Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Djodi Setiawan,S.E.,M.M.,Ak.,CA Prodi Akuntansi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Djodi Setiawan,S.E.,M.M.,Ak.,CA Prodi Akuntansi"— Transcript presentasi:

1 Tahap-tahap kegiatan pemeriksaan dan penyusunan laporan hasil pemeriksaan
Djodi Setiawan,S.E.,M.M.,Ak.,CA Prodi Akuntansi Universitas Bale Bandung @2015

2 Kegiatan Pemeriksaan menurut Standar Profesional IIA
Tahap Perencanaan Pemeriksaan Tahap Pengujian dan evaluasi Tahap Penyampaian hasil pemeriksaan Tahap Tindak Lanjut

3 8 tahap pemeriksaan operasional brink’s
Tahap memahami resiko pengendalian Tahap survei pendahuluan Tahap menyusun rencana audit rinci Tahap melakukan pelaksanaan audit Tahap mengevaluasi hasil audit Tahap pemnyusun temuan audit, simpulan dan rekomendasi Tahap penyelesaian audit Tahap pelaporan

4 1. Tahap memahami resiko pengendalian dan resiko lainnya
Pada tahap ini Resiko di bagi menjadi empat yaitu : Resiko bawaan / melekat Resiko pengendalian Resiko Deteksi Resiko audit yang dapat diterima

5 Penentuan Resiko Penaksiran resiko terdiri dari : Proses identifikasi Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Pengelolaan resiko Penentuan resiko meliputi penentuan resiko di semua aspek organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi resiko, serta pertimbangan tujuan di semua bidang operasi untuk memastikan bahwa semua bagian organisasi bekerja secara harmonis.

6 Resiko bawaan ini adalah resiko yang terkait dengan adanya keadaan sebenarnya pada entitas atau perusahaan. Resiko bawaan : resiko yang sudah ada pada aktifitas, operasi, atau bagian sebelum ada pengendalian manajemen

7 Pada pelaksanaan audit ada kemungkinan yang sulit ditemukan pada teknis audit termasuk pelaksanaan Sistem Pengendalian Manajemen. Resiko Pengendalian : resiko yang mungkin ada yang tidak dapat ditemukan oleh adanya Sistem Pengendalian Manajemen

8 Resiko deteksi : resiko tidak terdeteksinya suatu salah saji material yang ada. Besar sampel yang ditetapkan berbanding terbalik dengan besar resiko deteksi.

9 Contoh kasus Resiko yang dapat diterima = 0,05, resiko bawaan = 0,30 dan resiko pengendalian = 0,90 Resiko yang dapat diterima = 0,20, resiko lainnya sama

10 Para auditor sebenarnya mengharapkan resiko audit yang kecil sehingga resiko deteksi audit juga akan rendah . Sehingga hasil dan mutu audit juga akan lebih baik. Samper data pun tidak perlu di analisa dalam jumlah yang besar. Resiko Audit yang dapat diterima : kesediaan auditor menerima resiko dari audit yang dilakukannya, bisanya ditetapkan rendah supaya diperoleh resiko yang lebih rendah dengan demikian akan ditetapkannya resiko deteksi yang lebih rendah pula.

11 Beberapa faktor resiko yang harus dipertimbangkan dalam memilih bidang yang di uji
Suasana yang berhubungan dengan etika dan tekanan terhadap manajemen Kompetensi, kecukupan dan integritas para pegawai Ukuran aktiva, likuiditas atau volume transaksi Kondisi finansial dan ekonomi Kondisi persaingan Kerumitan atau mudah berubahnya kegiatan Dampak dari konsumen, rekanan dan perubahan- perubahan kebijakan pemerintah Tingkat komputerisasi sistem informasi Penyebaran operasi secara geografis Kecukupan dan keefektifan pengendalian manajemen Berbagai perubahan organisasi, operasi, teknologi atau ekonomi Judgement dari manajemen dan estimasi akuntansi.

12 2. Tahap survei pendahuluan
Pada tahap ini, adalah dimana tim audit perlu memahami aktifitas operasi yang akan diaudit. Adapun pemahaman dilakukan dengan cara sebagai berikut : Mendefinisikan tujuan menyeluruh dari review yang akan dilakukan. Pada tahap ini dapat ditetapkan oleh pimpinan unit pemeriksa intern atau pemeriksa senior setelah mendapat masukan dari pengukuran resiko. Melakukan diskusi dengan pegawai lain yang dapat memberikan informasi, yaitu staf manajer atau pegawai tertentu diluar area yang akan di review. Mengumpulkan semua data yang berhubungan, misalnya kertas kerja pemeriksaan dan laporan tahun lalu. Memberikan rencana review padda lokasi yang akan di review. Melakukan diskusi dengan manajer yang bertanggung jawab atas area yang akan di riview Melakukan diskusi dengan pegawai-pegawai kunci di lokasi Melakukan pengamatan atas area operasi yang di review Melakukan review atas kebijakan dan prosedur

13 3. Tahap menyusun rencana audit rinci
Dalam tahap ini dilakukan penyusunan program audit berdasarkan pada pengukuran resiko dan survei pendahuluan yang telah dilakukan serta program audit tahun sebelumnya yang akan menjadi petunjuk bagi pemeriksa dalam melakukan pemeriksaannya. Program audit berisi langkah-langkah pemeriksaan yang harus dilakukan berupa prosedur-prosedur audit yang menckup penetapan besarnya ukuran sampel yang akan diuji.

14 4. Tahap melakukan pelaksanaan audit
Pada tahap ini adalah tahap para pemeriksa melaksanakan verifikasi sesuai dengan petunjuk pada audit program. Pelaksanaan verifikasi dilakukan dengan berbagai cara seperti tanya jawab, pengamatan, surat konfirmasi, penelusuran, pengujian, pemanfaatan daftar periksa dan lain-lain. Tujuannya paling krusial adalah mengumpulkan bukti-bukti pemeriksaan yang berkualitas.

15 5. Tahap mengevaluasi hasil audit
Dalam tahap ini, bukti-bukti yang telah dikumpulkan dilakukan analisis. Analisis ini merupakan bagian dari proses verifikasi. Dan, hasil dari analisis informasi tersebut adalah berupa ringkasan temuan pendahuluan.

16 6. Tahap menyusun temuan audit
Dalam tahap ini dilakukan tindakan dan kegiatan untuk mematangkan temuan yang diperoleh, menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi yang dapat disusun melalui 3 pertanyaan berikut : Seberapa bagus hasil pemeriksaan yang telah dicapai Mengapa hasilnya seperti ini? Apa yang dapat dilakukan agar lebih baik?

17 Temuan-temuan yang dapat dilanjutkan ke pihak-pihak yang berwenang, sebaiknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Cukup berarti/ berguna untuk disampaikan ke pihak yang berkepentingan. Didasarkan pada fakta dan bukti yang tepat Disusun secara objektif Didasarkan pada hasil pemeriksaan yang cukup untuk mendukung setiap kesimpulan yang diambil Data harus meyakinkan.

18 7. Tahap penyelesaian audit
Dalan tahap ini dilakukan komunikasi hasil audit dengan manajemen untuk menentukan apakah hasil audit yang ditindaklanjuti dan jika dapat maka tindak lanjut sebaiknya diusahakan dilakukan sebelum pemeriksa meninggalkan pekerjaan lapangan. Dengan demikian, laporan audit yang akan disusun telah mencakup tindak lanjut hasil audit

19 8. Tahap pelaporan Dalam tahap ini pemeriksa intern menyusun laporan yang akan disampaikan kepada pihak yang berkepentingan. Arti Penting Kegunaan dan ketepatan waktu Ketepatan dan kecukupan dukungan Sifat meyakinkan Obyektifitas dan perspektif Kejelasan dan kesederhanaan Keringkasan Kelengkapan Nada yang konstruktif

20 KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
Arti Kertas Kerja Pemerisaan Kertas Kerja pemeriksaan adalah catatan-catatan yang dibuat dan data yang dikumpulkan oleh pemeriksa secara sistematis dalam melaksanakan tugas-tugas pemeriksaan. Kertas kerja pemeriksaan harus mencerminkan: Prosedur pemeriksaan yang ditempuh pemeriksa Pengujian-pengujian yang dilakukan pemeriksa Informasi yang diperoleh pemeriksa Kesimpulan hasil pemeriksaan

21 2. Manfaat Kertas kerja pemeriksaan
Manfaat umum kertas kerja pemeriksaan adalah untuk mndokumentasikan bahwa pekerjaan audit yang memadai telah dikerjakan sesuai dengan standar profesi pemeriksa intern : Manfaat lain kertas kerja pemeriksaan adalah untuk: Dasar perencanaan audit Catatan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan Penggunaan selama audit , misalnya flow chart yang telah dibuat dapat digunakan untuk petunjuk pekerjaan selanjutnya Penjelasan atas situasi khusus yang menarik Mendukung kesimpulan hasil audit khusus Sumber referensi Penilaian staf Koordinasi Audit 3. Persyaratan Kertas Kerja Peeriksaan IIA memberikan arahan untuk menyusun kertas kerja pemeriksaan melalui Statement of Internal Auditing Standard.

22 Standard Kertas Kerja Pemeriksaan menurut SIAS
Standar untuk substansi pemeriksaan a. Kertas kerja harus berkaitan dengan tujuan audit b. Rincian harus padat c. Penyajian yang jelas d. Cermat dan teliti Standar format a. Harus mempunyai judul b. Pengorganisasian format, seperti judul c. Rapi dan mudah dibaca d. Diindeks silang Kertas kerja pemeriksaan yang dikumpulkan perlu ditata agar pemanfaatannya dapat maksimal, untuk itu kertas kerja pemeriksaan perlu dikelompokkan yang menjadi : a. File permanent b. File administrative c. File Prosedur audit d. File khusus hasil audit berbantuan komputer e. File data yang besar/banyak, misalnya kuesioner hasil survey f. Laporan audit dan permasalahan tindak lanjut

23 TERIMA KASIH


Download ppt "Djodi Setiawan,S.E.,M.M.,Ak.,CA Prodi Akuntansi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google