Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehBambang Kusuma Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DI SAMUDERA HINDIA (WPP 572, 573) DAN SAMUDERA PASIFIK (WPP 717)
2
PENDAHULUAN Stok sumber daya ikan di Indonesia adalah multi species
Kaya jenis, rendah dalam besaran stok Pengelolaan sumber daya ikan harus berbasis unit stok (WPP) dan melalui pendekatan yang menyeluruh Pengkajian stok merupakan basis awal bagi pengelolaan sumber daya ikan Pengkajian stok ikan di perairan Indonesia dapat dijadikan dasar pengelolaan bersama (alokasi) Sumber daya ikan tidak dapat dikelola secara sendiri berdasarkan wilayah administratif , tapi harus dilakukan secara bersama-sama dalam kerangka WPP Pengelolaan adalah seni, perlu penyesuain-penyesuaian
3
SUMBER DAYA IKAN DI INDONESIA
STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI INDONESIA
4
Status Perikanan Tangkap Komposisi Armada Kapal Perikanan Laut
Jumlah nelayan 2,8 juta orang (laut: 2,325 juta, perairan umum: 490 ribu); Jumlah Rumah Tangga Perikanan RTP (laut: 613 ribu, perairan umum: 325 ribu); Jumlah kapal perikanan unit (laut: 593,7 ribu, perairan umum: 185,3 ribu), sebagian besar (>90%) merupakan armada skala kecil (< 5GT) Pelaku Usaha Komposisi Armada Kapal Perikanan Laut 4
5
Status Perikanan Tangkap (lanjutan)
Potensi Perikanan Tangkap Luas laut Indonesia 5,8 juta km2; panjang garis pantai km, dan PDB perikanan 3,46%. Potensi lestari sumber daya ikan perikanan tangkap 7,3 juta ton/tahun Status Eksploitasi Tingkat eksploitasi untuk masing-masing kelompok sumberdaya ikan di masing-masing WPP secara umum menunjukkan kondisi fully-exploited dan over-exploited (sekitar 75 %), kecuali kelompok demersal di WPP 571, 712, 714, 715, 716 dan 717, kelompok ikan karang di WPP 572, 712, 714, 715 dan 716, kelompok pelagis kecil di WPP 712, 713 dan 716, kelompok udang dan pelagis besar di WPP 717, kelompok lobster di WPP 573, 711, 714, 715, dan 716 serta kelompok cumi-cumi di WPP 713 yang tingkat eksploitasinya masih moderat. 5
6
STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WPP-RI (x100 %) TAHUN 2013
JENIS IKAN 571 572 573 711 712 713 714 715 716 717 718 Demersal 0.34 0.91 1.01 1.09 0.41 1.58 0.47 0.35 0.40 0.28 0.60 Ikan Karang 0.97 0.33 1.51 0.79 0.45 1.82 0.39 0.77 1.02 Pelagis Kecil 1.20 1.40 0.50 0.30 1.00 1.60 1.50 Cumi-cumi 0.70 0.80 1.30 1.70 Pelagis Besar 0.81 1.24 0.65 0.87 1.05 0.71 0.85 1.15 Tongkol 0.96 0.99 0.66 1.22 0.61 0.76 0.68 0.62 1.37 Udang 0.90 1.10 2.10 0.20 0.9 Lobster 2.00
7
STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI SAMUDERA HINDIA (WPP 572, 573) DAN SAMUDERA PASIFIK (WPP 717)
8
Samudera Hindia Barat Sumatera (WPP 572)
Komposisi jenis ikan demersal didominasi oleh ikan layur (T. lepturus) dan ikan kuniran (U. sulphureus) dan alat tangkap yang dominan adalah jaring dogol dan pukat ikan. Laju pertumbuhan ikan demersal termasuk cepat dan mengalami puncak pemijahan pada bulan April-Mei Potensi lestari sumber daya ikan demersal adalah ton/thn dengan upaya optimum sekitar unit jaring dogol, sementara tingkat pemanfaatan sudah mencapai 91 %. Sumber daya udang didominasi oleh udang krosok (Parapenaeopsis spp) dengan alat tangkap trammel net dan lampara dasar; Laju pertumbuhan cepat, puncak musim pemijahan Januari-Pebruari, Lc < Lm, merupakan total spawner; Potensi lestari udang sebesar 7979 ton/thn dengan f opt 3704 unit alat tangkap jaring dogol,tingkat pemanfaatan 179 %
9
S. Hindia Barat Sumatera/WPP 572 (lanjutan)
Komposisi jenis ikan pelagis kecil didominasi oleh layang deles (D. macrosoma) dan ikan layang biru (D. macarellus) dan alat tangkap yang dominan adalah purse seine; Laju pertumbuhan ikan pelagis kecil termasuk cepat dan mengalami puncak pemijahan pada bulan Jan.-Maret, Lc<Lm Potensi lestari ikan pelagis kecil adalah ton/thn dengan upaya optimum sekitar 4021 unit purse seine, sementara tingkat pemanfaatan sudah mencapai 60 %. Ikan neritik tuna didominasi oleh tongkol krai (Auxis thazard) dengan alat tangkap gill net dan purse seine; Laju pertumbuhan cepat, puncak musim pemijahan Maret dan September, Lc < Lm; Potensi lestari ikan tongkol ton/thn dengan f opt 3933 unit purse seine, tingkat pemanfaatan 105 %, utk pelagis besar potensi lestari ton/thn, f opt 4103 unit PS, E : 101 %
10
Samudera Hindia Selatan Jawa (WPP 573)
Komposisi jenis ikan demersal didominasi oleh ikan layur (T. lepturus) dan ikan kakap merah (L. malabaricus) serta alat tangkap yang dominan adalah jaring rampus dan pancing; Laju pertumbuhan ikan demersal termasuk lambat dan mengalami puncak pemijahan pada bulan Mei, Lc < Lm Potensi lestari ikan demersal adalah ton/thn dengan upaya optimum sekitar unit, sementara tingkat pemanfaatan sudah mencapai 101 %. Sumber daya udang didominasi oleh udang jerbung (P. merguiensis) dan udang dogol (M. ensis) dengan alat tangkap trammel net; Laju pertumbuhan cepat, puncak musim pemijahan Januari-Pebruari, Lc < Lm; Potensi lestari udang sebesar 5244 ton/thn dengan f opt 5623 unit alat tangkap trammel net, tingkat pemanfaatan 130 %
11
S. Hindia Selatan Jawa/WPP 573 (lanjutan)
Komposisi jenis ikan pelagis kecil didominasi oleh layang deles (D. macrosoma) dan ikan layang biru (D. macarellus) dan alat tangkap yang dominan adalah purse seine; Laju pertumbuhan ikan pelagis kecil termasuk cepat, Lc<Lm; Potensi lestari ikan pelagis kecil adalah ton/thn dengan upaya optimum sekitar 3168 unit purse seine, sementara tingkat pemanfaatan sudah mencapai 120 %. Ikan neritik tuna didominasi oleh tongkol lisong (Auxis rochei) dengan alat tangkap gill net dan payang; Laju pertumbuhan cepat, Lc < Lm; Potensi lestari ikan tongkol ton/thn dengan f opt unit purse seine, tingkat pemanfaatan 99 %, utk pelagis besar potensi lestari ton/thn, f opt unit PS, E : 124 %
12
Samudera Pasifik (WPP 717)
Komposisi jenis ikan demersal teridiri dari 54 spesies dan didominasi oleh ikan petek (L. bindus) dan ikan kakap merah (L. sebae) serta alat tangkap yang dominan adalah pancing ulur, rawai dan trammel net; Laju pertumbuhan ikan demersal lambat dan mengalami puncak pemijahan pada bulan Mei dan Juni; Potensi lestari ikan demersal adalah ton/thn dengan upaya optimum sekitar 9735 unit rawai, sementara tingkat pemanfaatan baru mencapai 28 %. Sumber daya udang didominasi oleh udang dogol (M. affinis) dan udang jerbung (P. merguiensis) dengan alat tangkap trammel net; Laju pertumbuhan cepat, puncak musim pemijahan Maret, April dan Agustus, Lc < Lm; Potensi lestari udang sebesar 8656 ton/thn dengan f opt 936 unit alat tangkap trammel net, tingkat pemanfaatan 20 %
13
Samudera Pasifik/WPP 717 (lanjutan)
Komposisi jenis ikan pelagis kecil didominasi oleh layang biru (D. macarellus) dan alat tangkap yang dominan adalah purse seine; Laju pertumbuhan ikan pelagis kecil termasuk cepat, Lc>Lm; puncak musim pemijahan bulan Oktober Potensi lestari ikan pelagis kecil adalah ton/thn dengan upaya optimum sekitar 772 unit purse seine, sementara tingkat pemanfaatan sudah mencapai 160 %. Ikan neritik tuna didominasi oleh tongkol komo (E. affinis) dengan alat tangkap huhate, purse seine dan payang; Laju pertumbuhan cepat, Lc > Lm; Potensi lestari ikan tongkol 9243 ton/thn dengan f opt 2042 unit purse seine, tingkat pemanfaatan 62 %, utk pelagis besar potensi lestari ton/thn, f opt 3242 unit PS, E : 39 %
14
M E N G A P A EKSPLOITASI PERIKANAN EKSPLOITASI NON PERIKANAN TEKANAN EKOLOGIS DALAM JANGKA PANJANG AKAN MENGANCAM KEBERLANJUTAN PEMANFAATAN AKIBAT PENGELOLAAN YANG ADA SEKARANG BELUM BERJALAN BAIK PERLU PENGUATAN PENGELOLAAN SDI DENGAN MENGGUNAKAN HASIL RISET SEBAGAI BASIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN DAN UNTUK ITU DIBUTUHKAN REKOMENDASI HASIL RISET
15
REKOMEDASI PENGELOLAAN
Perub paradigma : unit stok dan kawasan Kebijakan harus didasarkan pd hsl riset Rekomendasi pengelolaan harus menyeluruh meliputi : pengontrolan ukuran ikan dan pengontrolan jumlah penangkapan
16
DIAGRAM DINAMIKA PERIKANAN
Keuntungan ekonomi Upaya penangkapan Biaya penangkapan Perolehan usaha penangkapan Kelimpahan sumberdaya ikan Volume hasil tangkapan Harga ikan LINGKUNGAN
17
Upaya penangkapan (Jumlah kapal)
Dinamika Perikanan Peningkatan jumlah kapal tidak selalu menghasilkan peningkatan produksi ikan. SDI dapat lestari bila panenan paling banyak setara kemampuan pulih, yaitu maximum sustainable yield (MSY) dengan upaya penangkapan EMSY. Perikanan pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Namun, peningkatan jumlah kapal yang dioperasikan menyebabkan turunnya keuntungan yang diperoleh masing-masing unit kapal. Jumlah keuntungan seluruh kapal yang dioperasikan mencapai tingkat optimal pada upaya penangkapan EMEY, menghasilkan maximum economic yield (MEY). Upaya penangkapan (Jumlah kapal) EMSY EMEY
18
EKSPLOITASI PERIKANAN
KONSEP PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN LAUT SUMBER DAYA IKAN RISET KEBIJAKAN TEKNIK PENANGKAPAN OPSI PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN LAUT LINGKUNGAN PERIKANAN EKSPLORASI FISHING BIOLOGI PERIKANAN EKSPLOITASI PERIKANAN DINAMIKA LINGKUNGAN FISHING TECHNOLOGI Pengalokasiian dan penataan pemanfaatan Penyusunan Peraturan Perizinan usaha penangkapan ikan Pemanfaatan SDI Pengawasan (survaillance) Informasi Pemanfaatan SDI Sistem statistik Perikanan Nasional Informasi Sosial Ekonomi Pelaporan Kegiatan Usaha Pelaporan Kegiatan Kapal Pemantauan (Monitoring)
19
PERIKANAN DEMERSAL Untuk menjamin kesinambungan penambahan baru perlu dilakukan pembatasan ukuran ikan yang boleh ditangkap yaitu di atas nilai Lm. Penutupan daerah penangkapan dilakukan pada daerah asuhan terutama di sekitar estuari yang memiliki hutan mangrove Penutupan musim penangkapan sebaiknya dilakukan pada bulan April-Mei di WPP 572 dan bulan Mei di WPP 573 serta bulan Mei dan Juni di WPP 717. Jumlah upaya penangkapan sudah harus mulai dilakukan moratorium pada kondisi status quo di WPP 572 dan 573, sementara di WPP 717 masih terbuka peluang pengembangan dengan menambah 70 % upaya saat ini. Dalam kaitan tersebut perlu dilakukan monitoring CPUE secara berkesinambungan.
20
PERIKANAN UDANG PENAEID
Karena udang berumur pendek dan memiliki laju pertumbuhan yang cepat maka perlu kehati-hatian dalam penetapan upaya. Upaya yang rendah akan membuang sumber daya menjadi tidak termanfaatkan. Perlu dilakukan pembatasan ukuran ikan yang boleh ditangkap yaitu di atas nilai Lm, dengan melalui pengaturan ukuran mata jaing . Penutupan daerah penangkapan dilakukan pada daerah asuhan terutama di sekitar estuari yang memiliki hutan mangrove Penutupan musim penangkapan sebaiknya dilakukan pada bulan Januari-Pebruari di WPP 572 dan 573, serta bulan Maret di WPP 717. Jumlah upaya penangkapan harus mulai dilakukan pengurangan sekitar 79 % di WPP 572, sekitar 30 % di WPP 573 sementara di WPP 717 masih terbuka peluang pengembangan dengan menambah upaya sekitar 80 % dari kondisi saat ini. Dalam kaitan tersebut perlu melakukan monitoring CPUE secara berkesinambungan.
21
PERIKANAN PELAGIS KECIL
Perlu dilakukan pembatasan ukuran ikan yang boleh ditangkap yaitu di atas nilai Lm, dengan melalui pengaturan ukuran mata jaing . Penutupan daerah penangkapan dilakukan terutama di daerah asuhan dan daerah pemijahan. Penutupan musim penangkapan sebaiknya dilakukan pada bulan Januari-Maret di WPP 572 dan bulan Oktober di WPP 717. Jumlah upaya penangkapan masih terbukan peluang peningkatan sekitar 40 % dari kondisi saat ini di WPP 572, sementara di WPP 573 harus dilakukan pengurangan upaya sekitar 20 % serta di WPP 717 sekitar 60 % dari kondisi saat ini.
22
PERIKANAN PELAGIS BESAR/NERITIK TUNA
Karena Lc selalu lebih kecil dari Lm, maka perlu dilakukan pembatasan ukuran ikan yang boleh ditangkap dengan melalui pengaturan ukuran mata jaing . Penutupan daerah penangkapan dilakukan terutama di daerah asuhan dan daerah pemijahan. Penutupan musim penangkapan neritik tuna sebaiknya dilakukan pada bulan Maret dan September di WPP 572. Jumlah upaya penangkapan neritik tuna dan pelagis besar di WPP 572 harus dilakukan moratorium pada kondisi status quo, sementara upaya untuk neritik tuna di WPP 573 pada kondisi status quo dan untuk pelagis besar harus dikurangi 24 %. Di WPP 717 masih terbuka peluang pengembangan upaya neritik tuna sekitar 38 % dan untuk pelagis besar bisa ditambah upaya sekitar 60 % ,dari kondisi saat ini.
23
PENUTUP KUALITAS KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA IKAN DI SAMUDERA HINDIA (WPP 572, 573) DAN SAMUDERA PASIFIK (WPP 717) SANGAT TERGANTUNG KEPADA REKOMENDASI HASIL RISET SEBAGAI DASAR PENYUSUNANNYA. KUALITAS KEBIJAKAN PENGELOLAAN YANG BERBASIS HASIL RISET AKAN MENGUATKAN PENGELOLAAN DALAM MENJAMIN KELESTARIAN SUMBER DAYA IKAN. TERJAMINNYA KELESTARIAN SUMBER DAYA IKAN AKAN MENJAMIN KESINAMBUNGAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN NELAYAN
24
TERIMA KASIH After noon at Simelues island.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.