Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
GIGITAN DAN SENGATAN BINATANG
2
Anjing, Kera, Kucing tersangka rabies
Hewannya : - daerah endemik - sedang memelihara anak - status vaksinasi Korbannya : - Jenis luka - Status vaksinasi
3
PENANGGULANGAN Hewan diserahkan pada dinas peternakan untuk diobservasi Korban : Lokal : Debridement Sistemik : -Pemberian vaksin -Pemberian ATS -Pemberian analgetik dan antibiotik
4
Ketentuan ! Bila penderita telah divaksin dengan anti rabies dan dalam waktu 3 bulan digigit lagi oleh hewan positif rabies maka pasien tdk perlu lagi divaksin Bila penderita yang telah divaksin dalam waktu 3-6 bulan digigit lagi oleh hewan positif rabies maka perlu vaksinasi boster Bila lebih dari 6 bulan setelah vaksin digigit lagi oleh hewan positif rabies maka dianggap pasien baru
5
GIGITAN ULAR
6
Pengertian Perubahan multi organ secara cepat akibat gigitan ular dengan tanda yang jelas dan dapat menimbulkan kematian secara mendadak Bisa ular mengandung toksin & enzim yang berasal dari air liur ular.
7
Ciri-ciri ular berbisa
Bentuk kepala segitiga Dua gigi taring besar di rahang atas Dua luka gigitan utama akibat gigi taring
8
Jenis Famili Elapidae : Ular welung, welang sendok, ular cabai
Famili Crotalidae : Ular tanah, ular hijau Famili hydropidae : Ular laut Famili Colubridae : Ular pohon
9
Efek bisa ular Neurotoksik Hemoragik Trombigenik Sitotoksik Antifibrin
Antikoagulan Kardiotoksik Gangguan vaskuler (merusak tunika intima) Menghasilkan zat: kinin, histamin, slow reacting substance
10
SIFAT BISA Neurotoksin : berakibat pada syaraf perifer sentral dan menyebabkan paralyse otot-otot. Haemotoksin : menyebabkan haemolitik Mytoksin : menyebabkan haemotoksin, myoglobulin, uria dengan kerusakan ginjal, hyperkalemia akibat kerusakan sel otot.
11
Kardiotoksin : merusak serat-serat otot jantung yang dapat menyebabkan kerusakan otot jantung.
Cytotoksin : dengan melepas histamin dengan zat-zat lainnya yang dapat menyebabkan gangguan kardiovaskuler. Cytolitik : zat ini dapat menyebabkan peradangan dengan nekrose jaringan pada tempat patukan. Enzim-enzim dengan hyaluronidase : sebagai zat aktif dalam penyebaran bisa.
12
UNTUK BISA NEUROTOKSIK
Kelumpuhan otot pernafasan. Kardiovaskuler terganggu. Kesadaran menurun sampai koma.
13
BISA HAEMOLITIK Luka bekas patukan yang terus berdarah
Haematoma pada tiap suntikan I.M. Haematuria. Haematemesis. Kegagalan ginjal
14
Beberapa Jenis Ular Dan Bisanya
Cobra Neurotoksik yang hebat Ancistrodon Haemolysis yang hebat Lainnya merupakan jenis campuran Khusus ular laut bersifat neurotoksin
15
Derajat Keracunan Bisa Ular Menurut Parrish :
0 : - Tidak Terdapat Keracunan - Nyeri Lokal Minimal 1 : - Keracunan Minimal - Nyeri Lokal Hebat - Gejala Sistemik Tidak Ada 2 : - Keracunan Sedang - Gejala Sistemik Ada; Mual, Neurotik, Parestesia - Pembesaran Kelenjar Getah Bening Regional 3 : - Keracunan Berat - Gejala Sistemik; Hypertensi, ptekiae, ekimosis, syok. 4 : - Keracunan sangat berat; gagal ginjal, koma.
16
Gejala Dan Tanda Kerusakan dan kematian jaringan yang luas
Hemolisa darah Edema Eritema Ptekie Ekimosis Bula
17
Penanggulangan Prinsip:
Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa/racun Menetralkan bisa Mengobati komplikasi
18
PERTOLONGAN YANG DIBERIKAN :
Tourniquet dengan pita lebar untuk mencegah aliran getah bening. Pita dilepaskan bila anti bisa telah diberikan. Imobilisasi penderita trauma yang terkena patuk. Transportasi secepatnya ke tempat diberikannya anti bisa dan tempat dimana resusitasi bisa dikerjakan. Kecuali jenis ular, usahakan ular mati dibawa bersama penderita. Tidak dianjurkan memasang tourniquet untuk arterial dan insisi luka.
19
PERTOLONGAN SELANJUTNYA :
Penting menentukan diagnosa patukan ular berbisa. Bila ragu observasi 24 jam. Dosis tergantung tipe ular dan keparahan gigitan Bila tanda-tanda laryngopasme, bronchopasme, urtikaria, hipotensi : - Adrenalin 0,6 mg I.M - Hydrokortisone 100 mg I.V
20
Supportif : Awasi kardiovaskuler, pernafasan dan status neurologicus dengan ketat. Apabila terjadi penurunan, anti bisa diberikan lagi atau sesuai dengan simptom. Laboratorium : Darah : - Hb, Ht. O2 diberikan, bila perlu intubasi Cairan untuk koreksi dehydrasi/hypovolemi. Plasma Expander, digitalis kalau perlu. Diuretika untuk mempertahankan diurese; kalau perlu dialyse. Heparin apabila ada D.I.C Antibiotik dan ATS/ Toksoid
21
Klasifikasi & Tindakan (Schwartz)
Derajat 0 (Nol) Luka+Nyeri-/+,edema/ eritema<3cm/12jam SABU belum diberikan , nilai dalam 12 jam,bila meningkat berikan Derajat I ( Satu) Luka+,Nyeri+,edema/ Belum diberikan,nilai eritema<3cm/12jam SABU Belum diberikan, nilai dalam 12 jam,bila meningkat berikan
22
Klasifikasi & Tindakan (Schwartz)
Derajat II (Dua) 1.Luka+,nyeri+++, edema/eritema cm/12 jam 2.Neurotoksik,mual 3.Pusing,syok SABU : 3-4 vial Derajat III (Tiga) Luka+,Nyeri+++ edema/eritema>25cm/12jam, perdahan kulit,syok SABU 3-4 vial IV (Empat) Luka+, nyeri+++, edema/eritema>, ektremitas,GGA,koma SABU berikan penambahan 6-8 vial
23
GIGITAN SERANGGA
24
Pengertian Sengatan atau gigitan serangga yang meninggalkan bekas pada bagian tubuh dengan variasi bentuk dan menimbulkan gejala yang berbeda
25
GEJALA KLINIS Kemerahan Bengkak Rasa terbakar Nyeri Enek Muntah
Trismus Laringospasme Konvulsi Kesadaran menurun
26
Sengatan tawon Gradasi Reaksi Ringan : urtikaria,malaese,gelisah
Sedang : Edema anasarka,sesak nafas, whezing,nyeri perut,enek,muntah Berat : Reaksi sedang diikuti sesak hebat,disfagia, suara serak,pelo,tidak sadar Syok :Salah satu gejala diatas diikuti dengan sianosis,tensi turun dan tidak sadar
27
Penatalaksanaan Tindakan A,B,C
Atasi anafilaksis dengan epinefrin IM/SC Atasi syok dg IVFD Antihistamin dan kortikosteroid Buang penyengat bersihkan area dengan sabun Kompres es Terapi simtomatik
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.