Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Nurul Ghina Qonita XII IPA 3

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Nurul Ghina Qonita XII IPA 3"— Transcript presentasi:

1 Nurul Ghina Qonita XII IPA 3
SISTEM REGULASI Nurul Ghina Qonita XII IPA 3

2 Sistem Saraf Sistem saraf dan sistem hormon memiliki kesamaan fungsi yaitu untuk memelihara fungsi tubuh. Namun, umumnya fungsi sistem saraf adalah untuk mengatur. Contohnya, kontraksi otot. Sistem saraf menerima berjuta-juta rangsangan dari organ-organ dalam tubuh kita. Semua rangsangan tersebut akan menentukan respon apa yang akan diberikan oleh tubuh. Sumber rangsangan terbagi atas 2 = berasal dari luar tubuh (rangsangan eksternal) dan dari dalam tubuh (rangsangan internal). Contoh rangsangan eksternal adalah cahaya, suara, gravitasi, suhu, dan dingin. Sedangkan, rangsangan internal adalah rasa lapar, nyeri, sakit, haus, dsb.

3 Sistem Saraf Untuk bereaksi terhadap rangsangan diperlukan 3 komponen : Reseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap rangsangan dari lingkungan (bisa eksternal maupun internal). Kemudian mengubah rangsangan menjadi impuls saraf (aliran listrik yang terjadi karena perubahan muatan listrik) yang akan diteruskan oleh neuron. Reseptor pada tubuh kita adalah alat indera. Pada alat indera terdapat saraf sensorik yang peka terhadap rangsangan. Saraf sesorik berfungsi sebagai penerima rangsangan dan membawanya ke otak atau sumsum tulang belakang. Sistem Saraf adalah yang berperan sebagai penerima, pengolah, dan penerus hasil olah rangsangan ke efektor. Secara fungsinya, sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu somatik dan otonom. Bagian somatik mengatur koordinasi struktur-struktur otot, tulang, dan kulit. Bagian otonom mengatur koordinasi otot polos, jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh. Sistem saraf terdiri atas 3 macam sel: O Neuron : berfungsi menghantarkan impuls O Sel Schwann : merupakan pembungkus sebagian besar akson (neuron yang berfungsi membawa rangsangan ke badan neuron) pada sistem saraf perifer (sistem saraf tepi) O Sel penyokong : merupakan sel yang berada di antara neuron dan sistem saraf pusat. Efektor adalah sel atau organ yang digukan untuk bereaksi terhadap rangsangan, baik dari dalam atau luar tubuh. Efektor pada tubuh kita adalah otot dan kelenjar.

4 Sistem Saraf Neuron Merupakan unit structural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron mampu merespon rangsangan dengan cukup kuat. Neuron tidak mengalami pembelahan, sehingga ketika mengalami kerusakan, tidak dapat diganti.

5 Sistem Saraf Struktur Neuron 1. Badan Sel
Mengandung nukleus (inti sel) dan nukleolus (anak inti sel) yang dikelilingi sitoplasma granuler. Sitoplasma badan sel mengandung badan Nissl (substansi kromatik) dan neurofibril : o Badan Nissl mengandung protein yang digunakan untuk mengganti protein yang habis selama metabolisme. Selain itu, digunakan untuk pertumbuhan neuron dan perbaikan saraf dari sistem saraf tepi. o Neuro fibril merupakan fibril/serat yang ramping dan panjang, serta terdiri dari mikrotubulus pada badan neuron. Berfungsi dalam pengangkutan nutrien dan penyokong sel. Badan sel terletak di sistem saraf pusat dan beberapa di sistem saraf tepi. Di sistem saraf pusat, badan sel neuron berkelompok menjadi nukleus. Sedangkan, badan sel yang berkelompok selain di sistem saraf pusat, disebut ganglion (ganglia).

6 Sistem Saraf Struktur Neuron 2. Dendrit
Merupakan uluran pendek yang bercabang-cabang dan keluar dari badan sel Mengandung badan Nissl dan organel. Dendrit tidak mengandung selubung meilin (selubung lemak) maupun neurolema (selubungnya dari selubung meilin) Berfungsi sebagai penghantar impuls ke arah badan sel.

7 Sistem Saraf Struktur Neuron 3. Akson
Merupakan satu uluran panjang dari badan sel Berfungsi sebagai penghantar impuls menjauhi badan sel. Ciri-ciri: tipis, panjang, mengandung neurofibril, tetapi tidak mengandung badan Nissl sehingga tidak terlibat dalam sintesis protein. Kebanyakan diselubungi oleh selubung meilin, selubung lemak berwarana putih kekuningan, yang disebut akson bermeilin. Sedangkan yang tidak diselubungi meilin disebut akson telanjang atau dibeberapa tempat disebut simpul Ranvier (nodus Ranvier). Selubung meilin berfungsi sebagai isolator yang melindungi akson terhadap tekanan dan luka, memberi nutrisi pada akson, dan mempercepat jalannya impuls. Selubung meilin dibentuk dari sel Schwann yang membungkus akson berkali-kali. Proses pembungkusan disebut dengan meilinasi yang ditandai dengan adanya lapisan konsentrik dari membran plasma sel Schwann yang mengelilingi akson. Tebalnya tergantung banyak lilitan. Bagian sel Schwaan yang membungkus adalah neurolema. Neurolema hanya menyelubungi akson sitem saraf tepi. Fungsinya adalag membantu proses regenerasi akson yang luka. Pada sistem saraf pusat, akson diselubungi oleh oligodendrosit (kumpulan beberapa dendrit) dengan cara yang sama dengan penyelubungan sel Schwann.

8 Sistem Saraf Macam-macam Neuron Berdasarkan jumlah uluran
Neuron unipolar : memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel. Terdapat pad hewan tingkat rendah. Contoh: protozoa. Neuron bipolar : memiliki dua uluran yaitu akson dan dendrit. Badan selnya berbentuk lonjong dan ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Terdapat pada retina, koklea, dan epitel olfaktori. Neuron multipolar : memiliki satu akson dan beberapa dendrit. Terdapat paling banyak di dalam tubuh. Contoh: neuron motorik yang kelluar dari sumsum tulang belakang.

9 Sistem Saraf

10 Sistem Saraf Macam-macam Neuron Berdasarkan fungsi
Neuron sensorik: neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia, aksonnya pendek, dan dendritnya panjang. Berfungsi menghantarkan impuls saraf dari alat indera menuju otak. Sering disebut neuron indera. Neuron motorik : neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan deng akson, akson berhubungan dengan efektor. Berfungsi sebagai pembawa impuls dari otak ke otot atau kelenjar tubuh. Sering disebut neuron penggerak. Neuron konektor atau interneuron : neuron multipolar, memiliki dendrit pendek dan berjumlah banyak, akson yang panjang maupun pendek. Unjung dendrit dari saraf satu berhubungan dengan ujung akson dari saraf lain membentuk sinaps. Banyak terdapat di sumsum tulang belakang. Berfungsi meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik.

11 Sistem Saraf Sinapsis Saat impuls melintasi sinaps, impuls akan dijalarkan atau dihambat. Terdapat celah yang sering disebut celah sinaps (synaptic cleft) yang lebarnya kurang lebih 200 Angstrom. Neuron yang terletak sebelum sinaps disebut neuron prasinaps (presynaptic neuron), sedangkan neuron yang terletak setelah sinaps disebut neuron pascasinaps (postsynaptic neuron). Perjalanan impuls berjalan searah, mulai dari neuron presinaps ke neuron pascasinaps dan melibatkan neurotransmitter (zat penghantar yang dihasilkan oleh neuron prasinaps dan disimpan dalam versikel). Macam-macam neurotransmitter: - asetilkolin : terdapat di seluruh tubuh - noradrenain : terdapat pada sistem saraf simpatik - serotonin : terdapat pada sistem saraf pusat atau otak. Berdasarkan letak, sinaps dibagi menjadi 3 : Sinaps aksosomatik (axosomatic synaps): sinaps yang terletak di antara akson dari satu neuron ke badan neuron lain. Sinaps aksodendrintik (axodendritic synaps: sinaps yang terletak di antara akson dari neuron yang satu dengan dendrit dari neuron lain. Sinaps aksoaksonik (axoaxonic synaps): sinaps yang terletak antara ujung akson dari neuron yang satu dengan akson neuron lain.

12 Sistem Saraf

13 Sistem Saraf Impuls Saraf
Neuron memiliki permukaan yang luarnya bermuatan positif dan dalamnya bermuatan negatif. Sehingga, ada perbedaan potensial antara neuron bagian luar dengan neuron bagian dalam, yang disebut polarisasi. Namun, apabila neuron dirangsang tetapi terjadi penurunan beda potensial, disebut depolarisasi. Perubahan muatan pada membran plasma neuron di sepanjang serabut saraf disebut aksi saraf atau impuls saraf. Semua impuls saraf sama, namun respon yang dihasilkan berbeda karena reseptor dan efektor yang berbeda. Impuls berjlan dari dendrit ke badan sel, lalu ke akson, dan kemudian ke sel saraf lain.

14 Sistem Saraf Teori membran
Impuls Saraf Teori membran 1. Dalam keadaan istirahat (tidak menghantarkan impuls), serabut saraf berada dalam keadaan polarisasi. 2. Tempat dimana serabut saraf dirangsang terjadi depolarosasi. 3. Antara daerah yang mengalami depolarisas dengan daerah yang mengalami polarisasi timbul aliran listrik (arus local atau sirkuit setempat). 4. Depolarisasi akan berpindah tempat atau menjalar di sepanjang serabut saraf sehingga timbul impuls saraf. 5. Setelah mengalami depolarisasi, daerah tersebut kemudian akan berada dalam keadaan refrakter (tidak peka terhadap rangsangan).

15 Sistem Saraf Terjadinya Gerak Gerak sadar

16 Sistem Saraf Terjadinya Gerak Gerak refleks

17 Sistem Saraf Pusat Terdiri atas sumsum tulang belakang dan otak. Berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan semua aktivitas tubuh. Otak dilindungi oleh tulang tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan pengikat yang disebut meninges.

18 Sistem Saraf Pusat Meninges terdiri atas 3 lapisan:
Piameter (lapisan paling dalam), terdapat di pembuluh darah Arachnoid (lapisan tengah), di antara arachnoid dan piameter terdapat rongga arachnoid yang berisi cairan. Durameter (lapisan paling luar), membran tebal fibrosan yang melapisi tengkorak. Otak dan sumsum tulang belakang memiliki substansi pokok, substansi kelabu dan substansi putih. Substansi kelabu (substansi grisea) merupakan kumpulan badan neuron. Substansi putih adalah kumpulan dari serabut saraf (dendrit dan akson). Otak memiliki substansi kelabu pada bagian luar, sedangkan substansi putihnya di tengah. Sumsum tulang belakang memiliki substansi kelabunya yang di tengah dan substansi putihnya di luar.

19 Sistem Saraf Pusat Otak
Terdiri dari dua belahan (hemisfer) yaitu kiri dan kanan. Dihubungkan oleh balok otak yang berongga (ventrikel) berisi cairan getah bening (cerebrospinal). Pada tali spinal (jalur antara otak dan sumsum tulang belakang), terjadi pindah silang sehingga terjadi kebalikan sistem pengendalian, yatitu belahan kiri akan mengendalikan sistem-sistem tubuh yang terletak di bagian kanan tubuh, sedangkan belahan otak kanan akan mengendalikan sistem-sistem tubuh yang terletak disebelah kiri tubuh. Dibagi menjadi 3 daerah yaitu, otak depan, tengah, dan belakang. Namun hanya terlihat pembelahan seperti ini pada masa embrio berkembang.

20 Sistem Saraf Pusat Otak besar (cerebrum)

21 Sistem Saraf Pusat Otak besar (cerebrum)
Bagian terluas dari otak dan berbentuk oval. Mengisi penuh bagian depan atas rongga tengkorak, dan terdiri dari dua belahan yang bekerja secara berlawanan. Tersusun oleh lapisan luar (korteks) yang berisi badan neuron dan lapisan dalam (medulla) yang berisi serabut saraf (dendrit dan neurit). Otak besar dibagi menjadi 4 bagian: Bagian dahi (lobus frontalis) : mengatur kemampuan berpikir. Bagian ubun-ubun (lobus parietalis): mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa dan juga pusat untuk merasakan dingin dan panas, dan rasa sakit. Bagian pelipis (lobus temporalis) : mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa dan pusat pendengaran. Bagian belakang kepala (lobus oksipetalis): pusat penglihatan dan dapat menyampaikan memori apa yang dilihatnya.

22 Sistem Saraf Pusat Otak besar (cerebrum)
Bagian dahi dan ubun-ubun dihubungkan oleh celah yang disebut fisura rolando. Bagian dahi dan pelipis dipisahkan oleh celah silvius. Otak besar merupakan pusat saraf utama, karena berperan dalam pengaturan seluruh aktivitas tubuh, antara lain, pernafasan, kesadaran, ingatan, keinginan, kecerdasan, kepribadian, daya cipta, daya khyal, bahkan kepercayaan terhadap sesuatu yang metafisik. Terdapat daerah asosiasi, yaitu menghubungkan antara bagian sensorik dan motorik.

23 Sistem Saraf Pusat Otak besar (cerebrum)
Di antara belahan otak besar ada otak depan yang terdiri dari: Talamus, bagian penerima dan penerus impuls dari saraf tepi ke pusat sensorik pada bagian korteks otak. Hipotalamus, bagian pengatur suhu tubuh dan pengatur rasa ngantuk, emosi, dan tekanan darah. Infundibulum, pangkal dari hipofisis (kelenjar endoktrin).

24 Sistem Saraf Pusat Otak Tengah (mesencephalon)
Berukuran kecil dan terletak di depan otak kecil. Memiliki bagian dorsal (atap), tersusun atas empat bagaian yang menonjol, dua tonjolan ke atas dan dua tonjolan ke bawah. Terdapat saraf okulomotoris (saraf yang mengatur pergerakan mata), misalnya menggerakan mata, mengakat kelopak. Otak Kecil (cerebellum) Bagian terluas kedua di otak. Terdapat di bagian belakang dan bawah rongga tengkorak. Berfungsi untuk mengatur gerakan otot dan mengatur keseimbangan posisi tubuh.

25 Sistem Saraf Pusat Sumsum Tulang Belakang

26 Sistem Saraf Pusat Sumsum Tulang Belakang
Lanjutan dari medulla oblongata terus kebawah sampai tulang punggung yaitu, ruas kedua tulang punggung. Terdapat sumsum punggung dan cairan cerebrospinal (cairan yang serupa di otak). Bentuk sumsum tulang belakang terbagi dua bagain: Bagian tepi (yang berwarna putih), mengandung banyak dendrit dan akson, bentuknya seperti tiang. Bagian dalam (yang berwarna abu-abu), berbentuk H atau sayap. Sayap yang letaknya mengarah ke perut disebut sayap ventral mengandung badan neuron motorik dan akson yang menuju efektor. Sedangkan yang mengarah ke punggung disebut sayap dorsal, mengandung badan neuron sensorik. Fungsi sumsum tulang belakang: Sebagai pusat gerak refleks Sebagai penghantar impus dari kulit atau otot ke otak Membawa impuls motorik dari otak ke otot tubuh.

27 Sistem Saraf Tepi (Sistem Saraf Perifer)
Lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Berdasarkan arah impuls yang dibawanya, sistem saraf tepi di bagi dua; sistem saraf aferen, yang membawa impuls saraf dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat. Dan sistem saraf eferen, yang membawa impuls saraf dari sistem saraf pusat ke efekor. Terdiri dari 31 pasang saraf spinal (saraf tulang belakang) dan 12 pasang saraf kranial (saraf kepala). Saraf kranial dikelompokkan menjadi 3: Saraf kranial yang bersifat sensorik, terdiri 3 pasang, yaitu saraf nomor I, II, dan VIII Saraf kranial yang bersifat motorik, terdiri 5 pasang, yaitu saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII. Saraf kranial yang bersifat sensorik dan motorik, terdiri dari 4 pasang, yaitu saraf nomor V, VII, IX, dan X.

28 Sistem Saraf Tepi (Sistem Saraf Perifer)
Sistem saraf sumsum tulang belakang berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor. Di antara beberapa saraf ada yang menjadi satu ikatan atau gabungan (pleksus) membentuk jaringan urat saraf. Ada 3 macam pleksus yang terbentuk: Plexus cervicalis, gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma. Plexus branchialis, gabungan urat saraf lengan atas yang mempengaruhi bagian tangan. Plexus lumbo sakralis, gabungan urat saraf punggung dan pinggang yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

29 Sistem Saraf Tepi (Sistem Saraf Perifer)
Berdasarkan fungsi dari sistem saraf tepi menjadi dua, yaitu saraf somatik dan saraf otonom : Saraf somatik, mengatur gerakan yang disadari. Misalnya, gerakan kepala, badan, dan anggota gerak. Neuron sensorik mengirim informasi dari kulit, otot rangka, dan tendon ke sistem saraf pusat. Sedangan neuron motorik mengirim perintah yang dibawa dari otak kedan sumsum tulang belakang menuju otot rangka. Saraf otonom, mengatur gerakan yang tidak disadari. Misalnya gerakan otot polos, otot jantung, dan kelenjar.

30 Sistem Saraf Tepi (Sistem Saraf Perifer)
Berdasarkan sifat kerjanya, saraf otonom dibagi dua: Saraf simpatik: memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang punggung dan menempel pada sumsum tulang belakang. Saraf parasimpatetik: memiliki serabu pragangalion panjang dan serabut pascaganglion pendek. Susunan saraf parasimpatetik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar diseluruh tubuh. Sifat kerja dari saraf simpatik dengan saraf parasimpatetik bersifat berlawan (antagonis).

31 Sistem Saraf Tepi (Sistem Saraf Perifer)
Bagian Tubuh yang di Pengaruhi Fungsi saraf simpatik Fungsi saraf parasimpatetik Jantung Mempercepat denyut jantung Memperlambat denyut jantung Pupil Memperlebar pupil Memperkecil pupil Pencernaan makanan Memperlambat proses makanan Mempercepat proses makanan Bronkus Memperkecil bronkus Memperbesar bronkus Arteri Memperkecil diameter pembuluh Memperbesar diameter pembuluh Kantung Kemih Mengembangkan kantung kemih Mengerutkan kantung kemih

32

33 Pengaruh Obat-obaan dan Narkoba terhadap Sistem Saraf

34 Pengaruh Obat-obaan dan Narkoba terhadap Sistem Saraf
Narkoba adalah akronim dari narkotika dan obat berbahaya yang berbentuk zat-zat kimia. Zat-zat kimia inilah yang sering disalahgunakan karena pemakaian dengan dosis berlebih dan berakibat buruk terhadap kesehatan. Zat kimia tersebut yang dapat menimbulkan kerusakan pada sistem saraf.

35 Pengaruh Obat-obaan dan Narkoba terhadap Sistem Saraf
Alkohol Obat luar yang memiliki efek sebagai desinfektan (mampu membunuh kuman). Banyak orang beranggapan bahwa alcohol dapat berfungsi sebagai stimulan (zat yang mampu menimbulkan rasa senang dan menggairahkan). Faktanya, alkohol justru bersifat adiksi fisiologis, yaitu menyebabkan kecanduan sehingga timbul depresi yang dirandai dengan perasaan gelisah dan ketakutan. Tanda-tanda orang yang mabuk adalah pandangan mata kabur, hilangnya kendali, denyut jantung dan frekuensi pernafasan melambat.

36 Pengaruh Obat-obaan dan Narkoba terhadap Sistem Saraf
Obat-obatan Terlarang Merupakan zat-zat kimia yang dapat menghilangkan rasa sakit dan ketenangan. Tetapi karena dapat menyebabkan kecanduan, sehingga dilarang apabila tanpa sepengetahuan dokter. Obat terlarang dibagi menjadi 4: Golongan sedatif : golongan zat-zat kimia yang berefek sebagai obat penenang, karena dapat menurunkan aktivitas otak. Contoh: valium dan barbiturat. Golongan stimulan: golongan zat-zat kimia yang memiliki efek meningkatkan kerja otak, sehinga meninmbulkan perasaan tidak mengantuk dan tubuh dalam kondisi prima. Contoh: Kokain. Kokain juga dapat digunakan sebagai pembius local, karena dapat menekan rasa sakit pada kulit. Golongan halusinogen: golongan zat-zat kimia yang dapat menimbulkan daya khayal (halusinasi). Contoh: ganja atau mariyuana, ekstasi, dan sabu-sabu. Golongan penahan rasa nyeri (painkiller): golongan zat-zat kimia yang dapat menekan bagian otak yang mengatur pusar rasa sakit. Contoh: opium atau candu, morfin, dan kokain.

37 Pengaruh Obat-obaan dan Narkoba terhadap Sistem Saraf
Obat-obatan Terlarang Efek yang ditimbulkan: Hilangnya koordinasi tubuh, karena kekurangan dopamine (zat kimia yang dibutuhkan neotransmitter di dalam otak) sehingga menyebabkan gangguan sinaps. Hilangnya kendali otot dan denyut jantung melemah. Kerusakan pada alat-alat respirasi, terganggunya sistem peredaran darah, timbul keram perut, dan tubuh gemetar. Hilang nafsu makan. Kerusakan dan pengerasan sel-sel hati.

38 Gangguan pada Sistem Saraf Manusia
Epilepsi Kelainan pada neuron-neuron di otak. Apabila penderita terkena serangan epilepsi, penderita tidak dapat merespon berbagai rangsangan dan otot-otot berkontraksi secara tidak terkontrol. Epilepsi disebabkan oleh kerusakan otak. Kerusakan otak dapat terjadi karena kerusakan pada saat kelahiran, kelainan metabolisme, infeksi, toksin, kecelakaan, dan tumor. Dapat ditangani dengan pemberian obat-obatan antipiretik.

39 Gangguan pada Sistem Saraf Manusia
Neuritis Iritasi pada neuron yang disebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin, keracunan (karbon monoksida dan logam berat), maupun obat-obatan.

40 Gangguan pada Sistem Saraf Manusia
Alzheimer Biasanya terjadi pada orang yang telah berumur 65 tahun. Ditandai dengan gejala berkurangnya kemampuan dalam mengingat. Penderita akan kehilangan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti, menulis, membaca, berbicara, berjalan, dll. Dianjurkan para penderita untuk mengkonsumsi vitamin E dan ekstrak Gingko biloba untuk meningkatkan daya ingat.

41 SISTEM INDERA Indera memiliki sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan luar dan sering disebut eksoreseptor. Manusia memiliki panca indera, yaitu hidung, lidah, mata, telinga, dan mata.

42 SISTEM INDERA Indera Pembau

43 SISTEM INDERA Indera Pembau
Indera pembau manusia adalah hidung. Daerah sensitif indera pembau terletak di bagian atas rongga hidung. Struktur indera pembau terdiri dari sel penyokong yang berupa sel epitel dan neuron sebagai reseptor. Sel pembau memiliki tonjolan ujung dendrit berupa rambut yang terletak pada selaput lendir hidung. Ujung lainnya, berupa tonjolan akson membentuk berkas yang disebut saraf otak I (saraf olfaktori). Saraf akan menembus tulang tapis, masuk ke dalam otak, kemudian bersinaps dengan neuron traktus olfaktorius pada bulbus olfaktarius. Zat yang bersifat uap atau gas akan dikenali oleh reseptor bau melalui udara yang kita hirup. Zat ini dapat larut dalam lendir pada selaput lendir, sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Lalu, muncul impuls yang dijalarkan dari saraf olfaktori ke traktus olfaktorius, lalu menuju otak.

44 SISTEM INDERA Indera Pembau Di otak, bau diproses sebagai berikut:
Diinterpretasikan di korteks otak Dihubungkam dengan pusat lainnya. Misalnya, dengan pusat muntah bila mencium bau tidak enak, dengan hipotalamus mensekresi ludah dan perasaan lapar. Disimpan di korteks otak sebagai memori. Otak dapat membedakan berbagai bau. Ada 7 bau primer, yaitu bau eter, bunga, peppermint, musk, kamper, tengik, dan pedas.

45 SISTEM INDERA Indera Pembau
Kelainan pada indera pembau salah satunya adalah anosmia. Anosmia adalah kelainan pada indera pembau yang mengakibatkan hilangnya sensitivitas terhadap rasa bau. Hal ini dapat disebabkan oleh karena: Penyumbatan rongga hidung karena pilek, terdapat polip atau tumor; sel rambut rusak akibat infeksi kronis; gangguan pada saraf olfaktori, bulbus olfaktori, dan traktus olfaktori.

46 SISTEM INDERA Indera Pengecap
Lidah adalah indera pengecap manusia. Lidah memiliki permukaan yang kasar karena memiliki tonjolan yang disebut papila. Berdasarkan bentuk, papila dibagi menjadi 3; Papilla filiformis: berbentuk seperti benang halus, banyak terdapat di bagian depan lidah. Papila fungiformis: berbentuk tonjolan seperti kepala jamur, terdapat pada bagian depan lidah dan bagian sisi lidah. Papila sirkumvalata: berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V terbalik yang ada di belakang lidah.

47 SISTEM INDERA Indera Pengecap

48 SISTEM INDERA Indera Pengecap
Satu papilla terdapat banyak tunas pengecap. Setiap tunas pengecap terdiri dari dua jenis sel yaitu sel penyokong untuk menopang dan sel pengecap (sel rambut sebagai reseptor). Setiap tunas akan merespon terhadap satu rasa dengan maksimal yaitu, rasa manis, asin, asam, atau pahit. Rasa pahit terletak di pangkal lidah. Rasa manis dan asin terdapat di ujung lidah. Rasa asam terdapat di sisi lidah.

49 SISTEM INDERA Indera Penglihatan
Indera penglihatan manusia adalah mata. Mata peka terhadap cahaya. Cahaya yang mengenai suatu benda yang kemudia dipantulkan kepada mata kita sehingga kita dapat melihat benda tersebut. Mata tersusun atas alat tambahan mata.

50 SISTEM INDERA Indera Penglihatan Alat tambahan mata:
Alis Mata: terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata. Fungsi alis mata adalah untuk melindungi mata dari keringat yang mengalir di dahi serta untuk kecantikan. Bulu mata: barisan rambut pada ujung kelopak mata. Terdapat kelenjar minyak yang disebut kelenjar zeis yang ada pada ujung akar bulu mata. Infeksi pada kelenjar minyak disebut bitul (hordeolum).

51 SISTEM INDERA Indera Penglihatan Alat tambahan mata:
Kelopak mata: kelopak mata terdiri atas dua bagian, atas dan bawah. Dari dalam ke luar, kelopak mata memiliki lapisan-lapisan sebagai berikut: Konjungtiva : selaput lendir yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan melapisi permukaan bola mata. Kelenjar meibomian : penghasil lemak yang dapat mencegah pelekatan kedua bola mata. Lapisan tarsal : jaringan ikat yang kuat untuk menunjang kelopak mata. Otot orbikularis okuli : berfungsi menutup bola mata. Jaringan ikat Kulit luar

52 SISTEM INDERA Indera Penglihatan Aparatus Larkimalis terdiri atas:
Kelenjar larkimalis (kelenjar air mata), terletak di sudut lateral atas rongga mata. Berfungsi untuk menghasilkan air mata. Kelenjar ini akan menghasilkan 12 duktus lakrimalis. Duktus (saluran larkimalis), saluran-saluran yang mengalirkan air mata menuju konjungtiva kelopak mata atas. Duktus nasolakrimalis

53 SISTEM INDERA Indera Penglihatan Terbentuknya impuls air mata
Pada reseptor nyeri konjungtiva, kemudian dijalarkan melalui saraf V dan ke jembatan varol (bagian otak). Di bagian motorik saraf VII yang bersifat parasimpatetik, air mata akan disekresikan. Air mata akan keluar karena kantung lakrimalis tidak mampu menampung air mata yang berlebihan. Selain itu, mata juga akan terasa pedih karena ada sebagian impuls yang mencapai korteks kesadaran. Otot bola mata Terdapat 6 otot lurik yang menghubungkan bila mata dengan tulang disekitarnya. Berfungsi menggerakkan bola mata. Gerakan bola mata berada di bawah kesadaran kita. Bola Mata Bola mata berdiameter 2,5 cm. Hanya 1/6 dri bola mata yang tampak dari luar, sisanya terbenam di rongga mata. Fungsi bola mata adalah untuk membentuk bayangan.

54 SISTEM INDERA Indera Penglihatan

55 SISTEM INDERA Indera Penglihatan
Bola mata terdiri dari 3 lapisan, yaitu: 1. Tunika Fibrosa Terdiri dari sklera, yang berwarna putih dan tidak tembus cahaya; kornea, yang mengandung banyak serabut saraf dan berfungsi sebagai pembantu pemfokusan bayangan benda pada retina; konjungtiva, selaput pelindung kornea; kanalis schlemm, berfungsi untuk menyerap kembali cairan aqueous humor bola mata.

56 SISTEM INDERA Indera Penglihatan 2. Tunika Vaskulosa (uvea)
Terdiri dari koroid dan iris. Koroid adalah lapisan jaringan yang tipis dan mengandung banyak pembuluh darah dan berwarna coklat karena mengandung pigmen. Pigmen ini yang menyebabkan bagian bola mata menjadi gelap. Berfungsi sebagai pemberi zat makanan ke retina. Bagian belakang lapisan mata ditembus oleh saraf otak II. Sedangkan, iris adalah selaput yang terletak menggantung di antara lensa dan kornea. Lubang bulat di tengah iris adalah pupil. Di dalam iris terdapat otot dilator pupil untuk memperlebar pupil dan otot sfingter yang berfungsi memperkecil diameter pupil. Sehingga jumlah cahaya yang masuk ke dalam bola mata dapat diatur.

57 SISTEM INDERA Indera Penglihatan Jumlah pigmen menentukan warna bola mata. Apabila tidak ada pigmen, bola mata berwarna merah. Bila ada sedikit pigmen, bola mata berwarna biru. Sedangkan bila pigmen bertambah-tambah banyak, warna bola mata adalah abu-abu, cokelat, atau hitam.

58 SISTEM INDERA Indera Penglihatan 3. Tunika Nervosa (retina)
Merupakan lapisan terdalam bola mata. Terdiri atas 3 lapisan yaitu lapisan sel batang dan sel kerucut, lapisan neuron bipolar, lapisan neuron ganglion. Lapisan sel batang dan sel kerucut adalah lapisan yang berbatasan dengan koroid. Sel batang dan sel kerucut merupakan reseptor dan mengandung pigmen sensitive terhadap cahaya. Sel batang digunakan untuk melihat pada cahaya remang. Sedangkan sel kerucut, digunakan untuk melihat pada saat cahaya terang. Sel kerucut banyak ditemukan di fovea centralis, suatu lekukan pada macula lutea (bintik kuning) yang terletak pada sumbu penglihatan mata.

59 SISTEM INDERA Indera Penglihatan Cara kerja Mata
Bila cahaya jatuh tepat di sklera, maka terjadi bintik buta. Dimana kita tidak dapat melihat apa-apa. Pada bola mata, terdapat bola mata yang mengandung lensa yang berada di belakang pupil dan iris. Lensa berada di tempat tersebut karena dikelilingi oleh ligamentum suspensorium (jaringan yang mengikat lensa pada tempatnya). Lensa berbentuk cembung, transparan, dan memiliki lapisan serat protein. Bagian dalam bola mata terdiri atas: Bagian belakang lensa, mengandung zat seperti jeli yang disebut vitreous humor. Fungsinya untuk mempertahankan tekanan di dalam bola mata agar tetap bundar dan tidak kempes. Diantara lensa dan iris disebut ruang depan (posterior chamber) Diantara iris dan kornea yang disebut ruang belakang (anterior chamber) Posterior chamber dan anterior chamber diisi oleh sebuah cairan yang disebut aqueous humor. Cairan ini mengisi posterior chamber, lalu masuk ke dalam anterior chamber melalui pupil, dan dikembalikan ke darah. Fungsinya adalah untuk memberi makanan pada kornea dan lensa.

60 SISTEM INDERA Indera Penglihatan Terjadinya Bayangan

61 SISTEM INDERA Indera Penglihatan Kelainan pada mata
Mata miopi (mata minus): lensa terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang. Objek yang jauh akan terlihat kabur karena bayangan jatuh di depan retina. Kelainan mata ini dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa cekung. Mata hipermetropi (mata plus): lensa terlalu pipih atau bola mata terlalu pendek. Objek dekat akan terlihat kabur karena bayangan jatuh di belakang retina. Kelainan mata ini dapat dikoreksi dengan menggunakan lensa cembung. Mata presbiopi: lensa kehilanga elastisitasnya, karena bertambah usia. Umumnya, penderita melihat objek jauh dengan jelas, tetapi menggunakan lensa cembung untuk melihat dekat. Katarak: lensa menjadi keruh sehingga mengganggu penglihatan.

62 SISTEM INDERA Kelainan pada Mata

63 SISTEM INDERA Indera Pendengar dan Keseimbangan
Telinga adalah indera pendengar dan keseimbangan pada manusia. Telinga terdiri atas 3 bagian, yaitu: Telinga luar: Terdiri atas daun telinga, saluran telinga luar, dan membran timpani (gendang telinga). Telinga tengah (rongga timpani): Merupakan rongga kecil yang berisi udara. Terletak di tulang pelipis dan dilapisi oleh sel epitel. Di dalam rongga telinga, terdapat 3 tulang yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang saggurdi. Ketiga tulang ini saling berhubungan melalui sendri yang bergerak bebas. Telinga tengah dihubungkan dengan tenggorokan oleh saluran (tuba) Eustachius. Saluran ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada telinga luar dan telinga tengah.

64 SISTEM INDERA Indera Pendengar dan Keseimbangan
Telinga dalam (labirin): Terdiri dari labirin osea dan labirin membranasea. Labirin osea adalah serangkaian rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum berisi cairan perlimfe. Terdiri atas 3 bagian, yaitu kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran), vestibula, dan koklea. Fungsi kanalis semisirkularis dan vestibula adalah untuk keseimbangan tubuh. Sedangkan, koklea sebagai reseptor pendengaran. Vestibula sendiri terbagi menjadi 2 bagian, yaitu utrikulus dan sakulus. Labirin membranasea: memiliki bentuk yang sama dengan labirin osea, tetapi terletak di bagian yang lebih dalam dan dilapisi sel epitel serta berisi cairan endolimfe.

65 SISTEM INDERA Indera Pendengar dan Keseimbangan

66 SISTEM INDERA Indera Pendengar dan Keseimbangan Struktur Telinga
Di depan vestibula terdapat koklea (rumah siput). Koklea terbagi atas 3 bagian, yaitu bagian atas disebut skala vestibuli, bagian bawah disebut skala timpani, dan bagian penghubung dari atas koklea. Skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui suatu jendela berselaput disebut tingkap oval. Skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat. Di antaranya, terdapat skala media yang berisi cairan endolimfe. Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis (Reissner) dan di sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terletak organon korti yang bergfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls. Organon korti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel rambut terletak membran tektorial yang terdiri dari zat gelatin yang lentur. Sedangkan, sel rambut dihubungkan dengan bagian auditori dari saraf otak VIII.

67 SISTEM INDERA Indera Pendengar dan Keseimbangan
Telinga Sebagai indera Keseimbangan Struktur indera keseimbangan terletak dekat indera pendengaran, yaitu di bagian belakang telinga dalam yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus, dan juga kanalis semi sirkularis. Karena struktur seperti inilah telinga dapat berfungsi dalam mengatur keseimbangan tubuh yang dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf otak VIII.

68 SISTEM INDERA Indera Pendengar dan Keseimbangan
Telinga Sebagai Indera Pendengar Telinga dapat mendengar apabila ada gelombang suara. Keras lemahnya suara bergantung pada amplitudo dan tinggi rendahnya suara bergantung pada frekuensi. Daun telinga berfungsi seperti corong untuk mengumpulkan gelombang suara. Terjadinya pendengaran Gelombang suara masuk ke daun telinga, kemudia saluran telinga luar, lalu diteruskan ke tulang-tulang pendengaran. Tingkap oval bergetar + perlimfe pada skala vestibuli juga ikut bergetar (di tingkap oval, suara bergetar sebanyak 20 kali), sehingga getaran perlimfe melintasi membran vestibularis dan menggetarkan membran basilaris. Rambut pada sel rambut bergetar terhadap membran tektoria dan menimbulkan impuls. Kemudian, impuls menjalar ke saraf otak VIII. Di korteks otak untuk diinterpretasikan.

69 SISTEM INDERA Indera Pendengar dan Keseimbangan
Gangguan pada Indera Pendengaran Gangguan pada indera pendengaran sering disebut tuli. Tuli dapat dibedakan menjadi dua macam. Tuli konduktif, yaitu tuli yang dikarenakan gangguan transmisi suara ke dalam koklea. Penyebabnya antara lain adalah kerusakan tulang pendengaran, kotoran yang menumpuk di saluran telinga luar, atau peradangan telinga tengah. Tuli saraf, yaitu tuli yang disebabkan kerusakan pada organon korti, saraf VIII, ataupun korteks otak daerah pendengaran.

70 SISTEM INDERA Indera Peraba

71 SISTEM INDERA Indera Peraba
Indera peraba adalah kulit. Kulit terdiri atas epidermis dan dermis. Epidermis adalah lapisan sel yang sangat rapat. Sedangkan, dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang letak selnya berjauhan. Kulit memiliki reseptor sensitif terhadap sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri. Reseptor ini berupa ujung saraf yang bebas ataupun ujung saraf yang diselubungi kapsul jaringan ikat. Biasanya, setiap jenis reseptor hanya memiiki fungsi khusus, yaitu menerima satu jenis rangsangan saja, antara lain: Nyeri: berupa ujung saraf bebas yang terdapat di seluruh tubuh. Panas dan dingin: berupa ujung saraf Sentuhan: korpus Meisnner, diskus Merkel, dan ujung saraf yang melingkari akar rambut dan semua yang terletak di permukaan kulit. Tekanan: korpus Paccini, Ruffini, dan Krause. Terletak agak dalam pada kulit.

72 SISTEM INDERA Indera Peraba
Bibir, ujung jari, ujung lidah, dan alat kelamin terdapat banyak reseptor dengan serabut saraf sensorik. Ujung jari dapat membedakan dua titik rangsangan bahkan apabila jarak kedua titik 1mm. Hal ini disebabkan karena masing-masing titik rangsangan akan mengenai reseptor pada neuron yang berbeda sehingga otak dapat membedakan dua titik rangsangan tersebut. Punggung merupakan daerah yang miskin akan reseptor. Hal ini dikarenakan punggung dapat membedakan dua titik rangsangan, jika jaraknya lebih besar dari 70 mm.

73 SISTEM HORMON Hormon adalah zat kimia yang berbentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endoktrin. Kelenjar endoktrin sering disebut kelenjar buntu, karena hormon yang dihasilkan tidak dialirkan melalui suatu saluran, tetapi masuk ke pembuluh darah. Ciri-Ciri hormon: Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endoktrin dalam jumlah yang kecil. Diangkut oleh darah menuju sel/jaringan target Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus. Mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.

74 SISTEM HORMON Fungsi Hormon
Mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan Hubungan Saraf dan Hormon Hormon berfungsi dalam: Mengatur homeostasis. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsugan hidup dapat dipertahankan. Contoh: pengendalian tekanan darah, kadar gula darah, dan kerja jantung. Mengatur metabolisme Mengatur reproduksi Mengatur tingkah laku

75 SISTEM HORMON Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus atu sering disebut kendali saraf endoktrin (neuroendocrine control).

76 KELENJAR BAGIAN HORMON FUNGSI
Kelenjar Hipofisis  (Pituitari) Hipofisis Lobus Anterior        Hormon Somatotropin (STH)         Merangsang  sintesis protein dan metabolisme lemak        Growth Hormon (GH)         Merangsang pertumbuhan tulang (tl. Pipa) dan otot          Hormon Tirotropin (TSH)          Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok dan merangsang sekresi tiroksin         Adrenocorticotro pic Hormone (ACTH)         Mengotrol pertumbuhan dan perkembangan aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk mengsekresikan glukotiroid            Prolaktin (PRL) / Lactogenic Hormone (LTH)         Memelihara korpus luteum (klnjar endokrin sementara pada ovarium u/ produksi progesteron dan ASI          Follicle Stimulating Hormone (FSH)           Merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon estrogen

77 KELENJAR BAGIAN HORMON FUNGSI
Kelenjar Hipofisis (Pituitari) Hipofisis lobus anterior Luteinizing Hormone (LH) Mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon progesteron FSH Merangsang terjadinya spermatogenesis Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH) Merangsang sel-sel interstitial testis untuk memproduksi testosteron dan androgen Hipofisis Pars Intermedia Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) Meningkatkan pigmentasi kulit Hipofisis lobus posterior Oksitosin  Merangsang otot polos yang terdapat di uterus dan sel yang menyelubungi saluran kelenjar susu Vasopresin / Antidiuretik (ADH) Proses reabsorbsi urin pda tubulus distal

78 KELENJAR BAGIAN HORMON FUNGSI Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok) _
Tiroksin (T4) Meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam tubuh Triyodotironin (T3) Sel C Kalsitonin Memacu pengendapan kalsium dalam tulang Kelenjar Paratiroid (kelenjar anak gondok) Parathormon Mengatur konsentrasi ion kalsium, dalam cairan ekstravaskuler (cara : absorbsi dri usus, ekskresi o/ ginjal dan pelepasan dri tulang)

79 KELENJAR BAGIAN HORMON FUNGSI
Kelenjar Suprarenalis (Adrenal / Anak Ginjal) Korteks Mineralokortikoid Membantu metabolisme garam natrium dan kalium shg mnjaga keseimbangan hormon seks Glukokortiroid Membantu metabolisme karbohidrat Medula Adrealin Meningkatnya denyut jantung, kecepatan pernafasan dan tekanan darah. + Insulin : merubah glikoden menjadi glukosa Noradrenalin Menurunkan tekanan darah dan denyut jantung   Kelenjar Pankreas Insulin Merubah glukosa menjadi glikogen Glukagon Merubah glikogen menjadi glukosa

80 Folikel de Graaf (+ FSH)
KELENJAR BAGIAN HORMON FUNGSI Ovarium  Folikel de Graaf (+ FSH) Estrogen Menimbulkan dan mempertahankan tanda2 kelamin sekunder pda wanita (perkembangan pinggul dan payudara, kulit jadi halus)  Korpus Luteum (+ LH) Progesteron Mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima ovum yang sudah dibuahi  Testis Testosteron Merangsang pematangan sperma dan membentuk tanda2 kelamin sekunder pda pria (tumbuh kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara)

81 Plasenta KELENJAR BAGIAN HORMON FUNGSI
 Gonadotropin Korion Meningkatkan pertumbuhan korpus luteum dan sekresi esterogen dan progesteron oleh korpus luteum Esterogen Meningkatkan organ kelamin ibu dan jarigan janin Progesteron Meningkatkan perkembangan jaringan dan organ janin Somatotropin Meningkatan pertumbuhan jaringan janin dan membantu perkembangan payudara ibu


Download ppt "Nurul Ghina Qonita XII IPA 3"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google