Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TELADAN RASUL (1 TES 2:1-12) Lesson 5 for August 4, 2012.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TELADAN RASUL (1 TES 2:1-12) Lesson 5 for August 4, 2012."— Transcript presentasi:

1 TELADAN RASUL (1 TES 2:1-12) Lesson 5 for August 4, 2012

2 GARIS BESAR 1 TESALONIKA 2:1-12
Keberanian para rasul (v. 1-2) Karakter para rasul (v. 3) Tidak ada kesesatan Tidak ada maksud yang tidak murni Tidak ada tipu daya Cara menyajikan pekabaran (v. 4-6) Disetujui / dilayakkan oleh Allah Tidak mencoba untuk menyenangkan manusia Tidak menggunakan kata-kata manis, menyanjung atau menjilat Tidak mencari kemuliaan atau pujian pribadi Perasaan (emosi) yang mendorong mereka (v. 7-8) Bekerja tidak kenal lelah (v. 9-10) Siang dan malam Suatu perilaku sehat, benar dan tak bercela Nasihat dan penghiburan (v )

3 KEBERANIAN PARA RASUL (v. 1-2)
“Kamu sendiri pun memang tahu, saudara-saudara, bahwa kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia. Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat.” (1 Tesalonika 2:1-2) KEBERANIAN PARA RASUL (v. 1-2) Paulus dan Silas bisa menggunakan banyak alasan untuk tidak berkhotbah di Tesalonika. Beberapa hari sebelumnya mereka telah dicambuk dan diperlakukan sebagai penjahat meskipun mereka warga negara Romawi. Mereka perlu beristirahat, untuk menyembukan luka mereka dan untuk menghindari masalah lebih banyak. Namun demikian, mereka didorong oleh janji-janji Tuhan – Dia yang telah mempercayakan mereka dengan pelayanan khotbah – dan punya keberanian dan kekuatan dari Allah.

4 KARAKTER PARA RASUL (v. 3)
“Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya.” (1 Tesalonika 2:3) “ Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan” Orang Tesalonika tidak bisa menemukan kesalahan dalam khotbah para rasul. Itu adalah hasil penelitian mereka yang mendalam dari Kitab Suci. Mereka didorong untuk berkhotbah di Tesalonika oleh keinginan mereka untuk membagikan kebenaran yang murni. Mereka sesungguhnya bukanlah pengkhotbah yang tertipu oleh kesalahan intelektual. “Sebab nasihat kami tidak lahir …dari maksud yang tidak murni” Bertentangan dengan beberapa filsuf yang sejaman dengan Paulus, Paulus tidak memendam niat buruk juga tidak ada perasaan tidak murni yang memotivasi khotbahnya. Mereka tidak tertarik untuk kepentingan seksual yang popularitas mereka dapat berikan. “dan juga tidak disertai tipu daya.” Niat para rasul begitu jelas. Mereka tidak mencoba untuk menipu orang untuk keuntungan mereka sendiri.

5 KARAKTER PARA RASUL (v. 3)
Para rasul tidak dipimpin oleh kesalahan, ketidakmurnian atau tipu daya ketika mereka berkhotbah. Lalu, apa yang memotivasi mereka dan seharusnya juga memotivasi kita? Paulus dan Silas adalah pengkhotbah yang luar biasa dan didengar karena karakter mereka selaras dengan pernyataan mereka. Kita juga dapat memiliki karakter seperti mereka dengan bantuan Tuhan dan mengikuti nasihat Alkitab: Hati yang disunat (Ul 10:16) Kerendahan hati (Ul 10:16) Bergantung sepenuhnya pada Kristus (Fil 4:13) Sadar (insaf) terhadap dosa (Maz 51:1-9) Hati yang bersih (Maz 51:10)

6 CARA MENYAJIKAN PEKABARAN (v. 4-6)
“Sebaliknya, karena Allah telah mengganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita. Karena kami tidak pernah bermulut manis – hal itu kamu ketahui – dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi – Allah adalah saksi – juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus.” (1 Tesalonika 2:4-6) Pekabaran tersebut tidak disajikan dengan menggunakan kata-kata sangat menarik yang bisa membawa tepuk tangan dari penonton. Mengapa mereka perlu persetujuan dari manusia jika mereka memiliki persetujuan dari Tuhan? “Kebutuhan terbesar dunia ini adalah kebutuhan akan manusia-manusia yang tidak dapat diperjualbelikan, manusia yang dalam sanubarinya setia dan jujur, manusia yang tidak segan menyebut dosa sebagai dosa, manusia yang angan-angan hatinya setia kepada tugas seperti jarum menunjuk ke kutub, manusia yang mau berdiri demi kebenaran walau langit runtuh sekalipun.” E.G.W. (Education, “Illustrations”, cp. 7, “Lives of great men” pg. 57)

7 PERASAAN (EMOSI) YANG MENDORONG MEREKA (v. 7-8)
“Tetapi kami berlaku ramah diantara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.” (1 Tesalonika 2:7-8) Dipenuhi dengan penuh perasaan, Paulus membandingkan perasaannya dengan perasaan seorang ibu pengasuh yang merawat anak-anak, dia menyusui mereka seperti anak-anaknya sendiri. Ini adalah contoh indah dari perasaan yang harus mengikat kita bersama-sama dengan orang-orang yang kita beritahukan tentang Injil (Kabar Baik). Tanggapan jemaat Tesalonika terhadap kasih bisa dilihat dalam komentar Paulus berikut: “Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.” (2 Korintus 8:1-3,5)

8 BEKERJA TIDAK KENAL LELAH (v. 9-10)
“Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu. Kamu adalah saksi, demikian juga Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kamu, yang percaya.” (1 Tesalonika 2:1-2) KETEKUNAN MEREKA Paulus tidak ingin menjadi beban bagi saudara-saudaranya, jadi dia membuat tenda untuk mencari nafkah. Dia menggunakan waktu luangnya untuk mengajar orang percaya dan berkhotbah kepada orang Yahudi dan bukan orang Yahudi. PERILAKU MEREKA Baik pekerjaannya yang melelahkan maupun perselisihan terus-menerus dengan banyak orang tidak membuat para rasul berhenti menjalani hidup yang kudus, benar dan tak bercacat, semuanya berkat kuasa Allah. “Dia yang mengharapkan untuk menerangi orang-orang yang tertipu harus mendekati mereka dan bekerja bagi mereka dalam kasih. Dia harus menjadi pusat pengaruh kekudusan” E.G.W. (Evangelism, section IX,” Clinching the Interest”, “Meeting Prejudice and Opposition”, pg. 305)

9 NASIHAT DAN PENGHIBURAN (v. 11-12)
“Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang, dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya.” (1 Tesalonika 2:11-12) Cinta Paulus bagi jemaat Tesalonika bukanlah cinta buta. Seperti seorang ayah, Paulus khawatir tentang masa sekarang dan masa depan anak-anaknya. Dia menasihati, menghibur, menghardik dan mengajar "anak-anak"nya agar mereka bisa berperilaku layak untuk Allah.

10 Sebuah keinginan yang tulus untuk menyenangkan Tuhan dan mengasihi orang lain adalah motivasi yang cukup untuk menghidupkan suatu hidup yang benar-benar akan menjadi saksi yang efektif bagi Kristus.


Download ppt "TELADAN RASUL (1 TES 2:1-12) Lesson 5 for August 4, 2012."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google