tidak masalah karena menurutnya itu berarti Lei Peng adalah orang penting dan sibuk.
3
Marin merasa lapar, karena sudah jam tiga sore, dan menurutnya ini sudah masuk jam makan siang, tetapi Lei Peng sepertinya tidak peduli dengan waktu, meskipun teh sudah disajikan tetapi tampaknya makanan berat tidak akan hadir dimeja. Akhirnya Marin bertanya soal jam buka restoran di Mexico, Lei Peng menjawabnya dengan ”tidak ada masalah, anak buahku nanti akan bekerja kapanpun sesuai permintaanmu”, Marin langsung berpikir, bagaimana kalau keluarga stafnya tadi membutuhkannya? Bagaimanapun Marin tadi datang terlambat hampir satu jam, karena dia harus membelikan pesanan anaknya dulu, padahal lalu lintas sedang macet, tetapi Marin berpikir, urusan keluarga harus nomor satu, dan orang Cina-pun harus menyadarinya, tetapi akhirnya dia berpikir, apakah membuka restoran Cina adalah ide yang bagus? Bagaimana dia harus menjelaskan soal akuarium di depan restorannya? Di sisi lain, Lei Peng juga terkejut dengan calon partnernya, serius apa nggak dia dengan bisnisnya, sudah datang terlambat, dan terus menerus mengajak dirinya untuk makan siang di restoran Mexico yang ada di Los Angeles, padahal mereka sedang ada di restoran Cina milik Lei Peng pada saat itu, pikir Lei Peng, jangan-jangan bukan ide yang bagus untuk membuka restoran Cina di Mexico City?
4
Budaya adalah suatu alat yang berguna untuk memahami perilaku manusia di seluruh bumi, juga di negeri kita sendiri. Ilmu-ilmu sosial (Sosiologi, Psikologi dan Antropologi) mempelajari dan menjelaskan kepada kita tentang bagaimana orang-orang berperilaku, mengapa mereka berperilaku demikian, dan apa hubungan perilaku manusia dan lingkungan. Pada dasarnya manusia-manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka. Individu-individu sangat cenderung menerima dan mempercayai apa yang dikatakan budaya mereka. Kita dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat di mana kita dibesarkan dan tinggal, terlepas dari bagaimana validitas objektif masukan dan penamaan budaya ini pada diri kita. Kita cenderung mengabaikan atau menolak apa yang bertentangan dengan ”kebenaran” kultural atau bertentangan dengan kepercayaan-kepercayaan kita.
5
E.B. Taylor, Bapak Antropologi Budaya, mendefinisikan budaya sebagai ” keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan atau kebiasaan-kebiasaan lain yang diperoleh anggota-anggota suatu masyarakat. Keanekaragaman budaya menjadi ”bumbu kehidupan” bagi bangsa-bangsa di dunia. Budaya memudahkan kehidupan dengan memberikan solusi-solusi yang telah disiapkan untuk memecahkan masalah-masalah, dengan menetapkan pola hubungan, dan cara-cara memelihara kohesi dan konsensus kelompok. ”Suatu tempat hanya asing bagi orang-orang asing, tidak bagi orang-orang yang menempatinya”.
6
Perbedaan budaya sering menimbulkan konflik dan permasalahan, tetapi semua permasalahan tersebut dapat diatasi oleh masyarakat dan manusia itu sendiri. Sewaktu filosof Yunani Heraclitus menulis ”Semuanya itu mengambang dan berubah, tidak ada yang tetap”, dia tidak hanya bicara soal alam dan perubahan dunia, tetapi dia juga mengungkapkan bahwa manusia juga berubah. Manusia dapat menerima dan mempertajam perubahan, hal tersebut adalah inti dari pendekatan kita pada komunikasi antar budaya, suatu pendekatan yang mengatakan bahwa meningkatkan pemahaman dalam komunikasi antar budaya adalah suatu hal yang memungkinkan. Hal ini diyakini berdasar kepada tiga asumsi yang berhubungan tentang komunikasi manusia, yaitu a. Otak adalah sistem yang terbuka b. Kita memiliki kebebasan untuk memilih c. Komunikasi memiliki konsekuensi
7
Karakteristik-Karakteristik Budaya
a. Komunikasi dan Bahasa b. Pakaian dan Penampilan c. Makanan dan Kebiasaan Makan d. Waktu dan Kesadaran akan Waktu e. Penghargaan dan Pengakuan f. Hubungan – Hubungan g. Nilai dan Norma h. Rasa Diri dan Ruang i. Proses Mental dan Belajar j. Kepercayaan dan Sikap
8
Masalah yang potensial dalam komunikasi antar budaya
a. Seeking similarities Hampir semua manusia selalu berusaha untuk mendekati masyarakat atau komunitas yang sama dengan dirinya. Merupakan sesuatu yang wajar bagi manusia untuk menyukai kelompok atau masyarakat yang menyerupai dirinya. Semakin eksis dan diterima seseorang dalam kelompoknya, maka akan semakin nyaman dirinya. b. Uncertainty Reduction (Reduksi ketidakpastian) Manusia memiliki keinginan untuk mengurangi ketidakpastian dalam setiap pertemuannya. terdapat ketidakpastian yang besar dalam setiap interaksi kita dengan orang yang asing, dibandingkan dengan orang dalam satu kelompok budaya kita c. Withdrawal (penarikan kembali) Tindakan ini akan dilakukan oleh kita bila kita tidak dapat melanjutkan interaksi atau percakapan dengan lawan bicara (hal tersebut terjadi karena adanya ketidaksamaan persepsi dikarenakan perbedaan budaya).
9
d. Stereotyping Lippmann mengatakan bahwa stereotip itu berarti mengatur imej kita kedalam kategori yang sederhana dan tetap yang kita gunakan untuk memandang orang lain. (1) Manusia tidak lahir dengan stereotip yang melekat, seperti halnya dengan budaya, stereotip itu dipelajari dengan berbagai macam cara. (2) Stereotip berkembang melalui kontak person yang terbatas. (3) Banyak stereotip ‘disediakan’ oleh media massa. TV dipandang memiliki banyak kesalahan dalam memandang suatu etnisitas tertentu, dalam memandang orang tua, dan dalam memandang homoseksualitas, (iklan yang mengatakan ‘nenek-nenek juga bisa melakukannya’).
10
Stereotip dapat menghambat, bahkan mengganggu komunikasi antar budaya, ini dikarenakan
(a) Stereotip berasumsi bahwa semua anggota dalam suatu kelompok memiliki sifat yang sama (tidak ada manusia yang memiliki sifat yang sama 100%). (b) Stereotip juga menjauhi kita dari keberhasilan komunikasi, karena sering stereotip itu terlalu menyederhanakan sesuatu, terlalu menyamaratakan sesuatu dan terlalu membesar-besarkan sesuatu (oversimplified, overgeneralized and/or exaggerated). (c) Stereotip cenderung untuk menghalangi komunikasi antar budaya dalam mengulang dan memperkuat kepercayaan terhadap lawan bicara, sampai dengan mereka menemukan kebenarannya
11
(d) Stereotip menciptakan nubuat yang dikehendaki sendiri (self-fulfilling prophecies). Bila stereotip sudah terjadi, adanya kecenderungan untuk memandang seseorang melakukan atau mengatakan sesuatu, meskipun terkadang hal tersebut tidak terjadi.
12
e. Prejudice (prasangka)
Voltaire, seorang penulis Perancis mengatakan “prejudices are what fools use for reason”, ini berarti bila seseorang sudah jatuh kedalam suatu prasangka, maka ia akan mengalami masalah yang besar. Levin menjelaskan prejudis atau prasangka sebagai “perasaan negatif, kepercayaan dan aksi yang tendensius atau tindak diskriminatif, yang mana berkembang melawan keberadaan manusia melalui status yang mereka miliki terhadap kelompok minoritas tertentu.
13
Fungsi dari prasangka
(a) Ego-Defensive function (fungsi pertahanan ego), dalam hal ini seseorang dapat menjaga dirinya sendiri dengan cara menolak anggapan dirinya membuat prasangka (b) Utilitarian function, fungsi ini membuat orang untuk percaya bahwa mereka mendapatkan keuntungan dan menerima penghargaan karena mempertahankan prasangka yang mereka percayai (c) Value-Expressive function, fungsi ini diberlakukan bila seseorang percaya bahwa tindakan dan perilakunya adalah tindakan atau perilaku yang terbaik dan yang paling bermoral di lingkungannya (d) Knowledge function, dalam fungsi ini seseorang dapat mengkategorisasi, mengorganisir dan meng-konstruk persepsi mereka terhadap orang lain dalam nilai mereka. Tingkat pendidikan seseorang-lah yang dapat membuat label-label tertentu pada orang lain.
14
f. Racism (Rasisme) Rasisme, dalam pandangan lain adalah perkembangan dari prejudis atau prasangka. Rasisme mengacu kepada adanya kepercayaan bahwa suatu ras tertentu dikategorikan lebih superior dibandingkan ras lainnya.
15
Bentuk-bentuk rasisme
(a) Intense Racism, bentuk rasis ini mempercayai bahwa orang-orang yang secara nyata terlihat berbeda secara ras itu lebih rendah dalam berbagai bentuk, dan tidak perlu mendapatkan keuntungan penuh dari masyarakat yang menyediakan seperti pendidikan, pekerjaan yang layak, serta partisipasi di dalam komunitasnya. (b) Symbolic Racism, beberapa orang masih mempertahankan rasisme-nya karena mereka merasa kelompok luar/lain mengganggu serta ikut campur dalam aspek-aspek penting di budayanya. Ikut campur ini diartikan sebagai membuat masalah, serta mendapatkan keuntungan ekonomi yang lebih tinggi dari yang seharusnya mereka dapat. (c) Tokenism (token = tanda), dalam hal ini, baik dalam bentuk prasangka maupun rasisme, sulit untuk di deteksi. Pada kasus ini, seseorang tidak mau terlihat atau dianggap sebagai seseorang yang rasis, mereka bertindak dengan sangat halus, da hanya dengan mengasosiasikannya dengan tanda-tanda tertentu. (d) Arm’s Length, Brislin mendeskripsikan tindakan negatif ini dengan contoh, bahwa beberapa orang bersikap secara akrab, serta positif terhadap orang-orang dari kelompok luar dalam berbagai setting tertentu, tetapi dengan cara yang tidak sehangat dan seakrab terhadap orang-orang yang dari kelompoknya sendiri.
16
Terima Kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.