Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
SISTEM GOL.ABO
2
GOLONGAN –GOLONGAN DARAH ABO
Antigen pada sel Antibodi dalam serum Gol A A Anti-B Gol B B Anti-A Gol AB AB Tidak ada Gol O Anti-A & anti-B
3
Sistem ABO Th 1900 Karl Landsteiner Menemukan gol A,B,O
Masing2 serum orang tersebut mengandung antibodi terhadap antigen yang tidak ada pada sel darah merahnya Th von Decastello dan Sturli menemukan gol AB.
4
Sistem ABO Sistem golongan darah pertama yg ditemukan , merupakan golongan darah yg terpenting dalam transfusi darah. Merupakan satu2nya sistem, yang antibodinya dapat diperkirakan terdapat dalam serum orang yang tidak pernah expose pada sel darah merah manusia.
5
Sistem ABO Oleh karena antibodi2 ini ,transfusi darah dengan gol ABO yang tidak cocok, akan menyebabkan reaksi transfusi hemolitik intravasculair yang berat dengan manifestasi reaksi transfusi hemolitik yang akut. Pemeriksaan kecocokan gol ABO donor dan resipien merupakan dasar pemeriksaan pretransfusi
6
Pewarisan dan genetika
1910-Epstein&Ottenberg –gol ABO diwariskan Von dungern dan Hirszfeld mengkonfirmasi bhw gol ABO secara genetika diwariskan dg meneliti pada 72 keluarga dg 102 anak. Mereka menemukan bahwa pewarisan agglutinogen A dan B menurut hukum Mendels. Gen ABO adalah autosomal(tidak terdapat pada sex chromosome)Masing2 orang mempunyai 2 copies gen yg menandai gol ABO mereka.(satu berasal dari ibu dan satu berasal dari bapak)
7
Pewarisan dan genetika
Gol darah A dan B dominant terhadap gol O Gen Gol A dan B adalah co-dominant.berarti bahwa seorang mewarisisatu gen gol A dan satu gen golB sel darah merah nya akan mempunyai antigen gol A dan B.Alleles disebut A(yg menghasilkan A antigen),B(yg memproduksi B antigen) dan O(yg nonfungsional dan tidak memproduksi A atau B)
8
Ringkasan gol darah,antigen sel darah merah &kemungkinan genotype
Human blood group Red cell antigens Serum antibodies Possible genotype A A antigen Anti-B AA atau AO B B antigen Anti-A AA atau BO O none Anti-A&anti-B Hanya OO AB Adan B antigen None Hanya AB
9
DASAR GENETIK GOL ABO Gen yang bertanggung jawab terhadap gol ABO-mewarisi 2 gen golongan darah Kromosom dari ibu membawa salah satu dari gen A,gen B atau gen O Kromosom membawa salah satu dari gen A,gen B atau gen O
10
DASAR GENETIK GOL ABO Genotip
gen2 yg diturunkan dari masing2 golongan darah orang tua yg ada pada kromosom Fenotip efek yg bisa terlihat dari gen2 yg diwariskan misalnya golongan darah itu sendiri
11
DASAR GENETIK GOL ABO Gen A dan B bersifat dominan atas gen O
jadi fenotip A dapat berasal dari salah satu genotip AA atau genotip AO Fenotip B dapat berasal dari salah satu genotip BB atau genotip BO
12
Kombinasi gen2 dan golongan darah yg terbentuk
Genotip Golongan darah (Fenotip) AA A AO BB B BO AB OO O
13
Genotip AO BO Genotip AB AO BO OO Fenotip AB A B O Pohon keluarga golongan ABO
14
GenABO Phenotype gol darah ABO ditentukan oleh alleles pada 2 chromosome yaitu chromosome 9 yg mempunyai gen ABO allele dan chromosome 19 yg mempunyai gen yg menandai pembentukan H antigen yg mana dapat atau tidak dapat merubah allele yg ada pada chromososme 9.
15
GenABO Tidak seperti antigen red cell yg lain kedua gen2 ini tidak menandai utk antigen yg sebenarnya.Gen2 ini menandai utk enzyme yg sebenarnya membentuk antigen pada struktur precursor pada sel darah merah.Enzyme menentukan gol ABO seseorang dg mengkatalisa penempelan gol darah yg disebut sugar /basa? pada antigen precursor carbohydrate.Enzyme diproduksi oleh gen pada chromosome 19 menambahkan sugar/basa? Pada precursor carbohydrate utk membentuk H antigen .Gen ABO bertanggung jawab utk menentukan phenotype A,B,O seseorang
16
GenABO Gen A dan B masing2 menandai aktiv enzyme yg mengenal antigen H dan melekat pada sugar yg menetapkan gol darah.Gen O biasanya amorph gene berarti tidak memproduksi aktiv enzyme.Sebagai akibat gol O tidak dapat memodifikasi antigen H .
17
ANTIGEN A + H GENES A SUBST B+H GENES B SUBST H H A+B+H AB Precursor substance (P.S) O H hh A,B,AB,O P.S Tidak ada apa2 DARAH BOMBAY
18
D-galactose N-acetylglucosamine N-acetyl galactosamine H gen Le gen L-fu -cose Hsubstance Lea substance A gen B gen Le & Se gen A susbtabce Leb substance B substance
19
Antigen sistem ABO Gen ABO mempunyai 3 alleles A,B dan O yang berlokasi pada lokus ABO pada kromosom 9. Gen A dan B memproduksi enzym glycosyl transferase yang dipergunakan untuk membentuk antigen A dan B
20
Antigen sistem ABO Gen O tidak memproduksi enzyme sehingga
Sel darah merah gol O tidak mempunyai antigen A dan B,tetapi mempunyai banyak antigen H yang merupakan rantai oligosacharida untuk membentuk antigen A atau B.
21
D-galactose N-acetylglucosamine N-acetyl galactosamine H gen Le gen L-fu -cose Hsubstance Lea substance A gen B gen Le & Se gen A susbtabce Leb substance B substance
22
Antigen sistem ABO Gen2 Hh dan Se terdapat pada kromosom 19 dan keduanya sangat berkaitan. Masing2 lokus mempunyai 2 allele. Salah satu dari allele tersebut tidak menghasilkan produk yang dapat dibuktikan/dilihat disebut Amorph.
23
Antigen sistem ABO Allele yang aktif pada lokus H,ialah H memproduksi enzym glycosyl transferase yang bekerja pada tingkat seluler untuk membentuk antigen H ,yang akan menjadi antigen A dan B Yang amorph disebut h,sangat jarang
24
ANTIGEN A + H GENES A SUBST B+H GENES B SUBST H H A+B+H AB Precursor substance (P.S) O H hh A,B,AB,O P.S Tidak ada apa2 DARAH BOMBAY
25
D-galactose N-acetylglucosamine N-acetyl galactosamine H gen Le gen L-fu -cose Hsubstance Lea substance A gen B gen Le & Se gen A susbtabce Leb substance B substance
26
Antigen sistem ABO Gen Se bertanggung jawab terhadap adanya H pada glycoprotein pada epithelial sekresi seperti saliva. 80% populasi adalah sekretor Orang yang mempunyai gen Se adalah secretor. H akan diubah menjadi antigen A atau B bila orang tersebut mempunyai gen A atau gen B. Yang amorph disebut se/nonsecretor
27
Antigen sistem ABO Perbedaan bayi dan dewasa dalam aktivitas A,B dan H mungkin berhubungan dengan jumlah struktur yang bercabang yang terdapat pada membran sel pada umur2 yg berbeda.
28
Antigen ABO Pemeriksaan untuk mendeteksi antigen A dan B dengan aglutinasi langsung .Reaksi lebih lemah pada bayi daripada orangdewasa.Meskipun demikian dapat dideteksi pada embryo umur 5-6 mg Antigen A dan B tidak secara penuh berkembang pada waktu lahir,kemungkinan karena struktur cabang oligoscharida tumbuh bertahap. Pada umur 2-4 tahun expresi antigen A dan B telah penuh berkembang dan tetap konstan sepanjang hidup.
29
Antigen2 sistem ABO Glycosphingolipid yang membawa A dan B oligosacharida merupakan bagian integral dari membrane sel darah merah,sel epithelial dan sel endothelial . Bila orang tersebut mempunyai gen secretor,terdapat juga dalam bentuk larut dalam plasma,dalam sekresi cairan tubuh,saliva .
31
Antigen sistem ABO Gen2 terletak pada 3 lokus yang terpisah –Gen ABO,Gen Hh dan Gen Se (Sekretor) mengontrol terjadinya dan lokasi antigen A dan B
32
Subgroups Subgroups ialah phenotype ABO yang berbeda dalam jumlah antigen yang ada pada sel darah merahnya dan pada sekretor,pada saliva ,sebagai akibat produk yg kurang effektif dari enzym glycosyltransferase. Subgroup A lebih sering ditemukan daripada subgroup B.
33
Reaksi-reaksi serologi dengan Anti-A,anti-AB Dan Anti-A1
+ Anti-AB Anti-A1 -
34
Macam2 Subgroups Sub-gol A Frekuensi Antibodi Yg selalu ada
Kadang2 ada A1 80% Anti-B Tidak ada A2 20% Anti A1 dlm 2% kasus A1B A2B Anti-A1 dlm 25% kasus
35
Subgroups Subgroup A terutama A1 dan A2
A1 dan A2 bereaksi kuat dengan anti-A pada pemeriksaan aglutinasi langsung Perbedaan A1 dan A2 ialah dengan pemeriksaan dengan reagensia Lectin yg dibuat dari biji2an Dolichos Biflorus.
36
Subgroups Anti-A1 bereaksi baik pada suhu < 37oc secara klinis tidak begitu penting kecuali bila reaktif pada suhu > 37oc Pemeriksaan rutin dengan anti-A1 tidak perlu.
37
ANTIGEN A + H GENES A SUBST B+H GENES B SUBST H H A+B+H AB Precursor substance (P.S) O H hh A,B,AB,O P.S Tidak ada apa2 DARAH BOMBAY
38
Sistem H Sistem H mempunyai 2 gen H dan h.
Antigen H adalah molekul pendahulu antigen A dan B, sebelum menjadi antigen A atau B. Gol O tidak mempunyai antigen A dan B dan pada sel banyak antigen H. Banyaknya H antigen pada sel: O>A2>B>A2B>A1>A1B
39
ANTIGEN A + H GENES A SUBST B+H GENES B SUBST H H A+B+H AB Precursor substance (P.S) O H hh A,B,AB,O P.S Tidak ada apa2 DARAH BOMBAY
40
Sistem H Seperti antigen A dan B , antigen seperti antigen H terdapat dialam. Individu dengan Oh,sel darah merah tidak mempunyai H,mempunyai anti-A dan anti-B dan mempunyai anti-H yang secara klinis berarti /berbahaya dan kuat. Pada Gol A1 , A1B , dan B ,antigen H yg dirubah ke A dan B hanya sedikit dan mempunyai anti-H,tetapi anti-H ini lemah,bereaksi pada suhu kamar dan secara klinis kurang berarti.
41
Sistem H Oh –sel tidak punyai H,A dan B ditemukan pertamakali di Bombay,India disebut gol darah Bombay. Pemeriksaan gol darah serupa dengan gol O,akan tetapi bila diperiksa dengan gol O maka akan terjadi ketidak cocokan yg kuat pada immediate spin/sentrifugasi.
42
Sistem H Anti-H pada Oh bereaksi sekitar 4-370C semua sel darah merah kecuali dengan Oh . Pasien harus ditransfusi dengan darah Oh . Phenotype Oh akan terlihat reaksi dengan anti-H lectin (dari biji Ulex europaeus) Oh timbul karena pewarisan dari gen hh
43
Sistem H Gol Parabombay dapat phenotype Ah,Bh,atau ABh
Tidak terdeteksi antigen H,tetapi mempunyai sedikit A atau B antigen tergantung dari gen individu pada Lokus ABO. Pemeriksaan dengan anti-A dan anti-B bisa tidak bereaksi atau positip lemah tetapi tidak bereaksi dengan anti-H lectin atau dengan anti-H dari Oh.
44
Sistem H Serum Ah dan Bh mempunyai anti-H selain anti –A dan anti-B
45
Antibodi Individu mempunyai antibodi terhadap antigen A atau B yg tidak ada pada sel darah merahnya. Hal ini mengharuskan pemeriksaan ABO pada sel dan serum
46
Antibodi Waktu timbul Anti-A dan anti-B dapat dideteksi dalam serum setelah beberapa bulan setelah lahir. Hampir tidak pernah, ditemukan antibodi pada waktu lahir Sebagian besar antibodi yang terdapat dalam cord/umbilicus berasal dari ibu. Pembentukan meningkat pada umur 5-10 th dan menurun pada usia lanjut.
47
Antibodi Pada orang tua mempunyai anti-A dan anti-B yang lebih sedikit daripada orang muda Pemeriksaan anti-A dan anti-B pada bayi2 baru lahir atau pada umur lebih muda dari 4-5 bulan tidak dapat dianggap valid sebab antibodi bayi berasal dari transfer placenta IgG anti-A dan anti-B ibu.
48
IgM dan IgG(yg alamiah dan yg immun) anti-A dan anti-B
Setiap orang akan membuat ,kecuali gol AB ,IgM anti-A atau IgM anti-B sebagai akibat rangsangan lingkungan,makanan dll. Bila seorang mempunyai IgG anti- B maka dipastikan titer IgM anti-Anya akan tinggi. Dengan istilah titer anti-A tinggi . Pada pemeriksaan serum grouping akan melisiskan sel darah merah
49
IgM dan IgG(yg alamiah dan yg immun) anti-A dan anti-B
Antibodi yg bertiter tinggi penting pada keadaan berikut: Transfusi whole blood gol O atau plasmanya pada orang yang bukan gol O Bila plasma gol O mengandung anti-AB yg bertiter tinggi ,dapat menyebabkan kerusakan sel darah merah atau reaksi transfusi. Hindari transfusi Whole Blood gol O pada yg bukan O,Atau hilangkan plasma secara aseptik terlebih dahulu-menjadi sel darah merah pekat/packed cell.
50
Antibodi IgG dapat melewati placenta ,bayi dengan ibu gol O merupakan risiko untuk terjadi hemolitik disease of the newborn.(HDN)
51
IgM dan IgG(yg alamiah dan yg immun) anti-A dan anti-B
Pada kehamilan bila ibu O dan bayinya A atau B IgG anti-AB dapat melewati placenta sehingga dapat merusak sel darah merah janin. Sewaktu lahir bayi dapat menderita anemia serta berwarna kuning akibat perusakan sel darah merah,( haemolytic disease of the newborn) dan bila karena IgG anti-D (Rhesus) maka kelainan biasanya lebih berat.
52
IgM dan IgG(yg alamiah dan yg immun) anti-A dan anti-B
Bila seorang bayi lahir kuning harus dicari penyebabnya. Ketidak cocokan gol ABO hanya merupakan salah satu penyebab. Bila perlu exchange transfusi(transfusi tukar),dasar untuk memilih sama ,apapun penyebab warna kuning tersebut. Periksa Direct antiglobulin test untuk melihat apakah sel bayi diselubungi oleh IgG.
53
Pemeriksaan laboratorium sistem ABO
Penetapan gol darah ABO seseorang sangat berkaitan dg transfusi darah yg aman.Ada beberapa methode : Serology :Penetapan langsung antigen ABO dan naturally occuring antibodynya.Berarti penetapan gol darah merupakan upaya utama diUTD bentuk pemeriksaan meliputi dua komponen: 1.Antibody yg specifik pada penetapan antigen ABO tertentu pada red cell 2.Cells yg diketahui gol ABOnya yg diagglutinasi oleh naturally occuring antibody dalam serum seseorang.
54
Pemeriksaan laboratorium sistem ABO
Molecular biology:Termasuk penetapan langsung dari mutasi genotype yg sebenarnya yg menentukan phenotype seseorang .Proses ini terutama digunakan pada forensic medicine ,riset pada genetik populasi Pengembangan molecular biology merupakan revolusi kapasitas utk memeriksa mutasi pada genomic DNA.Proses ini disebut Polymerase Chain reaction .Proses ini memungkinkan specifik amplifikasi dari urutan DNA yg mengandung allele yg menentukan mutasi yg dapat dipelajari.
55
Pemeriksaan laboratorium sistem ABO
PCR tidak cocok pada klinis/lingkungan rumah sakit karena peekrjaannya lambat dan labour intensive sehingga tidak cocok utk skala besar orang yg membutuhkan peemriksaan dg cepat
56
Pemeriksaan laboratorium sistem ABO
Metode rutin ialah dg cara serology. Yg meliputi 2 cara peemriksaan: 1.Antigen sel darah merah-antigen sel darah merah sebagai akibat penambahan enzym dari sugar yg menentukan gol darah pada ujung precursor oligosacharida.terdapat pada banyak individu lebih dari 2 juta ABO antigen perred cell.Yg termasuk H antigen A antigen B antigen
57
Pemeriksaan laboratorium sistem ABO
Serum antibody-seseorang secara normal mempunyai naturally occuring antibody pada A,B,H antigen yg mereka tidak punya.Mereka timbul karena organisme lain(mis bakteria)mengexpresikan A,B,H antigen pada dinding sel,Expose yg terus menerus pada intestinal flora,food,dllmerangsang immune response pada antigen A,B,H yg mereka tidakpunya Pembentukan anti-A dan anti-B mulai pada beberapa bulan pertama.mencapai puncaknya pembentukan pada umur 5-10th.
58
Pemeriksaan laboratorium sistem ABO
Produksi antibody menurun dg umur. AntiA dan anti-B gol B dan A biasanya IgM dan bereaksi baik pada suhu kamar Anti-A dan anti-B gol O biasanya IgG.Gol O memproduksi campuran anti-AB yg mengaglutinasi antigen A dan B.
59
Pemeriksaan laboratorium sistem ABO
Dalam laboratorium pemeriksaan gol ABO antigen dan naturally occuring antibodies dapat dilakukan dg 2 cara: Manual serology-biasanya:slide test,micro titer plates,dan glass tubes Automated methods mesin yg khusus yg serupa dg prinsip serology tetapimengauotmatisasi preses2 tertentu (kadang2 termasuk interpretation. Kadang2 ada kondisi atau faktor yg dapat memberikan false negative reaction dg peemriksaan serology
60
Pemeriksaan rutin gol ABO
Pemeriksaan dengan menggunakan anti-A dan anti-B untuk menentukan ada atau tidak adanya antigen disebut Pemeriksaan sel darah merah langsung.(Cell testing) Pemeriksaan dengan menggunakan sel darah A dan B untuk memeriksa anti-A dan anti-B dalam serum disebut pemeriksaan serum(serum testing) Pemeriksaan pada donor dan pasien harus pemeriksaan sel dan serum
61
SEL TYPING SERUM TYPING
SEL TYPING SERUM TYPING Anti-A Anti-B Anti-AB Sel A Sel B Sel O A + - B AB O O/A? +/- AB?
62
Pemeriksaan rutin gol ABO
Pemeriksaan gol ABO dapat dilakukan dengan slide test,tube test,microplate test.
63
Pemeriksaan rutin gol ABO
Dahulu Reagensia untuk pemeriksaan dengan pool serum manusia dari orang yg sudah distimulasi dengan substance A dan B untuk memproduksi antibodi dengan titer tinggi. Sekarang reagensia ABO dibuat dari monoclonal Antibodies yang didapat dari biakan cell (cultured cell lines)
64
Pemeriksaan rutin gol ABO
Pemeriksaan serum harus dilakukan dengan metode yg akan mendeteksi antibodi secara adekwat,tube test,microplate atau slide tehnik. waspada dengan slide test karena kemungkinan kontak dengan darah
65
Pemeriksaan gol ABO yg tidak rutin
Reagensia anti-AB dipakai untuk cell typing Reagensia sel A2 dan O dipakai pada serum typing Alasan memakai anti-AB ialah lebih effektif daripada hanya anti-A dan anti-B dalam mendeteksi antigen yang lemah,tetapi hal ini tidak benar bila memakai reagen monoclonal.
66
Pemeriksaan gol ABO yg tidak rutin
Sel untuk memeriksa serum komersial ada yg mempunyai sel A2 disamping A1 dan sel B . Hanya untuk menfasilitasi anti-A1 pada sample yg memperlihatkan adanya subgroup A. Sebagian besar A tidak mempunyai anti-A1,pemeriksaan rutin dengan reagensia ini tidak diperlukan kecuali bila ditemukan kelainan. Penting untuk mengikuti petunjuk dari pabrik mengenai reagensia dan pemakaiannya.
67
Perbedaan antara sel Typing Dan Serum Typing
Pemeriksaan sel typing bila tidak sesuai dengan serum typing maka timbul perbedaan. Kelainan harus dicatat,penetapan golongan ABO harus ditunda sampai perbedaan hasil pemeriksaan dapat diselidiki.
68
Perbedaan antara sel Typing Dan Serum Typing
Bila darah dari donor-darah tidak boleh dikeluarkan untuk transfusi . Bila darah dari pasien kemungkinan dapat diberikan dahulu sel darah merah gol O dan Rhesus yg compatible sampai pemeriksaan diselidiki.
69
Perbedaan antara sel Typing Dan Serum Typing
Kelainan antara sel typing dan serum typing kemungkinan karena masalah intrinsic dengan sel darah merah atau serum,masalah berkaitan dengan pemeriksaan,atau kesalahan tehnik. Perbedaan timbul misalnya bila diharapkan hasil negatip ternyata keluar hasil positip,atau sebaliknya bila diharapkan hasil positip ternyata yang keluar hasil negatip.
70
ABO Grouping –Tube Test
Reagensia Polyclonal atau monoclonal anti-A Polyclonal atau monoclonal anti-B Anti-AB(optional) Suspensi sel darah merah 5% A,B,O
71
Procedure –Cell Grouping
1.Siapkan 5 % suspensi sel darah merah dalam saline 2.teteskan 1 drop anti-A ,1 drop anti-B, 1 drop anti-AB pada 3 tabung yg sudah diberi label 3.tambahkan pada masing2 tabung 1 drop suspensi 5 % sel darah merah yg akan diperiksa 4.Secara halus campur,dan centrifuge 15-detik pada 3400 rpm atau 1 menit pada 1000 rpm 5.Secara halus diresuspensi . 6.baca,interpretasi dan catat hasil pemeriksaan,bandingkan dengan hasil pemeriksaan serum. Anti-A Anti-B Anti-AB Sel darah merah 1 drop Anti-A + 1 drop 3-5% Suspensi sel Darah merah 1 drop Anti-B + 1 drop 3-5% Suspensi sel Darah merah 1 drop Anti-AB + 1 drop 3-5% Suspensi sel Darah merah
72
Procedure –Serum Grouping
1.siapkan 5% suspensi sel A,B,O dalam saline 2.tambah 1 drop sel A ,1 drop sel B,1 drop sel O pada tabung yg sudah diberi label 3.tambah 2 drop serum pdmasing2 tabung 4.Campur dengan perlahan2 dan centrifuge kira2 15 detik pada 3400 rpm atau 1 menit pada 1000 rpm 5.Periksa serum diatas sel untuk melihat adanya hemolysis.Secara halus disuspensi sel dan periksa ada/tidaknya agglutinasi 6 .Baca ,interprete ,catat,bandingkan hasil pemeriksaan dengan yg didapat pada pemeriksaan sel 2 drops Serum + 1 drop 5 % suspensi Sel B 2 drops Serum + 1 drop 5% suspensi sel O 2 drops Serum + 1 drop 5% suspensi Sel A
73
SEL TYPING SERUM TYPING
SEL TYPING SERUM TYPING Anti-A Anti-B Anti-AB Sel A Sel B Sel O A + - B AB O O/A? +/- AB?
74
Sistem Rhesus
76
System Rhesus Yg kedua setelah system ABO dalam masalah “Immunogenecity” Bukan“naturally occuring antibodies”antibodies sebagai akibat stimulasi immunologis dg kontak langsung dg antigen pada sel darah merah(kecuali anti-E ) 5 antigen utama D C c E e Antigen2 lain (sekarang total 56 antigen)
77
Antigen D Rh positive dan Rh negative
Istilah ini tergantung dari ada tidaknya antigen D Kemungkinan klinis Kebalikan dari gol A dan B,seseorang yg tidak mempunyai antigen D tidak mempunyai anti-D Anti-D ditemukan setelah immunisasi mendapat transfusi darah atau kehamilan dengan D pos.
78
Antigen D Antigen D mempunyai effek immunogenitas yg lebih besar dari antigen2 lainnya,> 80% orang yangD negatip yang mendapat transfusi D positip akan membentuk anti-D Untuk menghindari hal ini darah resipien dan darah donor harus diperiksa antigen Dnya untuk meyakinkan bahwa resipien D negatip mendapat darah D negatip
79
Antigen D Antigen2 lain sistem Rhesus 1940 ditemukan antigen2 lain
C,c,E dan e
80
Rh system 2 linked genes yg berdekatan satu menandai utk antigan D dan yg lain menandai utk C/c dan E ata/e antigens Secara historis ada 2 theori: Fisher –race Wiener
81
Rh system Fisher –Race theory 3 sets allelic genes
C atau c,E atau e,D atau d dg d ialah amorph Orang tua: Cc cc Dd Dd ee Ee Anak:Cde/cde atau Cde/cDE atau cde/cDE atau cde/cde
84
Perbandingan ketiga istilah
Wiener Fisher Race Rosenfield Rho D Rh:1 rh’ C Rh:2 rh” E Rh:3 hr’ c Rh:4 hr” e Rh:5 hr f(ce) Rh:6 rhg G Rh:12
85
Istilah2 Rhesus Penulisan haplotype
Penulisan phenotype menyatakan haplotype dengan tulisan satu huruf R dan r,untuk haplotype yg memproduksi dan yang tidak memproduksi D. Subscript atau superscript menunjukan kombinasi adanya antigen lain.
86
Istilah2 Rhesus Misalnya R1 mempunyai D,C dan e bersama2
Ro mempunyai D,c dan e dll
87
Pemeriksaan serologis untuk ekspresi Antigen Rh
Untuk memeriksa apakah seseorang mempunyai gen C,c,E dan e, sel darah merah harus diperiksa dengan anti-C,-c,-E,-e. Bila sel darah menunjukan ada C atau c,E atau e maka orang tersebut dapat diperkirakan mempunyai gen2 tersebut. Bila hanya mempunyai C atau c,E atau e orang tersebut diperkirakan homozygos untuk antigen tersebut.
88
Penentuan Rh phenotype
C c E e D - + cde/cde CDe/CDe atau CDe/Cde
89
Anti-D Anti-C Anti-E Anti-c Anti-e Antigen Kemungkn Phenotype + D,C,c,e R1 r D,C,e R1 R 1 D,C,E,c,e R1 R2 D,c,e RoRo/Ror D,c,E,e R 2r D,c,E, R2 R2 D,C,E,e R 1Rz D,C,c,E R 2Rz D,C,E Rz Rz c,e rr C,c,e r’r
90
D Yang LEMAH/weak D Dahulu sel darah merah yg membutuhkan pemeriksaan tambahan untuk melihat ada/tidaknya D disebut Du. Istilah Du tidak dipakai lagi. Sel darah merah yg mempunyai bentuk D yg lemah disebut D positip atau D yg lemah“weak D”
91
Partial D Antigen D ialah mosaic mis:beberapa bagian dari beberapa D yg lemah mewarisi gene yg memproduksi sebagian dari mosaic biasanya ditemukan bila D positip membuat allo anti-D
92
Partial D orang D pos memproduksi alloantibodi –D yang tidak reaktif dengan selnya sendiri. Sel ini bereaksi kuat dengan anti-D Sel darah merah yang tidak mempunyai sebagian dari antigen D disebut “D mosaic “atau “D varian” Istilah yg terbaru ialah “partial D”
100
D Yang LEMAH/weak D Pada donor ,pemeriksaan D lemah perlu dilakukan dan diberi label D positip bila hasil pemeriksaan positip. Resipien tidak perlu dilakukan dengan prosedur2 lain selain dengan pemeriksaan aglutinasi langsung.
101
Antibodi Rh dalam Serum pasien
Sebagian besar anti-Rh timbul sebagai akibat expose dengan sel darah manusia setelah transfusi atau kehamilan,kecuali anti-E,anti-Cw. Yang paling kuat immunogen ialah D disusul oleh c dan E.
102
Rh antibodies IgG ,beberapa IgM jarang IgA (anti-e) bereaksi pada 37oC,secara klinis significant Invivo hemolysis-spleen Delayed hemolytic transfusion reaction Hemolytic disease of the born Bereaksi baik dg enzyme,bereaksi dg Indirect antihuman globulin Secara umum tidak mengikat complement
103
Rh antibodies Ada anti-Rh yang bersifat saline aglutinin tetapi sebagian besar bereaksi baik pada protein tinggi,antiglobulin atau enzym test. Anti-D yg reaktif pada saline juga akan bereaksi baik pada tehnik antiglobulin,tehnik enzyme
104
Antibodi Rh dalam Serum pasien
Antibodi yg terdeteksi dapat bertahan sampai ber-tahun2. Bila kadar antibody menurun maka dengan expose transfusi/kehamilan berikutnya dapat dengan singkat meningkatkan antibodi sebagai secondary imune response. Anti-Rh tidak mengikat complement.
105
Pemeriksaan Typing Rhesus
Pemeriksaan rutin Rhesus pada donor dan pasien hanya antigen D. Pemeriksaan untuk antigen Rh yang lain hanya untuk hal2 tertentu seperti mengidentifikasi antibodi mendapatkan darah compatibel pada pasien dengan anti-Rh,pada paternity testing,membuat panel sel darah merah,dll
106
Immunisasi Rhesus Responder Non Responder
109
Slide and modified tube anti-D
· IgG anti-D in a protein concentration % · high concentration of albumin decreases zeta potential - direct agglutination · Rh ctrl - everything that is present in the anti-D except the anti-D itself. · Can be used for weak D testing
110
Saline anti-D IgM anti-D Suspended in 608% albumin
Is “saline reactive” Often just used when ctrl positive Use actrl 6% albumin
111
Rh Grouping- Tube Test Reagensia 1.Anti-D
2.Rh control reagents:bovine albumin 22%
112
Rh Grouping –Tube Test 1.Teteskan 1 drop anti-D pada tabung yg sudah diberi tanda 2.Teteskan 1 drop Bovine albumin 22% pada tabung yg sudah diberi tanda 3.Tambahkan pada masing2 tabung1 drop 5 % suspensi sel darah merah yg akan diperiksa 4.Campurkan secara halus dan centrifuge kira2 15detik pada 3400 rpm atau 1 minute pada 1000 rpm 5.secara halus diresuspensi sell dan periksa ada tidaknya agglutinasi 6 Derajat reaksi dan catat hasil pemeriksaan dan controlnya . 7.Bila negatip,Pemeriksaan dapat diteruskan ke pemeriksaan weak D 1 drop Anti-D + 1 drop 5 % suspensionCells To be tested 1 drop Bovine albumin 22% + 1 drop 5 % Suspension cells To be tested
113
Pembacaan 1.Pemeriksaan Positip,kontrol negatip =Rh positip 2.Pemeriksaan negatip ,kontrol negatip=Rh negatip 3.Pemeriksaan Positip ,kontrol positip =invalid hasil pemeriksaan Pemeriksaan weak D diperlukan untuk Rh negative donor
114
Anti-D Bovine Albumin 22% D + + - D - ?
115
Test untuk Weak D atau D yg lemah
Reagensia anti-D Antihuman globulin reagent,polyspecific IgG coated red cell
116
Test untuk Weak D 1.Teteskan 1 drop anti –D pada tabung yg sudah diberi tanda 2.Teteskan 1 drop reagen control(Bovine albumin 22%) pada tabung kedua yg sudah diberi tanda 3.Pada masing2 tabung tambahkan 1 drop suspensi 5% sel darah merah yg akan diperiksa 4.Campur dan incubasi kedua tabung kira minutes pada 37oC 5.Centrifuge 15 detik pada 3400 rpm atau1 minute pada 1000 rpm 6.secara halus diresuspensi sel dan periksa ada tidaknya agglutinasi 1 drop Bovine albumin 22% + 5% suspensi sel darah merah 1 drop Anti-D + 5% suspensi Sel darah merah
117
Bila sel darah merah diagglutinasi kuat dengan anti-D tetapi tidak pada control,catat hasil pemeriksaan D positip jangan meneruskan ke antiglobulin test. Bila sel darah merah tidak diagglutinasi atau meragukan,cuci sel 3 kali dengan saline yg banyak, Setelah pencucian terakhir ,keluarkan saline secara total, tambahkan 2 drops reagensia antiglobulin serum. Campur secara halus dan centrifuge 15detik pada 3400 rpm atau pada 1000 rpm 1 menit Secara halus dirisuspensi sel darah merah,periksa ada tidaknya agglutinasi dan tulis derajat agglutinasi dan catat hasil pemeriksaan
118
Bila hasil pemeriksaan negatip ,tambahkan IgG coated sel darah merah dan ulangi sentrifugasi dan periksa ada tidaknya agglutinasi Agglutinasi pada keadaan ini meyakinkan adanya reagen antiglobulin yg aktip pada campuran pemeriksaan . Bila hasil pemeriksaan negatip pemeriksaan harus diulang,
119
Sistem Lewis
120
D-galactose N-acetylglucosamine N-acetyl galactosamine H gen Le gen L-fu -cose Hsubstance Lea substance A gen B gen Le & Se gen A susbtabce Leb substance B substance
121
Phenotype Lewis pada sel darah merah
Anti-Lea Anti-Leb Phenotype Cau-casian Black UTD DKI + - Le(a+b-) 22% 23% 15.3% Le(a-b+) 72% 55% 62.2% Le(a-b-) 1-5% 20.2% 22.4% Le(a+b+) jarang
122
Antibodi Lewis Terdapat sering pada individu
Le(a-b-) tanpa ada stimulus sel darah merah. Le(a-b+) tidak membentuk anti-Lea. Le(a+b-) tidak membentuk anti-Leb Anti-Lea dan anti-Leb dapat bertahan lama pada serum Le(a-b-)
123
Antibodi Lewis Anti-Le dapat terdapat pada wanita hamil
Anti-Lewis –IgM ,tidak melewati placenta Dapat mengikat complemen,serum segar yg ada anti-Lewis dapat melisiskan sel dan lebih sering dengan yang ditreated dengan enzym Dapat mengaglutinasi sel darah merah pada media saline.kadang dapat terlihat reaksi pada 37oC atau pada antiglobulin test.
124
Antigen Lewis pada Transfusi
Anti-Lewis pada resipien siap dinetralisasi oleh substance Lewis dari plasma donor Oleh karenanya jarang terjadi ,anti-Lewis menyebabkan lysis pada darah Le (a+) atau Le(b+) yg ditransfusikan. Tidak perlu melakukan typing Lewis pada darah donor sebelum transfusi atau crossmatching untuk pasien yg ada anti-Lewis.tetapi tetap mencari darah yg compatible.
125
Sistem P
126
Phenotipe Dan Frekwensi
Anti-P1 Anti-P Anti-Pk Anti-PP1Pk Pheno tipe White Black + - P1 79% 94% P2 21% 6% P(Tj(a-) P1k Sangat jarang P2k Sangat jarang
127
Sistem P Terdapat pada 80% orang kulit putih
20% orang kulit putih yg tidak mempunyai P1 disebut P2. P1 dan P2 mempunyai antigen P pada sel darah merahnya. Gol p tidak mempunyai antigen P pada sel darah merahnya (Dulu disebut gol Tj(a-)) Orang yg tidak mempunyai P pada sel darah merahnya mempunyai antigen Pk
128
Anti- P1 Kekuatan antigen P1 pada setiap P1 positip berbeda2.Antigen akan rusak dengan cepat pada penyimpanan dan pemeriksaan P1 memerlukan contoh darah yg segar. Anti-P1 termasuk antibodi alamiah. Dapat ditemukan pada P2.
129
Anti- P1 Reaksi optimal pada 4oC.Jarang menyebabkan reaksi hemolitik.
Anti-P –IgM-tidak melwati placenta –tidak menyebabkan HDN
130
Anti-PP1Pk Orang dengan gol p mempunyai anti –PP1Pk(anti-Tj(a-)) dalam serumnya,antibodi ini bersifat hemolisin dapat sebabkan reaksi transfusi hemolitik dan HDN Antibodi yg kuat bereaksi pada 4oc,22oC,37oC dan dengan Antiglobulin test,saline,albumin dan metode enzym.
131
Anti-P Gol Pk mempunyai anti-P dalam serumnya bereaksi dengan sel P1 dan P2 tapi tidak dengan sel p. Bereaksi kuat pada 4oC,22oC,37Oc dan antiglobulin test,saline,albumin dan metode enzym. Autoantobodi dari Paroxysmal cold hemoglobinuria sering mempunyai anti-P.
132
P1 Substance P1 substance atau cairan kista hydatid yang diperoleh dari pigeon eggs dapat menghambat aktivitas anti-P1 Inhibisi dapat membantu identifikasi antibodi
133
Sistem MNSs
134
Sistem gol MN Fenotip gol MN Gol N genotip NN Gol M genotip MM
Gol MN genotip MN
135
Sistem MN Dosis effek Terdapat reaksi lebih kuat & titer yang lebih tinggi terhadap sel yg homozigot daripada yg heterozigot Sel M Sel N Sel MN Anti-M +++ - + Anti-N
136
Anti-M Sering ditemukan pada serum manusia pada saline agglutinin
Timbul tanpa adanya stimulasi/natural antibodi Bisa bereaksi disuhu dingin dan hangat,reaksi diperkuat dengan albumin dan Liss,tidak bereaksi dengan enzym treated cell,karena antigen M terpotong dari permukaan sel oleh enzym proteolytik. Terutama IgM,dapat juga IgG Secara klinis tidak berbahaya waspada bila reaktif pada Indirect coombs test,bahaya HDN & Reaksi transfusi
137
Anti-N Serupa dengan anti-M Jarang ditemukan
138
Anti-S,anti-s Anti-S,-s,U timbul setelah ada stimulasi
Anti-S bisa IgM atau IgG,bereaksi baik pada 37oC,pemeriksaan pada saline atau antiglobulin test. Anti-s kebanyakan IgG.Pemeriksaan dengan antiglobulin test atau dengan tehnik enzym. Anti-S dan anti-s dapat menyebabkan HDN dan reaksi transfusi hemolitik.
139
SISTIM GOLONGAN DARAH Ii
140
Sistem golongan darah Ii
Orang dewasa mempunyai antigen I , sedikit /tidak ada sama sekali i Kadang2 ada anti-I dalam serum bila phenotype i. Bayi mempunyai i Setelah umur 2 tahun sel bayi akan bereaksi kuat dengan anti-I dan reaksi lemah dengan anti-i
141
Antibodi Anti-I –IgM natural antibody Bereaksi kuat pada 4oC
Tidak bereaksi dengan sel darah merah umbilicus. Anti-I dan anti-i dapat ditemukan pada AIHA type cold.
142
Sifat serologis anti-I dengan sel darah merah yang disuspensi dengan saline
4oC I dewasa 4+ 0-1+ i cord/umbilicus 0-2+ 3+ i dewasa 22oC 2+ - icord 2-3+ idewasa
143
Banyaknya I /I antigen pada sel2 darah merah manusia yg ber-beda2
Phenotype Antigen I i I dewasa Banyak Samar2/sedikit I umbilicus sedikit iumbilicus
144
Sistem gol. Kell
145
Sistem gol Kell Pemeriksaan dengan anti-K dan anti-k
Terdapat 3 fenotip : K genotipnya KK-(0,12%) Kk, genotipnya Kk-( 9%) k genotipnya kk-(91,8%) Antigen lain : Kpa,Kpb,Jsa,Jsb
146
Sistem gol Kell Antigen Kell merupakan antigen yang kuat setelah golongan ABO Antigen K suatu antigen yang baik,yang tidak mempunyai antigen K fenotip K null Homozigot Ko/Ko
147
Anti-K Anti-K Immun antibody IgG
Pemeriksaan dengan Indirek antiglobulin test.Tidak memperlihatkan dosis effek Reaksi tidak dihambat bila red cell ditreated dengan enzym Anti-k,-Kpa,Kpb,-Jsa,-Jsb jarang ditemukan
148
Aspek klinis Transfusi
Dapat sebabkan reaksi transfusi,bila donor K+ ditransfusikan pada pasien yang mempunyai anti-K Kehamilan Dapat sebabkan HDN,bila bayi K+ dan ibu mempunyai anti-K Donor digunakan red cellnya
149
Sistem Kidd
150
Antigen Kidd Terdapat antigen Jka dan Jkb
Pemeriksaan dengan anti-Jka dan anti-Jkb 4 fenotip : Jk (a+b-) Jk(a+b+) Jk(a-b+) Jk(a-b-) Jk(a-b-) jarang ditemukan,karena silent allel pada lokus Kidd
151
Aspek klinis Transfusi
Anti-Jka dan anti-Jkb dapat mengikat complement,dapat sebabkan reaksi transfusi hemolitik. Anti-Jka dan anti-Jkb cenderung untuk mengurang kekuatannya pada pasien2 yg mempunyai antibody tersebut,oleh karena itu sering kadar dalam serum rendah,se-akan2 memberikan hasil pemeriksaan yang negatip,dan oleh karena itu sering sebabkan reaksi transfusi hemolitik yg lambat.
152
Sistem Duffy
153
Sistem Duffy Terdapat 2 allel Fya dan Fyb
Pemeriksaan dengan anti-Fya dan Anti –Fyb Fy(a+b+) genotip FyaFyb Fy(a+b-) FyaFya atau FyaFy Fy(a-b+) FybFyb atau FybFy Fy(a-b-) FyFy
154
Antigen Duffy Fy(a-b-) jarang ditemukan pada orang Eropa,kebanyakan ditemukan di Afrika tengah & Barat. Fenotyp (a-b-) mempunyai kekebalan terhadap infeksi malaria. Sel darah merah dari fenotip ini resistant/kebal terhadap invasi plasmodium vivax.
155
Antibodi Anti-Fya dan anti-Fyb Biasanya IgG
Bereaksi pada indirek antiglobulin test. Anti-Fya dapat mengikat complement Anti-Fy timbul sebagai akibat rangsangan transfusi darah 1/3 orang dapat membentuk anti-Fya apabila kena rangsangan antigen,tetapi anti-Fya hanya terdapat pada beberapa orang saja yang mendapat transfusi,Fya merupakan antigen yang lemah.
156
Aspek klinis Transfusi darah
Pernah sebabkan reaksi transfusi hemolitik Kehamilan Sebabkan HDN Donor plasma dibuang yang ditransfusikan hanya red cellnya saja.
157
CONVENTIONAL NAME ISBT SYMBOL ISBT NUMBER ANTIGENS ABO ABO 001 4 MNSs
BLOOD GROUP SYSTEMS ABO ABO 001 4 MNSs MNS 002 37 P P1 003 1 Rh RH 004 47 Lutheran LU 005 18 Kell KEL 006 21 Lewis LE 007 3 Duffy FY 008 6 Kidd JK 009 Diego DI 010 2 Cartwright YT 011 Xg XG 012 Scianna SC 013
158
Cartwright YT 011 2 Xg XG 012 1 Scianna SC 013 3 Dombrock DO 014 5 Colton CO 015 Landsteiner-Wiener LW 016 Chido/Rogers CH/RG 017 9 Hh H 018 Kx XK 019 Gerbich GE 020 7 Cromer CROMER 021 10 Knops KN 022 Indian IN 023
159
Ok OK 024 - - Raph RAPH 025 JMH JMH 026 Cost COST 205 2 Ii I 207 Er ER
ANTIGEN COLLECTIONS Cost COST 205 2 Ii I 207 Er ER 208 P, P1, LKE GLOBO 209 3 Lewis-like: Le-c, Le-d 210 Wright WR 211 Low Prevalence Low Prevalence 700 36 High Prevalence High Prevalence 911 11
160
TERIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.