Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pokok Bahasan : PENILAIAN KUALITAS BAHAN MAKANAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pokok Bahasan : PENILAIAN KUALITAS BAHAN MAKANAN"— Transcript presentasi:

1 Pokok Bahasan : PENILAIAN KUALITAS BAHAN MAKANAN
NUTRISI TERNAK DASAR Pokok Bahasan : PENILAIAN KUALITAS BAHAN MAKANAN AI/NTD

2 Cara-cara penilaian kualitas bahan makanan ternak
Analisa kimia Digestibility trial Estimasi kandungan energi Penilaian kualitas protein Perhitungan ekonomis AI/NTD

3 Analisa Kimia Ada 2 cara : Proximate Analysis * BK (Bahan Kering)
* Abu (Mineral) * PK (Protein Kasar) * LK (Lemak Kasar ) * SK (Serat Kasar) * BETN (Bahan ekstrak tanpa N) Van Soest Method * NDF * ADF AI/NTD

4 Analisa Proksimat Adalah suatu sistem untuk menerka nilai suatu bahan makanan dg cara analisa kimia, tanpa feeding trial Dikembangkan di Weende, German pertengahan th 1800 Prinsip :membedakan b.m mjd kandungan air& BK. BK dibedakan mjd PK,LK,SK,BETN dan abu. Kelemahan : - tdk ada an. Vitamin - mineral tidak terperinci - hasil an. (nilainya) masih kasar AI/NTD

5 Analisa Proksimat Perlakuan Fraksi yg didapat Komponen penyusun
Pemanasan 100°C Air Air & bahan2 yg mudah menguap Pembakaran °C Abu Mineral-mineral Digesti dg cara Kjeldahl PK Protein,a.a, NPN Ekstraksi dg eter LK Lemak,minyak,lilin Dimasak dg as. & basa SK Selulosa,hemiselulosa,lignin Sisanya BETN Pati,gula,sebag.selulosa, Hemiselulosa, lignin AI/NTD

6 Analisa Proksimat scr Skematik
Air Bahan Makanan B.Anor Mineral BK PK BO LK B.Tanpa N SK KH BETN AI/NTD

7 2. Van Soest Method mengembangkan suatu sistem bahwa BK
dari tan. Terdiri dari 2 bagian yaitu dd sel dan isi sel. * Dd sel : sellulose,hemisellulose, silikat, lignin,dsb. * Isi sel : gula,pati,KH yg dpt larut, NPN, prot, lemak, mineral& vitamin. Lbh tepat untuk analisa hijauan AI/NTD

8 2. Van Soest Method Fraksi Reagen Perlakuan Hasil
Netral detergent fibre (NDF) Sodium Lauryl Sulfat, EDTA (pH 7,0) Didihkan selama satu jam Total dd. Sel Acid detergent fibre (ADF) CTAB dlm 1 N H2SO4 Lignoselulosa & SiO2 Lignin KMnO4 (pH 3,0) 1,5 jam pd suhu 20°C Lignin (hilang pd oksidasi) Sellulosa - Residu dr langkah an. lignin Hilang pd oksidasi Silikat (SiO2) HBR 48 % Tetes setiap jam pd 25°C Sisa dlm silikat Hemisellulosa NDF - ADF AI/NTD

9 2. Van Soest Method Bh. Makanan Sodium lauril sulfat (ND)
Isi sel (NDS) Dd. Sel (NDF) AD (CTAB dlm 1 N H2SO4) Hemisel, dd. Sel mgd N (ADS) Lignosellulosa (ADF) H2SO4 72 % Sellulosa Lignin AI/NTD

10 Digestibility Trial Ada 4 cara : Cara Konvensional A. Metode Langsung
B. Metode Indikator Metode In –Vitro Metode In - Sacco Metode In -Vivo AI/NTD

11 Cara Konvensional : A. Met. Langsung
Hewan percobaan diberi sejumlah bahan makanan (single / mix feed) yg telah diketahui jumlahnya, kmd ditampung serta ditimbang feses yg dikeluarkan. Digestible nutrient adalah perbedaan jumlah setiap nutrisi yang ada dalam bahan makanan dan yang ada dalam feses AI/NTD

12 Cara Konvensional : A. Met. Langsung
Hal-hal yg perlu diperhatikan sebelum melakukan metode ini : 1. Pelajari dg baik prosedur metode ini 2. Seleksi hewan yg akan dipakai. 3. Persiapan peralatan 4. Kandang metabolis 5. Kenyamanan bagi hewan percobaan 6. Periode pendahuluan 7. Periode koleksi 8. Faeces marker 9. Persiapan sampel feses 10. Perhitungan Daya cerna AI/NTD

13 Cara Konvensional : A. Met. Langsung
Rumus Koef. Daya cerna : DC = A – B – C x 100 % A – B Dimana : DC = koef. Daya cerna A = jmlh zat mak.yg diberikan B = jmlh zat mak. yg tersisa C = jmlh zat mak. Dlm feses % zat mak. Yg dpt dicerna : % DN = % N x DC/100 Dimana : DN = digestible nutrient N = jmlh nutrisi dlm b.m yg diberikan DC = koef. Daya cerna AI/NTD

14 Cara Konvensional : A. Met. Langsung
TDN = % A + % B + % C + (% D x 2,25) Dimana : TDN = Total digestible nutrient A = % digestible protein B = % digestible NFE C = % digestible SK D = % digestible EE AI/NTD

15 Cara Konvensional : B. Met. Indikator
Mrpk met tdk langsung, mgnkan indikator seperti : Cr2O2, lignin, pigmen tanaman dsb Dg mendeterminasi ratio konsentrasi indikator terhadap makanan yg diberikan dg ratio yg sama dalam feses, shg diperoleh daya cerna tanpa perlu mengetahui konsumsi / feses yg dikeluarkan AI/NTD

16 Cara Konvensional : B. Met. Indikator
Perhitungan : % indikator dlm mak % indikator dlm feses 100 % DM yg tak dicerna = % DM dapat dicerna = % DM yg tak dicerna AI/NTD

17 Cara Konvensional : B. Met. Indikator
Perhitungan : Dimana : DN = digestible nutrient A = indikator dlm b.m B = indikator dlm feses NA = nutrient dlm makanan NB = nutrient dlm feses Indikator yg digunakan harus memenuhi syarat-syarat : Tidak dapat dicerna Melalui alat pencernaan dlm kecepatan yg konstan DN = 100 – { 100 x (% A / % B) x ( % NB / % NA)} AI/NTD

18 2. Metode In-Vitro Dikembangkan oleh Tilley & Terry (1963)
Meniru/menyerupai pencernaan bahan pakan yang terjadi di alat pencernaan ternak ruminansia Ada 2 fase : fase I = spt yg terjadi dlm rumen (fase degradasi fermentatif) fase II = spt yg terjadi dlm usus (fase degradasi enzimatis) AI/NTD

19 2. Metode In-Vitro Keuntungan dibanding in-vivo :
Sampel yg digunakan sedikit Peralatan lebih sederhana Dalam waktu yg sama dapat mengevaluasi sampel dlm jumlah banyak Biaya yg dibutuhkan lebih murah Terdapat korelasi hasil kecernaan in-vitro dg kecernaan in-vivo Y = 0,99 X – 1,01 Y = kecernaan in-vivo X = kecernaan in-vitro Dg metode ini dpt mempelajari/ mengetahui aktivitas rumen diluar pengaruh ternak Kecernaan selulosa & faktor2 yg mempengaruhi Penggunaan NPN Bioenergetic dari fermentasi rumen Nilai nutrisi hijauan Aktifitas mikroba rumen Nilai nutrisi hijauan yg tidak disukai ternak AI/NTD

20 2. Metode In-Vitro Fase I Bahan pakan difermentasikan di dlm tab. Fermentor yang berisi cairan rumen dan saliva buatan (larutan buffer McDougall) dg perbandingan 1 : 4. Saliva buatan = memasok zat2 mak. u/ perkembg & pertumb. Mikroba rumen. Fase ini dibuat anaerob, pH 6,9 – 7,0, suhu °C & dilakukan selama 48 jam (dg prediksi pencernaan serat selesai menjelang akhir 48 jam) AI/NTD

21 2. Metode In-Vitro Fase II Bahan pakan diinkubasikan di dlm tabung fermentor yg berisi larutan pepsin & HCl untuk mencerna protein yg tidak dapat dicerna di dalam rumen. Cairan rumen yg baik : Diambil sekitar 3-4 jam setelah pemberian pakan konsentrasi NH3 sekitar 5 – 10 mg % AI/NTD

22 2. Produksi Gas In-Vitro Dikembangkan o/ Menke et.al (1988)
Dengan pertimbangan pendekatan stokiometri dalam proses fermentasi BO menjadi VFA’s ada korelasi antara produksi gas dengan produksi VFA’s Tujuan : Sebagai estimator enersi Menghitung kehilangan bahan pakan melalui pengukuran residu, sbg estimator sintesis protein m.o Menghitung kinetika ketersediaan enersi AI/NTD

23 3. Metode In-Sacco Kombinasi pengukuran di lap. & di lab.
Memasukkan sampel yg telah digiling ke dlm kantong nilon dan direndam pada unit waktu tertentu di dlm rumen sapi yg telah difistula Bagian yg tercerna (terdegradasi = fraksi yg hilang keluar dari kantong Prinsip dasar dari proses degradasi dlm rumen adl mengikuti pola fermentasi substrat o/ mikroba Ørskov & Mc Donald (1979) rumus degradasi protein: p = a + b (1- e-ct) p = jml fraksi nutrisi yg terdegradasi pd wkt t (%) a = fraksi pakan yg larut dlm air (%) b = fraksi pakan tdk larut dlm air tp potensiel u/ dideg. (%) c = laju degradasi potensial dlm rumen (%/jam) e = konstanta (3,14) t = waktu inkubasi (jam) AI/NTD

24 3. Metode In-Sacco Faktor-Faktor yg mempengaruhi :
Kantong nilon yg digunakan Standar terbuat dr polyester dg porositas µ. Ukuran 9 x 17 cm (5 gr), 7 x 15 cm (3 gr) Ukuran sampel (2,5 mm) Posisi kantong nilon dlm rumen Domba : tali 25 cm, sapi : tali 40 cm Waktu inkubasi di dlm rumen SK ; 12,24,48,72 jam Protein : 2,6,12,24,36 jam Ulangan pengukuran (terkait dg jumlah ternak) Post inkubasi & pengukuran Penggunaan ulang kantong nilon AI/NTD

25 4. Metode In-Vivo Percobaan langsung pada ternak
Ternak dimasukkan kandang metabolis, diberi pakan perlakuan, dikoleksi data : Konsumsi (pemberian – sisa) Jumlah feses Jumlah urin PBB Ada 2 Tahapan : - Tahap adaptasi (10 – 14 hari) - Tahap koleksi (7 hari) Sumber-sumber error : Terlalu pendeknya tahap adaptasi - adanya kejadian compensatory growth 2. Kurang baiknya penanganan sampel 3. Jumlah ulangan ternak yang digunakan AI/NTD

26 The End AI/NTD


Download ppt "Pokok Bahasan : PENILAIAN KUALITAS BAHAN MAKANAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google