Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PENEMUAN PENYAKIT DENGAN ‘SCREENING’
TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki kemampuan dasar tentang penemuan penyakit dengan ‘screening’
2
PENEMUAN PENYAKIT DENGAN ‘SCREENING’
Screening: penemuan penyakit secara aktif pada orang-orang yang tampak sehat dan tidak menunjukkan adanya gejala. Uji screening tidak dimaksudkan sebagai diagnostik; orang-orang dengan tanda positif atau dicurigai menderita penyakit seharusnya diberi perawatan/pengobatan setelah diagnosa dipastikan hasilnya.
3
Langkah-langkah: Uji diterapkan pada penduduk, mereka dgn hasil test (-) tidak menderita penyakit; Mereka dengan hasil test (+) dicurigai menderita penyakit diagnosa ditegakkan untuk memastikan menderita penyakit atau sehat yang sehat kemudian disisihkan Mereka yang menderita penyakit dilakukan intervensi
4
Di Indonesia, pada awal pemberantasan TB dilakukan pemeriksaan dgn sinar X, pemeriksaan sputum, pembuatan biakan baksil. TB adalah contoh pemeriksaan yg digunakan dlm program penemuan kasus dgn melakukan MT. Di-negara2 maju screening telah di-terapkan untuk berbagai penyakit: kanker payu dara (mamo-graphy, thermography), kanker mulut rahim (pap smear), hipertensi, dan sebagainya.
5
3 kriteria yg digunakan utk menilai ‘screening test’: validitas, reliabilitas dan yield
Validitas kemampuan dari uji tersebut untuk meberikan indikasi pendahuluan siapa yang sakit dan siapa yang sehat Unsur2 dari validitas adalah sensitivitas (Se) dan spesifisitas (Sp) Se adalah kemampuan untuk menemukan yang benar2 sakit Sp adalah kemampuan untuk menemukan yang benar2 sehat
6
Hasil test (+) a b Hasil test (-) c d Total a + c b + d
Asumsi bahwa diagnosa yang tepat disusun tabel 2 x 2 Diagnosa Penyakit (+) Penyakit (-) Hasil test (+) a b Hasil test (-) c d Total a + c b + d a = ‘ true positives’ (menderita P dgn diagnosa (+)) b = ‘false positives’ (menderita P ttp diagnosa (-) c = ‘false negatives’ (tidak menderita P ttp diagnosa (+) d = ‘true negatives’ (tidak menderita P dan diagnosa (-)
7
Dari tabel tersebut dapat dihitung:
Sensitivitas (Se) = a/(a+c) Spesifisitas (Sp) = d/(b+d) False Negatives (FN) = c/(a+c) False Positives (FP) = b/(b+d)
8
Diagnosa Penyakit (+) Penyakit (-) Hasil test (+) a (150) b (100) Hasil test (-) c (30) d (1700) Total a + c (180) b + d (1800) Se = 150/180 = 83% Sp = 1700/1800 = 94% FN = 30/180 = 17% FP = 100/1800 = 6%
9
Reliabilitas : suatu test yang meberikan hasil yang sama bila diterapkan ditempat lain dengan keadaan yang relatif sama Dipengaruhi oleh: a) Variasi yang ada dalam metoda itu sendiri, b) Variasi intra-observer, c) Variasi inter observer Variasi dpt diperkecil dgn: a) standardisasi prosedur, b) latihan intensif, c) pengecekan secara periodik, d) menggunakan dua atau lebih obsever yang bekerja independen
10
Yield merupakan hasil suatu test adalah jumlah yang sebelumnya tidak di-ketahui dan sekarang dapat diketahui dipengaruhi oleh: Se, prevalensi penyakit makin tinggi prevalens makin tinggi yield & sebaliknya, ada-tidaknya penemuan kasus, sikap penduduk
11
Telah dilakukan skrining terhadap 950 orang dengan cara ‘rectal toucher’ yang dilakukan oleh dokter untuk mendeteksi adanya ‘cancer prostat’. Dari pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter, 300 orang dinyatakan postif Ca-prostat. Dengan pemeriksaan lain yang lebih pasti hasilnya yaitu dengan biopsy terhadap 950 orang tersebut diketahui bahwa sebanyak 250 orang positif Ca-prostat. Dari orang-orang yang dinyatakan positif dengan pemeriksaan ‘rectal toucher’ yang dilakukan dokter ternyata hanya 100 orang yang dinyatakan sehat dengan pemeriksaan biopsy. Dapatkah skrining dengan ‘rectal toucher’ memprediksi seseorang menderita Ca-prostat?
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.