Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UB

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UB"— Transcript presentasi:

1 JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UB
INTEGRATED PEST MANAGEMENT (PENGELOLAAN HAMA PENYAKIT TERPADU/ MANAGEMEN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU) JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UB

2 TATAP MUKA KULIAH MHPT BAB TOPIK MINGGU KE 1 PENDAHULUAN
A. Sejarah Perlindungan Tanaman hingga lahirnya PHT B. Batasan PHT C. Peranan PHT dalam Perlindungan Tanaman 2 KONSEP PHT Memahami agroekosistem Merencanakan agroekosistem Menimbang B/C ratio dan R/C ratio Menyisakan OPT Toleransi terhadap OPT Pertimbangan waktu aplikasi Pengertian dan penerimaan masyarakat terhadap PHT 3 DASAR EKOLOGI PHT A. Pentingnya Dasar Ekologi PHT B. Konsep Ekologi dan Strategi Petani

3 Lanjutan NO TOPIK MINGGU KE 4 TAKTIK PHT: PERANAN PERATURAN A. Karantina B. Eradikasi C. Periode “Bebas” Tanaman 5 TAKTIK PHT: PERANAN VARIETAS TAHAN A. Pendahuluan B. Mekanisme Ketahanan Tanaman terhadap OPT C. Implementasi Program Ketahanan Tanaman D. Kelebihan dan keterbatasan Varietas tahan dari pandangan PHT 6 TAKTIK PHT: PERANAN PREDATOR DAN PARASITOID A. Batasan dan Konsep B. Farmskaping 7 TAKTIK PHT: PERANAN PATOGEN SERANGGA A. Ciri-ciri Penyakit Serangga B. Jenis Patogen Serangga C. Kelebihan dan Keterbatasan Insektisida Mikroba dalam Pandangan PHT

4 Lanjutan NO TOPIK MINGGU KE 8 TAKTIK PHT: PERANAN PENGENDALIAN DENGAN CARA BERCOCOK TANAM A. Konsep Pengendalian dengan Cara Bercocok Tanam B. Macam Pengendalian dengan Praktek Bercocok Tanam C. Kelebihan dan keterbatasan Cara Bercocok Tanam dari pandangan PHT 9 TAKTIK PHT: PERANAN PENGENDALIAN SECARA GENETIS A. Tehnik Jantan Mandul B. Perbedaan Istilah Pengendalian Genetis dengan Teknik Jantan Mandul C. Penggunaan Khemosterilan D. Pengendalian secara Genetis dari Pandangan PHT E. Kelebihan dan Keterbatasan Pengendalian Genetis dalam Pandangan PHT 10 TAKTIK PHT: PERANAN INSEKTISIDA DALAM PHT A. Pengertian Pestisida B. Kelebihan dan Keterbatasan Insektisida dalam Pandangan PHT C. Prinsip Penggunaan Insektisida dalam Pandangan PHT D. Memilih Insektisida untuk Program PHT E. Masa Depan Penggunaan Insektisida Nabati

5 Lanjutan NO TOPIK MINGGU KE 11 TAKTIK PHT: PERANAN SEMIOKHEMIKAL A. Komunikasi Serangga dengan Lingkungannya B. Program Pemanfaatan Semiokhemikal dalam PHT B. Kelebihan Dan Keterbatasan Pengendalian dengan Semiokhemiokal 12 TAKTIK PHT: PERANAN BIOTEKNOLOGI DALAM PHT A. Tanaman Transgenik B. Potensi Bioteknologi C. Peran Bioteknologi di dalam PHT D. Kelebihan dan Keterbatasan Bioteknologi dari Pandangan PHT 13 STRATEGI PHT A. Pendugaan Populasi Serangga B. Menilai Kerusakan Tanaman C. Sebaran Populasi dan Program Penarikan Contoh D. Konsep Ambang Kerusakan Ekonomi E. Pengambilan Keputusan Dalam PHT 14 PROGRAM IMPLEMENTASI PHT A. Pendahuluan B. Hambatan dan Tantangan Program Implementasi PHT C. Implementasi PHT di Indonesia D. PHT dan Masalah Hama Utama Tanaman Padi

6 PERAN PHT MENGAMANKAN PRODUKSI

7 SEJARAH PERKEMBANGAN PERLINDUNGAN TANAMAN

8 TH 1941 PENDEKATAN KIMIA TH AWAL 1960 REVOLUSI HIJAU TH 1955 PENDEKATAN IPC TH 1962 PENDEKATAN IPM TH REVOLUSI HIJAU DI INDONESIA TH 1980 SUSTAINABLE AGRICULTURE (SISTEM PERTANIAN BERLANJUT)

9 Pada Tahun 1940 Pengenalan 2,4-D, herbisida pertama sebagai pengatur pertumbuhan Zineb fungisida pertama dithiocarbamate terdaftar untuk digunakan. Diperkenalkan insektisida Chlordane. Pengenalan insektisida organofosfat pertama termasuk parathion. Keuntungannya cepat menurunkan senyawa non-toksik di lingkungan. Pengenalan produk hidrokarbon berkhlor misal aldrin dan dieldrin. Captan penampilan pertama fungisida dari dicarboximide Penemuan kembali sifat insektisida benzene hexachlorida dan khususnya isomer gamma nya ("-BHC) bersama DDT merupakan era baru pengendalian serangga di bidang pertanian, hortikultura, produk simpanan, pengawetan kayu dan kesehatan masyarakat.

10 PENDEKATAN KIMIA PERANG DUNIA II TH 1941
Pestisida berspektrum luas dan persisten kontributor utama peningkatan produksi pangan dan serat global Unsur kunci pengendalian penyakit manusia dan vertebrata Th 1950 muncul pandangan: pestisida sintetis seolah-olah dpt memecahkan masalah OPT scr permanen Penggunaan dan ketergantungan yg berlebihan thd pestisida tdk dpt memecahkan masalah opt, justru menimbulkan masalah baru yg tdk pernah diramalkan sebelumnya Tahun 1946 laporan pertama serangga (lalat rumah) di Swedia resisten terhadap DDT Tahun Resistensi serangga terhadap DDT dan pestisida yang lain berkembang secara meluas.

11 Tahun 1950 Pendaftaran insektisida organofosfat malathion
Pengenalan fungisida maneb. Pengenalan insektisida karbamat. Pertama penggunaan streptomisin untuk pengendalian penyakit jamur dan bakteri. Diazinon ditemukan di Jerman. Pengenalan pertama insektisida karbamat: carbaryl. Pertama herbisida spektrum luas dan residu tanah triazina, atrazin Herbisida Bypyridylium pertama: paraquat diperkenalkan, cepat dan gulma mengering.

12 TAHUN 1960 Bacillus thuringiensis (Bt) pertama yang terdaftar untuk digunakan pada tanaman selada dan cole. Treflan (Trifluralin) herbisida dari keluarga dinitroaniline diperkenalkan ke pasar sebagai herbisida berspektrum luas untuk gulma dan gulma berdaun lebar Pengenalan mancozeb sebagai fungisida berspektrum luas. Aldcarb insektisida tanah pertama diperkenalkan. Fungisida sistemik pertama diperkenalkan :carboxin. Pengenalan insektisida metomil. Pengenalan fungisida sistemik kedua keluarga benomyl (terdaftar) Penemuan pertama keluarga piretroid sintetis, menunjukkan aktivitas yang lebih kuat dan selektiv apabila dibandingkan dengan pyrethrum alami

13 TAHUN 1950 – 1960 REVOLUSI HIJAU Pestisida dan pupuk sintetis adalah jawaban kelaparan dunia Kecenderungan menjauh dari pemahaman fenologi hama , kepadatan atau potensi kerusakan dan melalui pendekatan kimia murni

14 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN REVOLUSI HIJAU DI DUNIA
Istilah Revolusi Hijau mengacu pada renovasi praktek pertanian dimulai di Meksiko pada 1940-an. Karena keberhasilannya dalam memproduksi produk pertanian lebih banyak , teknologi Revolusi Hijau menyebar ke seluruh dunia pada 1950-an dan 1960-an, secara signifikan meningkatkan jumlah kalori yang dihasilkan pertanian per hektar. Pada awal Revolusi Hijau dikaitkan dengan Norman Borlaug , ilmuwan Amerika. Pada tahun 1940, ia mulai melakukan penelitian di Meksiko dan mengembangkan ketahanan varietas unggul baru gandum terhadap penyakit. Borlaug menggabungkan varietas gandum dengan teknologi pertanian mekanis, sehingga Meksiko mampu menjadi pengekspor gandum th 1960

15 Sebelumnya, Meksiko mengimpor hampir setengah dari kebutuhan gandum.
LANJUTAN Sebelumnya, Meksiko mengimpor hampir setengah dari kebutuhan gandum. Karena keberhasilan Revolusi Hijau di Meksiko, teknologi menyebar ke seluruh dunia pada 1950-an dan 1960-an. Amerika Serikat misalnya, impor sekitar setengah dari gandum di tahun 1940-an tetapi setelah menggunakan teknologi Revolusi Hijau, menjadi mandiri pada tahun 1950 dan menjadi eksportir pada 1960-an.

16 DAMPAK NEGATIF REVOLUSI HIJAU = BERTANI SECARA KONVENSIONAL
RESISTENSI RESURJENSI KEMATIAN MUSUH ALAMI PELEDAKAN HAMA UTAMA DAN HAMA SEKUNDER KEMATIAN ORGANISME NON TARGET KERUSAKAN AGROEKOSISTEM

17 PENDEKATAN Integrated Pest Control (IPC) V. M. Stern, R. F. Smith, R
PENDEKATAN Integrated Pest Control (IPC) V.M. Stern, R.F. Smith, R. van den Bosch dan K.S. Hagen (1959) Penggunaan prinsip-prinsip ekologi terapan dlm menggabungkan pengendalian kimia dan hayati IPC lahir krn krisis: kegagalan produksi kapas di Amerika Utara dan Meksiko akibat penggunaan pestisida berlebihan Pengenalan konsep ET dan EIL serta penggabungan cara pengendalian kimia dan hayati Teori IPC : melalui penerapan IPC maka petani kurang bergantung pd pestisida dan produsen pestisida dpt mengurangi resiko resistensi serangga dan kerusakan lingkungan Pada perkembangan berikut IPC mencakup kombinasi teknologi pengendalian yg berbeda, meskipun masih diletakkan pada konsep penggunaan pestisida yg bijaksana

18 BATASAN IPC Applied pest control which combines and integrates biological and chemical control. Chemical control is used as necessary and in a manner which is least disruptive to biological control. Integrated control may make use of naturally occurring biological control as well as biological control effected by manipulated or induced biotic agents’." V. M. Stern, R. F. Smith, R. van den Bosch, and K. S. Hagen The integrated control concept. Hilgardia, 29:

19 Pengendalian hama terapan yang menggabungkan dan mengintegrasikan pengendalian hayati dan kimia. Pengendalian kimia digunakan bila diperlukan dan dengan cara yang tidak mengganggu pengendalian hayati. Pengendalian terpadu dapat menggunakan pengendalian hayati yang terjadi secara alami serta pengendalian hayati yang dipengaruhi oleh manipulasi atau induksi agen hayati

20 PESTISIDA MASIH TETAP MENJADI
PERKEMBANGAN IPC Persistensi pestisida diturunkan, Upaya mencari pestisida selektif, Konsentrasi, dosis, frekuensi aplikasi ditekan, Pengembangan dan penggunaan nilai ae WALAUPUN DEMIKIAN DLM PANDANGAN IPC PESTISIDA MASIH TETAP MENJADI PUSAT PERHATIAN.

21 TAHUN 1962 Silent Spring Rachel Carson menerbitkan buku "Silent Spring" yang membawa masalah keamanan pestisida menjadi perhatian publik, antara lain Efek buruk pestisida terhadap satwa liar, kualitas air, kesehatan manusia DDT ditemukan dalam susu dan makanan (peristiwa biomagnifikasi) Resistensi hama terhadap pestisida Respon terhadap buku Silent Spring pada akhirnya mengarah perubahan kebijakan publik di tahun 1970-an

22 PENDEKATAN Integrated Pest Management (Pengelolaan OPT secara Terpadu)
Th 1961, Geier dan Clark mengajukan ide pengelolaan (management) thd populasi OPT (Bapak pencetus IPM). 1967 Introduksi istilah Integrated Pest Management oleh R.F. Smith and R. van den Bosch. Relevan dengan konsep ekologi IPM "Life Systems" yang dikemukakan oleh L.R. Clark, P.W. Geier, R.D.Hughes and R.F. Morris. Sejak saat itu, di dunia muncul dua istilah, (i) Integrated Pest Control (IPC) & (ii) Integrated Pest Management (IPM) Kedua istilah tsb akhirnya digunakan scr bersama-sama dan dianggap sinonim, FAO mengusulkan satu nama : Integrated Pest Management (IPM)

23 LANJUTAN Di Indonesia diterjemahkan sbg Pengendalian Hama Penyakit Terpadu dan Pengelolaan Hama dan Penyakit scr Terpadu (PHT). Berkembang: ruang lingkup IPM diperluas, termasuk semua klas OPT (patogen, serangga, nematoda, dan gulma).

24 PERBEDAAN PENGELOLAAN dlm IPM dg PENGENDALIAN dlm IPC
Perbedaan antara pengelolaan dan pengendalian tdk berasal dari perbedaan dlm teknologi perlindungan tanaman ttp berdasarkan pada perubahan dlm filosofi bagaimana masalah hama seyogyanya ditangani dan teknik apa yg sesuai untuk itu. Dg kata lain pengelolaan berpikir untuk ”bagaimana agar jangan terjadi serangan hama”, sedangkan ”pengendalian berpikir bagaimana kalau sudah terjadi serangan hama”. Perbedaan pertama antara pengendalian dg pengelolaan adalah adanya perbedaan pandangan manusia dlm menghargai alam. Pada pengendalian, manusia berupaya menekan hama hingga menyerah, alam didominasi oleh teknologi manusia, sedangkan pada pengelolaan pendekatannya lebih bijak yg menunjukkan penghargaan thd alam. Pengelolaan bekerja dlm wkt yg lama daripada pengendalian. Pengendalian dpt terjadi sepanjang musim, sedangkan pengelolaan hampir tdk terbatas.

25 PERBEDAAN PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN
CIRI-CIRI CONTROL (PENGENDALIAN) MANAGEMENT (PENGELOLAAN) Arogansi OPT dipukul hingga menyerah Pendekatan lbh bijak menunjukkan penghargaan thd alam Isu sosial Tdk diperhitungkan Diperhitungkan Sustainabilitas Intervensi langsung tanpa berpikir untuk keseimbangan sepanjang wkt Tujuan adalah sistem ke-seimbangan Pengetahuan Relatif kecil yg diperlukan pengetahuan tentang pop OPT Relatif memerlukan pengetahuan yg luas tentang pop OPT Tindakan Kisaran tindakan kurang beragam, setiap OPT diperlakukan scr terpisah Kisaran tindakan lbh beragam, kompleks OPT dipertimbangkan Ruang Bekerja pd level lapangan atau plot Bekerja pd dimensi ruang yg lebih luas

26 BATASAN IPM Bajwa dan Kogan tahun 1959 – 2000 mengumpulkan batasan PHT, terkumpul sebanyak 67 batasan PHT

27 No Istilah atau Ungkapan Konteks Referensi Frekuensi (%) 1 Ekonomi Dari manfaat bagi produsen atau pengguna sistem 53.8 2 Lingkungan Efek Jinak  dari tindakan pengendalian dalam PHT.  Faktor dalam perhitungan manfaat dan biaya dari sistem PHT di luar tingkat produsen 48.1 3 Populasi OPT Target taktik pengendalian 40.4 4 Pengendalian OPT Tujuan system PHT 38.3 5 Cara atau taktik Komponen aksi pengendalian 26.9 6 Ekologi atau ekologis Dasar konseptual PHT atau sistem yang dipengaruhi oleh taktik PHT 25.0 7 Sistem Program diimplementasikan atau unit ekologi 24.2

28 No Istilah atau Ungkapan Konteks Referensi Frekuensi (%) 8 Kombinasi atau beberapa Taktik atau cara pengendalian 19.2 9 Ambang ekonomi / batas kerusakan ekonomi Dasar pengambilan keputusan 17.3 10 Optimal / maksimal Menguntungkan bagi produsen, social, lingkungan 13.5 11 Sosial / sosiologi Faktor dalam  perhitungan manfaat dan biaya dari sistem PHTdi luar tingkat produsen 9.6

29 BEBERAPA BATASAN IPM “Integrated control is a pest management system that in the context of the associated environment and the population dynamics of the pest species, utilizes all suitable techniques and methods in as compatible a manner as possible and maintains the pest populations at levels below those causing economic injury.” FAO Report of the first session of the FAO Panel of Experts on Integrated Pest Control, Rome (Italy), Sept , 1967, 19 pp. "Integrated control is a pest population management system that utilizes all suitable techniques either to reduce pest populations and maintain them at levels below those causing economic injury or to so manipulate the populations that they are prevented from causing such injury." R. F. Smith and R. van den Bosch Integrated Control. pp In: Pest control: biological, physical and selected chemical methods, Wendell W. Kilglore and Richard L. Doutt (eds.), Academic Press, New York. 477 pp.

30 BATASAN IPM: sistem pengelolaan thd populasi OPT menggunakan semua teknik yg serasi baik untuk mengurangi populasi OPT maupun untuk mempertahankan populasi tsb pd batas di bawah batas kerusakan ekonomi atau memanipulasi populasi OPT untuk mencegah OPT mencapai batas kerusakan ekonomi.

31 PERKEMBANGAN IPM DI DUNIA
1986 Jerman membuat kebijakan resmi IPM melalui Undang-Undang Perlindungan Tanaman. Keputusan Presiden Indonesia membuat kebijakan resmi PHT. Filipina - IPM tersirat dalam deklarasi Presiden. 1987 IPM tersirat dalam keputusan Parlemen di Denmark dan Swedia.

32 PARADIGMA PERLINDUNGAN TANAMAN DALAM PANDANGAN PHT
MENERIMA PHT JG MENERIMA PERUBAHAN PARADIGMA PERLINDUNGAN TANAMAN PERLINDUNGAN TANAMAN ADALAH BAGIAN INTEGRAL DARI SISTEM PERTANIAN

33 REVOLUSI HIJAU di INDONESIA
INPUT: VAR UNGGUL, PUPUK BUATAN, PESTISIDA, ALAT-ALAT PERTANIAN, DAN PENGAIRAN HARAPAN YG CERAH BG KEBERHASILAN PROGRAM PENINGKATAN PROD PERTANIAN di INDONESIA VARIETAS UNGGUL, PUPUK ANORGANIK, DAN PESTISIDA DIGUNAKAN TH (PROGRAM BIMAS), PRODUKSI BERAS INDONESIA MENINGKAT. SEJAK TH 1973 PESTISIDA DISUBSIDI PEMERINTAH. Di ASIA, PESTISIDA DIGAMBARKAN INDUSTRI KIMIA SBG OBAT TANAMAN (filosofi khemoterapi) dan DIGUNAKAN NAMA DAGANG YG “HEBAT”

34 DAMPAK NEGATIF REVOLUSI HIJAU = BERTANI SECARA KONVENSIONAL
RESISTENSI RESURJENSI KEMATIAN MUSUH ALAMI PELEDAKAN HAMA UTAMA DAN HAMA SEKUNDER KEMATIAN ORGANISME NON TARGET KERUSAKAN AGROEKOSISTEM

35 DAMPAK THD PETANI REVOLUSI HIJAU HARUS PAKAI PESTISIDA
TOP DOWN HARUS PAKAI VARIETAS UNGGUL HARUS PAKAI PUPUK ANORGANIK PETANI BUKAN MANAJER SANGAT TERGANTUNG PESTISIDA TIMBUL DAMPAK NEGATIF SANGAT TERRGANTUNG PUPUK ANORGANIK SANGAT TERGANTUNG VAR UNGGUL

36 INDONESIA SCR DEFINITIF MULAI MENERAPKAN PHT (IPM)
INPRES NO 3 TH 1986 INDONESIA SCR DEFINITIF MULAI MENERAPKAN PHT (IPM)

37 PENGEMBANGAN PHT DI DUNIA
KONSEP PHT yg EKOLOGIS dan TEKNOLOGIS (i) PHT EKOLOGIS dikembangkan dari pengertian situasi lokal, yg mengandalkan aktivitas musuh alami dan praktek bercocok tanam. Sesuai untuk negara sedang berkembang (ii) PHT TEKNOLOGIS intervensi thd OPT di dasarkan pd suatu nilai ambang. PHT BERBASIS EKOLOGI : strategi PHT dipandang dlm konteks sistem pertanian scr keseluruhan. Cara PHT di-integrasikan ke dlm sistem pengelolaan unsur budidaya yg lain, y.i. pemupukan, pengolahan tanah, dan pola tanam

38 PHT BIOINTENSIF adalah pendekatan sistem thd PHT yg berbasis pemahaman ekologi OPT. Dimulai dg diagnosis scr teliti thd alam dan sumber masalah OPT kmd mengandalkan pd taktik pencegahan dan pengendalian hayati untuk mempertahankan populasi OPT di dlm batas yg diterima. Pertanian adalah bagian dari agroekosistem.

39 Pattern of Crop Protection
1. Subsistence Phase. 2. Exploitation Phase - farmers use chemicals to kill pests; become dependent upon pesticides 3. Crisis phase - resistance, secondary pest resurgence; increased production costs - pesticide treadmill 4. Disaster Phase - collapse of profit/market and also of the existing control program 5. Integrated Control Phase - accept ecological factors into the control plan


Download ppt "JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UB"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google