Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
PROSES MORFOLOGIS BAHASA INDONESIA
Disusun oleh Agustinus Suyoto, S.Pd Guru SMA Stella Duce 1 Yogyakarta
2
PENGANTAR Jika kita belajar menulis, tentu saja tidak boleh melupakan unsur-unsur yang berkaitan dengan kebahasaan. Menulis tidak hanya mengelompokkan kata demi kata dari sejumlah kosakata, tetapi harus memerhatikan unsurun-sur lain, yaitu ketatabahasaan. Berkaitan dengan menulis kata-kata maka tidak akan lepas dari proses morfologis.
3
PENGANTAR Dalam Kamus Linguistik, Harimurti Kridalaksana menjelaskan morfem dengan pengertian ”satuan bahasa terkecil yang maknanya relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil”. Ilmu yang mempelajari seluk beluk morfem disebut morfologi. Morfem dibedakan menjadi dua, yaitu 1) morfem bebas dan 2) morfem terikat. Morfem bebas adalah morfem yang memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri dalam satuan kalimat. Morfem terikat adalah morfem yang tidak memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri dalam kalimat.
4
MORFEM Morfem berbeda dengan kata. Perbedaan antara morfem dan kata tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Morfem Satuan gramatik yang paling kecil; tidak memiliki satuan lain sebagai unsurnya dan tidak memiliki arti. Contoh: Imbuhan: me(N)-, pe(N)-, ber- juang, mayur, kerontang Kata Bentuk bebas yang paling kecil dan memiliki arti. makan, minum, mandi, buku Perhatikan kata bersaudara yang dibentuk dari imbuhan ber- dan kata saudara, jadi kata bersaudara memiliki dua morfem, yang ber- (morfem terikat), dan saudara (morfem bebas). Contoh
5
MORFEM Proses pembentukan kata seperti di atas disebut proses afiksasi. Afiksasi adalah proses penggabungan afiks pada sebuah satuan, baik satuan itu merupakan bentuk tunggal atau bentuk kompleks (Ramlan, 1987:34).
6
PROSES MORFOLOGIS Proses morfologi adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Pengertian yang lebih sederhana, proses morfologi adalah proses penggabungan dua morfem atau lebih. Proses morfologi dibagi menjadi tiga, yaitu afiksasi (proses pembubuhan afiks pada bentuk dasar), reduplikasi (proses pembentukan kata ulang), dan komposisi (proses pembentukan kata majemuk).
7
AFIKSASI Afiksasi merupakan salah satu jenis proses morfologi. Proses morfologi adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Kata yang sudah mengalami proses afiksasi sebagai berikut. dikumpulkan, dipindahkan, dipublikasikan, humanisme, kebudayaan, kemahiran, kepakarannya, keunikannya, kreativitasnya, memutuskan, mendalami, mengundurkan, meningkatkan, pendidikan, realisme
8
REDUPLIKASI Reduplikasi adalah proses pengulangan satuan gramatik, baik sebagian atau seluruhnya; dengan variasi fonem atau tidak. Hasil dari proses reduplikasi adalah kata ulang. Perhatikan contoh kata ulang berikut! adik-adikna bertubi-tubibolak-balik hukum-hukum jasa-jasa lagu-lagu semata-mata syair-syair
9
REDUPLIKASI Kata ulang memiliki satuan yang diulang, yang disebut bentuk dasar. Untuk dapat menentukan bentuk dasar kata ulang, kamu perlu mengetahui karakteristik kata ulang. Ramlan (1987: 65-66) menyebutkan karakteristik kata ulang adalah sebagai berikut. Pengulangan kata pada umumnya tidak mengubah bentuk kata. Dengan demikian, kata dasar kata ulang memiliki kategori yang sama dengan katagori kata ulang tersebut. Contoh: Akibat gempa kemari, rumah-rumah roboh rata dengan tanah. rumah-rumah kata benda rumah kata benda
10
REDUPLIKASI Bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Contoh: mengejar-ngejar kata ulang mengejar kata dasar Dalam penggunaan bahasa, kata mengejar lebih lazim digunakan dibanding ngejar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bentuk dasar mengejar-ngejar adalah mengejar.
11
REDUPLIKASI Berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya, proses pengulangan kata dibedakan menjadi pengulangan penuh, yaitu mengulang seluruh kata tanpa melakukan pengubahan; Contoh: jalan-jalan, buku-buku, syair-syair 2. pengulangan sebagian, yaitu mengulang sebagian dari bentuk dasar; Contoh: berjalan-jalan, meMbaca-baca, dipukul-pukul 3. pengulangan dengan kombinasi afiks, yaitu mengulang bentuk dasar secara penuh kemudian menambahkan afiks; Contoh: kuda-kudaan, kereta-keretaan, ayun-ayunan 4. pengulangan dengan perubahan fonem, yaitu mengulang bentuk dasar, namun salah satu fonem diubah. Contoh: bolak-balik, serba-serbi, lauk-pauk, sayur-mayur.
12
KOMPOSISI Unsur-unsur yang membentuk kata majemuk tidak dapat dipisahkan, disisipi kata lain, atau diubah strukturnya. Kedua unsurnya merupakan unsur inti. Contoh: Mata kaki, kambing hitam, daun pintu, bunga desa, anak emas, buaya darat, sapu tangan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.