Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KELOMPOK 1 PERBANKAN SYARIAH

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KELOMPOK 1 PERBANKAN SYARIAH"— Transcript presentasi:

1 KELOMPOK 1 PERBANKAN SYARIAH
BAB 1 : ISLAM DAN PERBANKAN BAB 2 : SEJARAH PERBANKAN ISLAM

2 NAMA ANGGOTA ARYANTO (1208029) EKO PRASTYANTO (1208030)
HERKI ( ) RENO I. PRAMANA ( ) RIDWAN MAULANA ( )

3 ARYANTO ( )

4 BAB I ISLAM DAN PERBANKAN
A. MAKNA ISLAM ... barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedangkan ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah 2 : 112)

5 Tegasnya agama di sisi Allah ialah penyerahan diri yang sesungguhnya kepada Allah. Jadi walaupun seseorang mengaku beragama Islam, kalau dia tidak menyerah yang sesungguhnya kepada Allah, belumlah dia Islam, sebab dia belum menyerah/tunduk. Penyerahan diri inilah yang akan membawa keselamatan dan kebahagian hidup bagi manusia. ISLAM = Way Of Life. Membimbing seluruh aspek hidup manusia yakni mengatur hubungan antara : Manusia dengan Penciptanya, Manusia dengan Manusia, Manusia dengan mahluk lainnya termasuk dengan alam dan lingkungan. Jadi, Islam adalah suatu cara hidup yang membimbing seluruh aspek kehidupan manusia.

6 B. CAKUPAN ISLAM Agama Islam memiliki 3 aspek utama, yakni aspek Aqidah, Syariah dan Akhlaq. Aqidah = Iman = Menunjukan kebenaran Islam, Syariah = Islam = Menunjukan keadilan Islam, dan. Akhlaq = Ihsan = Menunjukan Keindahan Islam. I. Aspek Aqidah Kata aqidah berasal dari bahasa arab `aqad, yang berarti ikatan. Menurut ahli bahasa, definisi aqiqah adalah sesuatu yang dengannya diikatkan hati dan perasaan halus manusia atau yang dijadikan agama oleh manusia dan dijadikannya pegangan.

7 EKO PRASTYANTO ( )

8 Aqidah adalah ruh bagi setiap orang, yang apabila dipegang teguh akan memberikan kehidupan yang baik dan menggembirakan bagi yang bersangkutan. Sebaliknya, tanpa aqidah, hidup ini akan kehilangan maknanya dan karenya akan matilah semangat keruhanian manusia. “hendaklah engkau beriman kepada Allah, MalaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir dan beriman pula kepad kadar (takdir) yang baik ataupun yang buruk.” (HR. Muslim)

9 1. Mu`min, Kafir, Munafik, Musyrik dan Murtad Dalam kaitannya dengan penerimaan terhadap akidah Islam di atas, maka manusia terbagi ke dalam lima golongan, yakni sebagai berikut : Golongan Mu`min Yakni golongan yang menerima dan meyakini rukun iman yang enam, dengan tulus dan jujur. Golongan Kafir Golongan yang menolak rukun iman di atas secara terang-terangan. Golongan Munafik Golongan yang pada lahirnya menyatakan menerima aqidah Islam, namun sebenarnya hati mereka menolak, tidak mempercayai aqidah Islam. Golongan Musryik Golongan yang memperserikatkan Allah SWT. Mereka ini membuat sembahan-sembahan atau tandingan-tandingan lain di samping Allah. Jadi di samping menyembah Allah, mereka juga menyembah Tuhan (atau tuhan-tuhan) yang lain. Golongan Murtad Golongan yang dahulunya beriman kemudian berbalik menjadi kafir.

10 2. Kekekalan Aqidah Aqidah sifatnya kekal dan konstan, tidak berubah karena pergantian waktu/tempat. Karena itu tidak ada modifikasi/penyesuain dam akidah. Sejak zaman Nabi Adam sampai sekarang, dan di ujung dunia manapun, persoalan akidah akan selalu tetap konstan. Ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam al-qur`an : “Dia telah mensyariatkan bagi kamu dalam agama apa ynag telah diwasiatkanNya kepada Nuhdan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu : Tegakkanlah agama dan kamu berpecah belah tentangnya…” (QS. Asy-Syura 42 : 13) Dengan demikian, pokok-pokok keimanan yang diajarkan oleh Adam a.s, sama persis dengan pokok-pokok keimanan yang diajarkan oleh Nuh a.s., Ibrahim a.s., Musa a.s., Isa a.s. dan Muhammad Saw. Tidak ada perbedaan sedikitpun di antara mereka semuanya. Semua Nabi mengajarkan bahwa alam semesta ini adalah milik dan ciptaan Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

11 HERKI ( )

12 II. Aspek Syariah Syariah adalah peraturan dan hukum yang berisi perintah dan larangan yang dibebankan oleh Allah Swt kepada manusia. Syariat itu berasal dari Allah. Sebab itu maka sumber syariat, sumber hukum dan sumber undang-undang datang dari Allah sendiri, yang disampaikan kepada manusia dengan perantaraan Rasul dan termaktub di dalam kitab-kitab suci. 1. Syariah dan Perubahan Tidakkah perubahan yang terjadi dalam masyarakat mengharuskan adanya perubahan pula dalam syariat? Dalam Ibadah (hubungan antara Allah dan manusia). Tidak ada perubahan-perubahan. Dalam Muamalah (hubungan antar sesama manusia) selalu diperlukan perubahan sesuai dengan waktu dan tempat melalui proses ijtihad.

13 2. Syariat dan Fiqih Fiqih ialah penafsiran ulama terhadap syariat. Karena syariah terbagi menjadi dua, yakni ibadah dan muamalah, maka sebagai konsekuensi logis dari hal ini adalah bahwa fiqih pun terbagi menjadi dua yakni : Fiqih Ibadah Adalah tafsiran ulama atas perintah dan larangan dalam bidang ibadah. Fiqih Muamalah Adalah tafsiran ulama atas perintah dan larangan dalam bidang muamalah. 3. Pembagian Hukum Secara umum ada lima hukum syara` yang di kenal dalam fiqih Islam yaitu : Wajib, perintah yang pasti. Sunnah, perintah yang tidak pasti atau disebut juga dengan mandub. Makruh, larangan yang tidak pasti. Mubah, Disamping perintah dan larangan, Allah juga memberikan pilihan (takhyir). Haram, larangan yang pasti.

14 III. Aspek Akhlak Akhlak (etika) sering juga disebut sebagai ihsan
III. Aspek Akhlak Akhlak (etika) sering juga disebut sebagai ihsan. Definisi ihsan dinyatakan sendiri oleh nabi dalam hadist berikut : “ihsan adalah engkau beribadat kepada Tuhanmu seolah-olah engkau melihat-Nya sendiri, kalaupun engkau tidak melihat-Nya, maka ia melihatmu.” (HR. Muslim) Dengan demikian, melalui ihsan seseorang akan selalu merasa bahwa dirinya dilihat oleh Allah. Karena Allah mengetahui sekecil apa pun perbuatan yang dilakukan seseorang, walaupun dikerjakan di tempat tersembunyi. Dengan kesadaran seperti ini maka orang mu`min akan selalu terdorong untuk berperilaku baik, dan menjauhi perilaku buruk.

15 C. ISLAM DAN PERBANKAN SYARIAH
Sejauh ini kita telah membahas dengan ringkas cakupan-cakupan pokok ajaran Islam. Dari jabaran sebelumnya, kita langsung menyimpulkan bahwa Islam adalah suatu pandangan/cara hidup yang mengatur semua sisi kehidupan manusia, maka tidak ada satu pun aspek kehidupan manusia yang terlepas dari ajaran Islam, termasuk aspek ekonomi.

16 RENO I. PRAMANA ( )

17 BAB II SEJARAH PERBANKAN ISLAM
A. PENDAHULUAN Walaupun di zaman Rasulullah Saw belum terdapan institusi bank, tetapi ajaran Islam sudah memberikan prinsip-prinsip dan filosofi dasar yang harus dijadikan pedoman dalam aktivitas perdagangan dan perekonomian. B. PRAKTIK PERBANKAN DI ZAMAN RASULULLAH SAW DAN SAHABAT R.A Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpana uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dan tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah Saw.

18 Rasulullah Saw yang dikenal dengan julukan al-amin, dipercaya oleh masyrakat Mekkah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir sebelum hijrah ke Madinah, ia meminta Ali bin Abi Thalib r.a., untuk mengembalikan semua titipan itu kepada para pemiliknya. Dalam konsep ini, pihak yang dititipi tidak dapat memanfaatkan harta titipan. Beberapa istilah perbankan modern bahkan berasal dari khazanah ilmu fiqih, seperti istilah kredit yang di ambil dari istilah qard. Credit dalam bahasa Inggris berarti meminjamkan uang ; credo berarti kepercayaan; sedangkan qard dalam fiqih berarti meminjamkan uang atas dasar kepercayaan. Begitu pula istilah cek yang diambil dari istilah suq. Suq dalam bahasa arab berarti pasar, sedangakan cek adalah alat bayar yang biasa digunakan di pasar.

19 Gambar 2.2. Fungsi Perbankan pada Masa Sahabat r.a.
Menerima Simpanan Satu orang hanya melakukan satu fungsi Menyalurkan Pembiayaan Mengirim Uang Gambar 2.2. Fungsi Perbankan pada Masa Sahabat r.a.

20 PRAKTIK PERBANKAN DI ZAMAN BANI UMAYYAH DAN BANI ABBASIYAH
Fungsi-fungsi perbankan yang dilakuakan oleh satu individu, dalam sejarah Islam telah dikenal sejak zaman Abbasiyah. Perbankan mulai berkembang pesat ketika beredar banyak jenis mata uang pada zaman itu sehingga perlu keahlian khusus untuk membedakan antara satu mata uang dengan mata uang lainnya. Kemajuan praktik perbankan pada zaman itu ditandai dengan beredarnya saq (cek) dengan luas sebagai media pembayaran. Bahkan, peranan bankir telah meliputi tiga aspek : Menerima deposit, Menyalurkannya, dan Mentransfer uang

21 RIDWAN MAULANA ((( )

22 D. PRAKTIK PERBANKAN DI EROPA Dalam perkembangan berikutnya, kegiatan yang dilakukan oleh perorangan (jihbiz) kemudian dilakukan oleh institusi yang saat ini dikenal sebagai bank. Ketika bangsa Eropa mulai menjalankan praktik perbankan, persoalan mulai timbul karena transaksi yang dilakukan menggunakan instrument bunga yang dalam pandangan fiqih adalah riba, dan oleh karenanya haram. Transaksi berbasis bunga ini semakin merebak ketika Raja Henry VIII pada tahun 1545 membolehkan bungan (interest) meskipun tetap mengharamkan riba (usury) dengan syarat bunganya tidak boleh berlipat ganda (excessive). Pada saat peradaban muslim mengalami kemerosotan dan Negara-negara Muslim satu per satu jatuh kedalam cengkraman penjajahan bangsa-bangsa eropa. Akibatnya, intitusi-institusi perekonomian umat Isalm runtuh dan digantikan oleh institusi ekonomi bangsa eropa yang notabane berbasis bunga.

23 E. PERBANKAN SYARIAH MODERN Oleh karena bunga secara fiqih dikategorikan riba yang berarti haram, di sejumlah negara Islam dan berpenduduk mayoritas Muslim mulai timbul usaha-usaha untuk mendirikan lembaga bank alternatif non-ribawi. Hal ini terjadi terutama setelah bangsa-bangsa Muslim memperoleh kemerdekaannya dari para penjajah bangsa Eropa. Kini, perbankan syariah telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dan menyebar ke banyak negara, bahkan ke Negara-negara barat. The Islamic Bank Internatioal of Denmark tercatat sebagai bank syariah pertama yang beroperasi di eropa, yakni padatahun 1983 di Denmark.

24 F. PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus berkembang. Berdasarkan data Bank Indonesia, prospek perbanakn syariah pada tahun 2005 diperkirakan cukup baik. Industri perbankan syariah diprediksi masih akan berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi

25 G. PENUTUP Dapat dikatakan bahwa konsep bank bukanlah suatu konsep yang asing bagi umat Muslim, sehingga proses ijtihad untuk merumuskan konsep bank modern yang sesuai dengan syariah tidak perlu dimulai dari nol. Jadi, upaya ijtihad yang dilakuakan insya Allah akan menjadi lebih mudah.

26 any questions???

27 Hatur Nuhun Sadayana...


Download ppt "KELOMPOK 1 PERBANKAN SYARIAH"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google