Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Disusun Oleh Kelompok 9:

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Disusun Oleh Kelompok 9:"— Transcript presentasi:

1 Disusun Oleh Kelompok 9:
Tugas Sejarah Maritim Disusun Oleh Kelompok 9: Mentari Evi Duwi Agustriani Ragiel Rangga Febrianisah Erika Yuastanti

2 Identitas Buku Judul Buku : Kota Demak Sebagai Bandar Dagang di Jalur Sutra Pengarang : Supratikno Rahardjo dan Wiwin Djuwita Ramelan Tahun Terbit: 1994 Tempat Terbit: Jakarta Penerbit : Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional

3 Latar Belakang Demak mulai dikenal pada akhir abad ke-15 sebagai kerajaan bercorak islma pertama di Indonesia. Namun demikian dari berbagai sumber tradisi lisan dan karyasastra daerah dapat diketahui bahwa daerah itu sudah berperan sejak beberapa tahun puluh tahun sebelumnya. Tradisi itu antara lain mengatakan, bahwa Raden Patah, pendiri kerajaan Islam yang pertamamasih mempunyai hubungan keluarga dengan istana Majapahit.

4 Lingkungan Fisik Letak Geografis
Secara geografis Kabupaten Demak terletak pada 110º27’58’’-110º48’47’’ Bujur Timur dan 6º43’26’’-7º09’43’’ Lintang Selatan dengan batas- batas administrasi wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa Sebelah Timur : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan Sebelah Selatan : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang Sebelah Barat : Kota Semarang

5 Kondisi Topografi Region A :
Pembagian daerah berdasarkan ketinggian adalah sebagai berikut: Ketinggian 0 – 3 meter Lokasi : Kecamatan Demak, Bonang, Karangtengah, Mijen, Sayung dan Wedung. Region B Ketinggian 3 – 10 m Lokasi : sebagian besar Kecamatan di Kabupaten Demak Ketinggian 10 – 25 m Lokasi : sebagian dari Kecamatan Dempet, Karangawen dan Mranggen. Ketinggian 25 – 100 m Lokasi : sebagian kecil dari Kecamatan Mranggen dan Karangawen. Region C Ketinggian lebih dari 100 m Lokasi : sebagian kecil dari Kecamatan Mranggen dan Karangawen.

6 Perkembangan Politik dan Struktur Masyarakat
Politik dan Agama Elit politik dan elit agama menduduki tempat yang khusus dalam pemerintahan Kerajaan Demak. Penyebutan gelar “Sultan” bagi raja-raja Demak sebagaimana diceritakan oleh babad-babad tradisi, memberi petunjuk bahwa raja, kecualai sebagai pimpinan politik, juga sebagai pimpnan agama.

7 Struktur Masyarakat Terdapat 3 lapisan-lapisan sosial yang terbentuk di kota Demak, yakni Lapisan atas Yakni kelompok masyarakat yang paling terpandang karena status atau tingkatan kehidupan ekonominya yang tinggi adalah Raja dan keluarganya Pejabat tinggi kerajaan Para ulama besar/syeh Lapisan Menengah Termasuk ke dalam kelompok ini adalah Para imam dan santri Para prajurit atau tentara Para penjaga mesjid dan makam suci Para penulis kronik Lapisan Bawah Termasuk kedalam lapisan ini adah Para petani dan nelayan Para tukag dan perajin Para pedagang kecil Para seniman

8 Aspek-Aspek Perniagaan dan Sasaran Transformasi
Jepara dan Demak Sebagai Bandar Niaga Jepara yang merupakan wilayah kekuasaan Demak terletak disebelah Barat pegunungan, dahulu adalah sebuah pulau (Muria). Letak pelabuhan Jepara sangat menguntungkan kapal-kapal dagang yang lebih besar, yang berlayar lewat pantai utara Jawa menuju ke Maluku dan kembali ke barat. Pada Hubungan antara Demak dan daerah pedalaman Jawa tengah dilaksanakan melalui Sungai Serang yang sekarang yang sekarang bermuara di Laut Jawa antara Demak dan Jepara. Sampai abad ke 18 sungai ini masih dapat dilayari dengan perahu-perahu dagang yang agak kecil setidak-tidaknya sampai Godong.

9 Komoditi Perniagaan dan Sistem Pertukaran Barang
Peranan Cina terutama disebut dalam penggunaan sarana tukar menukar yaitu uang. Berita Cina yang berasal dari awal abad ke-15 menyebutkan bahwa koin logam tembaga dari Cina digunakan sebagai mata uang yang umum di Jawa. Di Jawa juga dikenal mata uang portugis dan menurut Pires, mata uang ini sangat disukai oleh orang Jawa. Salah satu satuan mata uang Portugis adalah Crusados.

10 Sarana Transformasi Sarana menunjang dalam kegiatan perniagaan adalah alat transportasi. Bagi kerajaan-kerajaan di wilayah pantai alat transportasi yang paling utama adalah air. Jeninsya bermacam-macam, tetapi yang paling penting untuk angkutan barang biasa dikenal dengan sebutan junk, yaitu alat transportasi sejenis perahu dalam ukuran besar. Cacatan kompeni dari awal abad ke 17 memuat nama-nama jenis perahu yang ada di Jawa, yaitu congtingh ingangh gorap galjoot gallion lalanang

11 Morfologi Kota Kota-kota Pusat Kerajaan Bercorak Islam
Kota-kota pusat kerajaan Islam di Indonesia umumnya dapat dikatakan bercorak maritim. Kota-kota pusat kerajaan Islam yang bercorak maritime tersebut umumnya terletak di pesisir-pesisir dan di muara sungai- sungai besar dan kota-kota Samudra Pasai, Pedie, Aceh, Demak, Banten, Ternate, Gowa-Makasar, dan Banjarmasin, sedangkan yang bercorak agraris adalah Pajang dan Kerta. Pertumbuhan dan perkembangan kota-kota pusat kerajaan bercorak maritime dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor geografis yang sangat berkaitan dengan hubungan lalu-lintas, politik, ekonomi, dan kosmologis.

12 Tata Kota Pusat Kerajaan Demak Pola dasar yang mirip antara Demak dan Majapahit tidak dapat lagi ditelusuri tetapi pola tata kota ini masih diterapkan oleh raja-raja dimasa kemudian,terutama yang berkembang di pedalaman terutama yaitu Surakarta dan Yogyakarta. Kesamaan pola tata kota yang mencolok yang terdapat pada kedua kerajaan Mataram pada permulaan abad ke-17 tentunya mengadopsi pola yang sama dari ibu kota kerajaan yang mendahuluinya yaitu Pajang dan Demak.

13 Peninggalan Arkeologi di Kebupatian Demak
Dari hasil survei di Kabupatian Demak masih tersisa banguanan-bangunan Arkeologis yang terdapat dibeberapa kecamatanBonang, Gebang dan Karangtengah. Mesjid agung Demak, Makam Sunan Kali Jaga, Masjid Kadilangu

14 Arsitektur Bangunan Rumah Tinggal dan Perkantoran
Bangunan Rumah Tinggal dan Perkantoran yang terdapat di Kebupatian Demak dapat dibedakan menurut gaya arsitekturnya. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu arsitektur asing (Cina dan Eropa). arsitektur tradisonal

15 Arsitektur Tradisional
Bangunan bergaya arsitektur tradisonal lainnya yang terdapat di dalam kota Demak dan sampai sekarang masih dipertahankan keberadaannya adalah bangunan “pendopo kebupatian” dan bangunan “dalem”. Kedua bangunan tersebut terdapat di dalam kompleks kantor Kebupatian Demak.

16 Arsitektur Asing Eropa Sebagian besar berbentuk rumah tinggal, mungkin dahulu dihuni oleh oleh para pejabat Belanda, tetapi ada pula yang berbentuk bangunan penjara, asrama militer (tangsi) dan stasiun kereta api. Cina Bangunan-bangunan bergaya arsitektur Cina di Demak merupakan bangunan rumah tinggal dan tempat Ibadah

17 Pariwisata Kompleks Mesjid Agung Demak
Kompleks mesdjid agung Demak menjadi tujuan utama para peziarah yang datang ke Demak. Makam Sunan Kali jaga Makam sunan Kalijaga terletak di dalam sebuah bangunan cungkub di tengah-tengah makam-makam lainnyam, diantaranya makam para kerabat Sunan Kalijaga. Upacara Grebeg Besar Perayaan Grebeg Besar diselenggarakan setiap tahun sekali, yaitu pada tanggal 10 bulan Zulhijjah atau blan haji. Upacara Syawalan Acara syawalan merupakan acara tradisional masyarakat Demak yang tinggal disekitar pantai, yaitu berupa acara sedekah laut. Aset Wisata Lain Bangunan Wihara, Bangunan-bangunan tua, Sentra industri tradisional, Industri pertanian

18 TERIMA KASIH semoga bermanfaat


Download ppt "Disusun Oleh Kelompok 9:"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google