Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehFanny Setiabudi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
MATERI KULIAH `KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN` SEMESTER GASAL T. A. 2015/2016 (2 SKS) Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
2
MATERI E_LEARNING-PASCA UTS KULIAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
DAERAH (WILAYAH)`
3
WILAYAH ? PENGERTIAN WILAYAH :
Suatu area geografis yang memiliki ciri tertentu dan merupakan media bagi segala sesuatu untuk berlokasi dan berinteraksi.
4
URGENSI PEMAHAMAN TENTANG WILAYAH
Sebagai dasar pengambilan dalam kepu- tusan/kebijakan pembangunan Transport cost (di dalam wilayah dan atau antar wilayah) setara dengan tingkat bunga dalam dimensi waktu. Relevan dengan realitas geografis Indonesia yang luas, berat, terpisah oleh lautan, dan bahkan beberapa terpencil
5
TIPOLOGI WILAYAH DIJUMPAI 3 TIPE WILAYAH:
WILAYAH FUNGSIONAL (FUNCTIONAL REGION), dicirikan oleh adanya derajad integrasi antara komponen- komponen dalam wilayah. WILAYAH HOMOGEN, dicirikan oleh adanya relatif kesamaan (similarity) dalam wilayah. WILAYAH ADMINISTRATIF, dibentuk untuk kepentingan pengelolaan atau organisasi oleh pemerintah maupun pihak-pihak lain.
6
PILAR PENTING PEMBANGUNAN WILAYAH
KEUNGGULAN KOMPARATIF (imperfect mobility of factor) AGLOMERASI (imperfect divisibility) TRANSPORT COST (imperfect mobility of good and services)
7
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH (WILAYAH)
FAKTUAL PERMASALAHAN : Kesenjangan ekonomi (pendapatan) antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dengan kelompok masyarakat berpendapatan rendah Kesenjangan ekonomi (pendapatan) antara satu wilayah dengan wilayah lain PERLU DUKUNGAN ANALISIS DISTRIBUSI PENDAPATAN & PEMERATAAN PEMBANGUNAN
8
FAKTOR PENYEBAB KESENJANGAN EKONOMI WILAYAH
Konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah Alokasi investasi Tingkat mobilitas faktor produksi yang rendah antar wilayah. Perbedaan sumber daya alam antar wilayah Perbedaan kondisi geografi antar wilayah Perbedaan tataran pendapatan antar wilayah
9
PENGUKURAN DISTRIBUSI PENDAPATAN & PEMERATAAN PEMBANGUNAN
Menggunakan KURVA LORENZ Menggunakan GINI RATIO Menggunakan HIPOTESIS KUZNETS Menggunakan STANDAR BANK DUNIA Menggunakan INDEKS THEILS
10
PENGUKURAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN (MENGGUNAKAN KURVA LORENZ)
BEBERAPA CATATAN : SUMBU HORISONTAL menyatakan jumlah penerima pendapatan dalam persentase kumulatif. SUMBU VERTIKAL menyatakan bagian dari total pendapatan yang diterima oleh masing-masing kelompok penduduk tersebut (% kumulatif). GARIS DIAGONAL merupakan garis "pemerataan sempurna" (perfect equality) dalam distribusi ukuran pendapatan. NOTA : Persentase pendapatan yang ditunjukkan oleh titik-titik di sepanjang garis diagonal tsb persis sama dengan persentase penduduk penerima thd total penduduk
13
PENGUKURAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN (MENGGUNAKAN GINI RATIO)
Pengukuran tingkat ketimpangan atau ketidak-merataan pendapatan (GINI RATIO) dpt dipero-leh dg menghitung rasio bidang yg terletak antara garis diagonal dan kurva Lorenz (dlm gambar : BIDANG A) dibagi luas separuh bidang dimana kurva Lorenz itu berada (dlm gambar : BIDANG BCD). Koefisien Gini adalah ukuran ketidakmerataan/ketim- pangan pendapatan yg diformulasikan dg besaran : angka nol (pemerataan sempurna) sampai angka satu (ketimpangan yang tinggi).
15
PENGUKURAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN (MENGGUNAKAN GINI RATIO)
(simpulan : ketimpangan pembangunan TAJAM) GINI RATIO 0,30 - 0,60 (simpulan : ketimpangan pembangunan SEDANG) GINI RATIO < 0,30 (simpulan : distribusi pembangunan MERATA)
16
Penduduk dikelompokkan dalam tiga lapis (strata) pendapatan, yaitu :
PENGUKURAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN (VERSI BANK DUNIA) Distribusi pendapatan penduduk suatu negara atau daerah, diukur berdasarkan pangsa (kontribusi) pendapatan yang diterima oleh penduduk.. Penduduk dikelompokkan dalam tiga lapis (strata) pendapatan, yaitu : 40% penduduk yang berpendapatan rendah, 40% penduduk yang berpendapatan menengah, dan 20% penduduk yang berpendapatan tinggi.
17
PENGUKURAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN (VERSI BANK DUNIA)
Ukuran pemerataan atau ketimpangan pendapatan dihitung dengan pertimbangan berikut : 1. Apabila 40% penduduk pada lapisan berpendapatan rendah mem- punyai pangsa pendapatan kurang dari 12% dari pendapatan total, dapat dinyatakan ketimpangan/ketidakmerataan “TINGGI”. 2. Apabila 40% penduduk pada lapisan berpendapatan rendah mem- punyai pangsa pendapatan antara 12-17% dari pendapatan total, dapat dinyatakan ketimpangan/ketidakmerataan “SEDANG”. 3. Apabila 40% penduduk pada lapisan berpendapatan rendah mem- punyai pangsa pendapatan diatas dari 17% dari pendapatan total, dapat disimpulkan ketimpangan/ketidakmerataan “RENDAH”.
18
PENGUKURAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN (MENGGUNAKAN HIPOTESIS KUZNETS)
Hipotesis KUZNETS : dalam jangka pendek ada korelasi positif antara pertumbuhan pendapatan perkapita dengan kesenjangan pendapatan. Namun dalam jangka panjang hubungan (korelasi) keduanya menjadi negatif. ARTINYA : dlm jangka pendek meningkatnya pendapatan akan diikuti meningkatnya kesenjangan pendapatan, namun dlm jangka panjang peningkatan pendapatan akan diikuti dg penurunan kesenjangan pendapatan. NOTA : Hipotesis KUZNETS tdk tepat untuk negara yang bertumpu pada sektor pertanian (rural economy)
19
PENGUKURAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN (MENGGUNAKAN INDEKS THEIL)
INDEKS THEIL merupakan suatu analisa statis yang digunakan untuk mengukur kesenjangan pendapatan dengan menggunakan ukuran ketidakmerataan. Analisis distribusi Theil dapat dinyatakan dalam dua macam indeks yaitu berdasarkan pangsa pendapatan (T) dan berdasarkan pangsa populasi (L). Bahwa untuk pendapatan per kapita yang merata sempurna, indeks Theil diberikan bobot nilai nol.
20
STOP STOP STOP STOP Any Question??
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.