Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
SISTEM EKONOMI SOSIALISME
2
SISTEM EKONOMI SOSIALISME
Karl marx merupakan pendiri faham ekonomi sosialisme yang mengkritik keras faham ekonomi aliran klasik. Dalam memberikan kritiknya, Marx menggunakan asumsi-asumsi dasar yang digunakan oleh aliran klasik. Dari asumsi-asumsi dasar itulah, kemudian Marx memberikan kritik balik yang sangat telak terhadap faham ekonomi aliran klasik.
3
1. Surplus labor and value theory
Dalam membangun teorinya, Marx berangkat dari pandangan nilai (value) menurut Adam Smith dan David Ricardo. Nilai suatu barang itu diukur dari seberapa banyak tenaga yang telah dikorbankan oleh pekerja untuk memproduksi barang tersebut. Dengan adanya perubahan pola produksi dari sistem yang primitif kepada sistem yang modern, maka akan muncul ketidakadilan dalam ekonomi.
4
Pola produksi yang primitif:
Kepemilikan bersifat individual. Produksi bersifat individual. Penjualan bersifat individual. Pembagian keuntungan bersifat individual. Pola produksi yang modern: Produksi bersifat kolektif. Penjualan bersifat kolektif.
5
Dalam pola produksi modern, yang bekerja adalah buruh-buruh perusahaan.
Majikan sebagai pemilik perusahaan tidak terlibat dalam produksi, tetapi yang menikmati seluruh keuntungan. Tenaga buruh hanya dianggap sebagai bagian dari komponen biaya produksi. Untuk memperoleh keuntungan yang maksimum, metodenya adalah dengan menekan biaya produksi seminimum mungkin (lihat box 1). Jika nilai barang itu diukur dari besarnya tenaga yang telah dikorbankan, maka sesungguhnya telah terjadi surplus nilai tenaga buruh yang telah diambil oleh majikannya. Dengan demikian, ekonomi kapitalisme adalah ekonomi yang sangat zhalim.
6
Box 1. Maksimisasi Keuntungan
TProfit= TR – TC TP max = TR max – TC min TC = TFC + TVC TC min = TFC min + TVC min TVC = bahan baku + tenaga kerja dll TVC min = bea tenaga kerja minimal TP seluruhnya akan diambil oleh pemilik modal (majikan).
7
2. The law of capital acumulations
Menurut Marx, dalam persaingan yang bebas, perusahaan yang besar akan senantiasa “memakan” perusahaan yang kecil (lihat box 2) Maka, jumlah majikan akan semakin berkurang, sebaliknya jumlah kaum buruh akan semakin banyak. Demikian juga, jumlah perusahaan juga akan semakin sedikit, namun akumulasi kapitalnya akan semakin besar. Dengan demikian, nasib kaum buruh akan semakin tertindas.
8
Box 2. Memenangkan Persaingan
TP = TR – TC TP max = TR max – TC min TR = P X Q TR max = P max X Q max TR max tetapi tidak kompetitif TR kompetitif = P min X Q max Q max hanya dapat diperoleh dari modal yang maksimal (modal besar). Perusahaan besar akan selalu memenangkan persaingan bebas.
9
3. Hukum Upah Besi (The Iron Wage’s Law)
UPAH BURUH TIDAK DAPAT DINAIKKAN TIDAK DAPAT DITURUNKAN JIKA BURUH MENUNTUT UPAH NAIK UPAH TIDAK DAPAT KURANG DARI KEBUTUHAN FISIK MINIMUM YANG ANTRE UNTUK MEMPEROLEH KERJA SANGAT BANYAK AKAN MENGURANGI PRODUKTIVITAS MEREKA SIAP UNTUK DIPEKERJAKAN DENGAN UPAH YANG LEBIH RENDAH MERUGIKAN PERUSAHAAN EKONOMI KAPITALISME SANGAT ZHALIM
10
Solusi Ekonomi Sosialisme
Untuk menghilangkan ketidakadilan yang terjadi dalam ekonomi kapitalisme, maka Marx memberikan solusi yang sangat radikal, yaitu: penghapusan kepemilikan individu. Dengan demikian akan muncul pola produksi yang adil, yaitu: Kepemilikan bersifat kolektif. Produksi bersifat kolektif. Penjualan bersifat kolektif. Pembagian keuntungan bersifat kolektif.
11
SUMBER Dwi CondroTriono, Ph.D
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.