Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

APAKAH PERLU SETELAH PENDIDIKAN DOKTER DI INDONESIA?

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "APAKAH PERLU SETELAH PENDIDIKAN DOKTER DI INDONESIA?"— Transcript presentasi:

1 APAKAH PERLU SETELAH PENDIDIKAN DOKTER DI INDONESIA?
DOKTER LAYANAN PRIMER APAKAH PERLU SETELAH PENDIDIKAN DOKTER DI INDONESIA? Disajikan sebagai bagian dari rangkaian acara DIES NATALIS FK Universitas ANDALAS DR.Dr. Dhanasari Vidiawati MSc.CM-FM, DLP Staf pengajar FKUI, Pokja Percepatan Pendidikan DLP

2 Isi presentasi Alasan dokter memerlukan pendidikan tambah untuk di layanan primer : Harapan terhadap dokter di layanan primer Dibutuhkan dokter yang ahli dalam hal…. Pendidikan tambah di LN DLP yang dirumuskan untuk Indonesia Kompetensi yang ditambahkan Metoda dan bentuk pendidikan DLP Masa transisi Persiapan yang telah dilaksanakan Simpulan

3 HARAPAN TERHADAP DOKTER DI LAYANAN PRIMER

4 Penyakit2 yang dapat dicegah melalui perubahan paradigma dan modifikasi gaya hidup dan memerlukan pelayanan komprehensif hingga rehabilitasi } Penyakit2 yang dapat dicegah penularannya dengan peningkatan PSP dan memerlukan penatalaksanaan komprehensif } Penyakit yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh keluarga dan komunitasnya, memerlukan penatalaksanan bersinambung dan holistik Dokter yang lulus fakultas kedokteran adalah dokter dengan ketrampilan klinis untuk bekerja sebagai individu dokter di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) DLP adalah dokter yang bekerja di FKTP dengan kemampuan ketrampilan dan kepemimpin klinis dalam organisasi kesehatan, mampu bekerjasama dan berkomunikasi dengan tim, masyarakat dan pengandil, serta mampu mengembangkan pelayanan di FKTP. Dibutuhkan dokter dengan kemampuan analisis dan merumuskan penatalaksanaan individu, keluarga dan masyarakat sesuai masalah yang dihadapinya (KKNI 8 profesi)

5 Masalah/penyakit terkait sosial budaya sangat tinggi:
Kematian ibu, kematian bayi, penyakit menular seksual, dll Pelayanan kesehatan belum dapat menatalaksana masalah secara menyeluruh dan memutuskan masalah dari akar permasalahan Masalah/penyakit terkait lingkungan sangat tinggi: Diare, Malaria, DBD, TB,dll Masalah/penyakit terkait gaya hidup sangat tinggi: PPOK, DM, HT, STROKE,dll

6 Harapan pelayanan kedokteran terhadap dokter :
pasien dan keluarganya menjadi mitra dokter dalam penatalaksanaan kesehatan1 diharapkan berkompeten dalam berkomunikasi dengan pasiennya, apapun latar belakang pasien, apapun bahasa yang digunakan pasien dokter harus terlatih untuk dapat berhadapan dengan pasien yang beragam latar belakangnya2 1.General Medical Council of United Kingdom ; Good Medical Practice. 2. Cooper-Patrick L, Gallo JJ, Gonzales JJ, et al. Race, Gender, and Partnership in the Patient-Physician Relationship. JAMA. 1999;282(6):

7 Dokter piawai melakukan pelayanan yang berpusat pada pasien
Menggali pengalaman sakit dan penyakit sebelumnya Penyakit Sakit Anamnesis, pemeriksaan fisis, lab Gejala, persepsi, pengalaman, kekuatiran, harapan Memahami pasien sebagai manusia seutuhnya konteks Individu pasien Penyakit Sakit Menyimpulkan hasil penggalian MASALAH2 TUJUAN2 PERAN2 Keputusan yang bermanfaat bagi pasien dan dokter Tampilan pasien Melaksanakan promosi kesehatan dan intervensi Realistis Hubungan dokter-pasien yang ditingkatkan Steward, 2003, The Patient-Centered Clinical Method

8 Dokter di primer menjadi koordinator jaringan kerja antara pelayanan di komunitas dan mitra lainnya
RUMAH SAKIT IGD Unit Kesehatan Jiwa komunitas Instalasi obgin PELAYANAN SPESIALISASI Instalasi bedah Laporan konsultasi Kecelakaan lalulintas Pusat pengendalian Tuberkulosis komunitas lainnya Plasenta previa Rujukan resistensi obat Herrnia Klinik Diabetes Mellitus Rujukan komplikasi Tim Layanan Primer: bersinambung, komprehensif, berpusat pada pasien Kelompok pengobat lain Layanan sosial PUSAT DIAGNOSTIK Kader kesehatan Pemeriksaan penunjang CT SCAN lainnya Anak dan orangtua terlantar Lab sitologi Pap’s smear Pengendalian sampah dan bahan berbahaya Pengobatan kronis Panti Lab AMDAL bidang kesehatan Mamografi Rumah Singgah Pusat skrining kanker PELAYANAN PENCEGAHAN KHUSUS ORGANISASI NON PEMERINTAH

9 DIBUTUHKAN DOKTER YANG AHLI: - UNTUK BERPRAKTIK SEBAGAI
UJUNG TOMBAK PELAYANAN SEBAGAI PIMPINAN FASYANKES DI PRIMER SEBAGAI KOORDINATOR PELAYANAN YANG HANDAL

10 University affiliation Assessment independent
Pendidikan Dokter Layanan Primer di seluruh dunia Training detail Governance Mandatory Entry Duration Define curriculum Personal assessment Regional University affiliation Funding source Assessment independent Australia yes PGY 2 3 years Weak Government New Zealand No Mixed Hong Kong Varies 6 years Self Philippines PGY 1 Strong Malaysia PGY 4 2 years Singapore 1-6 years United Kingdom PGY 3 Ireland 4 years Northern Europe 3 -5 years Central & Southern Europe Canada United States Hays, RB & Morgan S. Australian and overseas model of general practice training. MJA 2011; 194:S63-S66

11 Definisi DLP Dokter Layanan Primer adalah dokter setara spesialis di bidang generalis yang secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Keluarga, ditunjang dengan Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kesehatan Masyarakat dan mampu memimpin maupun menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer

12 Pengertian umum DLP Dengan mengacu pada: Deklarasi Alma Alta
konsep PHC dari WHO (1978), definisi pelayanan primer dari Institute of Medicine (1996), definisi disiplin ilmu General Practice / Family Medicine dari WONCA Europe (2011), UU Dikdok 2013, dan konsensus yang melatar-belakanginya; maka yang dimaksud dengan DLP adalah dokter yang disiapkan untuk menjadi fondasi dan tulang punggung Sistim Kesehatan di era Jaminan Kesehatan Nasional, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Keberagaman yang menjadi ciri khas Indonesia dan kompleksitas masalah kesehatan di Indonesia, mengharuskan DLP menguasai Ilmu Kedokteran Keluarga, yang ditunjang Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk menghadapi tantangan dan masalah kesehatan.

13 Profil Dokter Layanan Primer adalah:
Dokter dengan kualifikasi setara spesialis yang mampu memimpin pelayanan kesehatan primer berdasarkan etika kedokteran dengan berperan sebagai profesional, komunikator, kolaborator, manajer, edukator, advokator, dan peneliti, untuk mewujudkan pelayanan kesehatan paripurna berpusat pada individu, dalam konteks keluarga dan komunitas (person-centered care medical home); Dokter yang mampu memberikan pelayanan kesehatan berkelanjutan (continuity of care) di layanan primer untuk semua kelompok usia dan jenis kelamin, pada setiap siklus kehidupan manusia dan siklus keluarga, melingkupi seluruh spektrum kedokteran pencegahan dari tingkat promosi, prevensi, kurasi, rehabilitasi hingga perawatan paliatif, melalui kerjasama dengan seluruh perangkat di fasilitas kesehatan primer, sekunder, tersier dan unsur masyarakat terkait (comprehensive care);

14 Profil Dokter Layanan Primer adalah:
3. Dokter yang mampu secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip Ilmu Kedokteran Keluarga, Ilmu Kedokteran Komunitas, dan Ilmu Kesehatan Masyarakat berbasis bukti ilmiah terkini dan rekomendasi jejaring internasional di bidang praktik pelayanan primer (evidence-based practice in primary care) dengan mengutamakan keselamatan pasien (patient-safety) menuju Indonesia Sehat dan Sejahtera.

15 KOMPETENSI YANG DITAMBAHKAN

16 Patient centered care Dinamika Keluarga Diagnosis Psikososial
Pekerjaan Rumah Lingkungan Fisik & Non Fisik Dinamika Keluarga Family assessment tools Family SCREEM Family APGAR Family Life Line Family Life Cycle Family Map Genogram Komunitas Patient centered care Aspek Personal: alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran dan persepsi pasien Aspek Klinis Aspek Risiko Internal Aspek Risiko Eksternal Derajat Fungsional Pasien Anamnesis HOLISTIK Pemeriksaan Fisis Nutrisi Aktifitas fisik Pemeriksaan Penunjang Diagnosis Psikososial Diagnosis Komunitas Diagnosis Medis Diagnosis HOLISTIK Intervensi Psikososial: Edukasi pasien/ Konseling Keterlibatan keluarga, Komunitas Rehabilitasi Intervensi Medis Berbasis EBM Penatalaksanaan KOMPREHENSIF Level Pencegahan Oryzati, Dhanasari

17 Manajemen FKTP peduli mutu peduli biaya
Penatalaksanaan keluarga dan komunitas dengan family focused & community oriented care Penatalaksanaan individu dengan patient centered care

18 Beretika, mematuhi hukum dan profesional di pelayanan primer
Area kompetensi Berpusat pada individu dan keluarga dalam mengelola kesehatan personal Bermanajemen profesional pada fasilitas pelayanan kesehatan primer Beretika, mematuhi hukum dan profesional di pelayanan primer Kepemim-pinan yang efektif Berkomunikasi secara holistik, komprehensif dan cakap budaya Berorientasi pada komunitas dan masyarakat dalam pengelolaan kesehatan masyarakat Menekankan pencegahan pada ketrampilan klinisnya

19 Kegiatan profesional yang dipercayakan (entrustable professional activities = EPA) DLP
Konsisten mengaplikasikan prinsip kedokteran berbasis bukti sahih dalam peningkatan derajat kesehatan, pemeliharaan keadaan sehat, penapisan berkala, penyembuhan hingga rehabilitasi dan paliatif masalah kesehatan yang berpusat pada biopsikososiokulturspiritual pasien dan berfokus pada keluarga Konsisten melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan budaya ‘hidup sehat’ dalam rangka menurunkan resiko dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Konsisten mengelola fasilitas kesehatan tingkat primer (FKTP) yang peduli mutu dan peduli biaya berbasis sistim informasi dan kolaborasi interprofesi, serta mendukung sistim rujukan berjenjang

20 KAD 1 Konsisten mengaplikasikan prinsip kedokteran berbasis bukti sahih dalam peningkatan derajat kesehatan, pemeliharaan keadaan sehat, penapisan berkala, penyembuhan hingga rehabilitasi dan paliatif masalah kesehatan yang berpusat pada biopsikososiokulturspiritual pasien dan berfokus pada keluarga KAD Mengelola penapisan masalah kesehatan berdasarkan kelompok usia KAD 1.4. Menatalaksana masalah pengindraan dan persyarafan perifer KAD 1.7. Menatalaksana masalah endokrin dan sindrom metabolik yang banyak di Indonesia KAD 1.10 Menatalaksana masalah kelainan darah dan neoplasma KAD Menatalaksana masalah kesehatan balita dan anak usia dasar KAD Menatalaksana masalah kesehatan dewasa KAD Menatalaksana masalah kegawat-daruratan di layanan primer KAD Menggali sumber daya dan faktor yang mempengaruhi kesehatan pada keluarga dan komunitas pasien KAD Menatalaksana masalah persyarafan pusat dan kepala leher KAD 1.8 Menatalaksana masalah trauma dan muskulo-skeletall KAD 1.11 Menatalaksana masalah kesehatan jiwa KAD Menatalaksana masalah kesehatan remaja KAD Menatalaksana masalah kesehatan usia lanjut KAD 1.20. Menatalaksana gejala dan tanda masalah kesehatan di layanan primer KAD 1.3. Menatalaksana penyakit menular yang sering di layanan primer KAD 1.6. Menatalaksana masalah kardio-vaskuler dan paru KAD 1.9. Menatalaksana masalah gastro-intestinal KAD Menatalaksana masalah kesehatan bayi dan batita KAD Menatalaksana masalah kesehatan perempuan KAD Menatalaksana masalah kolaborasi pasien rujukan KAD Menatalaksana masalah kesehatan terkait gaya hidup

21

22

23 METODA & BENTUK PENDIDIKAN DLP

24 PENCAPAIAN KOMPETENSI
DLP Kompetensi 1 Kompetensi 7 Kompetensi 2 Kompetensi 6 Kompetensi 3 Kompetensi 4 Kompetensi 5

25 Tahapan pendidikan DLP
e-learning PJJ RS pend Tahun 1 workplace based education Tahun 2 e-learning -portfolio -thesis Tahun 3 DVT

26 CONTOH KURIKULUM TAHAP PRAKTIK minggu: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 TAHAP PRAKTIK semester 6 Portfolio fulfill & working on research (6 SKS) Portfolio assessment Final Research presentation Board final examination semester 5 Reseach Quality Assurance in primary care (2 SKS) Research progress presentation & portfolio assessment Community Diagnosis 3 (2 SKS) Program Evaluation 3 (2 SKS) Elderly care at clinic, home and community (2 SKS) semester 4 Writing proposal Urban health (2 SKS) Rural health (2 SKS) Community Diagnosis 2 Research proposal presentation & portfolio assessment Program Evaluation 2 Writing proposal (1 SKS) TAHAP MAGANG semester 3 Patient centered 4 (1 SKS) Interprofessional collaboration 3 (1 SKS) Senses & nerve health (2 SKS) Emergency & referral cases (2 SKS) Surgery, cancer & palliative medicine (2 SKS) Sophisticated examination in primary care (2 SKS) Establishing clinical practice guidelines (1 SKS) semester 2 Patient centered 3 (1 SKS) Interprofessional collaboration 2 (2 SKS) Reproduction & women health (2 SKS) Child health (2 SKS) Mental & teen health (2 SKS) Adult health and Occupational diseases diagnosis (2 SKS) Geriatric, infectious & degenerative diseases (2 SKS) TAHAP PENGAYAAN semester 1 Patient centered 1 (1 SKS) Program evaluation 1 (1 SKS) Clinical practice 1 (2 SKS) Community diagnosis 1 (1 SKS) EBM & Research methodology (2 SKS) EBCR presentation & portfolio assessment Patient centered 2 (1 SKS) Interprofessional collaboration 1 (2 SKS) Buku Kurikulum DLP FK Universitas Indonesia, 2017

27 MASA TRANSISI

28 Estimasi kebutuhan Sumber; Naskah akademik DLP 2014

29 Estimasi jumlah dokter saat ini yang berminat menjadi DLP
Subpokja Masa Transisi NB-DLP

30 Definisi Pendidikan Masa Transisi
Adalah Pendidikan yang berlaku pada proses pendidikan non- reguler dalam rangka penyediaan DLP Setara Spesialis dalam bentuk program adaptasi dengan nama Program Pendidikan Masa Transisi (PPMT) untuk memenuhi kebutuhan nasional selama periode masa transisi. Subpokja Standar Pendidikan NB DLP

31 Peserta Program Pendidikan Masa Transisi
Adalah dokter praktik umum yang telah berpraktik lebih dari 5 tahun terhitung pada bulan Juni 2016, berminat untuk menjadi Dokter Layanan Primer Setara Spesialis dan memiliki hasrat untuk mengembangkan diri (berkarier) di layanan kesehatan primer. Syarat peserta program pendidikan masa transisi: Dokter yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi Berpraktik aktif lebih dari 5 tahun dibuktikan dengan dokumen Surat Ijin Praktik Mendaftar dengan sukarela untuk mengikuti PPMT DLP setara spesialis Subpokja Standar Pendidikan NB DLP

32 PROGRAM TRANFORMASI DOKTER MENJADI DLP
Tahap praktik = uji kompetensi dengan metoda portfolio selama 1 semester di tempat praktik Riwayat praktik , pelatihan dan pendidikan setelah lulus menjadi dokter Modul tahap pengayaan & magang yang diperlukan sesuai hasil validasi Kompetensi dokter RPL dengan modul dan penyelenggara yang telah diakreditasi oleh Kolegium DLP DLP DVT

33 Dasar pemikiran Pendidikan Masa Transisi DLP Setara Spesialis
Pendidikan masa transisi DLP setara spesialis bukan melatihkan kompetensi yang belum dimiliki peserta, namun mengubah pradigma berpikir dokter (shifting pradigm) Transformasi dokter menjadi DLP setara spesialis pada masa transisi untuk Indonesia ditentukan minimum selama 15 tahun sejak 2016, dan minimum program tiap peserta berdurasi 6 bulan (1 semester)

34 SHIFTING PARADIGM Pergeseran paradigma dokter menjadi paradigma DLP setara spesialis terlihat kecil namun merupakan pekerjaan tidak mudah dan sangat besar (huge shifting) Paradigma sakit (kuratif) Paradigma sehat (preventif) Disease oriented Illness oriented Organ body centered Person centered (personal care) Sekedar penyuluhan Pemberdayaan masyarakat Doctor centered Partnership

35 Jadwal mingguan pendidikan DLP masa transisi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Person/patient centered and family focused approaches Enhancing quality of life from womb to tomb SL RS Community diagnosis and advocacy Program planning and evaluation Inter-professional collaboration team work to serve the highest quality of care TM UL UN Keterangan: TM = tatap muka, SL = skilllab , RS = stase Rumah Sakit, UL = ujian lokal, UN = ujian nasional

36 PERSIAPAN YANG TELAH DILAKSANAKAN

37 HASIL & KEGIATAN POKJANAS DLP
Konsolidasi Pokjanas yang tdd -Staf Kemenkes Staf Kemendikbud KKI IDI (PB, 7 Kolegium Sp, PDUI, PDKI) AIPKI Lokakarya persiapan TOT dan pembentukan tim dosen pakar (Master training) sebanyak 30 orang Deklarasi Menkes dan Menristek Dikti untuk pendidikan DLP Penyelenggaraan TOT dosen home based DLP, Pelatihan dokdiknis, Pelatihan calon dosen pembimbing lapangan Penentuan Standar Kompetensi, Standar Pendidikan dan Pendidikan Masa Transisi Penyusunan modul-modul pendidikan masa transisi Penyusunan: St.Kompetensi St. Pendidikan Masa Transisi Kelembagaan DLP 2014 2015 2016 2017 Penyusunan: Buku Kurmod TOT Dosen DLP Pembentukan Perhimpunan DLP dan Kolegium DLP dengan akta notaris dalam Kongres PDLPI yg 1 Penyusunan kriteria wahana pendidikan Penyusunan EPA dan fasilitasi penyusunan kurikulum prodi Penyelengaraan TOT pada 4 lokasi bapelkes dengan peserta staf Fak.Ked. Terakreditasi A sebanyak 160 orang Deklarasi 17 FK untuk pembukaan prodi DLP Penyusunan Naskah Akademik DLP Koordinasi wahana pendidikan dengan akreditasi PKM

38 Terdapat 19 FK terakreditasi A saat ini dan perkiraan daerah cakupan pendidikannya
FK UK ATMA JAYA FK UI FK UNAND FK UNDIP FK UNSRI FK UNTAR FK UNAIR FK UB FK UNHAS FK UNSYIAH FK UNILA FK UNUD FK UNPAD FK UGM FK UMY FK UII FK UNS

39 Kebutuhan dosen untuk prodi DLP dari 19 FK
Dosen home based 114 2 Dosen klinis (berbagai spesialis) 475 3 Dosen pembimbing klinis di FKTP 570

40 4. TOT untuk dokdiknis (13 dosen per FK)
Pelatihan untuk persiapan prodi DLP yang difasilitasi Kemenkes RI 19 prodi DLP TOT untuk calon dosen inisiator (10 dosen per FK) TOT untuk dosen home based (6 dosen per FK) Menyusun standar: Kompetensi Pendidikan Penelitian Pengabdian masyarakat RUMAH SAKIT 4. TOT untuk dokdiknis (13 dosen per FK) Dokdiknis PUSKESMAS Pelatihan pendekatan ked kel RPL program Pelatihan medical teacher Akreditasi sebagai wahana pendidikan Rencana pembukaan prodi DLP di 17 Fakultas Kedokteran yang terakreditasi A. Dalam menyiapkan pembukaan prodi DLP, Kementerian Kesehatan melaksanakan 5 jenis pelatihan yaitu: Pelatihan TOT DLP Bagi Dosen Home Based dan Pengelola Prodi DLP Pelatihan Dosen Pendidik Klinis Bagi DLP Pelatihan Calon Pembimbing Lapangan Prodi DLP Pelatihan Assessor RPL DLP Pelatihan Perseptor DLP Dosen-dosen FK akan disiapkan menjadi dosen-dosen home based dan pengelola prodi DLP, serta akan dilatih kemampuan asesor RPL DLP untuk pendidikan DLP masa transisi. Untuk wahana pendidikan DLP ada 2 yaitu Rumah Sakit yang menjadi jejaring FK dan Puskesmas. Diperlukan penyiapan pembimbing lapangan di wahana pendidikan DLP: Pelatihan dokdiknis bagi 13 jenis spesialis di Rumah Sakit Jejaring FK Pelatihan Calon pembimbing lapangan prodi DLP dan pelatihan perseptor DLP Pembimbing lapangan

41 SIMPULAN Indonesia memutuskan untuk memulai pendidikan DLP setara spesialis dengan mengacu pada standar kompetensi yang ditetapkan oleh WONCA dan negara-negara lain yang terlebih dahulu menyelenggarakan pendidikan serupa Rekognisi negara-negara lain pada pendidikan DLP setara spesialis perlu dilakukan untuk menghadapi tantangan globalisasi (termasuk MEA) Peran pengandil pendidikan kedokteran sangat diperlukan agar pendidikan DLP setara spesialis dapat dilaksanakan secara baik dan berkelanjutan


Download ppt "APAKAH PERLU SETELAH PENDIDIKAN DOKTER DI INDONESIA?"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google