Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSucianty Indradjaja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
KONSEP DAN GAYA KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Mata Kuliah : LANDASAN AGAMA, FILOSOFI, PSIKOLOGI DAN SOSIOLOGI KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN Dosen : Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak Disusun Oleh : Yoyo Kartoyo Dudung Abdullah Pasteur Maman Abdul Rachman Enas Sukirno Program Studi Manajemen Pendidikan (S3/Doktor) Universitas Islam Nusantara Bandung 2008
2
Pengertian Kepemimpinan Secara Umum
Menurut Hersey & Blanchard (1977:83) “studi tentang kepemimpinan bukanlah terletak pada orangnya melainkan pada bagaimana proses orang tersebut dalam mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun kelompok dalam situasi tertentu, sehingga orang yang dipengaruhi tersebut dapat melakukan apa-apa yang diinginkan oleh yang mempengaruhinya” menurut Kartini Kartono (1984:34) Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khusus, sehingga ia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya satu atau beberapa tujuan.
3
BAB I KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Menurut U. Husna Asmara (1982:1) “Kepemimpinan Pendidikan adalah segenap kegiatan dalam usaha mempengaruhi personil di lingkungan pendidikan pada situasi tertentu agar melalui kerjasama, mau bekerja dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan” Menurut Dirawat, dkk (1983:33) “Kepemimpinan pendidikan sebagai suatu kemampuan dalam proses mempengaruhi, mengkoordinir, menggerakan orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agar kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien di dalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran”
4
Secara garis besar kepemimpinan memiliki kesamaan unsur utama yaitu :
Adanya seseorang yang disebut pemimpin Adanya kelompok yang dipimpin Adanya tujuan Adanya aktifitas Adanya interaksi Adanya kekuasaan
5
Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Menurut Tim Dosen MKDK Pengelolaan Pendidikan (1994: ), fungsi pemimpin antara lain: Pemimpin membantu teerciptanya suasana persaudaraan dan kerjasama denganpenuh rasa kebebasan. Pemimpin membantu kelompok untuk menorganisasikan diri, yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan. Pemimpin membantu kelompok dalam prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi unutk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
6
Lanjutan Menurut Tim Dosen MKDK Pengelolaan Pendidikan (1994: ), fungsi pemimpin antara lain: Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur objektif. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan ekstensi organisasi
7
Menurut Panji Anoraga dan Sri Suryati, dikutip Nurdin (2001:27), fungsi pemimpin meliputi:
Pemimpin sebagai perencana, Pemimpin sebagai pembuat kebijakan, Pemimpin sebagai ahli, Pemimpin sebagai pelaksana, Pemimpin sebagai pengendali, Pemimpin sebagai pemberi hadiah dan hukuman, Pemimpin sebagai teladan dan lambang, Pemimpin sebagai tempat menimpakan segala kesalahan Pemimpin sebagai pengganti peranan anggota lain. Lanjutan
8
Berdasarkan uraian pendapat-pendapat diatas, disimpulkan bahwa “fungsi kepemimpinan dalam organisasi adalah mengkoordinasikan suatu upaya untuk menggerakan dan mengkoordinasikan sumber daya organisasi untuk terlibat langsung dalam proses pelaksanaan sehingga mampu mewujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”
9
BAB II PENDEKATAN TEORI KEPEMIMPINAN
Tiga pendekatan utama ruang lingkup gaya kepemimpinan : Pendekatan sifat kepribadian pemimpin Pendekatan perilaku pemimpin Pendekatan situasional atau kontingensi
10
1. Teori Sifat Kepribadian
Teori ketiga adalah gabungan antara teori pertama dan teori kedua, untuk kemudian Teori ini disebut sebagai teori ekologis Teori keempat disebut teori Situasi.
11
2. Pendekatan Perilaku Pendekatan keprilakuan memendang kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku Pada teori ini gaya kepemimpinan dapat dikategorikan sebagai gaya yang berorientasi pada tugas (task oriented)
12
Kajian terhadap teori pendekatan pendekatan perilaku dikemukakan dalam penelitian sebagai berikut
Studi Kepemimpinan Ohio State University (Luthan, 1985:Silver,1996) “kepemimpinan terdiri atas dua dimensi perilaku pemimpin, yaitu :initiating structure dan consideration”. Teori kepemimpinan Managerial Grid Robert K. Blake dan Jane S. Mounton membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan yaitu concern for people dan concern for production.
13
Teori Managerial Grid mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas aspek concern for people dan concern for production : Improverished, artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi Country Club, artinya kepemimpinan yang didasarkan kepada hubungan informal antarindividu, keramahtamahan, dan kegembiraan. Tekanan terletak pada penghargaan kepada hubungan kemanusiaan secara maksimal. Team, artinya keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh pengabdian. Task, artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai faktor utama untuk keberhasilan organisasi. Penekanan terletak pada penampilan indivisu dalam organisasi. Middle Club, artinya tengeh-tengah. Yang menjadi tekanan pada gaya ini adalah pada keseimbangan yang optimal antara tugas dan hubungan manusiawi
14
Concern for Production
8 7 5 3 6 4 2 1 5 – 5 (Middle Club) 1 – 9 (Country Club) 9 – 1 (Task) 1 – 1 (Improvished) 9 – 9 Tim 1 Concern for Production Model kepemimpinan Blake & Moution
15
3. Pendekatan situasional
Teori situasi dikembangkan oleh Paul Hersey dan Keneth H. Blanchard (Miftah Toha, 2001). Teori kepemimpinan situasional merupakan hasil baru model keefektifan pemimpin tiga dimensi, yang didasarkan pada hubungan garis lengkung atau kurva linier diantara perilaku tugas dan perilaku hubungan dan kematangan. Meskipun cariabel situasi (pemimpin, pengikut, atasan, organisasi, tuntutan kerja, dan waktu) terlibat dalam teori kepemimpinan situasional, namun penekanan tetap terletak pada hubungan pemimpin dengan yang dipimpin. Pengikut atau yang dipimpin merupakan faktor yang paling menentukan dalam sutu peristiwa kepemimpinan.
16
Lanjutan Pendekatan Situasional
Teori ini berasumsi bahwa pemimpin yang efektif tergantung pada taraf kematangan pengikut dan kemampuan pemimpin untuk menyesuaikan orientasinya, baik orientasi tugas maupun hubungan antarmanusia. Model teori kepemimpinan situasional dilukiskan dengan bentuk kurva seperti lonceng yang melintasi kuadran kepemimpinan. Taraf kematanganpengikut terentang dalam satu kontinum dari immature ke maturity. Semakin dewasa pengikut, semakin matang individu atau kelompok untuk melakukan tugas atau hubungan
17
High Low Task Behavior High Task and High Relationship S2
Low Relationship and Low Task S4 High Task and Low Relationship S1 High Low Task Behavior Mature Immature Model Kepemimpinan Situasional
18
Empat gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard
Telling (S1), yaitu perilaku pemimpin dengan tugas tinggi dan hubungan rendah. Selling (s2), yaitu perilaku dengan tugas tinggi dan hubungan tinggi. Participating (S3), yaitu perilaku hubungan tugas rendah. Delegating (S4), yaitu perilaku hubungan dan tugas rendah.
19
4. Tipe Kepemimpinan Menurut Kartini Kartono, 1983: 69, beberapa tipe kepemimpinan adalah sebagai berikut : Tipe Kharismatis, merupakan kekuatan energi, daya tarik yang luar biasa yang akan diikuti oleh para pengikutnya. Tipe Paternalistis dan Maternalistis, bersikap melindungi terhadapa bawahan sebagai seorang bapak atau ibu yang penuh kasih asayang. Tipe Militeristis, menggunakan sistem perintah, komando dari atasan kepada bawahan sifatnya sangat otoriter, menghendaki bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas. Tipe Otokkratis, berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Setiap perintah ditetapkan tanpa konsultasi, kekuasaan sangat absolut.
20
Lanjutan Tipe Kepemimpinan (Kartini Kartono, 1983:69)
5. Tipe Laissez Faire, membiarkan bawahan berbuat semaunya sendiri semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan. 6. Tipe Populistis, mampu menjadi pemimpin rakyat. Berpegang pada nilai-nilai tradisional. 7. Tipe Administratif, pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administratif secara efektif. 8. Tipe demokratis, berorientasi pada manusia dan rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik antar karyawan.
21
5. Karakteristik Pemimpin yang Berhasil. (Kilpatrick dan Locke, 1991)
Karakteristik atau Sifat Deskripsi Drive Motivasi (Personalized vs socialized) Kejujuran dan Integritas Kepercayaan Diri Kemampuan Kogniitif Pengetahuan tentang substansi Kreativitas Fleksibilitas Hasrat untuk berprestasi, ambisi, energi, kegigihan, prakarsa Hasrat untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan Terpercaya, terbuka dan dapat diandalkan Percaya pada kemampuan sendiri Cerdas, mampu menginterpretasikan informasi Pengetahuan area kerja, aspek-aspek teknis dalam pendidikan Orisinalitas Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan
22
6. Kepemimpinan Cara Islam
“semua yang mempunayai jabatan atau kedudukan sebagai pemimpin, baik dalam bidang pemerintahan, kemiliteran, dan pendidikan harus menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam menjalankan kepemimpinannya” Menurut K. H. Toto Tasmara (dalam bukunya “Kecerdasan Ruhaniah”), perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim dengan konsep “Harus Berakhlak Mulia.”
23
Kecerdasan ruhaniah dicerminkan dengan perilaku akhlak mulia.
Shidiq salah satu dimensi kecerdasan ruhani terletak pada nilai kejujuran yang merupakan mahkota kepribadian orang-orang mulia yang telah dijanjikan Alloh. Kedudukan disejajarkan dengan para nabi (shiddiqin nabiyaa) dan dijadikan teman dalam meningkatkan kualitas hidup. Fathanah Yaitu suatu kecerdasan, kemahiran, atau penguasaan terhadap bidang tertentu. Makna fathanah merujuk pada dimensi mental yang sangat mendasar dan menyeluruh sehingga fathanah dapat diartikan kecerdasan yang mencakup kecerdasan intelektual, emosional, dan terutama spiritual
24
Lanjutan Amanah sikap yang selalu ingin menampilkan sikap yang bisa dipercaya (kredibel), menghormati, dan dihormati (honorable). D. Tabligh “engkau belum disebut orang yang beriman kecuali mencintai orang lain sebagaimana mencintai dirimu sendiri”. Sabda Rosulullah ini bermakna bahwa seseorang tidak mungkin bersikap selfish, egois atau anananiyah ‘hanya mementingkan diri sendiri’ Istiqomah Istiqomah diterjemahkan sebagai bentuk kualitas batin yang melahirkan sikap konsisten (taat azaz) dan teguh pendirian untuk menegakan dan memebentuk sesuatu menuju pada kesempurnaan atau kondisi yang lebih baik.
25
BAB III PENERAPAN KONSEP DAN GAYA KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN MENUJU KEPALA SEKOLAH PROFESIONAL
26
Dampak Positif Manajemen Pendidikan
Efektifitas Proses Pendidikan Tumbuhnya Kepemimpinan Sekolah yang kuat Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif Budaya Mutu Teamwork yang Kompak, Cerdas, dan Dianamis Kemandirian Partisipasi warga Sekolah dan Masyarakat Transparansi Manajemen Kemauan untuk Berubah Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan Tanggapan terhadap Kebutuhan Akuntabilitas Sustainabilitas
27
PENUTUP Kepemimpinan tidak sama artinya dengan manajemen, ia adalah suatu kemampuan yang lebih tinggi. Pemimpinlah yang menentukan ke mana arah bisnis, arah tujuan internal maupun eksternal, dan menyelaraskan aset dan keterampilan organisasi dengan kesempatann dan risiko yang dihadapkan oleh lingkungan. Pemimpin adalah ahli strategi yang menetapkan tujuan organisasi, sedangkan manajer memusatkan perhatian pada cara-cara agar organisasi dapat mencapai tujuan itu.
28
Lanjutan Inti Efekitvitas Kepemimpinan adalah adaptasi antara pemimpin dengan para pengikut. Adanya kesesuaian antara pemimpin dan pengikut dalam nilai-nilai dan tujuan yang dicapai memungkinkan pemimpin lebih mudah diterima oleh kelompoknya. Tingkat kematangan budaya dari masyarakat dimana kepemimpinan situasional itu hendak ditumbuhkan. Tingkat kematangan budaya ini meliputi tingkat pendidikan masyarakat (dalam hal ini guru-guru), pengalaman pekerjaan, dan tingkat/taraf kehidupan guru.
29
Terimakasih atas kerjasama yang baik
Wassallamu’alaikum, War, Wab By. Enas
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.