Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PRINSIP TERAPI LATIHAN PADA CIDERA OR

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PRINSIP TERAPI LATIHAN PADA CIDERA OR"— Transcript presentasi:

1 PRINSIP TERAPI LATIHAN PADA CIDERA OR

2 Contoh cidera OR Strain Sprain Dislokasi Subluksasi Ruptur tendon
Synovitis Hematrosis Ganglion Bursitis Contusio Trauma repetitif Tendinitis

3 Masalah yang muncul pasca cidera
Dysfunction: Loss of normal function of a tissue or region. The dysfunction may be caused by adaptive shortening of the soft tissues, adhesions, muscle weakness, or any condition resulting in loss of normal mobility. Joint dysfunction: Mechanical loss of normal joint play in synovial joints; commonly causes loss of function and pain. Precipitating factors may be trauma, immobilization, disuse, aging, or a serious pathological condition.

4 Contractures: Adaptive shortening of skin, fascia, muscle, or a joint capsule that prevents normal mobility or flexibility of that structure. Adhesions: Abnormal adherence of collagen fibers to surrounding structures during immobilization, after trauma, or as a complication of surgery, which restricts normal elasticity and gliding of the structures involved.

5 Reflex muscle guarding: Prolonged contraction of a muscle in response to a painful stimulus. The primary pain-causing lesion may be in nearby or underlying tissue, or it may be a referred pain source. When not referred, the contracting muscle functionally splints the injured tissue against movement. Guarding ceases when the painful stimulus is relieved.

6 Intrinsic muscle spasm: Prolonged contraction of a muscle in response to the local circulatory and metabolic changes that occur when a muscle is in a continued state of contraction. Pain is a result of the altered circulatory and metabolic environment, so the muscle contraction becomes self-perpetuating regardless of whether the primary lesion that caused the initial guarding is still irritable Spasm may also be a response of muscle to viral infection, cold, prolonged periods of immobilization, emotional tension, or direct trauma to muscle.

7 Muscle weakness: A decrease in the strength of muscle contraction
Muscle weakness: A decrease in the strength of muscle contraction. Muscle weakness may be the result of a systemic, chemical, or local lesion of a nerve of the central or peripheral nervous system or the myoneural junction. It may also be the result of a direct insult to the muscle or simply due to inactivity.

8 Myofascial compartment syndromes: Increased interstitial pressure in a closed, nonexpanding, myofascial compartment that compromises the function of the blood vessels, muscles, and nerves. It results in ischemia and irreversible muscle loss if there is no intervention. Causes include, but are not limited to, fractures, repetitive trauma, crush injuries, skeletal traction, and restrictive clothing, wraps, or casts.

9 Penanganan pada fase akut (1 minggu cidera)
Gangguan  inflamasi, nyeri, oedema, spasme otot, efusi sendi, ggn gerak, penurunan fungsi secara umum Mendidik pasien  memberitahukan kepada pasien untuk mengantipasi masa recovery dengan konskewensinya Kontrol nyeri, oedema dan spasme  RICE dan mengurangi beban pada bagian yg cidera, gentle osilasi tanpa nyeri

10 Memelihara jaringan lunak, integritas dan moblitas sendi  pemberian latihan pasif dengan dosis yang tepat dengan pain limit Mengurangi bengkak  obat2an Memelihara integritas dan fungsi area lain yang terkait  latihan aktif, aerobik exercise, penggunaan alat bantu ketika beraktifitas Perhatian dosis yang diberikan harus sesuai antara work dan rest, bila nyeri dan inflamasi meningkat latihan terlalu berat CI Stretching dan latihan beban

11 Masa sub akut (sampai 3 mg cidera)
Masalah  nyeri pada akhir gerakan, penurunan oedema, peningkatan kontrkatur jaringan, kelemahan otot, penurunan fungsi Mendidik pasien  informasikan ke pasien untuk mengantisipasi waktu penyembuhan jaringan. Ajarkan home exercise dan lakukan aktiftas fungsi yg normal Mempercepat penyembuhan jaringan  perhatikan proses penyembuhannya, dan bergerak sesegera mungkin

12 Perbaiki jaringann lunak, otot dan mobilitas sendi  pasif ke aktif dengan limitasi nyeri, secara bertahap tingkatkan mobilitas jaringan (warm, massage, joint mobilitation grade III, Inhibition technique, stretching technique) Meningkatkan kontrol neuromuskuler, daya tahan otot, dan kekuatan pada otot yang terlibat dan berhubungan dengan cidera  peningkatan multiple isometric exercise, latihan aktif untuk ROM. PWB, Stabilisasi exc, peningkatan isotonik exc dengan peningkatan jumlah repetisi, perbaikan posture, peningkatan beban pada tahap selanjutnya

13 Memelihara area lain yang terintegrasi dan berhubungan  penguatan dan stabilisasi exc yang progresif, latihan fungsional tanpa merangsang bagian cidera secara berlebihan Perhatian : tanda inflamasi dan sweling di sendi menurun, rasa kurang nyaman ketika berkatifitas akan meningkat, tapi tidak akan lebih dari beberapa jam. Perhatikan tanda tanda aktifitas berlebihan yaitu, fatique, nyeri dan spasme

14 Fase kronis Gangguan -> kontraktur, penurunan performa otot, penurunan fungsional, ketidak mampuan beraktifitas optimal Mendidik pasien  instruksikan pasien melakukan latihan dengan aman, ajarkan menghindari re injury Meningkatkan mobilisasi sendi, jaringan lunak dan otot  Tehnik stretching spesifik (mobilisasi sendi, cross fiber massage, inhibisi strech, fleksibilitas exc)

15 Meningkatkan kontrol neuromuskuler, kekuatan dan daya tahan otot  progresif exercise ( tahanan sub ke masksimal, spsifikasi latihan baik consetrik maupun eksentrik, single to multiple plane, simple to kompleks, peningkatan kecepatan gerak, Peningkatan daya tahan kardiovaskuler  progersif latihan daya tahan Peningkatan aktivitas fungsional  latihan fungsional

16 DEFINISI TERAPI LATIHAN
Therapeutic exercise is the systematic, planned performance of bodily movements, postures, or physical activities intended to provide a patient/client Terapi latihan adalah rencana yg sistimatis untuk perencanaan penampilan dari gerak tubuh, postur dan aktifitas fisik dari pasien/ klien

17 Tujuan Mencegah impairmen
Memelihara, meningkatkan, mengembangkan fungsi fisik Mencegah atau mereduksi status kesehatan yang menimbulkan resiko Mengoptimalkan status kesehatan secara keseluruhan, kebugaran dan sense of well-being

18 Intervensi terapi latihan
Aerobic conditioning and reconditioning Muscle performance exercises: strength, power, and endurance training Stretching techniques including muscle-lengthening procedures and joint mobilization techniques Neuromuscular control, inhibition, and facilitation techniques and posture awareness training Postural control, body mechanics, and stabilization exercises Balance exercises and agility training Relaxation exercises Breathing exercises and ventilatory muscle training Task-specific functional training

19 Latihan Fungsional Latihan penguatan fungsional dapat diartikan sebagai latihan yang dilakukan oleh tubuh kita guna menghasilkan suatu performance yang lebih baik dari tipe gerakan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari Gerakan penguatan yang sering dilakukan dalam kegiatan sehari-hari dan merupakan basic atau dasar dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok, seperti: lifting, reaching, power, balance, dan kombinasi dari yang tersebut diatas.

20 Latihan penguatan fungsional adalah latihan penguatan dengan menggunakan beban dari dalam tubuh sendiri. Namun agar dapat memaksimalkan kontraksi dari otot tersebut maka diperlukan beban eksternal. Dan terfokus pada latihan beberapa otot (lebih dari satu otot yang ikut bekerja) yang menggantikan kerja dari otot yang diisolasi pada suatu jenis latihan atau gerakan dan juga beberapa sendi. Selain itu pada latihan ini juga harus mengintegrasikan semua aspek dalam melakukan gerakan.

21 Unsur Unsur Lat Fungsional
Performa otot Balance Daya tahan kardiopulmonal Stabilitas FUNGSI Mobiliti fleksibiliti Kordinasi NM Kontrol

22 Functional Range of Motion Activities
Early ROM training for functional upper extremity and neck patterns may include activities such as Grasping an eating utensil; utilizing finger extension and flexion Eating (hand to mouth); utilizing elbow flexion and forearm supination and some shoulder flexion, abduction, and lateral rotation

23 Reaching to various shelf heights; utilizing shoulder flexion and elbow extension
Brushing or combing back of hair; utilizing shoulder abduction and lateral rotation, elbow flexion, and cervical rotation Holding a phone to the ear; shoulder lateral rotation, forearm supination, and cervical side bend

24 Donning or doffing a shirt or jacket; utilizing shoulder extension, lateral rotation, elbow flexion and extension Reaching out a car window to an ATM machine; utilizing shoulder abduction, lateral rotation, elbow extension, and some lateral bending of the trunk

25 Early ROM training for functional lower extremity and trunk patterns may include activities such as
Going from supine to sitting at the side of a bed; utilizing hip abduction and adduction followed by hip and knee flexion Standing up/sitting down and walking; utilizing hip and knee flexion and extension, ankle dorsi and plantar flexion and some hip rotation

26 Putting on socks and shoes; utilizing hip external rotation and abduction, knee flexion and ankle dorsi and plantar flexion, and trunk flexion

27 Types of Stretching Static stretching Cyclic/intermittent stretching
Ballistic stretching Proprioceptive neuromuscular facilitation stretching procedures (PNF stretching) Manual stretching Mechanical stretching Self-stretching Passive stretching Active stretching

28 Adaptasi Fisiologis pada latihan beban
Neural adaptasi  peningkatan rekuitmen motor unit, 4 – 6 minggu latihan, Struktural adaptasi  hipertropi, Hiperplasia (?), 4 – 8 minggu latihan, adaptasi serabut otot Metabolic adaptasi  peningkatan ATP, Cadcangan CP, cadangan myoglobin, pengingkatan lean body mass, Jaringan lunak adaptasi  peningkatan daya tarik tendon, ligamen. Peningkatan densitas tulang

29 Adaptasi otot setelah latihan

30

31 Determinants of a Resistance Exercise Program
Alignment of segments of the body during exercise Stabilization of proximal or distal joints to prevent substitution Intensity: the exercise load (level of resistance) Vvolume: the total number of repetitions and sets in an exercise session multiplied by the resistance used

32 Exercise order: the sequence in which muscle groups are exercised during an exercise session
Frequency: the number of exercise sessions per day or per week Rest interval: time allotted for recuperation between sets and sessions of exercise Duration: total time frame of a resistance training program

33 Mode of exercise: type of muscle contraction, position of the patient, form (source) of resistance, arc of movement, or the primary energy system utilized Velocity of exercise Periodization: variation of intensity and volume during specific periods of resistance training Integration of exercises into functional activities: use of resistance exercises that approximate or replicate functional

34 Analisis Kebutuhan dalam Latihan
Otot apa yang terutama akan dilatih Metode apa yang dilakukan Sistim energi apa yang digunakan Sisi mana yang menjadi perhatian dalam pencegahan cidera

35 Analisis Kebutuhan Latihan
Peningkatan kekuatan otot  isotonik beban maksimal durasi pendek Daya tahan otot  isotonik beban sub maksimal durasi panjang Stabilisasi  latihan isometrik Fleksibilitas otot  Stretching Penguluran tendon dan pada cidera otot  latihan eccentrik Semua bisa dilakukan dengan latihan fungsional Shibu lijack

36 Disain latihan Latihan apa yang akan ditampilkan
Gerakan apa yang dilakukan Jumlah set dalam tiap latihan Periode istirahat dalam tiap latihan Beban yang diberikan

37 Yang perlu diperhatikan
Kondisi pasien Limitasi Fungsional Tujuan terapi

38 Prinsip latihan beban Otot yang dilatih harus mendapatkan beban overload dari beban sehari hari Beban overload harus diberikan secara progresive selama latihan diberikan Dimulai dai otot otot besar lalu ke otot otot kecil Latihan beban diberikan pada kelompok otot yang mempengaruhi cabang olahraga yang dilakukan

39 Program latihan isotonik
Jumlah set dan repetisi Frekwensi dan durasi Latihan kekuatan dan daya tahan

40 Program latihan isometrik
Jumlah dan intensitas kontraksi meningkat dalam jumlah persentasi Durasi dan frkewensi Spesifitas sudut gerakan

41 Isotonik vs isometrik Motivasi lebih besar pada latihan isotonik dari isometrik Dua duanya dapat meningkatkan kekuatan otot, walaupun ada beberapa teori yang mengatakan isotonik lebih baik dari iometrik Daya tahan dapat lebih meningkat dalam latihan isotonik dibanding isometrik Recoveri pada isotonik lebih cepat dari isometrik Latihan isometrik meningkatkan kekuatan di satu bagian sedang latihan isotonik pada seluruh bagian otot

42 BEBERAPA PRINSIP PADA LATIHAN OLAH RAGA
Prinsip I; Latihan dengan beban lebih/over load. Dengan latihan over load, ditujukan untuk meningkatkan kemampuan kardiovaskular dan kemampuan otot-otot skelet yang berkembang terus. Prinsip II; Latihan yang khusus. Latihan khusus ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga. Dalam cabang olah raga tertentu latihan itu bisa disebut drill.

43

44 Prinsip III; Latihan harus progresif
Prinsip III; Latihan harus progresif. Prinsip latihan yang progresif menekankan atlet tersebut harus memperpanjang latihannya secara progresif yang dilakukan beberapa minggu, beberapa bulan, beberapa tahun sebelum pertandingan Prinsip IV; Latihan harus teratur  seminggu minimal 3x untuk pemantapan endurance dan pemeliharaan penampilan keseluruhan

45

46 Prinsip V Pemulihan/istirahat
Prinsip V Pemulihan/istirahat. Program latihan ditujukan untuk menghindarkan kelelahan yang berat/over training. Bisa disusun : latihan berat, istirahat, latihan ringan, istirahat, latihan berat, dan seterusnya. Masing-masing selang waktu 2 hari Prinsip VI , Berkurangnya kemampuan. Pada awal latihan kemajuan nampak bagus, setelah sekian bulan atau tahun ada kemungkinan kemajuan sudah mencapai batas maximum, setelah itu akan cenderung menurun.

47

48 Prinsip VII ; Pembagian masa
Prinsip VII ; Pembagian masa. Pada musim tidak ada pertandingan latihan bersifat lebih rendah dari pra musim, yaitu lebih kurang 2 minggu atau 3 minggu menjelang pertandingan sehingga diarahkan kondisi atlet sampai pada puncaknya pada hari “H” pertandingan. Selanjutnya sesudah pertandingan beri kesempatan untuk relax dan latihan kembali seperti biasa (lebih rendah).

49

50 Prinsip VIII ;Individualitas
Prinsip VIII ;Individualitas. Prinsip latihan meskipun dalam kondisi pemantapan perlu diperhatikan kecepatan kemajuan dan perkembangan antar individu tidak sama. Untuk itu perlu program individual walaupun tujuannya sama yaitu meningkatkan atlet pada kondisi prima/puncak saat pertandingan.

51 INTENSITAS Adalah jumlah tahanan yang diberikan pada setiap pengulangan dan set Menentukannya dengan repetisi maksimum 1 RM adalah jumlah beban yang mampu diangkat dalam satu kali angkatan Kegunaan 1 RM untuk dasar dalam pemberian beban latihan dan mengidentifikasi jumlah beban yang akan diberikan dalam suatu program latihan

52 Sistim energi Aerobik  beban ringan waktu panjang  training zone 72 – 87 % Anaerobik  beban berat waktu pendek  training zone 90 – 95 % Creatin phospat  beban maksimal waktu sangat pendek  > 95 %

53 Percentage of Body Weight as an Initial Exercise Load
Universal bench press: 30% body weight Universal leg extension: 20% body weight Universal leg curl: 10% to 15% body weight Universal leg press: 50% body weight

54 Volume Adalah jumlah latihan yang dilakukan dengan mengalikan repetisi dan set Repetisi adalah jumlah pengulangan yang dilakukan dalam satu set Set adalah jumlah pengulangan gerakan dalam satu kali sesi latihan Ditentukan untuk menentukan latihan untuk penguatan atau daya tahan

55 Frekwensi Adalah jumlah sesi yang dilakukan dalam satu hari atau satu minggu Frekwensi ditentukan dari beban yang diberikan Antara 2 – 3 kali perminggu untuk penguatan 3 – 5 kali untuk daya tahan

56 Durasi Adalah lamanya latihan yang diberikan untuk mencapai tujuan
Untuk neural adaptasi 2 – 3 minggu Untuk struktural adaptasi 8 – 12 minggu

57 Rest Interval Lamanya waktu istirahat antara set latihan
Beban berat maka rest panjang Beban ringan maka rest pendek

58 Model latihan Jenis kontraksi Close atau open chain exercise
Jenis tahanan Kecapatan kontraksi

59 Penambahan beban Resisten Leverage Isolasi Gravitasi Set/ repetisi
Rest interval Frekwensi Kecepatan gerak ROM Durasi Tipe kerja otot Aksi dari grup otot Panjang otot saat mulai Momentum

60 CONTOH RESEP LATIHAN

61 Terima Kasih Selamat berlatih
Shibu lijack


Download ppt "PRINSIP TERAPI LATIHAN PADA CIDERA OR"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google