Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehErlin Hermawan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Psikologi Pendidikan : Pertemuan ke-2
22/03/2014 22/03/2014 Psikologi Pendidikan : Pertemuan ke-2 Oleh
2
22/03/2014 D. Sumbangan Psikologi Pendidikan Terhadap Teori dan Praktek Pendidikan Sebagai pendidik atau psikolog dalam bidang pendidikan nantinya, seorang pengajar harus mampu mempertanggungjawabkan informasi yang telah disampaikannya dapat diterima oleh anak didik dengan baik. Tidak hanya itu, seorang pendidik juga harus mampu mengetahui karakteristik perkembangan individu anak didik (karena dalam psikologi pendidikan juga dipelajari perkembangan individu). Individu mempunyai inner growth process , dimana perkembangan terjadi dengan sendirinya/tanpa disengaja, hal ini akan dihubungkan dengan proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan individu dengan sengaja. 21/03/2014
3
Mengerti hakekat belajar (proses-proses dan masalah-masalah belajar).
Lebih memahami terhadap perbedaan-perbedaan yang dimiliki setiap individu. Mengetahui metode belajar yang efektif. Mengetahui permasalahan anak didik. Memberi dasar bagi pendidik untuk penyusunan kurikulum. Membantu pendidik dalam mengevaluasi hasil belajar. Meningkatkan kemampuan dengan penelitian-penelitian dalam bidang pendidikan. Dapat mengarahkan /mendidik anak-anak luar biasa. Berkontribusi secara praktis, lebih kooperatif dan demokratif. Menganjurkan menggunakan alat bantu dalam proses belajar-mengajar. Memberikan sumbangan terhadap pengelolaan sekolah. Memberikan sumbangan terhadap penyusunan jadwal pelajaran. Menyusun kegiatan ekstra kulikuler. Berkontribusi dengan cara membuat buku pelajaran yang baik. 21/03/2014
4
E. Metode-metode dalam Psikologi Pendidikan
Introspeksi Obeservasi Metode Klinis: Studi kasus klinis Studi kasus perkembangan Pendekatan Longitudinal Pendekatan Cross-Sectional 4. Metode Diferensial 5. Metode Ilmiah 6. Metode Eksperimen 21/03/2014
5
1. Instrospeksi Melakukan pengamatan ke dalam diri sendiri/self observation yaitu dengan melihat keadaan mental pada waktu tertentu.
6
2. Observasi Kegiatan melihat sesuatu di luar diri sehingga yang diperoleh merupakan data overt behavior (perilaku yang tampak).
7
3. Metode Klinis Digunakan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci mengenai perilaku penyesuaian dan kasus-kasus perilaku menyimpang. Studi Kasus Klinis Studi Kasus Perkembangan Longitudinal Cross-Sectional
8
4. Metode Diferensial Digunakan untuk meneliti perbedaan-perbedaan individual yang terdapat di antara anak didik. Menggunakan berbagai macam teknik pengukuran (contoh: tes, angket,dsb) serta menggunakan statistik untuk menganalisis.
9
5. Metode Ilmiah Merupakan prosedur yang sistematik dalam memecahkan permasalahan dan merupakan suatu pendekatan objektif yang terbuka untuk dikritik,dikonfirmasikan, dimodifikasi atau bahkan mungkin ditolak kebenarannya oleh penelitian berikutnya. Digunakan untuk menyelesaikan permasalahan perilaku yang lebih kompleks yang harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
10
6. Metode Eksperimen Melakukan pengontrolan secara ketat terhadap faktor-faktor atau variabel-variabel yang diperkirakan dapat mencemari atau mengotori hasil penelitian.
11
Psikologi Pendidikan : Pertemuan ke-3
22/03/2014 22/03/2014 Psikologi Pendidikan : Pertemuan ke-3 Oleh
12
BAKAT & INTELEGENSI INTELEGENSI: Sejarah Intelegensi
Pengertian Intelegensi Teori-teori Intelegensi Pengukuran Intelegensi Kurve Normal Dalam Intelegensi
13
B. INTELEGENSI 1. Sejarah Intelegensi
Wundt(Jerman), Galton(Inggris), Cattel(AS) tes untuk anak-anak. Hasilnya:ada perbedaan ketepatan dan kecepatan individu dalam mengerjkan tes. Pra 1800-an tes hanya untuk mengukur satu kemampuan 1880 Ebbinghause menemukan berbagai tes memori Alfred Binet & Theopile Simon membedakan intelegensi anak normal dengan anak lemah pikir Tes Binet-Simon Tes Binet direvisi 1916 menjadi Tes Stanford Binet
14
B. INTELEGENSI 2. Pengertian Intelegensi
TERMAN Suatu kemampuan untuk berpikir berdasarkan atas gagasan yang abstrak. BINET Intelegensi mencakup 4 hal yaitu:pemahaman, hasil penemuan, arahan dan pembahasan. STREN Kapasitas umum dari individu yang secara sadar dapat menyesuaikan jiwa yang umum dengan masalah dan kondisi hidup baru. THORNDIKE Daya kekuatan respon yang baik dari sudut pandang kebenaran dan kenyataan. Tiga aspek intelegensi: ketinggian, keluasan dan kecepatan.
15
B. Intelegensi 3. Teori-teori Intelegensi
THURSTONE Intelegensi beroperasi pada empat tingkat trial & error yaitu : Perilaku nyata (trial & error) Perseptual (trial & error) Ideational Konseptual dijadikan acuan bagi pengukuran intelegensi
16
B. INTELEGENSI 3. Teori-teori Intelegensi
KEMAMPUAN KONSEPTUAL THURSTONE: Verbal Comprehention (V) Number (N) Spatial Relation (S) Word Fluency (W) Memory (M) Reasoning (R)
17
B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi
KUALITATIF Perbedaan intelegensi disebabkan karena kualitas individu yang berbeda. KUANTITATIF Perbedaan intelegensi disebabkan karena terdapat perbedaan kuantitas individu.
18
B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi
ALFRED BINET TES STANFORD BINET IQ = MA X 100 CA IQ = Intelligence Quotient MA = Mental Age CA = Chronological Age
19
B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi Klasifikasi IQ Menurut Stanford-Binet
20
B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi
DAVID WECHSLER Wechsler-Bellevue Intellegence Scale (1939) Wechsler Intellegence Scale for Children (1949) Wechsler Adult Intellegence Scale (1955)
21
B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi Klasifikasi IQ Menurut Wechsler
22
B. INTELEGENSI 5. Kurve Normal Dalam Intelegensi
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.