Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Konsep CBSA
2
Pembelajaran merupakan suatu proses atau upaya menciptakan kondisi belajar dalam mengembangkan kemampuan minat dan bakat siswa secara optimal, sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Di dalam proses pembelajaran, terjadi interaksi belajar dan mengajar dalam suatu kondisi tertentu yang melibatkan beberapa unsur, baik unsur ekstrinsik maupun intrinsik yang melekat pada diri siswa dan guru, termasuk lingkungan. Dalam konteks pembelajaran,sama sekali tidak berarti memperbesar peranan siswa di satu pihak dan memperkecil peranan guru di pihak lain. Dalam pembelajaran, guru tetap harus berperan secara optimal, demikian juga halnya dengan siswa.
3
Proses pembelajaran melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang perlu dilakukan oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Kesempatan untuk melakukan kegiatan dan perolehan hasil belajar ditentukan oleh pendekatan yang digunakan oleh guru-siswa dalam proses pembelajaran tersebut.Dalam kegiatan pembelajaran kita tidak lepas dari istilah pendekatan, yang kemudian lebih dikenal dengan pendekatan pembelajaran. Pendekatan memiliki pengetahuan yang berbeda dengan strategi, pendekatan bersifat filosofis paradigmatik yang mendasari aplikasi strategi dan metode. Pendekatan adalah pola atau cara berpikir atau dasar pandangan terhadap sesuatu. Pendekatan dapat diimplementasikan dalam sejumlah strategi sedangkan, strategi adalah pola umum perbuatan guru-siswa di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran. Strategi dapat diimplementasikan dalam beberapa metode.
4
Pendekatan pembelajaran adalah suatu titik tolak atau sudut pandang mengenai terjadinya proses pembelajaran secara umum berdasarkan cakupan teoritik tertentu. Pendekatan Pembelajaran Aktif merupakan sebuah konsep pembelajaran yang dipandang sesuai dengan tuntutan pembelajaran mutakhir.
5
Pengertian Pendekatan Belajar Aktif
pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri ini merupakan tujuan akhir dari belajar aktif (Active Learning). Untuk dapat mencapai hal tersebut kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar bermakna bagi siswa atau anak didik. Pembelajaran aktif (Active Learning) mempunyai tujuan untuk mengoptimalkan semua potensi yang dimilki oleh peserta didik, sehingga semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Pembelajaran aktif (Active Learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau peserta didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
6
Belajar aktif merupakan perkembangan teori Dewrning by Doing ( ). Dewey sangat tidak setuju pada rote learning “belajar dengan Menghafal“. Dewey merupakan pendiri Dewey School yang menerapkan prinsip-prinsip “Learning by Doing “, yaitu bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan Dari rasa keingintahuan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatannya secara aktif dalam suatu proses balajar. Belajar aktif mengandung berbagai kiat yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa dan menggali potensi siswa dan guru untuk sama-sama berkembang dan berbagi pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman.
7
Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan bahwa teori rote learning” Belajar dengan menghafal “tidak cocok dalam proses belajar mengajar karena siswa hanya dituntut untuk menghafal saja tanpa disertai dengan pemahaman terhadap materi yang diajarkan. Berbeda dengan teori Learning by Doing dimana siswa dilibatkan secara spontan dalam proses belajar mengajar. Dalam teori ini siswa didorong untuk memberikan pemahamannya terdapat materi yang diajarkan berdasarkan pemahaman masing-masing siswa. Sehingga teori ini mengandung berbagai kiat untuk menumbuhkan kemampuan dan potensi siswa dalam belajar aktif. Peran serta siswa (peserta didik) dan guru dalam konteks belajar aktif menjadi sangat penting.
8
Pendekatan CBSA pendekatan pembelajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi subyek didik seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien. Dalam pendekatan ini guru tidak boleh menganggap siswa sebagai anak kecil yang tidak mungkin bisa mandiri dalam belajar, akan tetapi guru sebagai mitra siswa untuk bersama-sama aktif dalam proses pembelajaran.
9
Prinsip-Prinsip Pendekatan CBSA
Prinsip-Prinsip CBSA yang Nampak pada 4 dimensi sebagai berikut: Dimensi subjek didik a.Keberanian mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan-dorongan yang ada pada siswa dalam proses belajar-mengajar. Keberanian tersebut terwujud karena memang direncanakan oleh guru, misalnya dengan format mengajar melalui diskusi kelompok, dimana siswa tanpa ragu- ragu mengeluarkan pendapat. b.. Keberanian atau keinginan untuk mencari kesempatan, untuk berpartisipasi dalam persiapan maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar- mengajar. Hal ini terwujud bila guru bersikap demokratis. c. Kreatifitas maupun usaha siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan tertentu yang memang dirancang oleh guru. Guru hendaknya dapat memahami potensi yang dimiliki peserta didik dan juga memahami kebutuhannya, sehingga setelah memahami hal ini guru dapat memilih jenis-jenis kegiatan yang diperlukan peserta didik sebagai subjek belajar. d. Dorongan keingintahuan yang besar pada diri siswa untuk mengetahui dan mengerjakan sesuatu yang baru dalam proses belajar mengajar. e. Peranan bebas dalam melakukan sesuatu tanpa merasa ada tekanan dan siapapun termasuk guru dalam proses belajar mengajar. Hal ini perlu ditanamkan dalam diri peserta didik karena dapat menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar (KBM).
10
2.Dimensi Guru a. Adanya usaha dan guru untuk mendorong siswa dalam meningkatkan kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar. Guru harus mampu berinteraksi dengan peserta didiknya dan juga dapat memberi motivasi serta dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memungkinkan siswa untuk aktif daalam proses belajar mengajarnya. b. Kemampuan guru dalam menjalankan peranannya sebagai inovator dan motivator. c. Sikap demokratis yang ada pada guru dalam proses belajar-mengajar. Hal ini sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, karena sikap demokratis adalah sikap memberi kebebasan kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar. d.Pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan cara serta tingkat kemampuan masing- masing. Sehingga diperlukan guru untuk mengetahui bahwa setiap peserta didik mempunyai banyak perbedaan, atau tidak sama antar satu dengan yang lainnya. e.Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis strategi belajar-mengajar serta penggunaan multimedia. Kemampuan ini akan menimbulkan lingkungan belajar yang merangsang siswa untuk mencapai tujuan.
11
3.Dimensi Program a.Tujuan instruksional, konsep serta materi pelajaran yang memenuhi kebutuhan, minat serta kemampuan siswa; merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan guru. b.Program yang memungkinkan terjadinya pengembangan konsep maupun aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar. c.Program yang fleksibel (luwes); disesuaikan dengan situasi dan kondisi, dalam penentuan media dan strategi belajar mengajar sehingga peserta didik dapat memahami materi yang dipelajarinya.
12
4. Dimensi situasi belajar-mengajar
a.Situasi belajar yang di dalamnya terdapat komunikasi yang baik, hangat, bersahabat, antara guru-siswa maupun antar siswa sendiri dalam proses belajar-mengajar. b.Adanya suasana gembira dan gairah pada siswa dalam proses belajar-mengajar.
13
Strategi Pendekatan cara belajar siswa aktif
Strategi yang dapat digunakan guru untuk mencapai tujuan tersebut antara lain: Strategi Pendekatan cara belajar siswa aktif 1. Refleksi Guru dapat meminta siswa untuk secara berkala merefleksikan hal-hal yang telah dipelajarinya dalam pembelajaran. Dalam tahap ini guru menjelaskan sedikit tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya untuk melatih ingatan siswa agar tidak lupa pada materi yang telah diajarkan. Contohnya: melalui jurnal opinion paper. 2. Pertanyaan Siswa (Anak didik) Untuk setiap pokok bahasan atau pertemuan, guru memberi tugas siswa untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami, atau hal-hal yang perlu dibahas bersama guru dan teman-teman siswa lainnya. Pada tahap ini diharapkan siswa untuk mengingat dan mengembangkan materi yang telah diajarkan.
14
Rangkuman Guru dapat membiasakan siswa untuk membuat rangkuman terhadap hasil disuksi kelompok yang dilakukan dikelas atau sebagai tugas mandiri.Selain itu rangkuman tersebut juga dapat merupakan tugas untuk mengevaluasi/menilai sesuatu seperti buku, artikel, majalah dan lain-lain berdasarkan prinsip-prinsip yang telah dipelajarinya dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa bisa memiliki gambaran terhadap materi yang diajarkan dan siswa dapat menjelaskan kembali materi yang telah dijelaskan berdasarkan pemahaman mereka masing-masing. Pemetaan Kognitif Pemetaan kognitif adalah alat untuk membuat siswa aktif belajar tentang konsep-konsep (reposisi) dan skemanya. Pemetaan kognitif juga dapat digunakan untuk menumbuhkan proses belajar aktif siswa. Untuk dapat merancang kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif dan menantang siswa secara intelektual, diperlukan guru yang mempunyai kreativitas dan profesionalisme yang tinggi. Belajar aktif memperkenalkan cara pengelolaan kelas yang beragam tidak hanya berbentuk kegiatan belajar klasikal saja. Kegiatan belajar klasikal (ceramah) masih tetap digunakan agar guru dapat memberi penjelasan tentang materi pelajaran dengan jelas dan baik. Namun kegiatan belajar klasikal bukan merupakan satu-satunya model pengelolaan kelas. Masih banyak bentuk kegiatan lainnya seperti belajar kelompok, kegiatan belajar berpasangan, dan kegiatan belajar perorangan.
15
5.Belajar aktif menuntut guru bekerja secara professional
Selanjutnya, Belajar Aktif menuntut guru bekerja secara profesional, mengajar secara sistematis, dan berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan efisien. Artinya guru dapat merekayasa sistem pembelajaran yang dilaksanakan secara sistematis dan menjadikan proses pembelajaran sebagai pengalaman yang bermakna bagi siswa. Untuk itu guru diharapkan memiliki kemampuan untuk Memanfaatkan sumber belajar di lingkungannya secara optimal dalam proses pembelajaran,berkreasi mengembangkan gagasan baru,mengurangi kesenjangan pengetahuan yang diperoleh siswa dari sekolah dengan pengetahuan yang diperoleh dari masyarakat, mempelajari relevansi dan keterkaitan mata pelajaran bidang ilmu dengan kebutuhan sehari- hari dalam masyarakat, mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku siswa secara bertahap dan utuh, memberi kesempatan pada siswa untuk dapat berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuannya dan menerapkan prinsip-prinsip belajar aktif.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.