Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDjaja Kurniawan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Bab 2 Paradigma Penelitian Kualitatif
Oleh. Desayu Eka Surya, S.sos., M.Si
2
Pendahuluan Apabila seseorang mengadakan penelitian, secara sadar atau tidak, dalam dirinya ada cara memandang hal atau peristiwa (fenomena) tertentu. Mengapa dia bertindak & berperilaku demikian, karena dalam dirinya sudah terbentuk satu perangkat kepercayaan yang didasarkan atas asumsi-asumsi tertentu yang dinamakan Aksioma atau Paradigma. Cara memandang demikian merupakan paradigma, dan jika seseorang mengadakan penelitian kualitatif, ia perlu mendalami paradigma yang menyertainya.
3
Sambungan…. Disamping itu, arah & fungsi penelitian kualitatif jelas berbeda dengan arah & fungsi penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif berusaha menemukan teori (teori yang substantif/formal), yang semuanya jelas berasal dari data. Selanjutnya bagaimana cara menyusun teori tersebut setelah ditemukan?
4
Sambungan…… Selain itu, Berkaitan dengan teori, ada persoalan yang perlu diungkapkan, yaitu generalisasi yang secara umum dimanfaatkan oleh penelitian kuantitatif. Persoalan lain ialah kausalitas, apakah hal itu layak dilaksanakan jika penelitian yang dilakukan mendasari diri pada upaya menemukan teori dari data? Persolan ketiga yang perlu diunkap ialah, Cara peneliti berperilaku dalam mengungkapkan peristiwa, keadaan, situasi, kebudayaan, organisasi dsb. Apakah cara pendekatan yang digunakan meninjau dari segi dirinya, Etik (pandangan dari Luar) atau emik (Pandangan dari dalam)?
5
A. Paradigma Penelitian Kualitatif
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk menemukan & mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti ataupun para praktisi melalui model-model tertentu. Model tersebut dikenal dengan paradigma
6
Defenisi Paradigma 1. Kuhn (1962) Paradigma adalah: Pola atau model tentang bagaimana sesuatu terstruktur (bagian & keterkaitannya) atau bagaimana bagian-bagian tersebut berfungsi (berperilaku dalam konteks khusus atau dimensi waktu) 2. Harmon (1970) Paradigma adalah: Cara Mendasar untuk mempersepsikan, berpikir, menilai dan melakukan yang terkait dengan sesuatu secara khusus.
7
Sambungan… 3. Baker (1992) Paradigma adalah: Seperangkat aturan (tertulis atau tidak tertulis) yang melakukan dua hal: 1) Hal yang membangun atau mendefenisikan batas2 2) Hal yang menceritakan kepada anda bagaimana seharusnyamelakukan sesuatu di dalam batas-batas tertentu agar bisa berhasil. 4. Capra (1996) Paradigma adalah: Konstelasi konsep, nilai-nilai persepsi dan praktek yang dialami bersama oleh masyarakat, yang membentuk visi khusus tentang realitas sebagai dasar tentang cara mengorganisasikan dirinya.
8
Kesukaran bagi seseorang yang ingin mengkonstruksikan realitas:
1. Ada realitas obyektif yang ditelaah, dan hal tersebut ditelaah melalui realitas subyektivitas tentang pengertian-pengertian peneliti.
9
Sambungan… 2. Paradigma sebagai pandangan dunia seseorang, membangun realitas yang dipersepsikan tentang realitas, fokus perhatian pada aspek-aspek tertentu dari realitas obyektif dan membimbing interpretasi seseorang pada struktur yang mungkin dan berfungsi pada kedua realitas yang tampak ataupun realitas yang tidak tampak (hal ini dapat dilihat pada gambar slide berikutnya)
10
Macam-Macam Paradigma
Terdapat bermacam-macam paradigma, tetapi yang mendominasi ilmu pengetahuan adalah: 1. Paradigma Keilmuan (Paradigma Ilmiah/Scientific Paradigm). - Paradigma Ilmiah bersumber dari pandangan Positivisme. - Positivisme, berakar dari pandangan Auguste Comte & Emile Durkheim (abad 19 & awal abad ke-20) - Para positivis mencari fakta & penyebab fenomena sosial & kurang mempertimbangkan keadaan subyektif individu.
11
Sambungan… Durkheim menyarankan kepada para ahli ilmu pengetahuan sosial untuk mempertimbangkan fakta sosial atau fenomenari sosial sebagai sesuatu yang memberikan pengaruh dari luar atau memaksakan pengaruh tertentu terhadap perilaku manusia 2. Paradigma Alamiah (Naturalistic Paradigm) - Paradigma alamiah bersumber dari pandangan fenomenologis. Paradigma alamiah bersumber dari pandangan Max Weber yang diteruskan oleh Irwin Deutcher. - Pandangan fenomenologi berusaha memahami perilaku manusia dari segi kerangka berpikir maupun bertindak orang-orang tersebut, yang dibayangkan atau dipikirkan oleh orang-orang tersebut.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.