Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

INTERAKSI SOSIAL PULUNG SISWANTARA.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "INTERAKSI SOSIAL PULUNG SISWANTARA."— Transcript presentasi:

1 INTERAKSI SOSIAL PULUNG SISWANTARA

2 interaksi sosial proses di mana orang-orang yang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, antara orang perorangan dengan kelompok manusia. tanpa interaksi sosial, tak mungkin ada kehidupan bersama.

3 Syarat-Syarat terjadinya Interaksi sosial
Kontak sosial Kontak sosial berasal dari bahasa Latin con atau cum yang berarti bersama-sama atau tango yang berarti menyentuh Komunikasi Komunikasi berasal dari kata bahasa latin communis yang berarti sama (Dedy Mulyana, 2002; 41). Kata komunikasi juga mirip dengan kata komunitas atau community, yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan.

4 Kontak sosial dapat bersifat negatif dan positif.
Kontak sosial tergantung tindakan dan tanggapan terhadap tindakan itu. Kita Kontak sosial dapat bersifat negatif dan positif. Suatu Kontak sosial juga dapat bersifat primer dan sekunder.

5 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Kerja sama, Akomodasi, Persaingan dan Konflik.

6 Kerja Sama. Timbul apa bila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama Mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; Kesadaran akan adanya kepentingan- kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.

7 lima bentuk kerja sama Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolog Barganinig yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atu lebih. Kooptasi yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.

8 Koalisi yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif. Joint venture, kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan dan lain sebagainya.

9 Akomodasi suatu keadaan dan suatu proses. Sebagai suatu keadaan, akomodasi berarti adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Dan sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredam suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghacurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Akomodasi dapat terjadi melalui beberapa bentuk: Coercion, akomodasi dalam bentuk ini terjadi karena adanya pemaksaan, Compromise, akomodasi yang terjadi di mana pihak-pihak yang saling bertentangan sama-sama mengurangi tuntutannya masing-masing.

10 Arbitration, akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan pertentangan melalui pihak ketiga. Mediation, mediasi hampir sama dengan arbitrase, hanya saja pihak ketiga dalam mediasi hanya berfungsi sebagai penasehat dan tidak memiliki wewenang membuat keputusan untuk menyelesaikan perselisihan, Conciliation, suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan bersama, Toleration, suatu akomodasi tanpa persetujuan formal, Stalemate, suatu akomodasi yang terjadi karena kedua belah pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang sehingga pada suatu titik berhenti dengan sendirinya dalam pertentangan. Adjudication, penyelesaian perkara melalui pengadilan

11 Tahap yang lebih lanjut dari akomodasi adalah asimilasi di mana seseorang yang memasuki suatu kelompok tertentu tidak lagi memandang perbedaan dirinya dengan kelompok yang dimasukinya, melainkan ia akan mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan dan tujuan kelompok yang dimasukinya. Faktor-fakto yang mempermudah terjadinya asilimilasi adalah adanya toleransi, kesempatan ekonomi yang sama, sikap saling menghargani, terbuka, adanya persamaan unsur kebudayaan, perkawinan campur dan adanya musuh bersam dari luar.

12 Persaingan proses sosial di mana individu atau kelompok bersaing mencari keuntungan melalui bidang- bidang kehidupan yang langka tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Udara misalnya bukan sumber daya yang langka, oleh karena itu tidak ada persaingan untuk memperolehnya, tetapi Kedudukan dan kesempatan dalam berusaha tidak mudah diperoleh, karena itu ia bersifat langka. Oleh karena ia bersifat langka, maka orang atau kelompok akan bersaing untuk memperolehnya.

13 Kontraversi dan Konflik
proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. lima bentuk kontravensi yaitu: Perbuatan-perbuatan seperti penolakan, gangguan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencan pihak lain; Menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebran, mencerca, memfitnah dan lain sebagainya; Mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan khianat dan seterusnya; Menganggu atau membingungkan pihak lain. Contoh lain adalah memaksa pihak lain untuk menyesuaikan diri. Kontravensi dapat menimbulkan konflik sosial

14 KONFLIK

15 What is Conflict?

16 Conflict is…… Konflik adalah pertentangan antara dua pihak atau lebih, yang dapat terjadi antarindividu, antarkelompok kecil, bahkan antarbangsa dan negara (Sarlito W. Sarwono, 1999). Merupakan bentuk pertentangan, ketidaksepakatan, ketidakcocokan antara dua orang atau lebih, antar kelompok orang, yang biasanya ditadai oleh kekerasan fisik (Wikipedia, 2007) Persepsi mengenai perbedaan kepentingan (Pruitt dan Robin,2004)

17 Charles Darwin: melakukan kajian pada suatu spesies untuk tetap bertahan hidup (survival of the fittest). Konflik tidak selalu merusak, tetapi juga hal yang produktif. Hasil produktif untuk dari perjuangan untuk mempertahankan hidup adalah kemunculan suatu mutan/spesies yang mengalami anomali berupa penyimpangan secara genetis; spesies yang mampu bertahan hidup secara menyeluruh melalui berbagai penyesuaian genetis untuk tetap bertahan hidup. Sigmud Freud: mengkaji tentang perang antar berbagai kekuatan psikodinamika untuk mengontrol Ego yang terjadi pada diri seseorang. Freud juga meneliti tentang perkembangan hidup individu dan buah pikir (insight) yang timbul sebagai hasil perjuangan untuk memahami dan menghadapi konflik di dalam diri. Karl Marx: mengembangkan analisis politis dan ekonomis berdasarkan asumsi bahwa konflik adalah bagian tak terelakkan dalam sebuah masyarakat yang mencerminkan filosofi dialektis. Marx mengatakan konflik mendorong timbulnya konflik lebihmengarah pada peningkatan mutu kondisi masyarakat. lanjut, memicu (mendorong) perubahan; perubahan hampir akan selalu

18 3 aspek lain perlu dipertimbangkan dalam membahas konflik:
Awareness aspect: kapan seseorang menyadari telah terjadi konflik Expression aspect: tampilan di depan publik bahwa telah terjadi konflik Affect aspect: konflik seringkali diikuti oleh munculnya sejumlah emosi negatif spt marah, cemas panik.

19 Maka…… KONFLIK merupakan percampuran antara unsur : OBJEKTIF ketidaksesuaian / ketidakcocokan tindakan, tujuan berkaitan dengan sumber-sumber yang terbatas seperti uang, air, dan sebagainya; universal atau spesifik. SUBJEKTIF lebih merujuk pada proses-proses psikologi sosial seperti persepsi, komunikasi, atribusi konflik subjektif terjadi terutama karena faktor ‘minds’ (persepsi dan kognisi) konflik dpt terjadi walaupun tidak ada ketidaksesuaian yang sifatnya substantif/ mendasar KAITAN UNSUR OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF DARI KONFLIK Pada umumnya konflik memang dipicu oleh persoalan objektif, namun intensitas ataupun keseriusan sebuah konflik tergantung pada bagaimana individu atau kelompok mempersepsi dan menginterpretasikan situasi (unsur subjektif)

20 TAHAP-TAHAP KONFLIK ESKALASI KONFLIK konflik Konfrontasi akibat
Pasca konflik Pra konflik Periode waktu

21 TEORI – TEORI KONFLIK Menurut Sarwono (2001), penyebab munculnya konflik dalam kelompok dilatarbelakangi oleh: Dilema sosial: Adanya sikap yang tidak mau dirugikan dan keinginan untuk mempertahankan diri, dimana setiap individu mempunyai latar belakang sendiri – sendiri (suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin), individu yang tergabung dalam suatu kelompok seringkali ‘ditebengi’ oleh kepentingan – kepentingan tertentu dan senantiasa mengupayakan tercapainya tujuan dari kepentingan tersebut. Kompetisi : Menurut realistic group conflict, kompetisi menyebabkan adanya permusuhan yang kemudian bermuara pada adanya saling berprasangka satu dengan yang lain, serta saling memberikan evaluasi yang negatif. Ketidakadilan: Adanya ketidakseimbangan antara input dengan output. Kesalahan persepsi: Kesalahan persepsi seringkali muncul karena cara pandang yang subyektif (tidak obyektif), jadi tidak mudah untuk mengetahui mana yang benar. Ibarat sebuah bola, inti bola adalah kebenaran itu sendiri, sedangkan lapisan yang menyelimuti inti adalah persepsi –persepsi yang ditimbulkan oleh subyek. Jadi, dalam hal ini kebenaran akan selalu tertutup dengan adanya ‘persepsi – persepsi yang belum tentu benar’. (mirror image perception)

22 THE REALISTIC CONFLICT THEORY
Konflik terjadi karena adanya kompetisi dalam permainan, antarkelompok saling mengejek, berkelahi, adanya upaya saling mengalahkan (win-lose), segala upaya damai dan komunikasi dihambat (autistic hostility), serta muncullah distorsi persepsi. THE CONTACT HYPOTHESIS TEORIES Konflik terjadi karena kegagalan mengenal pihak lain akibat ketidaktahuan atau tidak adanya informasi yang memadai. Untuk itu diperlukan adanya kontak, sehingga dapat membuka kesempatan untuk mendapatkan informasi yang memadai, mengklarifikasi kesalahan persepsi, belajar kembali berdasarkan informasi yang baru, walaupun tidak semua kontak bisa menyelesaikan konflik bahkan dapat mempertajam konflik.

23 TEORI IDENTITAS SOSIAL
Setiap individu memiliki identitas sosial yang berbeda. Identitas sosial dalam hal ini adalah kesadaran individu bahwa dirinya merupakan anggota dari suatu kelompok tertentu, yang meliputi kesadaran akan perasaan - perasaan, nilai - nilai penting bagi dirinya sebagai anggota dari kelompok tersebut. Untuk itulah identitas sosial menjadi bagian dari konsep diri individu. Identitas sosial itu bisa berupa kategori-kategori sosial yang merupakan penggolongan individu menurut negara, ras, kelas sosial, pekerjaan, jenis kelamin, etnis, agama, golongan, dan sebagainya. Identitas sosial tersebut kemudian menjadi penghalang bagi seseorang untuk bekerjasama dalam suatu kelompok, karena adanya kepentingan dan latar belakang yang dibawanya. Konflik seringkali terjadi karena tidak adanya kesamaan persepsi dan kurangnya empati karena setiap individu yang berkelompok senantiasa mempertahankan identitas sosialnya masing – masing.

24 STEREOTIP (KOGNISI SOSIAL)
Stereotip terjadi karena adanya kesalahan persepsi (terjebak pada penilaian yang salah), dimana informasi –informasi yang diterima kurang lengkap dan bersifat subyektif. Kesalahan persepsi yang menimbulkan stereotip kemudian berkembang menjadi faktor penyebab munculnya konflik. Sifat stereotip seperti munculnya kesan kaku yang jauh dari kenyataan, keyakinan yang berlebihan, generalisasi yang berlebihan, tidak akurat dan irasional.

25 CONTOH STEREOTIP PADA PIKIRAN KELOMPOK
Pikiran kelompok sebagai cara berpikir seseorang pada saat ia mencari kesepakatan dengan anggota kelompok yang lain. Cara berpikir tertentu sangat dominan dalam kelompok yang terpadu / kohesif sehingga mengalahkan dan mengabaikan penilaian lain yang lebih realistik. Pikiran kelompok sebagai proses pembuatan keputusan yang kurang baik, yang besar kemungkinannya akan menghasilkan keputusan yang jelek dengan akibat yang sangat merugikan. Hal ini didukung oleh adanya konformitas dalam kelompok. Contoh : Peristiwa Pearl Harbour Desember 1941, komandan militer AS di Hawaii menerima laporan tentang persiapan Jepang untuk menyerang AS di suatu tempat di Pasifik. Intel – intel militer kemudian kehilangan kontak dengan kapal – kapal Jepang yang mulai bergerak ke Hawaii. Tetapi para komandan memutuskan untuk mengabaikan informasi tersebut, akibatnya, Pearl Harbour sama sekali tidak siap ketika diserang. 18 kapal tenggelam, 170 pesawat udara hancur, dan orang meninggal.

26 STRATEGI MENGHADAPI KONFLIK
Menurut Pruit dan Robin (2004), strategi menghadapi konflik adalah sebagai berikut : Contending : cara ini adalah cara pemecahan masalah secara WIN – LOSE SOLUTION, yaitu dengan menyelesaikan masalah tanpa memperdulikan kepentingan pihak lain. Problem Solving : yaitu menyelesaikan masalah dengan memperdulikan kepentingannya sendiri dan pihak lain. Individu akan berinisiatif melakukan pemecahan masalah dengan negosiasi untuk mengatasi konflik. Solusi diarahkan pada agar kedua pihak dapat sepenuhnya mencapai tujuan dan mengatasi ketegangan dan perasaan negatif antara kedua pihak. Motivasi yang berkembang adalah untuk berkolaborasi. Yielding: yaitu dengan mengalah, menurunkan aspirasinya sendiri dan bersedia menerima ‘kurang’ dari yang sebenarnya diinginkan. Motivasi yang berkembang adalah keinginan untuk menyerah. Inaction : yaitu dengan diam, tidak melakukan apapun. Masing-masing pihak saling menunggu tindakan pihak lain. Withdrawing: yaitu dengan menarik diri, memilih meninggalkan situasi konflik, baik secara fisik maupun psikologis.

27 RESOLUSI KONFLIK Merupakan suatu proses untuk mengatasi perselisihan, konflik. Metode Resolusi menurut Sarwono (1999): Kontak: hubungan langsung Komunikasi: Bargaining: tawar menawar Mediasi: mediator, win-lose menjadi win-win Arbitrasi: pihak ketiga tidak hanya menawarkan, jika perlu memaksa Konsiliasi: mundur, peredaan ketegangan

28 3 Matra perdamaian menurut Like Wilardjo, 1990:
Kemanan atau tegasnya keamanan dalam negeri (internal security) ialah ketidakberdayaan, atau terkendalinya anasir – anasir yang hendak mengacau masyarakat dengan tindak kekerasan dan atau intimidasi dan teror psikologis. Kedamaian, mengacu pada keamanan regional atau internasional dalam hubungan antar bangsa. Jadi matra ini kena mengena dengan ancaman dari luar negeri. Penghianat misalnya, warga negara yang menjadi mata – mata untuk kepentingan pihak asing, atau penguasa bermental komprador yang menjual Negara dengan membuat transaksi yang menguntungkan negara asing dan dirinya sendiri tetapi mengorbankan kepentingan rakyat, merupakan contoh pengganggu perdamaian. Ketentraman adalah suasana hati perseorangan dan keadaan masyarakat yang bebas dari kekhawatiran terhadap pelanggaran haknya oleh pihak lain dan atau terhadap tuduhan oleh dan sangsi dari pihak lain karena dianggap melanggar hak pihak lain itu (termasuk dan terutama penguasa) atau karena dianggap melanggar hukum yang berlaku. Jadi, matra ini lebih subyektif sifatnya, walaupun ada sebab obyektif yang menimbulkan suasana mencekam yang sarat ketidakpastian dan penuh saling curiga. Ketiga matra perdamaian ini saling terkait satu sama lain, maka secara timbal balik matra yang satu mempengaruhi matra yang lain.

29 POSITIF & NEGATIFNYA KONFLIK
POSITIF (produktif) NEGATIF (destruktif) Persemaian yang subur bagi terjadinya perubahan sosial. Memfasilitasi tercapinya kesepakatan atas berbagai kepentingan. Dapat mempererat persatuan kelompok. Memperkuat identitas kelompok asal. Meningkatkan prestasi kelompok asal. Memberi peluang untuk belajar. Terjadi ketidakadilan dan solusi yang digunakan seringkali destruktif seperti win – lose solution, peperangan, ektrimis, genocide, dll. Penyelesaian masalah secara destruktif semakin terbuka, sehingga memperkeruh keadaan.

30 Pada dasarnya orang lebih menyukai kerjasama daripada konflik
Pada dasarnya orang lebih menyukai kerjasama daripada konflik. Akan tetapi, mengapa tetap saja terjadi konflik? Apakah benar bahwa konflik itu selalu merugikan? Apakah konflik dapat diubah menjadi kerjasama?

31 Bina Nusantara TERIMA KASIH


Download ppt "INTERAKSI SOSIAL PULUNG SISWANTARA."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google