Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
LP WANITA DAN PERMASALAHANNYA
recap by Iqrak
2
Menjelang 1970; studi terhadap kejahatan yang dilakukan perempuan dan pemenjaraannya masih belum berkembang Sedikitnya jumlah perempuan yang dipenjara Pandangan tentang tidak pentingnya pembahasan tentang pemenjaraan perempuan
3
Mulai berkembang seiring dengan munculnya tantangan atas asumsi lama; bahwa kehidupan penjara laki-laki dengan perempuan sama Dalam kenyataannya berbeda berkenaan dengan program dan pelayanan, sub kultur narapidana, serta konsekuensi pemenjaraan atas anak dan keluarga.
4
Latar Sejarah Hingga 1800an, anak dan perempuan ditahan bersama dengan laki-laki dewasa Tidak ada klasifikasi napi Terjadi eksploitasi dan kekerasan seksual Terdapat persepsi umum bahwa female offender lebih buruk dari male offender Perempuan yang melakukan kejahatan dianggap sebagai perempuan yang paling mengalami deprivasi, buruk moral, dan putus asa. Faktor-faktor ini menyebabkan kondisi penjara bagi perempuan yang menyeramkan, terisolasi dan terabaikan
5
Reformasi Kepercayaan akan kesetaraan spiritual dari seks
Identifikasi masalah utama adalah menempatkan perempuan dalam institusi yang didisain untuk laki-laki Dampak reformasi adalah pelebaran sel, dan menempatkan perempuan dalam community based correction
6
Realitas di US Napi perempuan banyak mengalami kekerasan fisik selama masa pemenjaraan Sekitar 3x lebih banyak dan 6x lebih banyak semenjak ia berusia 18 tahun. Lebih dari 3/4 napi perempuan dilaporkan mengalami kekerasan seksual. 56% diperkosa dan 13% percobaan perkosaan.
7
Sub Kultur Penjara Perempuan
Studi Ward dan Kassebaum (1965) serta Giallombordo (1966); tentang terbentuknya relasi sosial di penjara perempuan Khususnya homoseksualitas yang dipahami sebagai satu-satunya adaptasi yang dilakukan perempuan terhadap deprivasi dan stress di penjara
8
Ketika dipenjara, perempuan diputus dari hubungan supportive di luar penjara.
Sebagai adaptasi terhadap “kehilangan” tersebut, napi perempuan biasanya membangun play families dan jaringan kekerabatan “Keluarga” yang terbentuk memiliki peran-peran yang di luar penjara dimainkan oleh bapak, ibu, anak perempuan, saudara perempuan dll
9
Heffernan mendiskripsikan adanya variasi hubungan yang didasarkan pada faktor-faktor tertentu ketimbang homoseksualitas, seperti pertemanan dekat dan mutual interest. Overt homosexuality tetap terjadi, namun bukan satu-satunya cara napi perempuan berhubungan satu sama lain.
10
Berdasarkan penelitian Heffernan, ada tiga kategori adaptasi yang dilakukan perempuan di penjara, yaitu; square, life dan cool. Ketiganya merupakan istilah yang dipergunakan untuk mendeskripsikan pengelompokan napi perempuan di penjara.
11
Square -- memegang nilai dan norma konvensional dan tidak terlibat dalam kehidupan kejahatan. Ia mungkin tidak di dalam penjara sebelumnya, mengikuti aturan-aturan penjara, dan melakukan apa yang diharapkan terhadapnya. Life -- keterlibatan dalam perilaku penyimpangan kompleks. Merefleksikan sebuah gaya hidup yang didalamnya termasuk prostitusi, obat dan pencurian kecil. Kebanyakan telah mengalami penjara sebelumnya Cool -- berusaha untuk tetap berada dalam kontrol dan memanipulasi situasi untuk keuntungannya.
12
Ketiga tipe adaptasi tersebut lebih banyak berasal dari lingkungan luar dan menghasilkan tujuan-tujuan yang berbeda, kode perilaku dan perangkat pendukung selama berada di penjara. Secara tradisional hal ini dijelaskan oleh teori deprivasi dan importansi
13
Dari beberapa penelitian; perbedaan sub kultur penjara perempuan dengan laki-laki adalah;
Berkembangnya hubungan play family di penjara perempuan daripada laki-laki Di penjara perempuan, lebih banyak homoseksualitas konsensual Eksploitasi ekonomi lebih sedikit terjadi di penjara perempuan Di penjara perempuan model importansi lebih banyak didukung Napi perempuan sedikit yang mau mengambil resiko seperti melakukan kerusuhan
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.