Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDeddy Doddy Indradjaja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
PERANAN BIOTEKNOLOGI DALAM PEMULIAAN TANAMAN
2
PEMULIAAN KONVENSIONAL VS BIOTEKNOLOGI
PEMULIAAN TANAMAN KONVENSIONAL : PEMULIAAN TANAMAN YANG MELIBATKAN AKTIVITAS PERSILANGAN DAN SELEKSI PADA TINGKAT INDIVIDU TANAMAN. PEMULIAAN BIOTEKNOLOGI (REKAYASA GENETIKA): PEMULIAAN PADA TATARAN SEL/MOLEKULER
3
KEDUANYA SALING MELENGKAPI KEKURANGAN MASING-MASING
BIOTEKNOLOGI ALAT BANTU YANG MERUPAKAN ALTERNATIF BARU SEBUAH TEKNOLOGI (SEBAGAIMANA TEKNOLOGI-TEKNOLOGI LAIN) UNTUK MENCAPAI TUJUAN PEMULIAAN PENGGUNAANNYA BUKAN KEHARUSAN TETAPI SEBUAH PILIHAN
4
PEMULIAAN TANAMAN : KERAGAMAN GENETIK SELEKSI GENOTIP BARU
Semakin banyak keragaman genetik semakin banyak varietas unggul yang dapat ‘diciptakan’
5
A. BIOTEKNOLOGI UTK MENCIPTAKAN KERAGAMAN GENETIK
Pada pemuliaan konvensional menyilangkan 2 atau lebih genotip berbeda Kendala : - jika tidak ada sumber keragaman genetik dari tanaman sejenis pesilangan kerabat jauh sulit dilakukan Peran Bioteknologi??
6
Transformasi Genetik Pengertian : penyisipan satu atau lebih gen secara langsung ke dalam genom suatu tanaman Kelebihan : dapat menyisipkan gen yang berasal dari tanaman yang spesiesnya berbeda bahkan dari organisme yang berbeda (bakteri, virus, binatang) Hasil : tanaman transgenik dengan sifat baru a.l. : tahan terhadap hama, penyakit, dan atau herbisida, mempunyai kandungan gizi lebih baik, mutu lebih baik dll. Tanaman transgenik dapat dilepas sebagai varietas unggul baru dan dapat dimanfaatkan untuk memperkaya keragaman genetik yang sudah ada
10
2. Variasi somaklonal Pengertian : variasi genetik yang timbul karena perlakuan kultur ‘in vitro’. - Merupakan bagian dari fenomena mutasi. Hampir selalu terjadi pada kegiatan kultur ‘in vitro’ dengan persentase yang berbeda-beda. Fenomena ini dapat dipacu dengan penambahan zat kimia tertentu. Keragaman baru yang muncul memperkaya keragaman yang sudah ada untuk secara langsung dilepas sebagai varietas atau direkombinasikan dan diseleksi terlebih dahulu
11
Production of a new variety of japanese butterbur using somaclonal variation.(upper:new variety, lower:native variety) ( kakubu/shigen/fuki.jpg) Somaclonal variation in Rhododendron plants derived from adventitious shoots
12
Carrot family lines regenerated from tissue-culture
Carrot family lines regenerated from tissue-culture. Both have been grown for 12 weeks in a glasshouse after 10 weeks vernalisation. Family 16 (LHS) are flowering abundantly, while Family 17 (RHS) have not flowered.
13
3. Fusi sel Hibridisasi antara 2 genotip tanaman pada tingkat sel
Mencampurkan 2 sel utuh yang berbeda sehingga didapatkan kombinasi genetik baru yang sebelumnya belum ada Hasil fusi mempunyai susunan genetik gabungan dari 2 tetua Keuntungan : rekombinasi sifat yang selama ini tidak dapat dilakukan dengan persilangan biasa menjadi memungkinkan untuk dilakukan
14
Kelemahan : - keberhasilannya masih rendah dan terbatas untuk tanaman yang hubungannya masih dekat - penggabungan sifat secara menyeluruh sehingga semua sifat (termasuk yang jelek) ikut tergabung
16
B. BIOTEKNOLOGI UNTUK SELEKSI
Pada pemuliaan konvensional, seleksi dilakukan berdasarkan karakter yang tampak Karakter yang tampak ini dapat langsung pada karakter yang dituju maupun karakter yang merupakan marka seleksi Bioteknologi memungkinkan seleksi dengan teknik baru yang lebih baik
17
MARKER AIDED SELECTION
Seleksi dengan bantuan marka molekuler Fifat-sifat tertentu dicari marka molekulernya sehingga seleksi dapat dilakukan lebih akurat dan efisien (waktu, tempat dan tenaga) dibandingkan jika menggunakan marka seleksi fenotipik Seperti halnya marka fenotipik, marka molekuler juga dapat merupakan penyandi sifat yang bersangkutan maupun sifat yang terpaut dengan sifat yang bersangkutan Kelemahan : proses untuk pencarian marka molekuler relatif panjang sehingga biaya cukup mahal
18
2. SELEKSI DENGAN PENANDA BUATAN
Teknologi transformasi dan isolasi gen telah semakin maju dan memungkinkan introduksi berbagai sifat baru pada tanaman Salah satu sifat baru yang dapat diintroduksikan adalah sifat berpendar (spt pada kunang-kunang) ke dalam tanaman Jika sifat ini dapat dipautkan dengan sifat lain yang dikehendaki dan diintroduksikan ke dalam tanaman maka seleksi akan dapat dilakukan lebih mudah
20
3. PERAN TEKNOLOGI KULTUR IN VITRO DALAM PEMULIAAN TANAMAN
Menyediakan target untuk transformasi genetik serta metode regenerasinya Hampir semua kegiatan transformasi genetik menggunakan sel-sel hasil kultur ‘in vitro’ sebagai target dan sel-sel atau jaringan tersebut juga harus diregenerasikan melalui kultur ‘in vitro’ untuk ditumbuhkan menjadi tanaman utuh
21
Kultur Embrio Embrio hasil persilangan interspesifik seringkali gagal berkembang menjadi individu baru. Teknologi ‘embryo rescue’ dapat dimanfaatkan untuk menyelamatkan embrio hasil persilangan ini menjadi tanaman baru
22
3.Kultur pollen/ovule/anther
Kondisi homosigot diperlukan pada tanaman menyerbuk sendiri untuk menjadi varietas yang unggul. Pada tanaman menyerbuk silang kondisi homosigot diperlukan pada pembentukan varietas hibrida. Kondisi homosigot biasanya diperoleh dengan selfing selama beberapa generasi Kondisi homosigot dapat dicapai lebih cepat dengan cara mengkulturkan sel-sel pada individu 2n yang mempunyai susunan n (sel kelamin) Individu n mempunyai karakter seperti individu homosigot, atau individu digandakan n –nya sehingga mjd 2n yang homosigot
23
Terima kasih…
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.