Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dosen: Sopian, S. Sos., M.I.K PARAGRAF JURNALISTIK.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dosen: Sopian, S. Sos., M.I.K PARAGRAF JURNALISTIK."— Transcript presentasi:

1 Dosen: Sopian, S. Sos., M.I.K PARAGRAF JURNALISTIK

2 PARAGRAF Menurut Barnet (1974:61), paragraf merupakan seperangkat kalimat yang berkaitan erat satu sama lainnya. Kalimat-kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas. Menurut pakar bahasa Djago Tarigan paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Guru besar bahasa Gorys Keraf menjelaskan, paragraf atau alinea tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.

3 Paragraf kerap dlsebut pula alinea
Paragraf kerap dlsebut pula alinea. Secara flsik visual, sebuah paragfaf atau alinea ditandai dengan penulisan kata awal kalimat yang menjorok dalam beberapa ketukan. Biasanya cukup 5-7 ketukan. Sebuah paragraf bisa terdiri dari beberapa kalimat, bisa pula hanya sebuah kalimat. Bahkan dalam karya feature cukup banyak ditemukan paragraf yang hanya terdiri atas satu kata. Jadi, setiap paragaraf bisa hanya merupakan sebuah kalimat, bisa pula bahkan hanya sebuah kata. Menurut Djago Tarigan, tidak ada ukuran yang definiif berapa sebaiknya panjang paragraf. Namun dalam bahasa jurnalistik, sangat dihindari penggunaan paragraf yang panjang. Lebih disukai paragraf-paragraf pendek yang rata-rata 3-5 baris. Alasannya: 1) alasan filosofi yaitu bahasa jurnalistik mengacu pada sederhana dan ringkas karena pembacanya heterogen dan dalam umumnya terburu-buru; 2) alasan teknis, yaitu disajikan dalam ruang lajur-lajur kolom yang sangat pendek dan sempit.

4 Paragraf jurnalistik Paragraf jurnalistik menunjuk kepada paragraf yang berpijak pada proses dan hasil karya jumalisik. Paragraf jumalistik berada dalam ruang lingkup dan tunduk kepada kaidah bahasa jumalistik. Paragraf jurnalistik dapat dicermati dari paragraf-paragraf yang terdapat dalam berita, artikel, features, kolom, tajuk rencana, atau karya tulis jurnalistik. Menurut Sumadiria (2014 : 83), paragraf jurnalistik adalah seperangkat kalimat yang tersusun logis -sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan paparan materi jurnalistik tertentu.

5 Karakteristik Paragraf Jurnalistik
Karakatreristik atau ciri paragraf: (1) setiap paragraf mengandung makna, pesan, pikiran, atau ide pokok yang relevan dengan ide pokok keseluruhan karangan, (2) umumnya paragraf dibangun oleh sejumlah kalimat, (3) paragraf adalah satu kesatuan ekspresi pikiran, (4) paragraf adalah kesatuan yang koheren dan padat, dan (5) kalimat-kalimat paragraf tersusun secara logis-sistematis (Tarigan, 1981:11, dalam sumadiria 2014 : 84).  l. Memiliki satu ide pokok Paragraf jurnalistik yang baik hanya memiliki satu gagasan pokok dalam keseluruhan kalimat. Gagasan pokok itu bisa ditempatkan pada awal paragraf, bisa pada akhir paragraf, tetapi sedikit sekali yang ditempatkan pada tengah paragraf. Menurut kaidah tata bahasa, gagasan pokok yang ditempatkan pada awal paragraf disebut paragraf deduktif (umum ke khusus). Gagasan pokok yang ditempatkan pada akhir paragraf disebut paragraf induktif (khusus ke umum).

6 2. Dibangun oleh sejumlah kalimat
Tidak ada ketentuan baku mengenai berapa jumlah kalimat dalam suatu paragraf. Namun paragraf jurnalistik lebih tepat menggunakan paragraf yang pendek dengan pertimbangan filosifis dan teknis seperti telah disebutkan. 3. Kesatuan ekspresi pikiran Di dalam paragraf terdapat adanya satu kesatuan ekspresi pikiran dan perasaan mengenai gagasan sentral apa yang ingin disampaikan penulis atau jumalis kepada khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. 4. Kesatuan koheren dan padat Dalam paragraf terdapat kepaduan materi isi dan gagasannya. Jika sebuah paragraf terdiri atas lima kalimat, maka kalimat itu masing-masing harus membicarakan ide pokok yang sama, dan bukan masing-masing membicarakan ide yang lain-lain. Selain itu paragraf yang baik merupakan paragraf yang padat, yakni memuat banyak informasi. 5. Logis dan sistematis Paragraf yang baik disusun secara tertib, teratur, dan merujuk pada kaidah logika. Artinya bentuk dan makna paragraf itu dapat diterima oleh pertimbangan akal sehat (common sense).

7 Fungsi Paragraf Jurnalistik
sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok kesaeluruhan karangan; memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang; memungkinkan pengarang melahirkan jalan pikirannya secara sistematis; mengarahkan pembaca dalam mengikuti alur pikiran pengarang serta memahaminya

8 Unsur-Unsur Paragraf Jurnalistik
Paragraf  untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikiran penulis/pengarang kepada pembaca. Agar pikiran tersebut dapat diterima dengan jelas oleh pembaca maka paragraf harus tersusun secara logis-sistematis. Alat bantu dalam menciptakan susunan logis-sistematis itu ialah elemen-elemen paragraf yang mencakup unsur: (1) transisi (transition), (2) kalimat topik (toptic sentence), (3) kalimat pengembang (development sentence), (4) kalimat penegas (punch line). Keempat unsur paragraf ini kadang-kadang bersama-sarna, kadang-kadang hanya sebagian tampil dalam suatu paragraf (Tarigan, l981 : 13). Transisi Transisi berarti peralihan dari paragraf yang satu ke paragraf berikutnya. Transisi menghubungkan dua paragraf yang berdekatan. Transisi bisa berupa kata bisa juga berupa kalimat. Dalam bahasa jurnalistik tidak ketentuan yang mengharuskan paragraf memakai transisi.

9 Transisi ditandai dengan:
kata hubungan kelanjutan seperti kata lalu, dan, serta; kata hubungan antarwaktu seperti sekarang, sebelum, kemudian; kata penunda kalimat seperti misalnya; kata penanda kontras seperti tetapi, sebaliknya, walaupun; kata penanda urutan jarak seperti di sini, di sana; kata penanda ilustrasi seperti contoh; kata penunda sebab akibat seperti sebab, oleh karena itu; kata penanda hubungan kondisi seperti jika, andaikata, kalau; kata penanda kesimpulanm seperi secara garis besar, dapat disimpulkan, ringkasnya. 2. Kalimat Topik Kalimat topik, dalam bahasa jurnalistik disebut kalimat utama. Menurut kaidah bahasa jurnalistik, kata topik dan utama berbeda sekali konotasi serta maknanya. Kalimat utama ialah sebuah kalimat dalam paragraf yang menunjukkan gagasan pokok, gagasan induk, atau ide sentral yang mendominasi seluruh uraian dalam paragraf tersebut. Kalimat utama bisa ditempatkan pada awal paragaf (deduktil - disusun dari umum ke khusus) atau di akhir paragraf (induktif- dari khusus ke umum).

10 3. Kalimat Pengembang Kalimat utama yang diberi penjelasan dan uraian penekanan serta contoh-contoh pada kalimat-kalimat berikutnya dalam satu paragraf yang sama  disebut kalimat pengembang. Kalimat pengembang merupakan penjabaran atau perluasan dari gagasan pokok yang terdapat dalam kalimat utama. Kalimat pengembang berusaha menjabarkan sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang konkret. Dalam bahasa jurnalistik, kalimat pengembang disebut pula kalimat penjelas. 4. Kalimat Penegas Berarti kalimat untuk mempertegas atau menekankan terhadap apa yang telah ditekankan dalam kalimat utama. Fungsi lain kalimat penegas dapat digunakan untuk menonjolkan daya tarik.

11 Jenis-Jenis Paragraf Jurnalistik
Berdasarkan jenisnya: 1) paragraf deduktif; 2) paragraf induktif; 3) paragraf campuran; 4) paragraf perbandingan; 5) paragraf pertanyaan; 6) paragraf sebab- akibat; 7) paragraf contoh; 8) paragraf perulangan; paragraf definisi   1. Paragraf Deduktif Dimulai dengan kalimat utama disusul dengan penjelasan atau uraian secara lebih rinci dengan mengikuti pola urutan pesan dari umum ke khusus. 2. Paragraf lnduktif Dimulai dengan kalimat penjelas yang menekankan bagian-bagian atau unsur terkecil atau khusus disusul dengan penjelasan bagian-bagian yang lebih besar atau umum. 3. Paragraf Campuran Paragraf campuran sesungguhnya merupakan gabungan beberapa unsur paragraf deduktif dan paragraf induktif. Bahasa jurnalistik kurang menyukai paragraf campuran karena cenderung menyulitkan pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk cepat mengambil kesimpulan mengenenai pokok pikiran yang terdapat dalam suatu paragraf.

12 4. Paragraf Perbandingan
Bila kalimat utama yang biasanya ditempatkan pada awal paragraf membandingkan dua hal mengenai unsur-unsur sifat atau keadaan yang terdapat di dalamnya. Dalam perbandingan, lazim digunakan analogi, misal: pena wartawan ibarat pisau tajam bermata dua. Ia bisa digunakan untuk tujuan mulia, tetapi ia juga bisa digunakan untuk tujuan yang bersifat durjana. 5. Paragraf Pertanyaan Yaitu paragraf yang bertujuan untuk mempertanyakan atau menggugat sesuatu dengan mengajukan kalimat tanya pada kalimat pertama atau kalimat kedua di awal paragraf jurnalistik. 6. Paragraf Sebab-Akibat Paragraf ang disusun berdasarkan urutan logis disebut paragraf sebab-akibat.

13 7.Paragraf Contoh Paragraf yang disusun dengan menunjukkan banyak contoh pada kalimat utama, kalimat pengembang, dan kalimat penjelas. 8. Paragraf Perulangan Paragraf yang melakukan pengulangan kata, istilah, frasa, atau klausa dalam susunan kalimat yang berbeda tetapi masih dalam suatu paragraf jurnalistik yang sama. 9. Paragraf Definisi Paragraf yang menunjukkan suatu istilah atau konsep pada kalimat utama dan istilah atau konsep itu masih memerlukan uraian pada kalimat berikutnya.

14 Kualitas Paragraf Jurnalistik
kriteria kualitas paragraf menunjuk kepada enam hal: 1) isi paragaf berpusat hanya pada satu hal saja; 2) isi paragraf relevan dengan isi karangan, 3) paragraf harus menyatu dan padu; 4) kalimat topik harus dikembangkan dengan jelas dan sempurna; 5) struktur paragraf harus bervariasi; 6) paragraf tertulis dalam bahasa Indonesia yang baik dab benar. Berpusat pada satu hal saja Paragraf jurnalistik yang baik hanya memusatkan bahasan pada satu hal atau satu ide saja sehingga bisa lebih terfokus. Relevan Artinya berkaitan atau sesuai dengan pokok bahasan. Setiap paragraf harus memiliki relevansi dengan pokok bahasan.

15 Menyatu dan padu Paragraf jurnatistik harus memenuhi prinsip kesatuan (unity) dan prinsip pertautan (coherence). Prinsip kesatuan mencakup tiga unsur: sifat, isi, tujuan. Artinya, masalah apa pun yang kita kupas dalam karya jurnalistik tidak boleh keluar dari koridor ini. Kesatuan menekankan seluruh uraian berada dalam satu kesatuan dilihat dari sifatnya, isinya, dan tujuannya. Prinsip pertautan menunjukkan tentang keharusan pesan yang kita uraikan mengalir lancar dari kalimat yang satu ke kalimat yang lain. Dari paragpaf yang satu ke paragraf yang lain (Sumadiria, 2005:60). Bervariasi Paragraf jumalistik harus variatif. Ini syarat muflak. Tak bisa ditawar-tawar lagi. Variasi pada paragraf jurnalistik terletak pada pilihan kata atau diksi, penempatan frasa atau klausa, penempatan panjang-pendeknya kalimat atau paragraf, penentuan kalimat efektif, dan tentu saja pemilihan gaya bahasa.


Download ppt "Dosen: Sopian, S. Sos., M.I.K PARAGRAF JURNALISTIK."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google