Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN
2
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia kearah positif. Seorang pemimpin perlu memahami perilaku orang-orang yang dipimpinnya agar dapat mempengaruhinya untuk dapat bekerja sesuai yang dinginkan organisasi. Seorang pemimpin yang sukses harus dapat memotivasi dirinya dan anggotanya untuk menjadikan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya dan organisasi. Untuk itu seorang pemimpin perlu mempelajari teori-teori motivasi yang ada dan cara penerapannya didalam memimpin suatu organisasi.
3
Konsep-konsep motivasi dasar
Teori awal tentang motivasi : - Teori Hirarki Kebutuhan Maslow - Teori X dan Y - Teori Dua Faktor
4
Teori awal tentang motivasi (Teori hirarki kebutuhan Maslow)
Mungkin bisa dikatakan bahwa teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki kebutuhan yang diungkapkan Abraham Marslow. Hipotesisnya mengatakan bahwa didalam diri semua manusia bersemayam 5 jenjang kebutuhan yaitu sebagai berikut : Psikologis : rasa lapar, haus , perlindungan ( pakaian dan perumahan), seks dan kebutuhan jasmani lain. Keamanan : keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional. Sosial : kasih sayang , rasa memiliki, diterima baik dan persahabatan. Penghargaan, : faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, prestasi, serta faktor penghormatan diri dari luar, seperti status, pengakuan , dan perhatian. aktualisasi diri : dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuatu sesuai ambisinya yang mencakup kebutuhan, pencapai potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.
5
Teori X dan Y Douglas McGregor mengemukakan 2 pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia. Pada dasarnya yang satu negatif yang ditandai sebagai teori X, dan yang lain positif yang ditandai dengan teori Y. Menurut teori X, 4 asumsi yang dipegang para manager adalah sebagai berikut: 1. karyawan tidak menyukai kerja, dan bila dimungkinkan akan mencoba menghindarinya. 2. karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka harus dipaksa , diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai sasaran. 3. karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari pengarahan formal bila mungkin. 4. kebanyakan karyawan menempatkan keamanan diatas semua faktor lain yang terkait dengan kerja dan akan menunjukkan ambisi yang rendah.
6
Keputusan inovatif menyebar luas kesemua orang dan tidak hanya Kontras dengan pandangan negatif mengenai kodrat manusia ini, McGregor mencatat 4 asumsi positif yang disebutnya sebagai teori Y : karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama dengan istirahat atau bermain. 2. orang orang akan melakukan penghargaan diri dan pengawasan diri jika mereka memiliki komitmen terhadap sasaran. 3. rata-rata orang dapat belajar untuk dapat menerima bahkan mengusahakan tanggung jawab 4. kemampuan untuk mengambil memiliki mereka yang berada dalam posisi manajemen.
7
Teori dua factor. Teori 2 faktor kadang kadang disebut juga sebagai teori motivasi hygiene, dikemukakan oleh psikolog Frederick Herzberg. Teori 2 faktor tidaklah tanpa cacat, kritik terhadap teori itu adalah sebagai berikut : Prosedur yang digunakan Herzberg terbatasi oleh metodologinya. Bila semuanya berlangsung baik ,orang cenderung menganggap itu berkat diri mereka, sebaliknya mereka menyalahkan lingkungan luar jika terjadi kegagalan. 2. Kendala metodologi Herzberg ditanyakan. Karena penilai harus melakukan penafsiran , mungkin mereka dapat mencari penemuan dengan menafsirkan respon tertentu dengan cara tertentu, namun disisi lain memperlakukan respon lain yang serupa dengan cara yang berbeda. 3. Tidak digunakannya ukuran total kepuasan apapun. Dengan kata lain , seseorang dapat tidak menyukai bagian dari pekerjaannya, toh masih berfikir bahwa pekerjaan itu dapat diterimanya. 4. Teori ini tidak konsisten dengan riset sebelumnya. Teori 2 faktor mengabaikan variabel-variabel situasi. 5. Herzberg mengasumsikan hubungan antara kepuasan dan produktivitasnya. Tetapi metodologi riset yang dia gunakan hanya memandang kepuasan, bukan produktivitas.
8
TEORI TEORI KONTEMPORER TENTANG MOTIVASI
Teori ERG Alderfer beragumen bahwa ada tiga kelompok kebutuhan eksistensi (Existentence), keterhubungan (Relatedness), dan pertumbuhan (growth) sehingga disebut teori ERG. Kelompok eksistensi memperhatikan tentang pemberikan persyaratan keberadaan materiil dasar kita, mencakup butir butir oleh maslow dianggap sebagai kebutuhan psikologis dan keamanan. Kelompok kebutuhan kedua adalah kelompok keterhubungan- hasrat yang di miliki untuk memelihara hubungan antar pribadi yang penting. Hasrat sosial dan status menuntut terpenuhinya interaksi dengan orang lain, dan hasrat ini sejalan dengan kebutuhan sosial maslow dan komponen eksternal pada klasifikasi penghargaan Maslow.
9
Teori Kebutuhan McClelland
Dikemukakan oleh David McCelland dan para koleganya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan : prestasi, kekuasaan, dan kelompok pertemanan. Kebutuhan ini di definisikan sebagai berikut : kebutuhan akan prestasi : Dorongan untuk unggul, untuk berprestasi berdasarkan seperangkat standar, untuk berusaha keras supaya sukses. 2. kebutuhan oleh kekuasaan : kebutuhan untuk membuat orang lain berprilaku dalam suatu cara yang sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berprilaku sebaliknya. kebutuhan akan kelompok pertemanan.
10
Teori Evaluasi Kognitif
Secara histories, ahli teori motivasi mengasumsikan bahwa motivasi intrinsik seperti misalnya prestasi, tanggung jawab, dan kompentensi tidak bergantung pada motivator ekstrinsik. Artinya , rangsangan satu tidak akan mempengaruhi rangsangan lainnya. Tetapi teori evaluasi kognitif mengemukakan sebaliknya. Teori ini berargumen bahwa bila imbalan intrinsik digunakan organisasi sebagai hadiah atas kinerja yang unggul, imbalan intrinsik, yang berasal dari individu-individu yang melakukan apa yang mereka sukai, akan berkurang. Dengan kata lain, bila imbalan ekstrinsik diberikan ke seseorang untuk menjalankan tugas yang menarik, imbalan itu menyebabkan minat intrinsik terhadap tugas itu sendiri merosot.
11
Teori Penetapan Sasaran
Edwin locke mengemukakan bahwa niat untuk bekerja menuju sasaran merupakan sumber utama dari motivasi kerja. Artinya, sasaran memberitahu karyawan apa yang perlu dikerjakan dan berapa banyak upaya harus dilakukan . Teori Penguatan Dalam teori penguatan, kita mempunyai pendekatan prilaku (behavioristik), yang beragumen bahwa penguatanlah yang mengkondisikan perilaku. Para ahli teori penguatan memandang prilaku dibentuk oleh lingkungan. Apa yang mengendalikan perilaku adalah pemerkuat (reinforces) setiap konsekuensi, bila dengan segera menyusuli respon tertentu, meningkatkan kemungkinkan bahwa perilaku itu akan diulang. Teori Hanyut dan Motivasi Intrinsik Suatu unsur penting dari pengalaman flow adalah bahwa motivasinya ini tidak berkaitan dengan sasaran akhir. Kegiatan yang dilakukan manusia ketika mereka mencapai perasaan yang dibatasi waktu itu berasal dari proses aktivitas itu sendiri dan bukannya upaya untuk mencapai sasaran. Dengan demikian ketika seseorang mengalami perasaan hanyut ( flow ), dia benar benar termotivasi secara intrinsik.
12
Model Motivasi Intrinsik
Model Thomas itu mengemukakan bahwa motivasu intrinsik dicapai ketika orang mengalami perasaan-perasaan sebagai berikut : Pilihan, adalah peluang untuk mampu menyeleksi kegiatan kegiatan tugas yang masuk akal bagi anda dan melaksanakan dengan cara memadai. 2. Kompetensi, adalah pencapaian yang anda rasakan saat melakukan kegiatan pilihan anda dengan cara yang amat terampil. 3. Penuh arti, adalah peluang untuk mengejar sasaran tugas yang bernilai. 4. Kemajuan, adalah perasaan bahwa anda membuat langkah maju yang berarti dalam mencapai sasaran tugas anda. Teori Kesetaraan Ada empat pembandingan acuan yang dapat digunakan karyawan : Didalam diri sendiri : Pengalaman karyawan dalam posisi yang berbeda dalam organisasinya yang sekarang ini. 2. Di luar diri sendiri : Pengalaman karyawan dalanm situasi atau posisi diluar organisasinya sekarang ini. 3. Didalam diri orang lain: Individu atau kelompok individu lain didalam karyawan. 4. Di luar diri orang lain : Individu atau kelompok individu di luar organisasi karyawan itu.
13
Teori Pengharapan Teori ini berfokus pada tiga hubungan yaitu : Hubungan upaya-kinerja. Probabilitas yang dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan sejumlah upaya tertentu itu akan mendorong kinerja. 2. Hubungan kinerja-imbalan. Sampai sejauh mana individu itu menyakini bahwa berkinerja pada tingkat tertentu akan mendorong tercapai akan mendorong tercapainya output yang diinginkan. 3. Hubungan imbalan-sasaran-pribadi. Sampai sejauh mana imbalan imbalan organisasi memenuhi sasaran atau kebutuhan pribadi individu serta potensi daya tarik imbalan tersebut bagi individu tersebut.
14
Penerapan Konsep motivasi dalam organisasi
- Manajemen berdasarkan Tujuan (MBO) - Program pengakuan Karyawan - Program Upah variabel - Rencana upah berdasarkan keterampilan - Tunjangan Fleksibel - Isu-isu Khusus dalam motivasi
15
Program Manajemen Berdasarkan Tujuan ( MBO )
Management By Objective ( MBO ) atau manajemen berdasarkan tujuan adalah program yang mencakup sasaran yang khas, yang ditentukan secara partisipatif, untuk kurun waktu tertentu yang eksplisit, dengan umpan balik mengenai kemajuan kemajuan sasaran. Menekankan penerapan sasaran secara partisipatif, yang berwujud dapat diperiksa kebenarannya, dan dapat diukur. Ada empat unsur umum dalam program MBO yakni spesifikasi sasaran, pengambilan keputusan partisipatif, jangka waktu yang eksplisit, serta umpan balik kinerja. Tujuan MBO hendaknya merupakan pernyataan ringkas mengenai pencapaian tujuan yang diharapkan.
16
Menghubungkan MBO Dengan teori Penerapan – Sasaran
Teori penerapan – sasaran menunjukan bahwa sasaran yang sulit menghasilkan tingkat kinerja individual yang lebih tinggi dari pada sasaran yang mudah. Umpan balik terhadap kinerja seseorang akan menghasikan kinerja yang lebih tinggi. MBO menyiratkan, bukannya menyatakan secara eksplisit, bahwa sasaran harus dipersepsikan sebagai hal yang dapat dilaksanakan ( feasible ). MBO Dalam Praktik MBO tak selalu membuahkan hasil. Masalahnya disebabkan karena komponen – komponen dasar dari MBO itu sendiri yakni pengharapn yang tidak realistis mengenai hasil, kurangnya komitmen manejemen puncak, ketidakmampuan, ketidaksetiaan manajemen untuk memberikan imbalan yang didasarkan pada pencapaian sasaran serta ketidakcocokan budaya. Program Pengakuan Karyawan Program pengakuan karyawan terdiri dari perhatian pribadi, pengungkapan minat, persetujuan dan apresiasi atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Motivasi yang paling berpengaruh ditempat kerja adalah pengakuan terhadap karyawan.
17
Program Pelibatan Karyawan
Pelibatan ini mencakup gagasan – gagasan seperti partisipasi karyawan atau manajemen partisipatif, demokrasi di tempat kerja, pemberdayaan, dan kepemilikan karyawan. Pelibatan karyawan merupakan proses yang menggunakan seluruh kapasitas karyawan dan yang dirancang untuk mendorong peningkatan komitmen demi kesuksesan organisasi. Terdapat banyak ragam pelibatan antara lain : Manajemen partisipatif adalah proses dimana bawahan berbagi kekuasaan dalam pengambilan keputusan sampi derajat yang tertentu atasan langsungnya. Partisipasi Representatif adalah pekerja – pekerja yang berpartisipasi ke dalam pengambilan keputusan organisasional lewat kelompok kecil yang mewakili karyawan. Bentuknya terbagi dua yakni : Dewan kerja yakni kelompok – kelompok karyawan yang dinominasi atau dipilih yang harus diajak konsultasi dulu bila manajemen mengambil keputusan yang melibatkan karyawan. Wakil – Wakil dewan yakni karyawan – karyawan yang duduk dalam dewan direktur perusahaan dan mewakili kepentingan para karyawan perusahaan.
18
Lingkaran Mutu adalah kelompok kerja para karyawan yang
bertemu secara teratur untuk membahas masalah – masalah kualitas mereka, menyelidiki sebab – sebab, merekomendasikan penyelesaian, dan mengambil tindakan korektif. Rencana Kepemilikan saham karyawan adalah rencana tunjang yang ditegakan perusahaan di mana para karyawan memperoleh saham sebagian dari tunjangan mereka.
19
Kaitan Program Pelibatan Dengan Teori Motivasi
Manajemen partisipatif konsisten dengan teori motivasi Y, dan teori X segaris dengan gaya otokratis yang lebih tradisional dalam hal mengelolah karyawan. Dalam teori dua faktor, memberikan karyawan motivasi intrinsik (dari dalam). Sesuai juga dengan teori ERG yang mana membuat dan melaksanakan keputusan, menyikapi berhasilnya keputusan itu, dapat membantu memuaskan kebutuhan karyawan akan tanggungjawab, prestasi, pengakuan, pertumbuhan, dan peningkatan penghargaan diri. Program Upah Variabel Program ini dimaksud agar bagian dari upah seorang karyawan yang didasarkan pada ukuran kinerja individu dan atau organisasi. Upah variable disini sifatnya tidak anuitas (jumlah tetap setiap tahunnya) inilah bedanya dengan sistem kompensasi tradisional lainnya. Terdapat ragam upah variabel antara lain : Rencana Upah Per Unit yakni para pekerja diupah dengan jumlah tetap menurut tiap satuan produksi yang dikerjakan, dimana tidak terdapat gaji pokok dan dibayar untuk apa yang ia produksi. Rencana Bonus yakni bayaran secara eksklusif ke para eksekutif atau ke semua karyawan yang mencakup jaringan yang lebih besar dalam organisasi bahkan mencakup karyawan peringkat rendahan.
20
Rencana Bagi – Laba yakni program organisasi yang luas yang
membagikan kompensasi berdasarkan rumusan yang telah ditetapkan yang dirancang berdasarkan probabilitas perusahaan. Rencana Bagi Hasil yakni rencana insentif dimana perbaikan produktifitas kelompok menentukan banyaknya total uang yang dialokasikan. Program Rencana Upah Berdasarkan Keterampilan Upah berdasarkan keterampilan ini maksudnya tingkat – tingkat upah didasarkan pada berapa keterampilan yang dimiliki karyawan dan berapa banyak pekerjaan dapat mereka lakukan.
21
Tunjangan Fleksibel Tunjangan fleksibel yakni para karyawan menetukan secara sendiri program tunjangan mereka untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka dengan memilih dan mengambil dari daftar pilihan tunjangan . Tiga jenis rencana tunjangan yang paling popular adalah Rencana Modular yakni paket tunjangan yang dirancang sebelumnya, dengan masing – masing modul digabungkan agar memenuhi kebutuhan kelompok khusus karyawan. Rencana Inti – Plus yakni terdiri dari inti tunjangan pokok dan pilihan yang menyerupai menu pada opsi tunjangan lain di mana dirinya karyawan dapat memilih dan memambah ke inti tadi. Rencana Pengeluaran Fleksibel yakni memungkinkan karyawan menyisikan beberap dolar yang ditawarkan dalam rencana untuk membayar layanan khusus.
22
Kaitan Antara Tunjangan Fleksibel Dengan Teori Motivasi Pengharapan
Konsiten dengan teori motivasi pengharapan bahwa imbalan organisasi seharusnya ditautkan dengan sasaran masing – masing karyawan, maka tunjangan fleksibel memperlakukan imbalan secara lebih personal yaitu memungkinkan setiap karyawan memilih paket kompensasi yang paling baik dalam memenuhi kebutuhannya saat ini. Motivasi Pekerja Profesional Para professional kerja mempunyai komitmen jangka – panjang yang kuat dibidang keahliannya. Kesetian mereka lebih kepada profesinya bukan kepada majikannya. Mereka selalu teratur meng-update pengetahuan mereka.
23
Memotivasi Pekerja Sementara
Sebutan yang lazim untuk para karyawan sementara adalah bahwa mereka tidak memiliki keamanan dan stablilitas seperti yang dimiliki karyawan tetap. Mereka juga tidak diidentik dengan organisasi atau tidak diminta menunjukan komitmen yang dilakukan karyawan lainnya, dan mereka tidak diberikan atau hanya sedikit yang diberikan perawatan kesehatan, pensiunan, atau tunjangan lainnya. Memotivasi Tenaga Kerja Yang Beragam Tidak semua orang termotivasi oleh uang dan pekerjaan. Karena karakter orang kerja yang berbeda – beda, maka kebutuhan hidupnya pun sangatlah berbeda satu sama lainnya, sehingga berbeda dengan karekter yang pada umumnya dapat dengan mudah di motivasi. Dalam hal ini seorang manejer harus pintar – pintar melihat keanekaragaman ini sehingga para pekerja dapat termotivasi dengan sendirinya untuk menghasilkan kerja yang lebih produktif, misalnya karyawan yang bekerja sambil kuliah lebih menghargai jadwal kerja yang fleksibel, pembagian pekerjaan, dan penugasan – penugasan sementara.
24
Memotivasi Pekerja Jasa Berketerampilan rendah
Dalam hal ini, memotivasi para pekerja berupah rendah karena tingkat keterampilan kerja yang terbatas adalah hal yang sulit. Pendekatan secara tradisional menerapkan cara dimana mencari pekerja yang kebutuhan keuangannya tidak terlalu banyak, misalnya pensiunan atau remaja yang sekedar mengisi waktu. Pendekatan lainnya adalah dengan menaikan upah kerja dengan konsekuensinya seorang pekerja dengan keterampilan yang terbatas. Memotivasi Karyawan Yang Melakukan Pekerjaan Yang Terus Terulang Dalam hal ini, memotivasi para pekerja baku adalah para karyawan yang bersangkutan merupakan para pekerja yang dengan tingkat variasi dan keragaman kerja yang sangat minimal dan rasa bosan yang tidak berpengaruh terhadap pekerjaannya. Menempatkan para pekerja ini pada tempatnya dimana sesuai dengan karakter para pekerja berulang – ulang, merupakan salah satu jalan terbaik, dikarena menghasilkan hasil yang lebih produktif. Ditambahkan lagi dengan memberikan iklim kerja yang baik dimana dengan waktu istirahat yang cukup, peluang untuk sosialisasi dengan rekan kerja lainnya.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.