Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehVeronika Muljana Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Pertemuan 12 Psikologi Pendidikan Keluarga
Tinggal Bersama Mertua
2
Perkawinan Ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri, dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Pasal I UU Perkawinan, 1978) → sepasang pengantin akan memiliki orangtua baru bernama mertua dan orangtua pengantin memiliki anak baru bernama menantu (Nagiga & Ibung, 2009)
3
Rumah Tangga Keluarga yang ideal adalah keluarga yang mandiri, yang bisa menentukan nasibnya sendiri, dan tidak banyak mendapat campur tangan pihak lain termasuk keluarga dekat Kenyataannya: banyak keluarga yang masih tinggal bersama keluarga besar, atau banyak juga keluarga kecil yang masih tinggal bersama keluarga orangtuanya
4
Tinggal Bersama Mertua
Istri tinggal bersama keluarga suami Suami tinggal bersama keluarga istri → manakah yang lebih berpotensi terjadi gesekan antara mertua dengan menantu?
5
Pentheraphobia Dalam kelompok carilah informasi apa yang dimaksud dengan Pentheraphobia!
6
Alasan Tinggal Bersama Mertua
Alasan ekonomi Karena desakan salah satu pihak/ syarat menikah Ingin berbakti kepada orangtua Alasan kesehatan orangtua Suami istri bekerja → pengasuhan anak diserahkan pada orangtua
7
Dampak Positif Tinggal Bersama Mertua
1. Dapat lebih mengenal keluarga pasangan 2. Dapat lebih mengenal kebiasaan pasangan yang tidak diceritakan oleh yang bersangkutan 3. Dapat belajar hal-hal positif dari keluarga pasangan 4. Dapat mengakrabkan diri dengan keluarga pasangan 5. Mengembangkan empati dan toleransi 6. Mengembangkan kesabaran dan kepekaan
8
Dampak Negatif Tinggal Bersama Mertua
1. Kurang mandiri 2. Kurang privasi 3. Proses adaptasi menjadi lebih sulit dan panjang terhadap perkawinan 4. Kemungkinan kurang solid sebagai pasangan karena ada campur tangan pihak lain
9
Penyebab Timbulnya Konflik Mertua-Menantu
1. Perbedaan antara harapan dan kenyataan 2. Perbedaan latar belakang budaya, kehidupan sosial, ekonomi dan pendidikan lintas generasi → perbedaan persepsi dan pola perilaku 3. Perbedaan kepribadian mertua menantu 4. Perbedaan cara menyikapi konflik
10
Tipe-Tipe Mertua 1. Cerewet: banyak komentar, harus dituruti → Kendalikan emosi, banyak dengarkan baru bicara sesuai fakta 2. Pendiam: jarang bicara, tertutup → aktif bertanya dan peka terhadap kondisi mertua 3. Dimanja: selalu ingin dpt perhatian, merajuk → jangan terlalu memanjakan 4. Pencemburu: ingin dpt perhatian yang sama, berpikir negatif, curiga → sabar, ajak pergi bersama keluarga
11
Tipe-Tipe Mertua 5. Bergosip: senang bicarakan orang lain → tahan emosi, cari akar masalah, suami jadi penengah 6. Suka menilai: senang mengamati dan menilai → jadi diri sendiri, berpikir positif 7. Si sempurna: perfeksionis, egois, kurang pikirkan perasaan orang lain → sabar, bicara dari hati ke hati, minta masukan 8. Demokrasi: tidak usil, beri kebebasan, positif→ jaga sikap, sopan, hormat dan sayang
12
Tips-Tips Tinggal Bersama Mertua
1. Pelajari kebiasaan dan aturan di rumah itu 2. Jika kurang jelas, bertanyalah pada mertua atau suami 3. Pahami bahwa mertua juga sedang beradaptasi dengan keberadaan menantu, perkawinan, dan perubahan status anaknya 4. Minta izin jika ingin lakukan perubahan 5. Jika merasa tidak nyaman atau ada konflik, sampaikan pada pasangan. Pasangan adalah jembatan komunikasi dengan mertua
13
Lanjutan Tips-Tips 6. Untuk memperbaiki keadaan, tanya pada pasangan apa yang seharusnya diperbuat tuk senangkan hati mertua 7. Pasangan dapat membantu untuk meminta mertua memahami kondisi yang terjadi
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.