Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Puisi Korea Klasik Terdiri dari hyangga, gasa, sijo, dan goryeo gayo (song of gayo). Puisi Korea klasik ditulis menggunakan huruf Cina karena hangeul belum.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Puisi Korea Klasik Terdiri dari hyangga, gasa, sijo, dan goryeo gayo (song of gayo). Puisi Korea klasik ditulis menggunakan huruf Cina karena hangeul belum."— Transcript presentasi:

1

2 Puisi Korea Klasik Terdiri dari hyangga, gasa, sijo, dan goryeo gayo (song of gayo). Puisi Korea klasik ditulis menggunakan huruf Cina karena hangeul belum diciptakan. Mayoritas penyair puisi klasik Korea merupakan rahib Buddha, prajurit ataupun gisaeng.

3 Hyangga Hyangga muncul pada masa Tiga Kerajaan (5 SM-668 M) sampai masa Kerajaan Silla Bersatu ( M). Hyangga ditulis ke dalam Bahasa Korea dengan menggunakan huruf Cina yang telah dimodifikasi. Hyangga direkam dalam bentuk skrip yang disebut hyangch’al dimana dalam bahasa korea berarti ‘suara’ dan ‘arti’. Empat belas puisi hyangga tercantum dalam Memorabilia Tiga Kerajaan (삼국유사, 三國遺事) yang ditulis oleh Iryon ( ).

4 Hyangga merupakan puisi formal, dengan struktur:
Puisi 4 bait yaitu puisi berbentuk balada yaitu yang terbentuk pada latar belakang yang cukup luas Puisi 8 bait Puisi 10 bait yang merupakan bentuk yang sudah berkembang, dibagi menjadi bentuk dan merefleksikan aristrokasi dan juga kesadaran beragama. Puisi 10 bait ini mayoritas ditulis oleh pemuka agama seperti Chu’ung Tamsa, Wol Myongsa, Yung Ch’onsa, Yongjae dan Kyungyo, puisi ini juga ditulis oleh prajurit (Hwarang) termasuk Duk Ogok dan Shin Chung.

5 Contoh puisi yang paling mewakili hyangga adalah Sodong-yo (Balada Sodong) dan Jemangmaega (Lagu Persembahan untuk Saudara Perempuan) yang keduanya ditulis oleh Wolmyeong . Ada pula Ch’angip’arangga (Lagu Pujian untuk Kip’arang) yang ditulis oleh Chungdam. Pada masa Kerajaan Silla terutama saat sebelum bersatu (668), banyak terjadi perang dan disinilah hyangga mengekspresikan kesedihan akan kehilangan. Para pemuka agama Buddha pada masa itu mengungkapkan kehidupan setelah kematian dalam hyangga.

6 Jaemangmaega (Wolmyeongsa) Engkau pergi di antara jalan hidup dan mati
재망매가 (월명사) Engkau pergi 죽고 사는 길은 di antara jalan hidup dan mati 예 있므매 머뭇거리고 나는 간다는 말도 tanpa kata-lata 못 다 이르고 어찌 갑니까 perpisahan 어느 가을 이른 바람에 kita akan berpisah, hancur 이에 저에 떨어질 잎처럼 한 가지에 나고 oleh angin awal musim gugur 가는 곳 모리온저 아아, 미타찰에서 만날 나 dari sebatang pohon, 도 닦아 기다리겠다 terpecah belah siapa yang tahu dimana. Biarkan aku berdoa, sampai kita bertemu lagi di surga.

7 Gasa Gasa adalah jenis puisi yang muncul pada akhir masa Kerajaan Goryeo ( M) sampai akhir masa Kerajaan Joseon ( M). Gasa dan shijo merupakan bentuk puisi terbesar pada masa Kerajaan Joseon. Gasa tidak terbatas pada ekspresi individual layaknya moral dan nasihat. Bentuknya sederhana dengan baris ganda yang terdiri dari 3-4 kata pada masing-masing baris. Kemudian ada pengulangan sebanyak 4 kali.

8 Penulis Gasa yang terkenal adalah Jeong Cheol (nama pena: Song Gang)
Penulis Gasa yang terkenal adalah Jeong Cheol (nama pena: Song Gang). Beberapa karyanya yang terkenala adalah ‘Samiingok, Soksamiingok’ (‘Lagu Penantian untuk Raja’), dan ‘Gwandongbyeolgok ‘. Ada beberapa contoh lain dari gasa yaitu ‘Sangch’un-gok’ (‘Nyanyian Persembahan Musim Semi’) yang ditulis oleh Chong Kuk In, ‘Myconangjongga’ (‘Nyanyian Persembahan Myonangjong’) yang ditulis oleh Song Sun, ‘Kwandong pyolgok ‘ (‘Nyanyian Kwandong’) yang ditulis oleh Ch’ol, dan ‘Songsan pyolgok’ (‘Nyanyian Gunung Songsan’).

9 Banyak bertema tentang kontemplasi alam sebagai pencerahan spiritual, hubungan antar manusia dan percintaan. Ada juga yang bertema tentang perjalanan luar negeri (Kim In Gyom : ‘Iltong Chang yuga’-‘Nyanyain Perjalanan Menuju Timur Matahari’). Kemudian ada pula naebang gasa yang ditulis oleh wanita untuk mengekspresikan perasaan, emosi, dan tata cara etika yang harus dipatuhi oleh wanita. Karya ini banyak mendapat respon yang positif di kalangan masyarakat pada masa itu.

10 Sijo Sijo adalah puisi yang muncul pada akhir masa Kerajaan Goryeo dan menjadi sangat populer pada masa Kerajaan Joseon. Sijo ditulis berdasarkan paham konfusianisme dan bertema kesetiaan. Terdapat dua jenis Sijo yaitu pyeongsijo (bentuk pendek) dan sasol sijo (bentuk panjang) . Pyeongsijo biasanya mempunyai struktur yang sederhana yaitu: Dibagi menjadi 3 bait yang berisi pembuka, isi dan penutup Setiap bait berisi 4 baris Setiap baris berisi 3-4 kata. Pengarang sijo diantaranya adalah Jeong Mongju, Seong Sanmun, Lee Jonyeon, Maeng Sa-song, Yi Hyon Bo, Yi Hwang, dan Yi I.

11 Sijo diekspresikan dengan alam (kangho kayo) sesuai dengan paham konfusianisme. Kemudian pada akhir Kerajaan Joseon sijo disisipi sindiran (satir) dalam humor. Sasol sijo muncul pada akhir Kerajaan Joseon. Sasol shijo mengungkapkan sisi tidak terjamah para rakyat biasa yang berstruktur tiga bait dengan isi dan penutup digabung menjadi empat baris. Bentuknya bebas dan mengekspresikan suka duka para rakyat jelata yang sesuai dengan kenyataan (realita).

12 Sijo yang paling digemari adalah puisi yang ditulis Chong Mong Ju seorang penganut paham konfusianisme. Sijo yang diciptakannya mempunyai makna mengenai ketetapan hati.

13 Biarpun aku harus mati, seribu kali
Jeong Mongju ‘단심가’ 정몽주 Biarpun aku harus mati, seribu kali 이 몸이 죽고 죽어 일백 번 고쳐 죽어 tulangku yang ternoda akan menjadi debu, hidup atau mati jiwa ini - 백골이 진토되어 넋이러도 있고없고 님 향한 일편단심이야 가실 줄이 있으라 Apa yang dapat mengubah hati teguh ini, penuh dengan kesetiaan kepada Rajaku? Lagu Kesetiaan

14 Salah satu karya Hwang Ji I yang terkenal adalah A Love Song.
Selain pengarang di atas ada pula Hwang Jin I ( ) yang dikenal sebagai penulis Sijo berprofesi sebagai gisaeng. Salah satu karya Hwang Ji I yang terkenal adalah A Love Song.

15 기부가 황진이 청산리 벽계수야 수이감을 자랑마라 일도창해하면 도라오기 어려우리 명월이 만공산하니 쉬어간들 엇더리 Lagu Cinta Hwang Jin I Bukit-bukit biru adalah hasratku, hijaunya mengaliri cinta kekasihku. Bisakah hijaunya aliran itu membuat bukit dapat menghilang? Dan teriakan, tangisan perpisahan, bisakah mereka melupakan bukit-bukit biru itu?

16 Goryeo Gayo (Song of Gayo)
Sastra Korea pada masa Kerajaan Goryeo ditandai dengan menurunnya penggunaan huruf Cina, mulai menghilangnya eksistensi hyangga, dan mulai munculnya goryeo gayo. Goryeo gayo dianggap sebagai lagu korea yang tertua yang kemudian menjadi karya sastra lisan yang terus diturunkan hingga Kerajaan Joseon. Perkembangan hyangga mulai Kerajaan Silla memang terus berlanjut hingga awal Kerajaan Goryeo, tetapi kesebelas puisi dalalm Kyungyeo Pohyeon Shipcheung Wonwangga terlalu banyak mengandung unsur-unsur religius yang tidak berkaitan dengan unsur-unsur dunia atau artistik.

17 Bentuk puisi baru yang dikenalkan penulis adalah goryeo gayo disebut pyeolgok, yang direkam dengan cara ditulis dengan huruf Korea pada masa Kerajaan Joseon. Puisi ini terbagi menjadi dua bentuk, yaitu: 1) Bentuk pendek (tallyonch’e) yang terjalin dalam bait yang singkat atau biasa disebut single stanza (bait tunggal),contohnya adalah Chong Kwayonggok dan Samogok. 2) Bentuk panjang (yongjangch’e), yang terjalin dalam beberapa bait atau biasa disebut extended stanza (bait bertingkat), contohnya adalah Ch’ongsan pyolgok (Lagu Pegunungan Hijau) , Sogyong pyolgok (Lagu Ibukota di Barat – Pyongyang), Tongdong dan Ssanghwajom (Toko Bunga Kembar).

18 Tema yang biasa diangkat dalam goryeo gayo adalah unsur kehidupan atau realitas sosial dalam kehidupan sehari-hari, cinta yang sederhana seperti cinta seorang ibu, dan juga tentang perpisahan.

19 Puisi Korea Modern Puisi modern Korea mulai berkembang pada akhir masa Kerajaan Joseon (1910) Pada tahun 1920an, puisi modern Korea mengalami perubahan dan semakin berkembang dengan bebas. Di bawah ini terdapat beberapa contoh puisi modern Korea.

20 bunga-bunga bermekaran di musim gugur, musim semi, musim panas
산유화 김소월 Di perbukitan bunga-bunga bermekaran 산에는 꽃 피네. di musim gugur, musim semi, musim panas 꽃이 피네. 갈 봄 여름 없이 산에 Di bukit-bukit 피는 꽃은 bunga-bunga itu 저만치 혼자서 피어 있네. bermekaran dalam sepi nun jauh di sana 산에서 우는 작은 새여, burung kecil berkicau di perbukitan 꽃이 좋아 산에서 mengagumi bunga-bunga 사노라네. yang tumbuh di bukit 산에는 꽃이 지네. 꽃이 지네. Bunga-bunga berguguran di perbukitan Berguguran  Bunga-Bunga di Perbukitan Kim Sowol bunga-bunga berguguran

21 Kekasih yang Tak Dapat Kujumpai Byeon Yongno
생시에 못 뵈올 임을 Kekasih yang Tak Dapat Kujumpai Byeon Yongno 변영로 Kekasih yang tak dapat kujumpai 생시에 못 뵈올 임을 꿈에나 뵐까 하여 ku ingin menemuinya dalam mimpi 꿈 가는 푸른 고개 넘기는 넘었으나 aku telah melintasi Bukit Biru dalam mimpiku 꿈처럼 흔들리우고 흔들리어 그립던 그대 가까올 듯 멀어라. namun mimpi pun samar-samar 아, 미끄럽지 않은 곳에 미끄러져 kekasih yang dekat tampak begitu jauh. 그대와 나 사이엔 만 리가 격했어라. 다시 못 뵈올 그대의 고운 얼굴 Ah, tergelincir di tempat yang tak licin 사라지는 옛 꿈볻다는 희미하여라 jarak antara aku dan kekasihku begitu jauh. Tak dapat lagi melihat kecantikannya lebih samar daripada mimpi yang telah lama hilang

22 Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat dikatakan bahwa setiap puisi Korea memiliki keunikan dan cirinya masing-masing, dengan tema dan pesan moral yang terdapat dalam setiap karya.

23 Terima Kasih


Download ppt "Puisi Korea Klasik Terdiri dari hyangga, gasa, sijo, dan goryeo gayo (song of gayo). Puisi Korea klasik ditulis menggunakan huruf Cina karena hangeul belum."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google