Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TEKNIK SAMPLING.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TEKNIK SAMPLING."— Transcript presentasi:

1 TEKNIK SAMPLING

2 Pendahuluan Sampling terkait dengan pengumpulan data
Data berada dalam suatu “semesta” yang disebut populasi Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti Populasi dapat berupa sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang dijadikan obyek penelitian Jika seluruh unit populsi ingin diukur maka kita melakukan sensus Hasil pengukuran yang diambil dari suatu populasi disebut parameter Sensus tidak selalu dapat dilakukan karena berbagai alasan

3 SAMPLING Proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami sifat-sifat subyek dalam sampel, maka kita mampu menggenalisir sifat-sifat tersebut ke dalam elemen-elemen populasi

4 ALUR PEMIKIRAN POPULASI DAN SAMPEL
Sampel Populasi Hasil Temuan

5 ALASAN SAMPLING ØTidak mungkin untuk mengumpulkan seluruh data
ØMenghemat waktu, biaya dan sumber daya lainnya ØKadang lebih dipercaya sebab peneliti tidak lelah

6 Alasan lain mengapa harus Sampling ?
Mempelajari populasi malah bisa jadi hasilnya tidak akurat, terutama populasinya besar. Manajemen proyeknya lebih gampang dengan sampling: bisa ada waktu tambahan untuk memperbaiki interview/questionnaire design prosedur mendapatkan responden (yang sulit ditemukan) rekrutmen, pendidikan dan latihan, serta supervisi data collectors.

7 Mengapa Sampling ? Berita PR: Kota Bandung Udaranya Tercemar !
Diduga penyebab utamanya asap kendaraan bermotor Pemkot ingin mengecek apakah Ranmor yang ada di Bandung dapat lolos uji emisi gas buang Tentu saja tidak dapat diuji seluruh kendaraan yang ada di kota Bandung Tdk semuaunit dalam populasi dpt diidentifikasi Contohnya: Ingin mengukur tingkat polusi udara kota Bandung: Harus diambil sampel Bahkan bila populasi dapat diukur, maka muncul hambatan berikutnya: Terlalu mahal Terlalu banyak menyita waktu untuk mengukurnya Data bisa obsolete

8 Gambaran Sampling When we undertake a survey, to collect data, we are effectively sampling from a population. It is therefore necessary to define the population and the sampling method (of which there are many). population Samples

9 Definisikan Populasi Secara Tepat
Jika yang ingin diteliti adalah sikap konsumen terhadap satu produk tertentu, maka populasinya adalah seluruh konsumen produk tersebut. Jika yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan “X”, maka populasinya adalah keseluruhan laporan keuangan perusahaan “X” tersebut, Jika yang diteliti adalah motivasi pegawai di departemen “A” maka populasinya adalah seluruh pegawai di departemen “A”. Jika yang diteliti adalah efektivitas gugus kendali mutu (GKM) organisasi “Y”, maka populasinya adalah seluruh GKM organisasi “Y”

10 Mendefinisikan Populasi
Jika yang ingin diteliti adalah sikap warga Jawa Barat terhadap kandidat gubernur maka populasinya adalah … Jika Anda meneliti pengaruh narkoba terhadap resiko melahirkan maka populasinya adalah … Jadi hati-hati dalam menentukan populasi

11 Kesalahan Menentukan Populasi
Misalnya memilih populasi di mal pada hari sabtu untuk memilih sampel secara acak: Kemungkinan overrepresent weekdays worker dan underrepresent kelompok lain seperti anak2, pensiunan, pengangguran Pemilihan mal, mal “elit”  sampel lebih representatif ke golongan A, mal “kurang elit”  sampel lebih representatif ke golongan menengah ke bawah Akibatnya populasi yang direpresentasikan hanya bisa: para pengunjung mal “X” hari Sabtu  Nilai generalisasi yang rendah.

12 Cara Mendefinisikan Populasi
tentukan kriteria yang digunakan untuk menentukan kasus2/item2 apa yang masuk populasi dan kasus2/item2 mana yang tidak masuk. Seringkali ikut menentukan populasi target: lokasi dan waktu. mengapa memilih target populasi “A”? Tujuan dan pertimbangan praktis mempengaruhi (seperti setiap hal lainnya, apa reasoning-nya). Contoh: “Mahasiswa FISIP”, apakah Jurusan HI, Ane, Ani? apakah program S1 saja? S2?

13 Ideal Sample a representative sample
has similar characteristics in similar proportions to those in the target population the method of sampling needs to be unbiased So, you need to know the characteristics of the target population before you can select a representative sample the people in the target population are called the sampling frame the characteristics of a sampling frame concern information about the people.These may be: Gender Ages Marital Status Economic Groupings The importance of the characteristics within the sampling frame will depend on the subject of the survey.

14 dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi
harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur kalau yang ingin diukur adalah masyarakat Sunda sedangkan yang dijadikan sampel adalah hanya orang Banten saja, maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang seharusnya diukur (orang Sunda). valid ditentukan oleh dua pertimbangan

15 TEKNIK SAMPLING TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DARI POPULASI SAMPLING KUOTA
NON PROBABILITY SAMPLING PROBABILITY SAMPLING SAMPLING KUOTA SAMPLING AKSIDENTAL PURPOSIVE SAMPLING SAMPLING JENUH SNOWBALL SAMPLING SIMPLE RANDOM SAMPLING STRATIFIED RABDOM SAMPLING CLUSTER SAMPLING SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING

16 ATTENTION !!! Motivational video

17 Probability Sampling:
Setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai subyek dalam sampel. Representatif ini penting untuk generalisasi

18 Nonprobability Sampling:
Setiap elemen dalam populasi belum tentu mempunyai kesempatan sama untuk diseleksi sebagai subyek dalam sampel. Dalam hal ini waktu adalah yang utama

19 4 Macam Teknik Probability Sampling
Random Sampling Stratified Random Sampling Cluster Sampling Systematic Sampling

20 Random Sampling Setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan sama untuk diseleksi sebagai subyek dalam sampel. Satu hal penting, peneliti harus mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi penelitian Cara pengambilan sampel bisa melalui undian Sampling ini memiliki bias terkecil dan generalisasi tinggi

21 Stratified Random Sampling
ØDigunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan melakukan pembagian elemen-elemen populasi ke dalam strata. Selanjutnya dari masing- masing strata dipilih sampelnya secara random sesuai proporsinya. ØSampling ini banyak digunakan untuk mempelajari karakteristik yang berbeda, misalnya, di sekolah ada kls I, kls II, dan kls III. Atau responden dapat dibedakan menurut jenis kelamin; laki-laki dan perempuan, dll. ØKeadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila menggunakan teknik random. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih menjadi sampel.

22 Contoh Stratified Random Sampling: Populasi 900 orang Dibagi tiga
Gr gol.II Gr gol. III Gr gol. IV 300 orang orang orang Pilih secara acak Pilih secara acak Pilih secara acak Untuk 90 orang Untuk 90 orang Untuk 90 orang

23 Cluster Sampling ØElemen-elemen dalam populasi dibagi ke dalam cluster atau kelompok, jika ada beberapa kelompok dengan heterogenitas dalam kelompoknya dan homogenitas antar kelompok. Teknik cluster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang mungkin wilayahnya luas. ØSampling ini mudah dan murah, tapi tidak efisien dalam hal ketepatan serta tidak umum

24 TEKNIK SAMPLING RANDOM KLASTER
Digunakan apabila: Ukuran populasinya tidak terbatas (tidak diketahui dengan pasti). Tidak tersedia kerangka sampling atau tidak memungkinkan untuk dibuat kerangka samplingnya. Unsur-unsur populasi tersebar, baik secara geografis maupun secara wilayah administratif.

25 PENGAMBILAN SAMPEL KLASTER SEDERHANA (SIMPLE CLUSTER SAMPLING)
Misalnya, populasi penelitian kita adalah seluruh penduduk Kota Bandung. Kota Bandung kita uraikan menjadi Wilayah Bandung Barat, Bandung Timur, Bandung Utara, dan Bandung Selatan. Secara random misalnya kita pilih dua wilayah, maka seluruj penduduk di dua wilayah tersebut dijadikan sampel penelitian kita.

26 SAMPEL KLASTER BANYAK TAHAP (MULTISTAGE CLUSTER SAMPLING)
Misalnya, populasi penelitian kita adalah seluruh penduduk Kota Bandung. Kota Bandung diuraikan menjadi wilayah- wilayah, kecamatan-kecamatan, kelurahan-kelurahan, dan seterusnya sampai pada wilayah yang dikehendaki oleh peneliti.

27 Sistematic Sampling ØSetiap elemen populasi dipilih dengan suatu jarak interval (tiap ke n elemen) dan dimulai secara random dan selanjutnya dipilih sampelnya pada setiap jarak interval tertentu. Jarak interval misalnya ditentukan angka pembagi 5,6 atau 10. Atau dapat menggunakan dasar urutan abjad ØSyarat yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah adanya daftar semua anggota populasi ØSampling ini bisa dilakukan dengan cepat dan menghemat biaya, tapi bisa menimbulkan bias

28 Non Probability Sampling
ØCara pengambilan sampel pada prinsipnya menggunakan pertimbangan tertentu yang digunakan oleh peneliti. Misalnya, jumlah responden terlalu kecil, jumlah populasi tidak diketahui secara pasti.

29 Non Probability Sampling
Tidak mengukur sejauh mana karakteristik sampel mendekati parapemeter populasi induknya, sehingga dalam kenyatannya peneliti pada umumnya tidak dapat engidentifikasikan populasi induk sama sekali. Oleh karena itu sampel yang diambil tidak dapat digeneralisasikan pada populasi tempat sampel tersebut diambil. Karena itu kesalahan sampling tidak perlu dibahas karena memang perencanaan sampling Nonprobabilitas tidak dirancang ntuk bisa menyajian fungsi nferensial Kelemahan: Tidak ada kontrol terhadap investigator bias dalam pemilihan sampel Variabilitasnya tidak bisa dihitung menggunakan probability sampling theory  tidak bisa menghitung sampling error atau sample precision.

30 4 Macam Teknik Non Probability Sampling
Accidental (Kebetulan) Purposive sampling (Bertujuan) Quota sampling (Jatah) Getok Tular/Snowball Sampling

31 Non Probability Sampling
Convenience sample: also called an "accidental" sample or "man-in-the-street" samples. The researcher selects units that are convenient, close at hand, easy to reach, etc. Purposive sample: the researcher selects the units with some purpose in mind, for example, students who live in dorms on campus, or experts on urban development. Quota sample: the researcher constructs quotas for different types of units. For example, to interview a fixed number of shoppers at a mall, half of whom are male and half of whom are female.

32 Convenience sampling (1)
Alias: incidental, accidental, haphazard, fortuitous sampling Peneliti memilih sejumlah kasus yang conveniently/readily available. Metode ini cepat, mudah, dan murah. Kalau penelitian permasalahan baru tahap awal dan generalisasi bukan masalah, metode ini boleh2 saja. Tapi karena sampel yang cuma “sedapatnya”, tidak bisa ditentukan hasil penelitian ini bisa diterapkannya ke mana kecuali ke sampel itu sendiri. In attempting to make inferences from such a sample, “one can only hope that one is not being to grossly misled” (sangat sinis)

33 Peneliti menggunakan expert judgement untuk memilih kasus2 yang “representatif” atau “tipikal” dari populasi. Pertama, identifikasi sumber2 variasi yang penting dari populasi. Berikutnya memilih kasus2 sesuai sumber2 variasi tersebut. Bisa dipilih satu kasus atau satu subpopulasi yang dianggap “representatif” atau “tipikal” yang memiliki karakteristik tertentu. Atau memilih beberapa kasus yang mewakili perbedaan2 utama dalam populasi. Teknik purposive sampling lainnya, biasanya untuk prediksi hasil election, adalah memilih propinsi tertentu yang telah bertahun-tahun memprediksikan hasil penghitungan suara nasional secara tepat.

34 Purposive sampling (2) Misalnya kalau di propinsi A partai X menang maka diprediksikan dengan sangat yakin (keyakinan sebesar korelasi historisnya) bahwa secara nasional partai X bakal menang. Tetap kurang bisa diterima dibandingkan probability sampling jika diperlukan generalisasi yang tepat dan akurat. Tetapi kalau berbagai hal membatasi, ya boleh lah. Secara umum lebih “kuat” dibandingkan convenience sampling tapi sangat tergantung expert judgement-nya peneliti. Kelemahan utama: informed selection seperti itu memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai populasi.

35 Quota Sampling Quota sampling adalah sejenis purposive sampling yang ada kemiripan dengan proportionate stratified random sampling: Pertama, populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relevan seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dsb. Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan berdasarkan data eksternal kemudian total sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap strata (kuota). Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata, peneliti menggunakan expert judgement-nya. Misalnya populasi 55% pria 45% wanita. Sampel 100 orang berarti 55 pria dan 45 wanita. Pemilihan sampelnya sendiri tergantung penilaian peneliti. Bedanya dengan stratified random sampling, sampel diambil secara acak sedangkan dalam quota sampling, sampelnya dipilih berdasarkan pendapat subjektif peneliti pokoknya kuotanya terpenuhi (mirip2 convenience sampling).

36 Quota Sampling (2) Total sampel juga a convenience sample tapi ada kemiripan dengan populasi dalam karakteristik2 penting tertentu (karena pembuatan stratanya). Bias peneliti sangat mempengaruhi: pemilihan teman sebagai sampel, milih lokasi2 yang nyaman, dan sebagainya. Keuntungan: tidak perlu membuat sampling frame kalau perlu konfirmasi tinggal cari lagi yang baru asal kuota terpenuhi, tidak perlu menghubungi responden yang telah diwawancarai. Cepat, mudah dan murah.

37 Memilih Desain Sampling
Tergantung pada: What is the stage of research? How will the data be used? What are the available resources for drawing the sample? How will the data be collected? Stage of research and data use Akurasi tidak terlalu penting kalau baru eksplorasi gejala, hal yang penting adalah menemukan pola2 tertentu dulu dan membuat hipotesis2 untuk penelitian lanjutan. Peneliti perlu menggunakan good judgement mereka untuk mendapatkan sampel yang tepat  nonprobability sampling bisa digunakan Kalau cuma pingin me-list semua varians, cukup dengan sejumlah sampel dengan pendekatan nonprobability. Kalau hasil penelitian akan menjadi bahan decision making pemerintah misalnya, presisi diperlukan. Perlu probability sampling yang terkontrol dan jumlah sampel yang relatif banyak.

38 Memilih Desain Sampling
Tergantung pada: What is the stage of research? How will the data be used? What are the available resources for drawing the sample? How will the data be collected? Stage of research and data use Akurasi tidak terlalu penting kalau baru eksplorasi gejala, hal yang penting adalah menemukan pola2 tertentu dulu dan membuat hipotesis2 untuk penelitian lanjutan. Peneliti perlu menggunakan good judgement mereka untuk mendapatkan sampel yang tepat  nonprobability sampling bisa digunakan Kalau cuma pingin me-list semua varians, cukup dengan sejumlah sampel dengan pendekatan nonprobability. Kalau hasil penelitian akan menjadi bahan decision making pemerintah misalnya, presisi diperlukan. Perlu probability sampling yang terkontrol dan jumlah sampel yang relatif banyak.

39 Memilih Desain (2) Available resources Method of data collection
Jika akurasi menjadi pertimbangan utama, perlu digunakan sampling design yang menghasilkan sampel yang paling presisi. Tapi biayanya bisa jadi sangat mahal. Waktu, uang, bahan2 yang diperlukan, lokasi melimitasi sampling design. Sampling design disesuaikan kemampuan, kecil tapi jika prosedur-nya bagus  hasilnya pun bagus. Method of data collection Keempat pendekatan (eksperimen, field research, survey research, documentary research) masing-masing berurusan dengan sampel. Eksperimen biasanya pakai convenience sampling, survai biasanya probability sampling, field research biasanya convenience atau purposive, documentary research sering menggunakan probability sampling.

40 PERLU DIPERHATIKAN !! Bagi penelitian kuantitatif sebaiknya menggunakan teknik probabilitas untuk memilih anggota sampel. Alasannya teknik probabilitas memiliki prinsip random yang sangat kuat untuk mendukung proses generalisasi hasil penelitian yang diperlukan

41 Sample Size Kuantitatif : dapat ditaksir dengan akurat, berdasar analisis yang akan dilakukan, presisi estimasi yang diinginkan, kesalahan random yang masih bisa ditoleransi, kuasa statistik yang diharapkan Kualitatif : Ukuran sampel cukup besar jika peneliti telah puas bahwa data yang diperoleh cukup kaya dan cukup meliput dimensi yang diteliti. Umumnya sktr 40 responden, jarang >200 ( Rice & Ezzy, 2000)

42 Ukuran Sampel Ukuran Vs Kerepresentatifan (keterwakilan)
Secara umum, semakin besar ukuran sampel akan semakin baik, karena ukuran sampel yang besar cenderung memiliki error yang kecil, sebagaimana telah kita temui pada latihan menggunakan tabel bilangan acak (random numbers). Namun demikian bukan berarti bahwa ukuran sampel yang besar sudah cukup memberikan garansi untuk mendapatkan hasil yang akurat. Sebagai contoh, Jika satu dari dua sampel dari seluruh negara terdiri dari satu jenis kelamin saja, berdasarkan ukurannya sampel ini besar amun tidak representatif. Ukuran oleh karena itu tidak lebih penting daripada kereprsentatifan.

43 SAMPLE SIZE / BESAR SAMPEL
Tergantung pada : Pertimbangan representative Adanya sumber-sumber yang dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal dari besarnya sampel. Pertimbangan analisis Kebutuhan rencana analisis yang menentukan batas minimal besar sampel.

44 BESAR SAMPEL DITENTUKAN OLEH
A. DERAJAT KESERAGAMAN, MAKIN SERAGAM MAKIN SEDIKIT SAMPEL B. DERAJAT KETEPATAN C. TENAGA, BIAYA, DAN WAKTU PENENTUAN BESAR SAMPEL A. ASUMSI KENORMALAN B. PROPORSI C. PRESISI DENGAN MENGGUNAKAN TABEL (KRECJIE) DAN RUMUS RUMUS SLOVIN RUMUS FRANK & LYNCK DIGUNAKAN PADA POPULASI TERBATAS RUMUS BERNOULLI DIGUNAKAN PADA POPULASI TIDAK TERBATAS

45 Rumus Ukuran Sampel Rumus Solvin Rumusan Gay
Asumsinya bahwa populasi berdistribusi normal Rumusnya: n = N/(1+Ne2) Dimana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel. Rumusan Gay Ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan, yaitu sebagai berikut: Metode Deskriptif : 10% populasi, untuk populasi relatif kecil minimal 20% populasi. Metode Deskriptif korelasional, minimal 30 subjek. Metode ex post facto, minimal 15 subjek per kelompok. Metode Eksperimental, minimal 15 subjek per kelompok.

46 Faktor-faktor yang menentukan Tingkat Kerepresentatifan sampel.
Ukuran sampel yang diambil dari populasi Semakin besar ukuran sampel dan semakin mendekati ukuran populasinya, semakin tinggi tingkat kerepresentatifan sampel. 2. Teknik sampling yang digunakan yaitu cara atau prosedur pengambilan sampel dari suatu populasi.

47 ? SYARAT DAN SIFAT SAMPLE SYARAT
A. HARUS MELIPUTI SEMUA UNSUR SAMPLING B. TIDAK ADA UNSUR YANG DIHITUNG DUA KALI C. HARUS UP TO DATE D. BATASNYA HARUS JELAS E. HARUS DAPAT DILACAK DI LAPANG SIFAT A. MENGHASILKAN GAMBARAN YANG DAPAT DIPERCAYA DARI SELURUH POPULASI B. SEDERHANA, SEHINGGA MUDAH DILAKSANAKAN C. EFISIEN (INFORMASI BANYAK) D. DAPAT MENENTUKAN PRESISI DARI HASIL PENELITIAN DENGAN MENENTUKAN SIMPANGAN BAKU DARI TAKSIRAN YANG DIPEROLEH

48 TERIMA KASIH


Download ppt "TEKNIK SAMPLING."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google